webnovel

Alo 2

Bruk!

Madam masuk dengan muka marah.

Plak!!

"memang jalang susah diatur, pergi dari sini! pergi!!! gue bilang pergi lu berdua dari sini!!!"

Rena terkekeh ngeliat emaknya ngamuk.

"gak punya kaca hah! gue cinta sama Alo, Alo itu laki gue, lah lu! semua laki lu embat sampe lu sendiri bingung siapa bapak biologis gue! yang jalang itu siapa anjing! pake acara nampar gue lagi! dasar emak bangsat!"

plak!

kali ini pipi Alo yang ditampar Madam karena Alo buru buru lindungi Rena.

"madam, biarkan Rena pakai baju dulu, dan biar aku yang tanggung jawab semua ini!" kata Alo.

"ngapain kamu tanggung jawab! kamu juga pake baju dulu, gue was was kalo lonte ini sengaja masuk krena penasaran sama kontol lo!"

untung tadi Alo uda lebih dulu pake celana soalnya doi tau ada yang mendekat, kalo gak pasti Rena jealous banget soalnya Rena tau gimana player emaknya itu.

"dan lu juga ga usah repot repot usir gue sama Alo, kita bakal pergi sejauh jauhnya dari hidup lu, makasih karena ketololan lu gue akhirnya bisa ketemu sama Alo! sosok yang bisa bikin gue bahagia!" kata Rena narik tangan Alo.

"Rena sayang, sebentar, aku minta waktu dengan ibumu."

"dih ibu? gue ga sudi nyebut dia ibu! ga pantes!"

meski mulut Rena pedes dan benci banget sama madam tapi Rena tetep ngasih waktu buat Alo karena dengan begini artinya Alo punya etika ke orang yang udah lahirin Rena. "yaudah, jangan lama lama! aku tungguin kamu di luar, kalau ada apa apa kamu harus panggil aku!"

baru dua langkah Rena noleh lagi, "tapi kamu ga bakal kabur dan ninggalin aku sama si germo ini kan?"

senyuman Alo cukup sebagai jawaban dan Rena keluar ninggalin madam dan Alo.

"huuuh.." madam hampir pingsan lemes dan Alo buru buru bantuin madam bangun.

"Alo kamu harus bawa Rena jauh dari sini dan jangan pernah singgungan sama manusia, serigala atau vampire, pergilah dan hiduplah di hutan kuno dengan gitu Rena bisa hidup lama dengan kamu."

"maaf madam aku menjebak Rena ke kehidupan yang ga pantas."

"tapi kamu dengarkan kalau dia bahagia sama kamu Alo, dan seumur hidup dia ga pernah bahagia apalagi cinta sama orang, baru kali ini dia keliatan lemah dan bodoh kayak gitu."

"maafin aku madam."

"kalian gak punya banyak waktu dan aku gak bisa nahan mereka, pergilah yang jauh dan ini Alo, ramuan ini bisa membantu kamu bertahan dan melindungi Rena tapi ini cuma bisa dipkai ps darurat."

botol kecil diterima Alo dari madam.

"Alo, bahagiakan Rena, dia gak pernah minta dilahirkan tapi setidaknya dia bisa jadi ibu yang lebih baik dari aku."

sebelum keluar Alo senyum ke madam dan itu bikin madam nangis seakan ini pertemuan terakhir sama Rena, putri yang selama ini dilindunginya diam diam dengan cara apapun.

Rena cembetut nunggu di luar, pas lit Alo dia langsung lari sumringah ke Alo.

"kamu gak apa apakan? siluman itu gak ngapa ngapain kamu kan?"

"aku baik baik aja sayang, kita harus pergi!"

tangan Alo langsung narik Rena dipelukannya, insting Alo bergerak cecepat cahaya begitu Alo sadar kalau ada sekelompok bahaya mendekat.

"Alooo pelan pelan bisa ga sih, kenapa sih hari ini kamu maunya serba cepet aja!"

dipelukan Alo, Rena pegangan erat, sementara Alo terus memacu kecepatan demi keselamatan Rena meski dalam hati Alo juga cemas sama klan madam tapi Alo gak mau Rena celaka.

kita harus pergi secepat mungkin dari sini.

energi Alo terkuras habis sampai di perbatasan, pondok tua di atas pohon jadi tempat singgah mereka.

karena kecapean Rena tidur diperjalanan dan Alo rebahin Rena di ranjang lalu Alo cari makanan meski dia udah kecapean.

"Alo??"

