webnovel

HIGH CLASS JOMBLO

Cerita ini bermula dari persahabatan tiga orang wanita cantik bernama Agesti, Wilia dan Oliv yang kemudian mengalami nasib nahas yang serupa. Ketiga nya sama-sama dikhianati sang pacar. Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk membuat sebuah geng bernama High Class Jomblo, yang berarti ketiga nya menobatkan diri sebagai jomblo-jomblo yang berkulitas. "Gue yakin, dengan berdiri nya geng High Class Jomblo ini, harga diri kita gak akan terinjak laki-laki lagi." (Shintya Agesti Munaf) COVER BY : RIA_GRAPHICC

Mufy_Mc · Teen
Not enough ratings
280 Chs

SAH!

Di kursi paling belakang, Agesti dan kedua rekan nya duduk menghadap ke arah depan tempat acara akad nikah dan resepsi pernikahan Tio berlangsung.

Gadis berperawakan tinggi itu duduk dengan anggun sambil memeluk tas kecil nya di atas lutut.

Oliv dan Wilia tampak sudah tidak sabar untuk mencicipi menu prasmanan di acara tersebut.

Sedikit demi sedikit tamu undangan mulai berdatangan.

Dua puluh menit lagi acara akad nikah antara Tio dan Lola akan segera di laksanakan.

Tepat hari ini, Agesti sudah resmi seresmi-resmi nya menjadi seorang jomblo karena di tinggal menikah oleh Tio tanpa kalimat perpisahan sedikitpun.

Jujur saja, perasaan Agesti sudah mulai kacau semenjak duduk di kursi tamu untuk menyaksikan acara ijab kabul seorang lelaki yang dicintai nya bertahun-tahun.

Gadis itu menunduk lemas ke arah lantai gedung yang di dominasi warna putih sebagai bentuk kesucian cinta Tio dan Lola.

Takdir memang terlihat kejam kepadanya, Agesti bahkan tidak di beri kesempatan untuk menyampaikan kekecewaannya sendiri karena Tio melakukan tindakan tanpa sepengetahuan Agesti terlebih dahulu.

"Ges, ini akad nikah nya masih lama? Gue udah gak sabar pengen nyocol cokelat air mancur yang di sana." Oliv menunjuk sebuah air mancur berbahan cokelat yang akan di sajikan untuk para tamu setelah acara akad nikah Tio dan Lola berlangsung.

Wilia mengikuti arah jari telunjuk Oliv dan melihat makanan kesukaan nya sudah nangkring di sana.

"Liv, itu cokelat? Ya Ampun.. Gue juga udah gak sabar pengen nyobain." Sahut Wilia sambil meremas kedua telapak tangan nya.

Kedua pasang mata gadis itu tampak bingung saat beberapa pelayan katering sibuk mempersiapkan hidangan di meja prasmanan.

"Ish! Kalian berisik banget sih! Malu tau, tamu undangan udah pada masuk." Agesti mengingatkan kedua rekan nya.

Akhirnya, Wilia yang duduk di tengah-tengah mereka - menyenggol lengan Oliv agar berhenti memperhatikan makanan di tempat tersebut.

Agesti melipat wajah nya melihat tingkah laku Oliv dan Wilia yang memalukan.

Beberapa saat kemudian, pembawa acara pun memulai acara hari ini.

Agesti dan kedua teman nya menyimak dengan seksama beberapa sambutan yang di berikan oleh orang-orang penting di acara tersebut.

Sampai akhirnya, acara inti pun berlangsung.

Tampak Tio masuk dengan mengenakan pakaian serba putih dan duduk di depan sang penghulu, di susul Lola kemudian yang juga duduk di samping Tio setelah di antar dayang-dayang nya ke tempat prosesi akad nikah berlangsung.

Tidak bisa di pungkiri bahwa Lola memang tampil menawan dengan baju pengantin berwarna senada dengan sang mempelai pria.

Agesti menyeka bulir air mata perlahan, kedua rekan nya menoleh ke arah Agesti dengan rasa simpati yang luar biasa.

Di depan sana, tampak mantan calon mertua Agesti tengah duduk di dekat sang putera untuk menyaksikan akad nikah yang akan segera di mulai.

Wilia menggenggam telapak tangan Agesti hangat. Gadis pemilik rambut bergelombang itu berkali-kali menguatkan Agesti agar sang sahabat bisa lebih tenang dan tidak terbawa suasana.

"Gue yakin Lo kuat, Ges." Ucap Wilia sambil melempar senyum ke arah Agesti yang juga langsung membalas nya dengan senyuman palsu.

