webnovel

Hardcore Mode Secret Server

Seharusnya ini adalah jalan yang mudah. Jalan yang bahkan seorang dengan 0 bakat pun akan berhasil melewatinya. Namun, Hardcore mode tidak memberiku pilihan lain selain kematian. Apa sebenarnya yang kudapatkan dari penderitaan itu? Apa yang kuharapkan sehingga Aku bisa bertahan di dunia yang mengerikan itu? Aku mungkin mengetahuinya, tapi Aku selalu bertanya-tanya. Apakah itu benar-benar hal yang harus kulakukan?

Nex_alpha · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Gerbang Harapan

Dunia Tutorial, tanggal 8;

Saatnya hampir tiba, bersiaplah Rula;

Melihat kuda yang tidak terkontrol, Rula melompat ke depan dan membiarkan anak itu duduk di sampingnya dibagian kusir.

Anak itu menangis ketika mengetahui Kakeknya telah tiada setelah serangan Wyvern sebelumnya.

Rula memecut tali kuda membiarkannya berlari lebih kencang.

Rula dan hewan itu tahu lebih baik betapa bahayanya monster yang ada di belakangnya saat ini.

"Bisakah Kau memegganginya?"

"Uaah.... Uaa... Kakek...."

"Hey nak, sadarlah."

//--Sialan!! Wyvern itu akan kembali lagi dalam waktu yang dekat, jarak antara kami dan pintu gerbang begitu jauh.

Ah sialan!!

Rula melihat ke arah belakang dan memperhatikan bahwa Wyvern itu sedang mengejar mereka kembali.

"Tidak ada pilihan lain ya,..."

"Hiks... hiks... Kakak apa yang akan kau lakukan?"

"Bermain baseball!! Jika kau tidak mengerti, pegang saja talinya agar Aku tidak terjatuh."

Sulit untuk berdiri karena guncangan itu. Namun Agility dan Dexterity-nya sudah cukup tinggi, bukan hal yang mustahil melakukannya sekarang.

Seiring waktu, Rula berfokus untuk menjaga keseimbangannya.

Saat Wyvern itu menerkamkan kakinya lagi ke arah mereka, Rula melepaskan energinya, memberikannya pada palu mino.

<<500 Poin energi digunakan >>

<<EP:11005/16035>>

Saat itu ketika kaki wyvern telah sangat dekat dengannya sebuah goncangan terjadi pada kereta yang membuatnya tergelincir dan justru mengayunkan palu mino dari bawah ke atas.

Untungnya, itu masih mengenai bagian tubuh bawah Wyvern yang akhirnya tergoncang dan sedikit kehilangan keseimbangan.

"Kita tidak akan pernah maju jika seperti ini."

Rula menggendong anak itu dan meloncat ke punggung kuda dan meletakka anak itu di bagian depan.

"Bertahanlah."

Sulit untuk melepas ikatan kuda pada kereta.

Butuh beberapa waktu hingga kuda dapat terlepas dari kereta. Gerobak yang tak lagi simbang memuntahkan isinya dan merusak dirinya sendiri kepada tanah.

Kuda melesat lebih cepat dari sebelumnya.

"Kakak, Api!!"

//--Sialan, Wyvern itu cukup cerdas juga.

Setelah gagal menggunakan kakinya dan juga kecepatannya Dia bermain serangan area.

//--Kuda semakin cepat itu pasti tapi stamina dan keseimbangannya mulai menurun.

Sementara itu, Jauh di depan Rula. Sepertinya orang-orang telah menyadari keberadaan Wyvern dan tergesa-gesa memasuki gerbang.

Rula melakukan gerakan membelok untuk menghindari nafas api merah sang Wyvern.

"Apa yang terjadi, kak?"

Para pasukan mulai berkumpul di atas benteng.

Mereka mempersiapkan panah mereka dan sepertinya mencoba membidik anak panah ke arah Wyvern yang berada di belakangku.

//--Sialan, mereka tidak mempedulikan kami.

Panah-panah yang telah terlontar, beberapa di antaranya memiliki anak panah berwarna aura kekuningan. Jika anak ini terkena satu saja mungkin tubuhnya akan langsung meledak.

Aku melakukan gerakan zig-zag untuk menghindari beberapa anak panah tapi salah satu di antaranya benar-benar tepat mengarah kami.

Anak panah kekuningan itu menembus tanganku tepat di depan mata anak itu.

"Bertahanlah, nak... Jangan muntah."

"u.... ue... ah Aku baik."

<<Menerima 1130 kerusakan>>

<<HP : 5020,25/6150,25>>

//--Sialan, satu anak panah kuning seribu kerusakan. Aku malah jadi penasaran sebesar apa kerusakan yang diberikan aura ungu dan di atasnya.

Gelombang kedua anak panah dilontarkan, hanya ada dua anak panah kuning kali ini dan beberapa merah dan lainnya hanyalah anak panah biasa.

Banyak anah panah yang mengenai Wyvern sehingga memperlambat pergerakannya.

Gerbangnya sudah dekat.

Wyvern berada cukup jauh di belakang mereka.

//--Sepertinya kami akan selamat.

atau mungkin tidak.

Wyvern melepaskan sebuah peluru batu besar dari mulutnya. Peluru batu melesat menuju tembok dan menggetarkannya. Peluru-peluru lainnya dengan cepat menyusul dan memberi keruskan.

Keseimbangan diatas benteng sudah sangat kacau.

Rula tidak bisa tenang jika hanya melihat ke depan. Saat Dia memperhatikan kebelakang Dia menyadari bahwa batu juga melesat ke arah mereka.

