webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasy
Not enough ratings
147 Chs

Ras Setengah Naga (Half Dragon)

Ayu penasaran menunggu jawaban dari Mokul yang terlihat kalut, memilih antara memberitahu atau tidak. "Kenapa kamu hanya diam Mokul, aku semakin penasaran!" Mokul merasa tertekan mendengar keingintahuan Ayu. Mokul memilih bahwa dia akan memberi tahu ketika Ayu lebih dewasa.

"Yah, ketika kamu lebih dewasa, aku akan memberitahumu."

"Ah, nunggu aku dewasa! Kenapa!"

"Karena kamu masih kecil jadi aku tidak bisa memberitahumu apa artinya, nanti aku akan disalahkan."

"Mmm," gumam Ayu merasa kecewa.

"Kalau masih ingin tahu, lebih baik tanya saja pada Hiro," kata Mokul.

"Benar juga, aku akan bertanya padanya besok!"

"Haha, kalau begitu kamu cepat tidur agar kamu bisa bertanya padanya besok."

"Siap!"

Mokul menghela napas lega saat Ayu kembali ke tenda. Mokul tidak menyangka masih ada gadis yang masih polos di usia Ayu. "Sikapnya sangat imut seperti anak kecil terkadang dia terlihat dewasa."

Pagi harinya mereka membongkar tenda dan melanjutkan perjalanan. Ayu yang masih penasaran bertanya pada Hiro namun tak mendapat jawaban yang pasti. "Ahem, itu tidak penting kamu lebih baik tidak tahu apa artinya." Ayu memasang wajah tidak senang. Gadis muda yang penasaran ini tidak menyerah, dia bertanya kepada Argeta tetapi Argeta dengan cepat menghindarinya akibatnya Ayu frustrasi karena dia satu-satunya yang tidak mengerti apa itu bercumbu panas. "Hiks, kalian pelit banget," kata Ayu pura-pura sedih.

"Pelit banget?" Argeta, Hiro dan Mokul merasa asing dengan logat Ayu.

Bisik Mokul di telinga Hiro agar untuk memberitahu Ayu agar tidak semakin penasaran. Hiro menolak karena tidak baik untuk Ayu. "Lebih baik kamu beritahu dia daripada nanti dia akan dibohongi oleh orang lain karena terlalu polos juga tidak baik."

"..."

"Hati-hati ada yang datang," kata Ayu, menandakan ada bahaya.

Sesosok berjubah hitam sekarang mendekati mereka, melarang mereka untuk melanjutkan perjalanan mereka. "Aku memerintahkanmu untuk kembali sebelum sesuatu yang buruk terjadi padamu."

"Kami tidak bisa menurutimu karena ada urusan penting yang harus kami lakukan," kata Ayu.

"Dasar keras kepala," katanya.

Ayu melihat angka di atas kepala sosok itu adalah level 43. Ayu melarang Mokul menghunus pedangnya. "Mokul, jangan lengah, dia lebih kuat darimu!"

"Hah?"

Sosok lain muncul dengan level 44. Ayu merasa akan menjadi hal yang buruk jika dia harus menghadapi dua sosok yang cukup kuat. Ayu bisa mengatasinya sendiri tapi tidak untuk Mokul dan Hiro jika itu Argeta, dia pasti bisa menyeimbangkan kedua sosok itu.

"Ari, lebih baik kita bunuh mereka."

"Dasar bodoh, jangan sebut namaku!"

Tombak mencolok muncul di tangan kanan sosok yang baru tiba dan tiba-tiba menyerang. Mokul bergegas ke depan dan menahan tombak dengan pedang besarnya tetapi Mokul merasa tertekan oleh perbedaan kekuatan fisik. "Sial, dia juga kuat!"

"Oh, betapa lemahnya!"

Hiro yang ingin membantu dicegah oleh Ayu. "Jangan, kamu diam saja dan biarkan aku yang melawannya." Ayu bergerak maju saat melihat Mokul terpojok. Argeta yang ingin membantu juga dilarang dan lebih baik melindungi Hiro. Ayu yakin tombak yang dilihatnya bernama 'Xiran' dengan bahan logam mulia 'Mithril' yang direkomendasikan untuk level 40 hingga 45. Senjata yang cukup sulit didapat.

Sosok yang memegang tombak menoleh karena merasakan bahaya. Dia dikejutkan oleh sosok di samping Ayu yang tak lain adalah Shadow Knight. "Viro, maju!" Sosok tersebut dibantu oleh teman-temannya untuk melawan Shadow Knight yang menyerang secara membabi buta. Mokul hanya bisa melihat dengan kaget, tidak menyangka kalau Ayu adalah ahli ilmu hitam.