"Gue biasa aja, kok." Jawab Agesti sedikit terlambat.

Kalimat yang di lontarkan gadis itu hanya penguat, karena sebenarnya ia sudah lemas dan hampir ingin meninggalkan tempat tersebut saat ini juga.

Tapi ia teringat akan ucapannya sendiri, bahwa ia tidak boleh memperlihatkan kelemahan nya di hadapan Tio dan Lola. Agesti dengan rasa gengsi nya yang tinggi, jelas tidak ingin dirinya di anggap kalah saing dengan Tio si pengkhianat dan Lola si pelakor bersertifikat.

---

SAH!

Suara gemuruh orang merayakan hari bahagia Tio dan Lola langsung terdengar di ruangan tersebut.

Tampak beberapa orang termasuk anggota keluarga Tio langsung memberi selamat kepada pasangan pengantin baru itu setelah do'a dipanjatkan oleh semua orang.

Agesti mengelus lutut nya lemas saat menyadari bahwa Tio sudah benar-benar bukan milik nya lagi.

"Salah Gue apa, Tio?" Batin Agesti masih terheran-heran.

Wilia mengelus pundak Agesti dengan lembut di susul Oliv yang langsung berpindah tempat ke samping Agesti dan juga mengelus pundak gadis itu berbarengan dengan Wilia.

"Sabar ya, Ges.. kan Lo sendiri yang bilang kalo kita ini High Class Jomblo." Ucap Oliv dengan ekspresi yang memprihatinkan saat mengingatkan Agesti perihal geng baru mereka tersebut.

Agesti mengangguk pelan kemudian bangun dari tempat duduk nya.

Acara selanjutnya pun di laksanakan. Agesti memboyong kedua rekan nya untuk segera menghampiri meja prasmanan karena ia ingin membahagiakan Oliv dan Wilia yang sudah rela mengantarnya ke tempat tersebut meskipun keduanya bukan lah tamu undangan.

Oliv dan Wilia tampak sumringah saat Agesti membawa mereka ke tempat tersebut di saat banyak orang tengah mengantri berfoto dengan sang pengantin baru.

Beberapa tamu undangan juga ada yang langsung melahap makanan karena tergiur dengan hidangan mewah di acara tersebut.

Maklum saja, Tio merupakan anak seorang direktur Bank swasta di Jakarta. Selain tampan, Tio juga mapan secara ekonomi. Jelas saja Lola ingin menggaet nya karena Tio merupakan lelaki sempurna di mata seorang pelakor seperti dirinya.

---

"Liv? Agesti mana?" Tanya Wilia kepada Oliv yang tengah asik mengulum lolipop buah melon yang di balut cokelat cair kesukaan nya.

Oliv memperlambat kunyahan nya dan mulai mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan untuk mencari Agesti yang terpisah dari rombongan.

"Mana Gue tau, Wil." Jawab Oliv polos.

Wilia yang tengah melahap siomay langsung menyimpan makanan nya untuk mencari Agesti karena khawatir rekan nya tersebut berbuat yang macam-macam.

"Wil, tungguin Gue." Teriak Oliv dari jarak sepuluh meter.

Acara pun semakin ramai karena pemain musik sudah tampak memainkan alat-alat nya dan suasana di dalam gedung resepsi itu pun terlihat tidak kondusif.

Oliv terpaksa harus meninggalkan makanan nya karena menyusul Wilia yang kelabakan mencari keberadaan Agesti yang semula ada di belakang punggung nya.

Saking terlalu bahagia nya mereka saat melihat hidangan yang begitu banyak dan variatif di tempat tersebut, keduanya sampai tidak sadar bahwa Agesti menghilang tanpa jejak.

"Aduh, Agesti kemana sih?" Ucap Wilia dengan wajah panik nya.

"Coba Gue telpon deh."

Oliv merogoh tas kecil nya kemudian mengambil ponsel milik nya untuk menghubungi Agesti dan menanyakan keberadaan gadis tersebut.

Beberapa saat kemudian Oliv melepaskan ponsel tersebut dari telinga nya dengan ekspresi kecewa. "Gak di angkat." Ucap Gadis itu memberitahu Wilia.

"Ck! Kebiasaan banget sih, itu orang! Maen pergi-pergi aja!" Wilia menghentakkan kaki nya dengan keras sambil berkacak pinggang.

Kenapa Agesti harus menghilang di tempat yang ramai seperti ini? - pikir Wilia tidak mengerti.

"Wil, itu Agesti." Oliv menyiku sahabat nya dan menunjukan keberadaan Agesti kepada Wilia yang sudah hampir putus asa mencari nya di tempat tersebut.

"Sialan."