webnovel

HIGH CLASS JOMBLO

Cerita ini bermula dari persahabatan tiga orang wanita cantik bernama Agesti, Wilia dan Oliv yang kemudian mengalami nasib nahas yang serupa. Ketiga nya sama-sama dikhianati sang pacar. Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk membuat sebuah geng bernama High Class Jomblo, yang berarti ketiga nya menobatkan diri sebagai jomblo-jomblo yang berkulitas. "Gue yakin, dengan berdiri nya geng High Class Jomblo ini, harga diri kita gak akan terinjak laki-laki lagi." (Shintya Agesti Munaf) COVER BY : RIA_GRAPHICC

Mufy_Mc · Teen
Not enough ratings
280 Chs

TAMU UNDANGAN MEMPRIHATINKAN

Setelah perut ketiga gadis itu merasa kenyang, salah satu dari mereka langsung berdiri untuk membayar makanan yang sudah mereka lahap.

Gadis berperawakan tinggi itu tampak merogoh dompet kecil yang berada di dalam shoulder bag berwarna silver milik nya untuk membayar makanan ia dan kedua teman nya.

Sang penjual bubur ayam tampak mengangguk ramah sambil meraih uang yang di sodorkan oleh Agesti.

Oliv dan Wilia masih duduk di tempat mereka sambil menghabiskan pangsit yang masih tersisa.

"Terimakasih banyak ya Mbak, Mbak adalah pelanggan pertama saya hari ini.. semoga rezekinya semakin lancar.. langgeng sama pasangan nya." Ucap sang penjual bubur ayam mendo'akan Agesti.

Untung nya, kedua teman nya sedang asik berbincang dan tidak terlalu menggubris obrolan Agesti dan penjual bubur ayam tersebut.

Gadis itu hanya tersenyum sambil menjawab do'a yang di berikan oleh penjual bubur untuk nya dengan kalimat 'amin' namun dengan ekspresi yang tertekan.

Sang penjual Bubur ayam tentu saja tidak mengetahui kalau pasangan Agesti sudah mengkhianati cinta mereka. Bahkan gadis itu tengah bersiap untuk menghadiri acara pernikahan kekasih nya.

"Sayang banget do'a nya langsung tertolak." Batin Agesti menggerutu.

Ia pun kembali duduk di depan Oliv dan Wilia setelah bercakap-cakap dengan sang penjual bubur ayam.

"Udah yuk, kita balik ke sana lagi." Ajak Agesti lebih santai.

Wilia mengecek jam tangan nya saat Agesti mengajak mereka kembali ke tempat acara yang belum ada siapa-siapa tersebut.

"Acaranya dua jam lagi, Ges! Hadeh.. coba aja kalo Lo gak salah tangkap tadi pagi, mungkin sekarang kita baru bangun tidur, iya kan Liv?" Senggol Wilia kepada Oliv.

Gadis di samping nya mengangguk dengan cepat. "Bener tuh, Ges! Ini semua salah Lo! Makan nya, lain kali kalo ada undangan itu di baca yang teliti, jangan asal tau tempat dan tanggal doang." Sambung Oliv merasa kesal.

Agesti memutar kedua bola mata nya, ia bahkan tidak membayangkan sebelum nya kalau ia dan kedua teman nya akan terlantar seperti itu sebelum acara berlangsung.

"Ya maklum lah.. namanya juga, Gue keburu panik." Jawab Agesti singkat.

Mereka pun melanjutkan obrolan-obrolan ringan di tempat tersebut sambil menunggu acara di mulai.

Untung nya, pembeli bubur ayam yang lain dan pedagang nya pun tidak keberatan dengan kehadiran mereka sehingga Agesti, Oliv dan Wilia bisa duduk dengan santai tanpa merasa terbebani.

"Hm.. gara-gara Lo nih, rambut Gue yang cetar ini jadi kembali kusut sebelum masuk ke gedung." Omel Wilia si perfeksionis perihal rambut.

Agesti yang sejak tadi sudah di salahkan ribuan kali hanya diam membisu karena menyadari keteledoran nya.

Untung nya kedua teman nya itu tidak meninggalkan ia sendirian saat mengetahui bahwa Agesti ternyata salah membaca waktu di surat undangan pernikahan Tio dan Lola.

"Lo tetep cantik kok, Wil." Ucap Agesti dengan ekspresi wajah yang datar.

"Tumben banget Lo muji Gue begitu.. pasti ada mau nya kan?" Tanya Wilia sedikit curiga.

"Hehe.."

