webnovel

Hardcore Mode Secret Server

Seharusnya ini adalah jalan yang mudah. Jalan yang bahkan seorang dengan 0 bakat pun akan berhasil melewatinya. Namun, Hardcore mode tidak memberiku pilihan lain selain kematian. Apa sebenarnya yang kudapatkan dari penderitaan itu? Apa yang kuharapkan sehingga Aku bisa bertahan di dunia yang mengerikan itu? Aku mungkin mengetahuinya, tapi Aku selalu bertanya-tanya. Apakah itu benar-benar hal yang harus kulakukan?

Nex_alpha · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Pertemuan singkat

Dunia Tutorial, tanggal 8;

Player, 27 tahun. Rula Akcayadinata.

Biar kusimpulakan situasinya terlebih dahulu.

Ini telah seminggu sejak Aku di sini, dan setidaknya Aku telah mati lebih dari 6000 kali.

Stat-ku telah semakin tinggi dengan banyaknya kematian yang ku alami, dalam kondisi ini tidak masalah untuk menghadapi hob goblin. Namun, Aku tidak pernah di lahirkan dikoordinat yang sama di mana hob goblin berada.

Setelah membunuh hob goblin itu, Aku mendapatkan kenaikan level dan setelah mati levelku kembali ke semula.

Itu baik ketika Aku mengetahui bahwa HP dan EP ku kembali ke semula tapi sangat menyebalkan ketika mengetahui levelku kembali ke awal.

"Buka status"

<<Status>>

<< Nickname: Naxi

Level : 2(180/200)

Ras : Elf (belum mutlak)

Job : Engineer (dapat dirubah) >>

<< Poin >>

<<

HP : 6150,25/6150,25(6000,25+150)

EP: 10410/10410(10010+400)

Str: 420,10(400,10+20)

Agi :587,15(567,15+20)

Int : 675(655+20)

Dex: 380,60(340,60+20)

Karma : -864800,50(-864890,50+90)

>>

Dalam lebih dari enam ribu kematian, Aku hidup lebih banyak sebagai ras yang memiliki kenaikan lebih banyak terhadap statistik int-ku.

Elf sebagai engineer alami adalah ras terbanyak kedua yang menjadi tubuh inkarnasiku, selain manusia yang menjadi urutan pertama.

Di Another Star World, job atau kelas individu dibatasi oleh ras untuk awalnya, namun itu masih bisa dirubah.

Ada 5 job utama.

Engineer atau lebih dikenal sebagai penyihir di game lainnya. Mereka adalah yang menguasai Artefak unik seperti gelang dan kalung, Artefak yang diklasifikasikan sebagai senjata yang mereka kuasi hanyalah tongkat.

Monk penguasa segala Artefak, meski begitu mereka lebih cenderung menjadi supporter dengan Artefak unik gelang atau kalung atau lainnya.

Fighter, Player yang bisa bertahan tanpa Artefak. Biasanya tubuh mereka sendiri merupakan Artefak--biasanya ras hasil manipulasi-- yang menyebabkan mereka cenderung menjadi pelindung di barisan depan.

Warrior, pemberi kerusakan tertinggi di jarak dekat. Menguasai Artefak senjata jarak dekat dan menengah.

Shooter, pemberi kerusakan tertinggi di jarak jauh. Menguasai Artefak jarak jauh.

Untuk sekarang Aku menjadi seorang Engineer, namun itu sayang sekali bahwa Aku tidak memiliki skill untuk diciptakan.

Meski begitu, Aku telah berhasil mengalahkan minotour sang monster level 15 setelah seminggu lamanya.

"Aku bisa bersantai untuk sekarang? Tentu saja tidak!"

Selama seminggu ini Aku tidak berlarian dan mati tanpa rencana.

Demi menendang bokong para pemandu itu, Aku harus menjadi lebih kuat.

Tapi apa Aku bisa melangkahi mereka? Menurut Calviera, Energi di dunia ini bersumber dari pemanduku.

Sekuat apa orang yang memberiku kekuatan dan tempat berpijak?

"Aku tidak punya waktu untuk memikirkannya."

Selama seminggu, Aku berlarian ke satu titik di satu Area. Tentu saja itu bertujuan agar mayatku tidak jauh berserakan satu sama lainnya.

Selain itu, alasannya adalah karena Aku bisa lebih mudah mengumpulkan Artefak untuk diubah menjadi poin energi.

<<Penyimpanan penuh>>

<<Apakah anda ingin mengubah semuanya menjadi Energi?>>

"Ya."