Rula melompat dengan anak lelaki itu. Sayanganya, kudanya tidak terselamatkan dan Dia tertindih tanah dengan hanya menyipratkan darah di sekitar.

"Apakah kau bisa berlari?"

"Aku..."

Kakinya terluka akibat gesekan dengan tanah saat kami meloncat.

Situasi ini sangat buruk.

Wyvern juga telah mulai pulih dan terbang kembali.

Aku berlari membawa anak itu di pinggangku dan melepaskan palu minotour untuk terbengkalai.

Sebuah suara sirene dapat terdengar berasal dari desa. Kemungkinan itu pengumuman akan situasi darurat.

Gerbang perlahan ditutup oleh penjaga di sana. Rula berteriak semampunya untuk memohon menahan gerbangnya.

"Hey, Jangan ditutup terlebih dahulu."

Dia berlari dengan nafas cepat, Jika dirinya yang dulu mungkin akan terjatuh karena lemas dalam keadaan ini. Namun tidak ada kesempatan untuk mengeluh baginya kali ini.

Jika Dia bisa masuk ke dalam Desa, Dia akan selamat. Setelah gerbang itu ditutup perlindungan udara akan aktif untuk menahan monster.

//--Aku tidak akan membiarkan kesempatan luar biasa ini lepas.

//--Aku akan hidup untuk kali ini.

"Jangan ditutup!! Jangan ditutup!!"

Penjaga terlihat kebingungan tetapi atas desakan pemimpinnya yang berada di atas benteng, gerbang perlahan tertutup kembali.

Wyvern juga semakin dekat.

Sialan!!

//--Aku berharap memiliki sayap jibril di saat seperti ini.

Tentu saja hal seperti itu tidak mungkin akan semudah seperti sebuah mukjizat. Rula hanya berlari lebih cepat dan di detik-detik terakhir Rula berhasil masuk ke dalam Desa.

"Hah... Hah... Nak, apa kau baik-baik saja?"

Anak itu tidak menjawab, sepertinya Dia pingsan karena pusing dan ketakutan.

"Kau, siapa kau?" tanya seorang penjaga.

"Ah, Aku..."

Suara sirene lagi? Tapi itu bukan dari dalam desa.

"Hey, suara dari mana itu?"

"Muka para penjaga juga bingung dengan suara tersebut."

Dari atas benteng terdengar suara teriakan orang-orang yang khawatir.

Penjaga yang bersamaku berteriak ke atas.

"Patron, ada apa?"

"Itu Wyvern... Wyvern semakin banyak."

"Apa?!" ucap penjaga itu terkejut.

Saat Rula memperhatikan dengan baik menuju luar benteng. Itu benar bahwa Wyvern semakin banyak. Tidak, itu lebih dari kata banyak.

Kemungkinan itu berhubungan dengan arah suara sirene yang sepertinya bersumber dari menara tinggi di luar desa.

Aku bertanya kepada penjaga.

"Menara apa itu di luar sana?"

"Itu menara penjaga sialan, kau malah menanyakan hal yang tidak penting!! Cepat mengungsi." Jawab penjaga itu dengan kesal dan pergi memasuki benteng.

Menara itu mengeluarkan serbuk serbuk cahaya aneh.

Dan seketika itu berkumpul di satu titik menjadi cahaya merah terang dan mengedip.

"Itu..."

Buoommmmmmmmbbbbbbb!!

Seketika, tembakan menara itu menghancurkan penghalang udara dan meledakkan seluruh Desa serta sekitarnya.

Menghanguskan Rula serta para penduduk desa dan Wyvern menjadi debu yang sama.

---

Ruangan redup itu dipenuhi tawa kecil.

"fufu... Fu hahaha"

Sang Nona sangat amat senang dengan apa yang telah terjadi.

"Kau lihat itu? Wajahnya yang memiliki harapannya telah diambil dari darinya."

"Itulah Nonaku." Ucap Anab sang hantu kecil.

"Nona, dengan begini mungkin player akan kembali ke perulangan kematian. Jika Dia tidak menyerah..."

"Itu tidak masalah dan kupikir akan segera waktunya Dia menyerah muncul."

Tiba-tiba muncul sebuab layar lainnya.

<<Kenginan player untuk menyerah terdeteksi.>>

<<Mengirimkan pengajuan menyerah?"

<<Kenginan player untuk menyerah terdeteksi.>>

<<Kenginan player untuk menyerah terdeteksi.>>

<<Kenginan player untuk menyerah terdeteksi.>>

<<Kenginan player untuk menyerah...

<<Kenginan player untuk m...

<<Kenginan player...

<<Kenginan player

<<Kenginan player

.

.

.

.

.

.

.

<<Kenginan player untuk menyerah terdeteksi.>>

<<Mengirimkan pengajuan menyerah?"

"Seperti yang diharapkan dari Nona Poraris. Miliaran kali keinginan menyerah hanya dalam satu pemicu itu pencapain yang luar biasa."

"Fufufu... Begitulah cara melakukannya."

<<Kenginan player untuk menyerah terdeteksi.>>

<<Mengirimkan pengajuan menyerah?"

"Ya, kirimkan" Ucap Poraris menjawab sistem.

"Dengan begini, ancaman terbesar dunia mungkin akan hancur, dan energi itu akan jadi milik anda Nona Poraris."

"Tentu saja. Setelahnya, Aku lah yang akan menjadi ancaman tersebut."

<<Pengajuan menyerah telah terkirim>>

"Kita hanya perlu menunggu Dia berkata 'Ya', bukan begitu nona poraris."

<<Player telah menolak untuk menyerah>>

"Apa?!"x3

Saya merubah cara penulisan

Nex_alphacreators' thoughts