webnovel

Hardcore Mode Secret Server

Seharusnya ini adalah jalan yang mudah. Jalan yang bahkan seorang dengan 0 bakat pun akan berhasil melewatinya. Namun, Hardcore mode tidak memberiku pilihan lain selain kematian. Apa sebenarnya yang kudapatkan dari penderitaan itu? Apa yang kuharapkan sehingga Aku bisa bertahan di dunia yang mengerikan itu? Aku mungkin mengetahuinya, tapi Aku selalu bertanya-tanya. Apakah itu benar-benar hal yang harus kulakukan?

Nex_alpha · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Sang Pemandu

Di suatu tempat yang tidak pernah diketahui keberadaanya.

Ruangan sekitar begitu redup dengan hanya sedikit cahaya yang menerangi ruangan tersebut. Cahaya itu dipancarkan oleh setiap makhluk yang ada di sana.

Setiap makhluk itu tengah berlutut pada suatu hal yang telah mereka nantikan sejak lama.

Seketika sebuah cahaya muncul, memberikan keajaiban pada pandangan mereka. Gerakan yang sangat cepat dari suatu hal yang menakjubkan membuat jantung mereka berdegum sangat kencang.

"Selamat datang, Nona poraris." Ucap salah satu dari mereka yang mengenakan pakaian rapih lebih rapih

"Selamat datang, Nona." lanjut yang lainnya.

Kedua makhluk itu menunduk pada makhluk superior di sudut pandang mereka. Ketika makhluk itu memasuki lingkup mereka, cahaya menjangkau lebih luas dari sebelumnya.

"Baiklah, Aku lelah saat ini bisakah Kau melaporkan hasilnya?"

Ucap sang nona dengan lembut. Saat Dia menjatuhkan diri ke belakang, makhluk yang seperti Beastman yang memiliki cula di kepalanya dengan cepat menyimpan kursi empuk sehingga Nona-nya duduk di atasnya.

"Kerja bagus, Bris" ucap Poraris membelai pijakan lengan kursi tersebut.

"Tidak, itu bukan apa-apa."

Makhluk yang bernama Bris itu menyiapkan sebuah layar di depan wanita itu dan berdiri di belakang nona-nya

Lalu dari sisi yang lainnya, datang makhluk lainnya dengan tergesa-gesa membawa nampan cangkir yang rencananya diberikan kepada Nona-nya.

Namun itu terjatuh bersamaan dengan dirinya.

"Anab" ucap Bris khawatir kepada rekannya.

"Maaf Nona, Aku akan segera membuatkannya lagi." ujar Anab.

"Tidak perlu."

"ta~pi..."

"Aku bilang tidak perlu!"

Tekanan memancar dari tubuhnya membuat Anab sang hantu dan bahkan Bris yang dibelakang gemetar ketakutan.

Anab yang menjadi fokus amarah nonanya tidak mampu bergerak sama sekali terhadap tekanan itu.

"Aku ingin segera mendengar laporannya." Ucap Poraris melanjutkan perkataan dengan tenang.

Suasana pun mereda kembali.

"Baiklah, Nona. Saya Anab yang akan melaporkan Hasil laporan hingga hari ini. Dari data yang diperoleh Player telah mati sebanyak 8651 kali tapi tampaknya player salah menghitung dan mengira kematiannya hanya menginjak angka 6 ribuan."

"Lalu, apakah dia sudah menyerah?"

"Anu... itu..."

Anab sang hantu kecil merasa kesusahan ketika akan menjawab.

"Orang itu belum menye--"

"Apa?"

Ketika Bris menggantikan Anab untuk melapor, bahkan belum sampai menyelesaikan perkataanya. Poraris merusakkan kursi yang dibuat sangat kokoh oleh Bris dengan satu sentuhan jarinya.

"Nona,..."

Bris mencoba meraih tangan Nonanya ketika Dia melihat kursi itu hancur, Dia khawatir bahwa Poraris akan terjatuh.

Namun ternyata Poraris tengah duduk di udara dengan tangannya menahan wajahnya yang cemberut kesal.