"Agesti takut kita tinggalin, karena dia pasti bakalan salah tingkah kalo datang ke acara pernikahan Tio sama Lola sendirian! Apalagi pas ketemu sama bokap dan Nyokap nya Tio, beuh! Langsung Tremor dia!" Celetuk Oliv sambil menegaskan warna lipstik di bibir nya yang sempat memudar saat melahap bubur ayam.

Agesti menyipitkan mata nya gemas, Oliv memang selalu berbicara tanpa berpikir. Mana mungkin ia sampai Tremor saat ketemu kedua orang tua Tio di dalam gedung pernikahan nanti?

"Gue pasti bisa jaga sikap kok." Jawab Agesti lebih santai.

---

Tidak terasa, sudah pukul sembilan lewat lima belas menit. Agesti dan kedua teman nya masih duduk di tempat penjual bubur ayam menunggu tamu yang lain masuk ke dalam gedung agar mereka tidak merasa malu kalau datang terlalu pagi.

Oliv yang sudah jenuh setengah mati itu sampai menyenderkan kepala nya di atas meja dengan beralaskan tangan nya sendiri.

Sementara Wilia asik menonton film di ponsel nya sembari berharap agar jarum jam bisa berputar lebih cepat supaya ia dan rombongan nya tidak lagi menunggu di sembarang tempat hanya untuk menghadiri pesta pernikahan seorang pengkhianat seperti Tio.

Agesti mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut tempat yang berada di sekitar gedung resepsi. Ia pun melihat beberapa tamu undangan sudah datang dan masuk ke gedung tersebut.

Sungguh ini adalah hari libur paling menyebalkan seumur hidup Agesti.

Selain harus melihat sang kekasih - maksud nya, mantan kekasih nya bersanding di pelaminan bersama orang lain, Agesti juga harus membawa kedua teman nya menggembel sebelum pergi ke tempat tujuan.

"Sori ya, Wil.. Liv, Gue udah bikin kalian kesel dan kecewa." Batin Agesti merasa bersalah.

Bagaimana pun juga, Agesti sangat menyayangi kedua teman sekamar nya karena sudah tiga tahun ini, hanya mereka lah yang paling mengerti tentang dirinya.

"Udah lumayan banyak yang masuk, tuh! Kita mau cabut sekarang?" Tanya Wilia meminta pendapat sang aktor utama dalam drama pengkhianatan pacar tersebut.

Agesti mengangguk pelan. "Lebih cepat lebih baik."

"Lebih baik dan lebih cepat pulang." Celetuk Oliv tanpa permisi.

Agesti hanya membuang nafas kasar kemudian langsung berdiri dan berlalu pergi dari tempat tersebut setelah berpamitan dengan sang penjual bubur. kedua teman nya langsung menyusul dari belakang.

Sambil memperhatikan wajah nya di depan cermin berukuran sedang yang ia ambil dari tas kecil milik nya, Agesti berjalan cepat ke tempat tujuan untuk segera menghadiri acara pernikahan Tio dan Lola.

"Ges.. tungguin kita dong! Cepet banget sih Lo jalan nya."

"Aduh, Liv.. katanya Lo pengen cepet pulang! ? Makan nya cepet dong! Gue juga gak bakalan lama-lama di sana." Sahut Agesti kepada Oliv yang tertinggal bersama Wilia di belakang punggung nya.

Kedua gadis di belakang nya pun segera mempercepat langkah kaki mereka demi mengejar Agesti si kaki panjang.

Jarak menuju ke tempat tersebut berkisar sekitar 20 meter dari tempat mereka sarapan bubur ayam.

Dengan mengenakan sepatu hak tinggi tentu saja jarak sedekat itu tetap memerlukan waktu beberapa menit untuk sampai meskipun ketiga nya sudah mengerahkan seluruh kemampuan untuk cepat sampai ke tempat tujuan tanpa melepas sepatu mereka.

"Tio sialan! Gue sumpahin pernikahan Lo sama Lola gak bertahan lama! Gara-gara Lo! Gue sama temen-temen Gue jadi sengsara begini dari pagi." Sungut Wilia mengutuk Tio sebagai sumber masalah.

Namun Oliv yang berada di sebelah nya tidak begitu menghiraukan.

Agesti sudah lebih dulu sampai di daun pintu gedung yang sudah di jaga oleh beberapa orang untuk menyambut tamu undangan.

Tampak Gadis bertubuh tinggi itu menulis nama ia dan kedua teman nya yang masih tertinggal di belakang - di dalam buku tamu undangan.

"Fyuhhh.. capek banget jalan kaki segini doang." Ucap Oliv sambil menyeka keringat di dahi nya.

"Yuk masuk." Ajak Agesti kepada kedua teman nya untuk segera masuk ke dalam gedung resepsi pernikahan Tio dan Lola setelah Oliv dan Wilia sampai di sana.