webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasy
Not enough ratings
147 Chs

Putri Erena Vin Dely

Butir-butir keringat mengalir dan berjatuhan dari dahinya, seorang pemuda kini sedang bermesraan dengan seorang maid yang sudah tertidur di atas ranjang. "Pelayan baru ini benar-benar luar biasa." Pemuda itu tampak sangat puas sambil menyeka keringat di dahinya. Takashi Kento, wajahnya memang tampan, banyak yang mengakuinya, terutama dengan rambut pirang dan mata birunya, membuat semua wanita salah mengira bahwa dia adalah penjelmaan malaikat sejati. Pemuda ini hanya mengira bahwa apa yang dilakukannya hanyalah sebuah bentuk keinginan, setelah puas ia pergi begitu saja tanpa menoleh ke belakang. Dia tidak pernah merasa bahwa apapun yang dia lakukan adalah sebuah bentuk dosa karena dia adalah seorang pahlawan yang seharusnya mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Yang terbaik adalah memanjakan seorang wanita," katanya sambil membelai dagunya sendiri.

Kento tiba-tiba teringat gadis ras kelinci muda yang ada di kediaman Lander. Kento ingin sekali lagi bersenang-senang dengannya. Pelayan yang tertidur yang tadinya tergeletak di tempat tidur, dia bangkit dari sana sambil menutupi tubuhnya dengan kain putih. Mata pelayan itu menyipit ketika dia melihat Kento tersenyum dengan niat merendahkan. "Oh, kamu sudah sadar, kamu pasti sangat puas dengan pelayananku ya?" Omong kosong yang patut dipuji, jelas bahwa pelayan itu merasakan sesuatu yang menyakitkan selama waktu yang mereka habiskan bersama. Pipinya merah karena tamparan di wajah, tubuhnya banyak bekas cambuk, bahkan ada bekas gigitan

"Tuan Pahlawan, bolehkah saya pergi sekarang …" Pelayan itu menundukkan kepalanya sambil memegang erat lengannya sendiri, dia benar-benar merasakan sakit tidak hanya secara fisik tetapi juga hatinya.

"Boleh-boleh saja tapi, kamu harus membersihkan noda merah di tempat tidurku, benar-benar perawan hanya bisa membuat tempat tidurku kotor."

Pelayan itu merasa sakit hatinya, bagaimana dia sebelumnya mengira Kento adalah orang yang baik sebagai pahlawan pasti akan membantu yang lemah tetapi pada kenyataannya dia lebih buruk daripada Monster. Kento memutuskan untuk mandi untuk membersihkan diri, dia terkekeh mengingat kata-katanya yang membuat orang ingin bunuh diri. Bagaimana mungkin tidak berpikir untuk bunuh diri? Kata-katanya benar-benar memuaskan dan menusuk dada seorang wanita yang dipaksa untuk memuaskannya. "Hahaha, mereka itu hanya toilet, tidak lebih," kata Kento yang sangat puas dengan perilaku mesumnya. Pelayan berambut ungu panjang sebahu itu hanya bisa menggertakkan giginya sambil mengutuk Kento agar mati dengan sangat menyedihkan sehingga tidak bisa lagi dikenali.

Sementara itu di halaman belakang, Putri Erena Vin Dely dan Matsuya Takumi sedang berbincang, mereka sedang membicarakan masa depan. Takumi sudah menyukai Erena ketika mereka berdua bertemu tapi Erena sendiri tidak memiliki perasaan apapun terhadap Takumi. "Setelah aku membunuh Raja Iblis dan non-manusia, maukah kamu menjadi pendampingku, Erena? Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu." Erena menyesap tehnya lalu balas tersenyum.

"Tuan Pahlawan sedang terburu-buru ya," kata Erena.

"Ah, bukankah itu alami? Raja juga sangat setuju jika aku menjadi suamimu."

"Hmm, begitu... Aku akan berbicara dengan Ayahanda, jika aku tidak ingin menikah."

"K-kenapa, kamu sudah waktunya kamu menikah, aku jamin aku akan segera membunuh Raja Iblis."

"Haah, Anda menerima semua ini dengan mudah, Tuan Pahlawan," kata Erena. "Raja Iblis itu kuat."

