webnovel

Dia Ternyata Takdirku

Pernahkah kalian membayangkan jika orang yang selalu ada denganmu adalah takdir hidupmu? Sangat mengejutkan dan terkadang tak masuk di akal jika dipikir dengan logika. Namun kejadian ini bisa di bilang dengan takdir yang sedang di alami gadis belia nan rupawan. Gadis ini bernama Rachel dengan usianya yang baru menginjak 17 tahun. Dimana masa puber pada seorang gadis sedang bergejolak. Ia tak menyadari jika teman dekatnya yang selalu menemaninya selama 10 tahun ini adalah takdir cintanya. Seorang pria bernama Johan yang berumur 18 tahun, satu tahun lebih tua dari Rachel, tetapi mereka besar dan tumbuh bersama karena kedua orang tua mereka saling mengenal. Lalu bagaimanakah perjalan cinta Rachel hingga akhirnya jatuh kedalam pelukan Johan?

Rachel_Oktafiani · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Chapter 07

"Kurasa ku t'lah jatuh cinta

Pada pandangan yang pertama

Sulit bagiku untuk bisa

Berhenti mengagumi dirinya.."

Ditengah malam yang dingin dan derasnya hujan membuatku terkenang dengan cowok yang tadi sore sedang bermain basket. Lagu yang sedang kudengarkan memlalui radio ini pun membuatku berbunga-bunga karena buatku sangat cocok untukku saat ini. Aku tak tahu apakah ini yang dinamakan menyukai seseorang?. Apakah cowok itu akan suka padaku jika ia tahu aku menyukainya? Ah gak tahu lah! Kalaupun jodoh pasti nanti ada jalannya. Sambil ku menunggu si mbok yang membuatkanku minuman hangat, aku memeriksa ponselku.

"Hah? Ada pesan masuk banyak banget? Siapa malam-malam gni yang kirim pesan ya?". Tanyaku dalam hati saat pertama kali membuka ponselku. Segera ku buka isi pesan itu dan ternyata Johan mengirimiku pesan setelah ia tiba di rumahnya.

"Chel, aku sudah di rumah! Jangan lupa mandi pake air hangat biar gak masuk angin!"

"Abis mandi minum yang hangat-hangat dulu atau minum jamu tolak masuk angin baru tidur."

"Ow iya mungkin kamu gak tahu kalau mami papimu lagi ada party di hotel Grand Hyatt, aku dengar dari papaku sih karena big bossnya yang dari Paris datang, jadi kemungkinan orang tua kita bakal pulang malam."

"Nanti kalau sudah selesai mandi kirim pesan ya!".

"Bye! Night chel ^^".

"Waaahhhh.. banyak juga ya nih anak sekali chat apa takut aku ketiduran duluan ya sampe - sampe sekali chat isinya banyak banget". Ucapku lirih dan langsung saja aku membalas pesan dari Johan dan memberi tahunya bahwa aku pun sudah selesai mandi sesuai apa yang ia pinta.

Tak lama setelah aku membalas pesan Johan, mbok Inah datang membawakan wedang buatanya.

"Nooonn... ini wedangnya sudah selesai.. namanya "wedang hangatnya pelukanmu".. Hehehehehe...". Kata mbook Inah sambil tersenyum malu.

"Hahahaha...namanya unik banget sih mbok? Dapet ide dari manaaa coba orang satu ini. Hahahahaha... Aku minum ya mbok... Semoga aja hangat seperti namanya... hehehehe". Ucapku sambil menyeruput wedang buatan si mbok. Dan ternyata wedang buatan si mbok Nah beneran hangatdi badan, dan terasa banget dari yang tadinya aku kedinginan karena abis kehujanan dan hawa yang memang dingin di rumah, sekarang jadi lebih anget dan nyaman di badan.

Aku sangat suka banget wedang buatan si mbok yang nggak terlalu tajam juga aroma rempah-rempahnya tapi bisa enak kalau di minum pas dingin-dingin gini. Baru kali ini aku suka banget minum minuman rempah yang seenak ini dan gak pahit di mulut.

"Mbok, kok aku baru tahu sih kalau bisa bikin minuman kaya gini?" Tanyaku.

"Ini sih minuman sudah turun temurun non.. tuan dan nyonya aja juga suka minta dibuatkan minuman ini kalau sepulang kerja. Terus ya nih non, abis minum ini kan badan jadi anget tuh, langsung buat tidur aja.. nanti tidurnya jadi pules banget, bangun besok pagi badna langsung seger deh!". Jelas si mbok.

"Wah yang bener mbok?".

"Iya non! makanya habisin deh wedangnya terus non Rachel istirahat, besok pasti badannya seger".