<<Anda merubah 1 Mino dan 560 Artefak rare menjadi Energi>>

<<Energi anda penuh, Pasif merespon permintaan anda>>

<<Energi lebih akan dikonversi menjadi stat EP>>

<<Anda mendapatkan stat 5625 EP>>

<<Membuka status secara otomatis>>

<<Status>>

<< Nickname: Naxi

Level : 2(180/200)

Ras : Elf (belum mutlak)

Job : Engineer (dapat dirubah) >>

<< Poin >>

<<

HP : 6150,25/6150,25(6000,25+150)

EP: 16035/16035(15635+400)

Str: 420,10(400,10+20)

Agi :587,15(567,15+20)

Int : 675(655+20)

Dex: 380,60(340,60+20)

Karma : -864800,50(-864890,50+90)

>>

Dengan begini, Aku mengetahui bahwa Aku tidak membutuhkan inti lagi.

Inilah yang membuat pertumbuhan stat EP ku lebih tinggi dari yang lainnya.

Stat dibagi menjadi dua. Stat bertahan yaitu HP dan EP. Lalu, stat unik yaitu Str, Agi, Int dan lainnya.

Pada umumnya, pertumbuhan stat bertahan lebih mudah dari stat unik. Itulah kenapa perjauhan perkembangannya sangat berbeda ditambah lagi stat EP-ku dapat Aku kembangkan selama Aku memiliki materi.

Satu artefak bisa memberiku 1000 energi tapi untuk dikonversi menjadi stat itu membuatnya hanya menjadi 10 stat saja.

Minotour tadi sepertinya memberi 2500 energi yang setelah dikonversi menjadi 25.

Tentu saja ini bukanlah hal biasa, tapi karena pasif yang Aku miliki itu bisa terjadi. Sepertinya, memilih skil pasif itu bukanlah pilihan yang begitu buruk.

Tapi meski Aku memiliki energi tidak terbatas itu akan buruk jika Aku tidak bisa menggunakannya karena Aku tidak memiliki Artefak untuk digunakan.

"Harusnya, Palu itu juga Artefak.."

Ketika Aku memperhatikan, layar muncul di udara.

<< Palu minotour

Kelas : rare

keunikan : Palu yang memberikan energi secara berkala kepada penggunanya. Regen EP: 10EP/menit

>>

Palu yang sangat bagus, itukah sebabnya Dia--Minotour sebelumnya-- tidak kelihatan kelelahan saat Aku terus bertarung ratusan kali melawannya.

<<Job anda tidak mendukung penggunaan palu minotour>>

<<Sanksi akan berlaku ketika anda membawa palu minotour>>

<<Stat anda terlalu rendah untuk membawa palu minotour>>

<<Sanksi akan berlaku ketika anda membawa palu minotour>>

<<Anda kehilangan 30 EP/menit>>

<<Penggunaan energi pada palu minotour akan lebih besar>>

"Lah gada gunanya dong tuh regen EP"

Yah, mari kita bawa saja untuk jaga-jaga. Lagi pula poin energiku cukup besar.

Aku berjalan di padang rumput menuju ke timur.

Pergi ke sana berdasar instingku. Tapi semoga saja keberuntunganku tidak mempengaruhi instingku.

<<Misi utama>>

<<Pergi ke ibu kota yudandrel>>

Aku menemui jalur yang sepertinya sengaja dibuat untuk perdagangan.

Syukurlah instingku tidak membawaku ke tempat-tempat monster itu. Yah, Aku sudah cukup berhati-hati dengan menghindari tempat yang terlihat ada mayat di sana.

Aku mengikuti jalur tersebut selama berjam-jam.

Katika Aku melihat seekor Wyvern di udara, Aku segera bersembunyi ke area hutan.

Syukurlah monster itu belum menyadariku.

Dari sekian banyak monster yang membunuhku, Wyvern adalah monster yang sampai-sampai membuatku trauma terbakar olehnya.

"Hey, apa yang kau lakukan?"

"Hah!!"

<<500 Poin energi digunakan >>

<<EP:11545/16035>>

<<Experience telah didapatkan>>

<<Anda naik ke level 3>>

<<Status tidak bisa dibuka otomatis>>

Apa itu? Manusia? Tidak, sepertinya itu bukan.

Karena terkejut Aku secafa reflek menggunakan palu-ku menghantam seseorang yang sepertinya seorang dark elf.

//--Apakah Aku melakukan hal buruk? Bagaimana ini?

"Huft... huft... Akhirnya terke-jar... Woa, apakah dia mati?"

"Kakek!!"

Seorang pria tua dan anak lelaki kecil datang ke arahku. Sementara Aku merasa bersalah, Kakek itu menutup mata anak lelaki itu dan berinteraksi denganku.

---

"Jadi, Dark elf itu telah mencuri daganganmu? Dan kau mengejarnya? Jadi kalian bukan rekannya."

"Ya, itu benar."

Syukurlah, Aku kira Aku akan terkena masalah setelah membunuh seseorang.

Sebelumnya Aku tidak sengaja membunuh seseorang di hutan di sisi jalan. Dari cerita dan penjelasan yang kudengar dari kakek dan cucunya Dark elf sebelumnya telah mencuri beberapa barang mereka.

Seharusnya cucunya diam menjaga gerobak mereka yang tak jauh dari tempatku tapi sepertinya karena khawatir pada kakeknya Dia mengikutinya.