Entah Takumi berhasil membunuh Raja Iblis atau tidak, Erena benar-benar tidak ingin menikah dengan pahlawan dari dunia lain karena alasan yang jelas mereka memiliki karakter yang sangat menyimpang yang sama sekali berbeda dari para pahlawan sebelumnya. Tidak ada gunanya memiliki pria tampan yang dekat dengan kecantikan jika temperamennya lebih buruk daripada Orc. Itu benar-benar menjijikkan setiap kali Erena memikirkannya, belum lagi para pahlawan yang satunya lagi begitu mesum.

Takumi terus menekankan bahwa mereka harus menikah tapi Erena hanya diam dengan ekspresi kesal di wajahnya, dia tidak tahan dengan Takumi yang begitu memaksa. "Sudahlah, itu tidak penting." Erena menyilangkan tangannya sambil menatap mata Takumi dengan saksama. Raut wajah Takumi yang sebelumnya sangat ramah seperti tipe pria yang suka mengalah kini berubah seperti mau marah. Mata Erena melebar karena terkejut, dia seperti orang yang akan segera terbunuh.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?"

"Maaf, aku sedikit kesal."

Sesaat kemudian seorang kepala pelayan datang dan berbisik di telinga Erena. Erena segera bangkit dari tempat duduknya dan mundur untuk mengucapkan selamat tinggal. "Tuan Pahlawan, saya memiliki sesuatu yang penting yang harus saya urus."

"Oke, tapi kamu ada urusan penting apa itu? Mungkin aku bisa membantumu."

"Tidak perlu, saya bisa mengurusnya sendiri, ini urusan pribadi."

Takumi mendecakkan lidahnya jika saja Erena bukan seorang putri, Takumi akan membuatnya jatuh lebih cepat. "Tunggu saja ketika masalah Raja Iblis selesai semuanya akan menjadi milikku termasuk kerajaan dan kamu akan menjadi milikku."

Erena menekan pangkal hidungnya dengan jari-jarinya, dia merasakan tekanan yang kuat setiap kali dia memikirkan masalah Takumi dan yang lainnya. "Sial, kenapa pahlawan seperti mereka yang terpanggil ke dunia kami." Kepala pelayan bernama Lair tersenyum karena merasakan apa yang Erena rasakan karena semua orang di istana juga tahu bahwa pahlawan adalah orang yang paling buruk.

"Lair, apa kamu sudah mengurus para pelayan? Kita perlu mengganti pelayan lagi karena tindakan pahlawan. Berapa lama lagi Ayahanda harus mematuhi mereka."

"Saya sudah mengurus masalah pelayan dan menggantinya dengan yang baru, Tuan Lander juga membantu saya, tapi masalah...pahla-."

"Kita akan mengurus pahlawan gila itu dengan cara lain, apakah Vivian sudah tahu keberadaannya?"

"Sudah Putri. Vivian bilang dia akan langsung menemuinya."

"Kalau begitu beritahu dia untuk membujuknya untuk membantu kita, kalau bisa kita meminta bantuannya untuk menyingkirkan pahlawan."

"A-apa Anda yakin Putri? Nanti masalah Raja Iblis ak-."

"Apa kamu lupa pahlawan terdahulu? Dia sendiri sudah bisa membunuh Raja Iblis. Dia juga pahlawan yang sama dengan pahlawan terdahulu dari Desa Pemula pasti dia juga bisa membunuh Raja Iblis sendirian, kita tidak butuh pahlawan sampah di dunia ini."

Lair memberikan empat gulungan kertas bergambar Ayu, Hiro, Argeta dan Mokul. Erena tidak menyangka bahwa pahlawan Desa Pemula masih sangat muda dan anggotanya cukup kuat.

"Dia lebih muda dariku?"

"Putri Erena, meskipun begitu Nona dalam gambar ini adalah Hunter peringkat S."

"Hah, peringkat S? Lucu, dia bahkan lebih kuat dari empat pahlawan tak berguna itu."

Erena tersenyum, putri cantik jelita ini sebenarnya memiliki sifat tomboy karena dalam latihan yang diharuskan, dia jadi terlihat sangat anggun dan lemah lembut di masa kecilnya, dia memiliki hobi memukuli anak laki-laki hingga patah tulang. Erena merasa tangannya sudah gatal, dia tidak sabar untuk membuat rencana dan berharap Ayu akan memenuhi keinginan Erena untuk melenyapkan keempat pahlawan itu.

(Update: Senin, 31 Januari 2022)