webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasy
Not enough ratings
147 Chs

Bertemu Dengan Naga Merah

"Itu benar-benar tidak masuk akal," kata Mokul.

Siapa yang akan percaya kata-kata Ayu, yang mengatakan hal-hal yang di luar akal sehat, tetapi ketika Mokul melihat Hiro dan Argeta sangat percaya pada Ayu. "Kuharap kamu percaya padaku, Mokul. Aku bukan Penyihir Hitam atau apapun namanya," kata Ayu.

"Biarkan aku berpikir sedikit ini benar-benar aneh kurasa," jawab Mokul.

"Jangan bicara omong kosong jika kamu bukan Penyihir Hitam maka kamu adalah sekutu iblis, monster yang kamu panggil sangat mengerikan sehingga membunuh lima pengikut kita!"

"Beraninya kalian menyela pembicaraan Yuu dengan Mokul!" kata Argeta dengan marah.

"Sabar Argeta jangan emosi," kata Hiro kepada Argeta.

Younida, jangan bicara lagi kita dalam bahaya!"

"Ari, kenapa kamu malah berkata seperti itu kamu harus bicara seperti aku!"

"Aduh, kamu tidak melihat bagaimana kita sekarang."

"Siapa namamu?" Ayu tiba-tiba bertanya tapi yang bernama Younida diam saja.

"Nama kami, Younida Kaime dan Arizona Harui. Saya sendiri Arizona Harui."

"Namamu Arizona? Namamu sangat unik, kamu sangat sopan aku menyukaimu."

"Eh?" Hiro, Argeta, Mokul, Arizona dan Younida kaget dengan kata-kata Ayu.

"Kenapa kalian semua kaget sampai memasang wajah konyol begitu?"

"Tidak ada, kamu lanjutkan lagi, Yuu."

"..."

Arizona menjelaskan bahwa mereka adalah keturunan dari Naga Merah, ibu mereka sama-sama manusia. Ayu mendengarkan dengan seksama dan menjelaskan dirinya sendiri setelah itu. Ayu kembali menceritakan lebih detail agar semua orang percaya. Mokul yang masih sangat ragu mencoba lebih memahami dan menganggap apa yang dikatakan Ayu adalah benar.

"Kalian bawa aku untuk bertemu Naga Merah," kata Ayu.

"Tidak, jangan berharap kamu bisa bertemu Yang Mulia!" Kata Younida dengan emosi.

"Akan saya tunjukkan jalannya jika Anda tidak membunuh kami berdua," kata Arizona.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membunuh kalian berdua."

Arizona yang lebih penurut mengantar ke jalan setapak menuju air terjun. Di belakang air terjun itu ada pintu rahasia menuju Istana Naga Merah. Ayu membayangkan Istana Naga Merah, sesuai dengan namanya, ternyata hanyalah sebuah tempat yang menyerupai Gua. Saat berjalan melewati Gua, Ayu melihat sekelilingnya diterangi oleh batu-batu bercahaya di setiap dindingnya. Seekor Naga Merah sekarang sedang tertidur pulas tidak jauh dari tempat di mana ada batu nisan dengan nama Silya terukir di atasnya.

"Yang Mulia maafkan kami," kata Arizona.

"Ayah, kakak bodoh ini, dia membawa musuh ke sini," kata Younida menyela.

Ayu hanya bisa tertegun, dia tidak bisa berkata apa-apa karena Naga Merah besar itu bisa berbicara dengan penuh wibawa. Ayu melihat di atas kepala Naga Merah menunjukkan dia berada di level 70. Ayu tidak menyangka kalau Naga Merah bisa melampaui level 50. Namun Ayu harus mengakui bahwa dirinya sudah tidak lagi berada di dalam game yang dimainkannya dan pasti akan banyak hal yang di luar pengetahuannya dalam game tersebut. "Kekuatanmu luar biasa, siapa dirimu sebenarnya? Kekuatanmu benar-benar melampaui para Naga."

"Aku manusia dari dunia lain, namaku Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari. Aku seorang Necromancer level 100!" kata Ayu bangga. Sang Naga dan kedua anaknya tercengang begitu juga dengan Mokul yang baru pertama kali mendengar nama lengkap Ayu.