"Alo kamu dimana? kamu gak ninggalin aku sendirian kan?"

bergegas turun dari ranjang dan nyariin Alo tapi begitu pintu dibuka jantung Rena mau copot pas liat ke bawah dia ada di puncak pohon yang tinggi.

"astaga' apa apaan ini! Alo' Alo!!!"

cit cittt..

bukannya sautan Alo malah suara binatang, karena penasaran Rena ngintip dari jendela.

seekor burung besar bertengger, di paruhnya ada ular.

"Alo!!"

secepet mungkin Rena nyari alat dan nemu palu besi, Rena keluar dari rumah itu berjalan di dahan deketin burung besar, Rena cuma sujung kakinya doang.

"lepasin Alo! lepasin!" kata Rena nodong palu besi ke burung itu.

"citt citt…"

"ah sial, gue ga ngerti bahasa burung, kalau lu ga mau lepasin oke, gue palu kuku lu!"

hiaaat!!!

hap!

tangan Alo nangkap palu Rena, sebelah tangan langsung peluk pinggang Rena dan bikin Rena menjerit ketakutan karena berayun di ketinggian ribuan kaki.

"aakhh! Alo pegangin gue, gue takut!" kata Rena mencengkeram punggung Alo.

"maaf ya, makasih tumpangannya, bini ku ini emang orangnya posesif, Rena pikir kamu lagi makan bangsaku."

"cit ciit!!"

dengan lihai Alo berjalan di dahan kembali masuk ke rumah pohon punya si burung.

bruk!

Rena di lempar ke ranjang.

"awww… sakit!!" lirih rena ngelus pinggangnya, "kamu darimana sih, terus burung itu siapa? kayaknya kamu kenal? duh sakit pinggang aku, kamu kok sekarang kasar sih, akukan jadi sedih!" rengek rena sok manja.

bruk!

Badan Alo tersungkur di lantai, bungkusan di tangan Alo berserakan, isinya makanan untuk Rena.

"Alo! Aloo! alo bangun!!"

Rena melompat turun dan bangunin Alo tapi Alo keliatan lemah banget.

"Alooo!! Alo kamu kenapa!"

dua jam berlalu…

"kamu kenapa nangis?"

ngeliat Alo sadar Rena langsung meluk Alo.

"Alooo jangan mati duluan aku ga bakalan rela pokoknya!" tangis Rena di pelukan Alo.

"aku belum mati, aku cuma lelah dan butuh asupan energi."

"bohong, kamu belum makan kan?"

"aku ga butuh makan sayang, aku buruh kamu.."

"aku?"

"iya, enerrgi aku terkuras habis dan butuh recharge."

"emang kamu paham apa itu recharge?"

"aku pengen kamu naikin kayak waktu itu." lirih Alo dengan tatapan lembut ke Rena yang matanya bengkak.

"Alo jangan bercanda, ini gak lucu ah."

"aku serius Rena, aku pengen kamu ulek aku kaya waktu itu… rasanya indah banget dinaikin sama kamu sambil liatin muka kamu yang sange, aku mau kamu begitu lagi sayang."

"alo jangan bercanda deh. kamu lagi ga fit, kamu ga sehat Alo, sebenernya apa yang terjadi."

"gak ada, aku cuma lelah aja dan butuh energi kamu."

"beneran?"

"beneran Rena,"

senyuman tipis Alo bikin Rena curiga tapi kalau bener apa yang Alo bilang pastilah Rena lakuin dengan senang hati.

"aku bakalan puaskan kamu berkali kali sampe kamu sehat dan bugar, ayo kita ngewe sepanjang waktu asal kamu tetep sehat, bukankah itu bagus?"

Alo cuma ketawa.

"kamu mau aku mulai darimana? gimana kalau dari sini?"

Alo cuma ngangguk pas telunjuk rena nyubit putingnya.

"sayang, Rena aku sayang kamu." lirih Alo sambil ngelus lembut paha Rena.

"apalagi aku, aku takut banget kamu kenapa napa Alo, tapi kalau obatnya cuma ngewe mah gampang dong! aku bakal lakuin itu tiap detik tiap menit tiap jam, tiap hari tiap minggu, kapanpun pokoknya!"

bibir Rena terus ngoceh sambil tangannya ngawasin rambut panjang Alo, perlahan bibir Rena singgah di bibir Alo, diemutnya lembut bibir Alo yang meladeni dengan panas.

"eeuummmhhh…""

"eeeuuummmmmgg…"

lumatan demi lumatan bikin keduanya merem melek, suara kecipak saliva, lilitan dan pagutan saling berebut bikin keduanya mulai terbakar birahi panas.