Cucu sang kakek memiliki badan yang cukup besar untuk seorang di usianya. Namun sifat dn perkataanya tetep sama.

"Tapi Aku penasaran, bagaimana bisa seorang gadis sepertimu berkeliaran di luar tempat aman dan dengan mudah membunuh seseorang?"

"Siapa yang kau bicarakan paman? Gadis yang mana?"

"Eh... Aku berbicara tentangmu, bukankah kau seorang wanita?"

"Eh?!! Aku bukan wanita!!"

"Hah?!"

"Kakak, bagaimana bisa kakak begitu cantik? Apakah elf semuanya cantik?"

Aku tidak mengerti apa yang dibicarakan anak kecil ini.

Apa maksudnya cantik? Bukankah tingkat ketampananku adalah... Ah itu Dia!!

"Paman apa kau mempunyai cermin?"

"Punya sih, itu ada di dalam salah satu kantung itu."

Aku dengan cepat menggeladah isi kantung.

"Bukan yang itu, tapi yang lainnya... nah itu yang itu.."

Cermin ketemu dan Aku dengan gugup mengangkatnya dan melihat ke arahnya.

Seperti yang dibilang anak kecil itu. Wajahku lebih cenderung ke wajah perempuan dan itu cukup cantik dengan rambut panjang ini.

Apa-apaan ini? Apakah angka negatif itu maksudnya untuk kebalikan dari gender?

//--Apa yang sudah kulakukan?

"Apakah kau yakin tidak apa-apa? Sepertinya kau punya sedikit maslah dengan ingaganmu." Ucap paman merasa khawatir.

"Aku tidak apa-apa."

Wajahnya tidak yakin, tapi Dia sepertinya mencoba untuk percaya. Lagi pula bagaimana Aku bisa menjelaskan mengenai wajahku yang seperti ini.

Bagaimanapun, Aku tidak bisa mengubahnya. Mungkin ini sebuah keberuntungan bahwa Aku tidak berakhir memiliki muka yang begitu jelek.

"Atau apakah kau belum pernah bercermin?" tanya paman itu lagi, berbalik ke belakang namun masih fokus terhadap tali kudanya.

"Ah tidak, Selain itu paman... Apakah desa sudah dekat?"

"Ya, Aku tidak bisa mengantarmu sampai ibu kota tapi hanya sampai pinggiran negara Yudandrel, Desa Lamoria."

Apakah ini mungkin? Setelah penantian yang begitu lama, akhirnya Aku mencapai suatu tempat yang tidak ada monster di dalamnya.

"Lihatlah itu. Itu adalah benteng kecil Lamoria."

"Wow..."

"Bagus bukan? meski usianya sudah lama itu masih tetap terlihat kokoh dan agung."

Di ujung pandanganku Aku bisa melihat sebuah benteng batu yang meski tidak besar terlihat kokoh melindungi desa.

Barisan kereta kuda dapat terlihat di jalur gerbang benteng. Sepertinya hari ini cukup ramai yang datang ke desa.

"Ini karena akan ada festival berburu... eh kenapa kau menangis?"

"Tidak, ini..."

Aku sudah lama merindukan perasaan ini. Perasaan saat bersosialisasi, perasaan ketika Aku dapat beristirahat dengan mengobrol. Perasaan untuk hidup yang sudah lama kulupakan.

Kenapa Aku bisa selemah ini. Menangis karena hal tersebut seperti bukan diriku.

"Itu benar, Kau bukanlah dirimu." Samar-Samar Aku melihat paman berbicara padaku.

"eh,... Apa kau mengucapakan sesuatu paman?"

"hm? Aku menanyakan kenapa kau menangis sebelumnya begitu..."

//--Apakah itu hanya perasaanku?

Mengesampingkan itu, Aku menjawab pertanyaan paman tadi dengan suka cita.

"... Ini hanya air mata kegembiraan, paman... Peman, kenapa wajahmu mengerikan begitu?"

"I-itu..."

Huaaaakk.

Teriakan yang begitu besar memekik dari arah belakang.

"Eh?"

Paman menunjuk kebelakangku, saat Aku berbalik. Seekor wyvern menyodorkan kakinya ke arah kami.

Aku melompat ke arah anak lelaki itu dan merunduk bersamaan.

"Paman?!"

Saat Aku berbalik ke depan tidak ada siapa pun di bagian kusir.

//--Sialan!! Aku melupakannya.

//--Karena Aku bertemu manusia, Aku pikir semuanya akan menjadi lebih mudah.

//--Tapi mode Hardcore ini... tidak akan pernah membiarkanku beristirahat.

Aku memperbaiki kata-kata yang salah, tapi karena sebenarnya ini hanyalah tempat di mana Aku menuangkan dampah pikiranku.

Aku tidak begitu mengerti tentang cara penulisan.

Kedepannya mungkin akan lebih baik.

Nex_alphacreators' thoughts