"Namamu benar-benar sesuatu, Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari. Apakah kamu datang ke sini untuk membunuhku juga?"

"Sungguh menakjubkan kamu langsung hafal namaku! Aku tidak akan membunuhmu, aku berubah pikiran, aku harap kamu tidak membuat kekacauan untuk ke depannya. Aku ingin tanya bukannya kamu tinggal di Gunung Nilirus?"

"Di sana hanya tempatku untuk menenangkan diri, aku tinggal di sini bersama kedua anaku." Sang Naga menatap kedua anaknya yang masih ditawan oleh belenggu sihir. "Kamu orang baik bolehkah aku memintamu untuk melepaskan mereka berdua?"

"Oke, selama kamu berjanji untuk tidak membunuh manusia."

"Ayu, apa kamu yakin kita harus melepaskan mereka sekarang?"

"Iya Hiro," jawab Ayu.

Ayu meminta Argeta untuk melepaskan anak Naga Merah sebagai kesepakatan bahwa jika Naga Merah berbohong, Ayu akan membunuh Naga Merah. Sebuah cahaya merah menyinari tubuh Naga Merah dan kemudian dia berubah menjadi sosok pria dengan wajah yang begitu tampan sehingga Argeta yang tidak pernah tertarik pada lawan jenis sedikit tersipu. Pria itu memiliki rambut merah yang cukup panjang untuk mencapai pinggulnya. Dia mengenakan pakaian kerajaan dalam warna biru tua yang hampir hitam jika tidak dilihat lebih dekat.

"Pria yang cantik," gumam Argeta membuat Hiro dan Mokul menatapnya. Pria itu mendekati Ayu. Hiro merasa tidak nyaman karena ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ia merasa sangat kesal.

"Aku tidak menyangka Naga Merah bisa berubah menjadi manusia."

"Ini salah satu keahlianku, membicarakan kesepakatan yang akan kupertahankan jika manusia tidak menyerbu tempat kita."

Ayu sebenarnya sangat ingin membunuh Naga Merah tapi dia berubah pikiran karena Naga Merah punya dua anak dan yang paling diperhatikan Ayu adalah nama di batu nisan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Nama di batu nisan itu adalah nama seorang manusia jika Naga Merah benar-benar tidak menyukai manusia bagaimana mungkin dia memiliki seorang istri manusia yang memiliki dua orang anak perempuan.

"Aku heran kenapa kamu membuat kekacauan seperti itu sebelumnya," kata Ayu dengan tatapan tajam.

"Aku hanya memberi pelajaran kepada siapa pun yang melewati batas karena mereka ingin membunuhku karena ingin menjadikan aku sebagai bahan untuk peralatan mereka."

Ayu mengelus dagunya sendiri seperti seorang detektif. Ayu merasa ini bukan sepenuhnya salah Naga Merah, namun cara peringatan Naga Merah tidak bisa dibenarkan karena yang menjadi korban adalah orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan itu. Ayu pun meminta Hiro, Agerta dan Mokul untuk mencari solusi terbaik. Mokul menyarankan lebih baik untuk kembali ke Guild dan bertanya kepada Guild Master Maruc karena dia adalah orang yang cukup bijaksana untuk hal semacam ini. Mereka memutuskan untuk kembali meskipun misi kali ini gagal, yang terpenting adalah masalah yang mereka dapatkan dan keputusan apa yang terbaik untuk kedua belah pihak.

"Kita akan pergi dulu dan menanyakan Guild Master tentang ini nanti ketika kita menemukan titik temu kita akan kembali lagi," kata Ayu membuat Hiro, Argeta dan Mokul tercengang, benar-benar gadis yang cara berpikirnya sulit ditebak.

"Sangat sulit jika yang kita lihat adalah seorang jenius. Berbicara saja membuat orang kaget dengan kata-katanya," kata Mokul. Hiro dan Argeta menanyakan kebenaran tentang usia Ayu yang baru berusia 12 tahun, karena cara berpikirnya telah berubah sejauh ini sehingga tidak dapat diprediksi. Ayu meminta Argeta menggunakan sihir teleportasi. Argeta langsung menurut tanpa basa-basi lagi melantunkan mantra dan membawanya kembali ke Kerajaan Uwon.

(Update: Jum'at 28 Januari 2022)