"Jangan khawatir, Ayu bukan salah satunya," kata Argeta kepada Mokul.

"..."

"Ari, kita harus lari dan melaporkan kalau ada penyihir hitam di sini!"

"Sial makhluk ini kuat bagaimana kita bisa lari!"

Mokul mengingat kejadian gelombang Monster 20 tahun yang lalu, dikabarkan bahwa penyihir hitam adalah penyebabnya. Raja Uwon sebelumnya juga memerintahkan untuk mencari dan membunuh para penyihir hitam.

Pasukan 20 kerangka mengepung dua sosok yang tidak bisa melawan lagi karena Shadow Knights telah mengalahkan mereka berdua. "Penyihir Hitam Sialan! Kamu biadab menggunakan metode licik seperti ini!" Ayu mendekat dan melepas tudung sosok yang ada di depannya. Seorang gadis muda di kedua pipinya terlihat memiliki sisik merah dan satu tanduk di dahinya.

"Younida, diamlah nanti dia marah kita sudah kalah."

"Ari, kamu kenapa jadi penakut!"

"Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu, siapa kamu dan mengapa kamu memanggilku Penyihir Hitam."

Mereka berdua terlihat mirip dan anehnya Ayu tidak tahu siapa mereka karena di dalam game hanya ada iblis bagi mereka berdua masih menjadi misteri bagi Ayu. "Ayu mungkin aku bisa menjelaskan bahwa mereka adalah Setengah Naga mungkin mereka berasal dari garis keturunan Naga Merah yang tidak sempurna." Argeta mendekat dan menjelaskan, Argeta tidak menyangka akan melihat Setengah Naga di tempat seperti ini. Argeta menahan mereka berdua dengan sihir.

Ayu mendapat tatapan buruk dari Mokul. "Kenapa kamu menatapku seperti itu, Mokul kamu terlihat aneh."

"Aku tidak menyangka kamu adalah Penyihir Hitam yang dimusnahkan itu."

Argeta meminta Mokul untuk tenang karena kesalahpahamannya. Argeta menjelaskan tentang peristiwa gelombang Monster di masa lalu. Hiro terkejut mendengar tentang 'Penyihir Hitam' yang menyebabkan bencana. Ayu yakin semua yang dia dengar tidak ada dalam game, terutama Penyihir Hitam yang menyebabkan gelombang Monster. Kedua gadis setengah naga itu hanya bisa terdiam sambil mendengarkan dengan seksama semua penjelasan Argeta.

"Apakah kalian bodoh atau pikun, Yuu bukan Penyihir Hitam yang mengendalikan Monster," kata Argeta.

Kegelisahan Argeta akhirnya terlihat dengan usia Mokul, pasti masalah ini akan muncul jika sebelumnya dengan Zenku, yang tentunya tidak mengetahui masalah seperti ini, dia masih bisa bernafas lega. Argeta tidak bisa menjelaskan seperti apa job milik Ayu, karena tidak pernah menggunakan pengorbanan untuk memanggil makhluk gelapnya. "Yang pasti Ayu bukan Penyihir Hitam dan bukan hal lebih berbahaya selama aku melihatnya..."

Wajah Ayu berubah sedih dia hanya seorang Necromacer yang memanggil makhluk dari kemampuannya. Hiro mulai angkat bicara dan menceritakan pertemuannya dengan Ayu. Mokul terkejut dengan cerita tersebut karena legenda itu hanya terjadi di Desa Pemula, itu sudah menjadi cerita umum di kalangan masyarakat sejak lama.

"Mokul, aku akan memberitahumu semua tentang siapa aku sebenarnya. Hiro, Argeta, ada sesuatu yang belum kukatakan pada kalian tentang diriku."

Hiro dan Argeta tidak terkejut dengan kenyataan bahwa Ayu berasal dari dunia lain tetapi mereka terkejut mendengar tentang 'permainan' yang hampir mirip dengan dunia mereka ditambah satu yang paling mengejutka kalau di atas kepala mereka ada angkat yang disebut level. Kedengarannya tidak masuk akal, tapi melihat kepribadian Ayu sendiri, Hiro tentu percaya begitu juga dengan Argeta.

(Update: Jum'at, 28 Januari 2022)

Sorry kalau kayaknya aneh ya? Tunggu lanjutannya, bagi yang suka cerita ini bisa komen!