webnovel

HIGH CLASS JOMBLO

Cerita ini bermula dari persahabatan tiga orang wanita cantik bernama Agesti, Wilia dan Oliv yang kemudian mengalami nasib nahas yang serupa. Ketiga nya sama-sama dikhianati sang pacar. Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk membuat sebuah geng bernama High Class Jomblo, yang berarti ketiga nya menobatkan diri sebagai jomblo-jomblo yang berkulitas. "Gue yakin, dengan berdiri nya geng High Class Jomblo ini, harga diri kita gak akan terinjak laki-laki lagi." (Shintya Agesti Munaf) COVER BY : RIA_GRAPHICC

Mufy_Mc · Teen
Not enough ratings
280 Chs

MEMBERI UCAPAN

Di tengah keramaian perayaan hari pernikahan Tio dan Lola, rupanya Agesti diam-diam menemui kedua orang tua mantan kekasih nya dan menangis sejadi-jadinya di pojok ruangan yang begitu luas tersebut.

Wilia langsung menghampiri Agesti di susul Oliv yang masih berusaha mengunyah makanan yang masih penuh di dalam mulut nya.

"Wil, tungguin Gue." Ucap Oliv setengah berlari mengejar langkah Wilia yang begitu cepat.

Kedua gadis itu tampak kesal sekaligus bingung dengan sikap Agesti yang semula enggan memperlihatkan kesedihan nya di acara tersebut namun seketika berubah saat berbincang dengan Pak Andik dan Bu Marry - kedua orang tua Tio yang dulu sempat Agesti yakini akan menjadi orang tua nya juga.

Bu Marry tampak memeluk tubuh Agesti dengan lembut sementara gadis di pelukan nya itu terus menangis tersedu-sedu tanpa memperhatikan lingkungan sekitar yang mulai menyoroti tingkah aneh nya.

"Sabar ya, Nak.. Maut, jodoh, rezeki, semua sudah Allah yang atur, kami juga tidak menyangka Tio akan.."

"Sudah, Bu.. Jangan di bahas lagi, Agesti hanya butuh support." Potong Pak Andik mengingatkan sang istri agar jangan membahas tentang pengkhianatan Tio kepada Gadis tersebut.

Bu Marry tampak mengelus rambut Agesti berulang kali dan berusaha menenangkan Gadis itu dengan segenap kelembutan nya.

Beberapa saat kemudian, Wilia dan Oliv datang menghampiri ketiga nya yang tengah berada dalam situasi yang serius.

"Selamat siang Om.. Tante, salam kenal, aku Wilia dan ini Oliv, sahabat nya Agesti." Wilia memperkenalkan dirinya dan Oliv kepada kedua orang tua Tio.

Agesti melepas pelukan nya sembari menyeka air mata di kedua mata nya yang sembab.

Bu Marry yang ramah langsung menyambut perkenalan Wilia dan Oliv dengan ekspresi sumringah.

"Selamat siang, Nak.. salam kenal ya! Saya Marry ibu nya Tio, dan ini Pak Andik - suami saya."

Wilia dan Oliv mengangguk serentak sambil melempar senyum ke arah mereka.

Sementara itu, kedua mata Wilia mengisyaratkan Agesti untuk segera menjauh dari Bu Marry dan ikut bersama mereka saat ini juga.

Agesti menyipitkan mata nya karena masih belum mengerti maksud Wilia yang berbicara dengan sebuah kedipan mata.

Bu Marry menoleh ke arah Pak Andik seolah merasa bingung dengan sikap rekan Agesti yang mencurigakan.

Karena kesal, Wilia pun menarik lengan Agesti untuk ia bawa ke tempat yang lebih aman.

"Aduh, Wil.. sakit." Erang Agesti sambil mengelus pergelangan tangan nya sendiri.

Agesti benar-benar tidak menyadari bahwa beberapa orang termasuk teman-teman sekampus nya mulai memperhatikan dirinya yang tampak kusut karena baru saja menangisi nasib nya di depan kedua orang tua Tio.

"Bu Marry, Pak Tio.."

"Pak Andik." Potong Agesti memberitahu Wilia.

"M--maksud saya, Pak Andik.. kita bertiga pamit keluar sebentar ya." Ucap Wilia berpamitan kepada kedua orang tua Tio.

Pak Andik dan Bu Marry pun mempersilahkan ketiga gadis itu pergi karena mereka juga masih sibuk untuk menyambut tamu yang lain.

Wilia menggandeng tangan Agesti dan Oliv berbarengan dan mengajak kedua sahabat nya pergi menjauhi keramaian.

Oliv yang sedari tadi bungkam mulai berkicau karena ia belum mencicipi semua hidangan di dalam gedung.