Alo posisi berbaring di ranjang dan Rena bersimpuh, bibir Rena bekerja dengan seksama melumuri bibir hingga leher Alo dengan salivanya yang basah dan hangat.

"eeeuhhmmm…"

slujrpp!!

lidah hangat Rena makin turun sambil dilepasin baju Alo, dua puting Alo dikenyot Rena bergantian sambil tangannya mengelus bungkus kontol Alo yang keliatan udah mulai terangsang.

slujrppp…

sluurrprpp

"aaahhhh…"

berhenti sebentar ngisap puting Alo, karena Rena mau buka bajunya, ditanggalkan baju dan branya ke lantai, dipijatnya tetek Rena yng bengkak lalu disodorkan putingnya yang pink ke bibir Alo yang udah siap menyusu.

huupp!!

"aaaaiiihhh…" desahan Rena parau ngerasain putingnya yang gatal mulai dihisap dan dikenyot bibir Alo.

"aaaiih aihhh uuummh, hisap yang kencang Alo!"

sluurpp huuup

"aaahhh Aloooowww eeuh…"

meki Rena rasanya uda banjir, sambil nyusuin Alo tangan Rena cekatan nurunin celananya, Rena udah telanjang bulat dan ngatur posisi di atas badan Alo, dibukanya pahanya lebar lebar lalu tangan Rena mengurut kontol kencang Alo. disingkapnya celana Alo sedikit hingga otong Alo bisa keluar dan ngintip, digosok perlahan oleh tangan Rena lalu digosoknya pakai mekinya yang basah itu.

sluurppp

sluurrrppp

sedotan Alo di tetek bikin Rena makin sange, sebelah tangan Rena menjambak rambut Alo sementara satu tangan lagi megangi kontol dan ngocok ngocok kontol Alo sampai tangan Rena kuyup karena pre cum Alo.

"uuhhh… sayang aku sange banget jadinya, mau dimasukin aja?" bisik Rena.

Alo berhenti nyusu dan natap Rena. "masukin sayang.."

Rena menuntun kontol Alo masuk, perlahan pantat sintal Rena turun.

desahan keduanya menggema begitu kontol Alo menyentuh dinding rahim Rena.

"eeeuuughh!"

"aaawwhh…"

"Rena, peluk aku sayang.."

"Ah Alo gimana? kamu udah baikan belum sayang? kamu pasrah aja ya biar aku yang genjot." kata Rena terus menggoyang kontol Alo yang menusuk sampe ke dasar rahim bikin Rena merem melek sambil gigitin bibir ga nahan rasa geli dan nikmat.

"eeeuuhh… aaahhh… eeeuukk!"

Rena masih sempet liat senyuman Alo dan tusukan kontol Alo tapi perlahan mata Rena harus kebuka karena dia ngerasa ada yang lain, tapi Rena menepis kecemasan itu dan terus menggenjot kontol Alo.

"aaahhh ahhh.."

makin cepat Rena naik turunkan panggulnya sampai teteknya bergoyang naik turun cepat bersamaan desahan nikmat Rena yang makin rapat.

"eeeuukkk…"

Rena sayang, kalau kamu tahu perjuangan madam pastilah kamu ga akan benci dia dan mungkin kamu bakal nyesal milih aku…

sambil digoyang panggul Rena perlahan dengan gerakan memutar, pelukan Alo Rena makin erat, sesekali keduanya cipokan dan mendesah panjang ngerasaian nikmat dunia yang bikin keduanya lupa kalau di bawah sana…

"aaaahh… Renaaa.." desahan berat Alo makin lemah, setelah Alo mengelus rambut turun ke ujung pundak, lengan lalu berakhir mengelus pangkal siku Rena. perlahan elusan Alo berhenti.

buk!

burung raksasa tertembak tepat di leher dan jatuh tersungkur di tanah. dia itu sahabat lama Alo dan memberikan rumahnya sebagai tempat sembunyi sementara dan dia jaga jaga di luar tapi sayang seribu sayang, meski di atas ribuan kaki, persembunyian Rena Alo tetap ketauan.

"Alooo aahhh euuh??" Rena bingung ngerasa kontol Alo melemah, begitu Rena buka mata Alo udah nutup mata.

"Alo??"

"Alo??"

"AAALOOOO!!!!!!"

gak tau ini perasaan apa, Rena ngerasa ini bukan hal baik.

"Allloooooooooo…."