Bris menyiapkan kembali kursi yang sama dan Poraris duduk kembali di atasnya.

"Anda bisa melihat layar, pria itu sekarang berada di level 3 namun statistiknya tidak normal. Kebanyakan stat uniknya berada di level 12 ke atas."

"Yah, mau bagaimana lagi. Itu karena efek reinkarnasi buatan bukan? Lagi pula itu nilai yang kecil."

"Mungkin kecil bagi Nona tapi itu bisa berbahaya jika Dia mampu melewati tutorial."

"Apa-apaan sih? Lagi pula siapa yang tidak becus membuat Dia menyerah?"

"Maafkan kami Nona, setelah banyaknya kematian Aku pikir Dia akan lebih mudah menyerah. Meski sistem telah merespon keinginan menyerah lebih dari jutaan kali, pria itu tidak menyerah sepenuhnya." ucap Bris membantu Anab yang kesusahan.

Poraris menutup mulutnya.

Saat ini Dia tengah menyaksikan seorang Elf yang tengah berusaha dengan keras melawan seekor minotour.

"Tidak, kau bilang itu 8 ribuan kali kan? Itu masih belum cukup."

"Apa maksudnya Nona?"

"Pria itu, telah hidup puluhan ribu kali."

"Tidak mungkin."

"Ini adalah berkas yang Aku ambil untuk menjadi pemandunya."

Wanita itu memberikan berkas tersebut kepada kedua bawahannya. Saat mereka melihat isinya.

"Pria itu tidak lepas dari rantai reinkarnasi."

"Tapi bagaimana mungkin? Bukankah Reinkarnasi alami itu sangat sulit kesempatannya? Tidak seperti reinkarnasi buatan yang mendaoat bantuan dari pihak agung seperti nona..."

"Ya, tentu saja. Secara alami, kesempatan reinkarnasi itu sangatlah kecil. Energi kesadaran tidak akan bertahan lama di tubuh dan seiring dengan waktu terurai keberagam tempat."

"Jadi, bukankah itu mustahil Nona?" tanya Anab dengan polos.

"Reinkarnasi alami tidaklah mustahil bodoh, kau mendengarkan?."

"Eh... Aku tidak mengerti." Ucap Anab memiringkan kepalanya.

"Sederhananya Anab, sebuah gelas terpecah belah, untuk membuat gelas dengan bahan yang sama kau perlu mengumpulkan pecahan gelas dan mengumpulkannya di satu tempat daur ulang."

"Tempat daur ulang?"

"Bagi manusia itu rahim."

Anab pun merasa mulai mengerti dan kembali terlihat lebih segar.

"Tapi Nona, kesempatan seperti itu akan sangat sulit bahkan hanya untuk sekali. Bagaimana Dia melakukannya puluhan ribu kali?"

"Aku juga tidak bisa mengerti. Namun sedari awal kita tidak mengetahui kriteria apa yang membuat sebuah reinkarnasi menjadi alami atau buatan. Lagi pula dari kabar yang Aku dengar Dia telah hidup sejak masa Adam."

"Masa Adam?"x2

Kedua bawahannya terkejut mendengar kabar tersebut.

"Aku tidak tahu apakah Dia itu Adam itu sendiri atau bukan, tapi kenyataan Dia berada di zamannya mungkin bisa mentolerir hal tersebut. Bagaimanapun kita harus membuatnya menyerah dan menghancurkan jiwanya sendiri. Kita tidak bisa membiarkan monster tersebut ada di Dunia ini."

"Baik, nona... tapi apa yang akan anda lakukan?" tanya Bris saat dirinya dan Anab berlutut.

"Jangan meremehkanku. Ini adalah duniaku. Aku sendiri adalah pengaturnya."

Saat itu di layar, seorang Elf berhasil mengalahkan seekor minotour dengan pukulannya.

Sekedar peringatan.

Cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak bermaksud untuk menyinggung beberapa kelompok tertentu. Nama tokoh dan latar belakang yang sama bisa jadi sebuah kebetulan.

Nex_alphacreators' thoughts