"Kita mau kemana sih, Wil? Jangan bilang Lo mau ajak Gue pulang? Kita belum nyicipin semua makanan nya, Wil." Teriak Oliv sambil melipat tangan di depan kedua sahabatnya.

Wilia menggaruk kepala nya kesal, "Lo gak liat Agesti udah lembek begini? Udah, mending kita pulang aja! Gue gak mau liat dia pingsan di sini, malu-maluin tau gak." Sungut Wilia tanpa ampun.

Sebagai sahabat yang baik, Wilia jelas tidak ingin Agesti di permalukan karena ketahuan belum bisa move on dari Tio. Bagaimana pun juga, orang lain tidak mengetahui kisah mereka yang sebenarnya. Yang orang lain tahu adalah Tio dan Agesti sudah berpisah saat Lola menjalin hubungan dengan lelaki tersebut.

Hanya Oliv dan Wilia yang mengetahui kisah cinta Tio dan Agesti yang terpaksa harus berakhir tanpa penjelasan karena kehadiran Lola.

"Sebentar, Wil.. Gue belum kasih selamat buat Tio." Agesti melepas genggaman tangan Wilia yang melingkar di pergelangan tangan nya.

"Ya terus Lo mau naik ke atas pelaminan dan ngasih selamat buat dia? Gak!" Tepis Wilia dengan ekspresi yang sudah menahan amarah sejak tadi.

Awal nya, Wilia tidak berniat untuk melarang Agesti memberikan ucapan selamat atau apapun kepada sepasang pengantin baru tersebut, namun setelah melihat wajah Agesti yang sudah lusuh dan kedua mata nya mulai sendu, Gadis berambut panjang nan bergelombang itu tidak mengijinkan Agesti masuk kembali ke gedung resepsi.

Oliv yang jarang bisa membantah hanya menggaruk tengkuk nya di samping Wilia yang sudah tersulut emosi.

"Wil, please."

"Gak!"

Agesti menghela nafas dalam-dalam saat mencoba membujuk Wilia untuk ikut menemani nya masuk ke dalam gedung dan mengucapkan selamat kepada sang mantan kekasih.

Oliv merangkul Wilia dari samping dan berniat merayu gadis itu agar mau menuruti kemauan Agesti untuk yang terakhir kali nya.

"Wil, kasian Agesti.. mungkin setelah ini dia juga gak akan mau liat Tio lagi, ini yang terakhir." Sahut Oliv membantu Agesti.

Gadis berperawakan tinggi itu langsung mengangguk dengan ekspresi yang menyedihkan saat meminta belas kasihan Wilia.

"Promise me?" Tanya Wilia kepada Agesti yang tengah berharap agar ia bisa memberikan izin kepadanya untuk masuk kembali dan memberi selamat kepada Tio dan Lola untuk terakhir kali.

Agesti kembali mengangguk namun dengan ekspresi yang begitu senang, "Promise you."

Akhirnya ketiga gadis itu pun kembali masuk ke dalam gedung resepsi untuk mengantar Agesti naik ke pelaminan dan mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin baru tersebut.

Agesti berkali-kali mengatur nafas nya agar tidak begitu terlihat seperti seseorang yang hancur hari ini.

Wilia dan Oliv terus menyemangati dengan berbagai kata-kata yang sebenarnya sama sekali tidak mempengaruhi kejiwaan Agesti yang tengah terguncang badai saat ini.

Sungguh ini adalah hari yang berat untuk seorang Shintya Agesti Munaf, mantan kekasih Tio Wardhani yang sudah hampir merencanakan pernikahan setelah selesai kuliah nanti. Namun rencana itu harus ia kubur dalam-dalam karena Tio sudah menikahi Lola, teman satu kelas saat mereka SMA dulu.

---

Saat beberapa teman yang lain sudah turun dari pelaminan setelah mengucapkan selamat kepada Tio dan Lola, kini Agesti dan kedua rekan nya mulai naik dan menyiapkan mental terbaik untuk memberikan selamat kepada pengantin baru tersebut.

Wilia mengucapakan selamat kepada Tio dan Lola di susul Oliv yang juga mengucapkan hal yang sama padahal keduanya tidak di undang ke acara tersebut. Namun Tio dan Lola tetap menyambut mereka dengan baik saat itu.

"Congrats ya, Lol, Tio.. semoga pernikahan kalian langgeng sampai akhir hayat." Ucap Agesti sambil tersenyum namun seperti menahan bulir air mata yang sudah menggenang di sudut mata nya.

Tio mengangguk pelan sambil melempar senyum kaku ke arah ketiga gadis tersebut.

"Thanks ya, kalian s-semua udah d-dateng ke acara pernikahan Gue." jawab Tio sedikit terbata-bata.