Mendengar hal tersebut langsung saja aku menghabiskan 1 gelas wedang yang di buatkan mbok Inah dan memang terasa banget di badan ada anget-angetnya dan badan terasa lebih rileks. Aku langsung masuk ke kamar dan tak lupa untuk mematikan lampu kamarku, lalu langsung membaringkan badanku di kasur. Udara AC yang dingin serta selimut tebal yang hangat membuatku sangat nyaman dan tak kuasa untuk membuka mataku lagi, hingga tak ku sadari aku mulai terlelap dalam tidurku dan memasuki dunia mimpi yang selalu menemaniku selama aku tidur.

Titititittt...titititittt...titititittt...

Bunyi alarmku berbuyi tepat pukul 05.00 pagi. Segera aku mematikan alarmku dan mulai beranjak bangun dari tempat tidurku.

"Waahhhhh...badanku terasa lebih segar dari pada kemarin dan aku juga nggak merasa ngantuk banget. Coba biasanya bangun jam segini uughh...masih ngantuk lah, malas lah... hemmm nanti sore juga aku minta si mbok buatin lagi aja deh wedangnya, sekalian mau kasih ke Johan sapa tahu dia juga suka minuman tradisional kaya gini". Ucapku dengan hati yang gembira.

"Ow iya, apa aku coba hubungi Johan dulu ya? Mungkin dia sudh bangun!".

Tuuuttt...tuuuttt...tuttt....tutttt...

"Haallooo...". Terdengar suara Johan dari seberang telepon.

"Halo Jo, kau sudah bangun?". Tanyaku.

"Ahhh..ini kamu ya chel? Tumben kamu telepon sepagi ini? Uhuk-uhuk..".

"Lho Jo, kamu sakit? Demam nggak? Apa gara-gara kemarin ya kamu masuk angin?".

"Ahhhh...iya chel.. aku agak demam ini dan tenggorokanku sedikit nggak enak.. uhuk-uhuk-uhuk!! Rasanya aku hari ini nggak bisa ajak kamu berangkat ke sekolah bareng deh. Aku hari ini bakalan nggak masuk.. maaf ya chel..uhuk-uhuk-uhuk!!".

"Ehhhh...ngapain kamu minta maaf... nggak apa kok.. apa kamu mau nitip surat buat sakit ke bu Eka? Wali kelasmu benar Bu Eka kan?".

"Ahhh..iya boleh deh. Nanti kalau kamu mau ke sini kabari aku ya.. biar aku siapkan dulu suratnya..uhuk-uhuk-uhuk!!".

"Iya-iya.. Ya sudah aku siap-siap dulu ya Jo.. bye.. Cepat sembuh yaa...".

"Iya chel..uhuk-uhuk-uhuk!! Makasi yaa...".

Mendengar hal tersebut, aku langsung berlari menuju dapur dan mencari mbok Inah.

"Pagi sayang...". sapa mami papi yang sedang sarapan di meja makan.

"Iya pagi mi..pi.. Mbokkk...". Teriakku memanggil mbok Inah.

"Iya nooonn!!". Terdengar langkah kaki mbok Inah dari arah dapur.

"Mbok buatin wedang lagi dong pagi ini. Cepetan ya! buat temanku sakit soalnya!".

"Iya non. Siap!".

"Lho sapa yang sakit sayang?". Tanya mami tiba-tiba.

"Johan mi yang sakit. Dia demam dan batuk-batuk gitu.. makanya Rachel minta mbok Inah buatin wedang biar badannya enakan..". Ucapku.

"Wadduuhhh.. ya udah mami buatin bubur juga ya... nanti kamu kasih juga buburnya biar cepat sembuh! Udah kamu cepetan mandi sana! Nanti kamu di anterin sama pak Yanto!"

"Lho terus papi gimana? Bukannya papi biasanya sama pak Yanto?"

"Nggak apa.. nanti papi bawa mobil sendiri aja.. mau kencan sekalian sama mami.. hehehehehe..". Ucap papi sambil tersenyum malu.

"IIhhhh...apaan sih mami papi ini! sudah tua masih aja sok kegenitan! Dah Rachel mau mandi dulu nanti kesiangan lagi". Ucapku sambil berlari menuju kamar mandi.

Jam di dinding telah menunjukkan pukul 06.00 pagi, aku dengan sigap mengambil tasku di meja belajar dan tak lupa mengambil sepasang kaos kaki yang sudah aku siapkan tadi sebelum mandi di nakas sebelah kasurku. Aku berlarian di lorong kamar dan menuruni anak tangga menuju lantai satu. Aku duduk di kursi sofa ruang tengah sambil menggunakan kaos kakiku.

"Mboookk... wedangku sudah siap beluumm???".Teriakku sambil menggunakan kaos kaki sebelah kiri.

"Iya non.. ini wedangnya, ini buburnya yang di buatkan ibuk, sama beberapa ada obat tradisional cina untuk demam ada di dalam tas ini non!". Ucap mbok Inah panjang lebar.

"Ya udah kalau gitu. Mami Papi mana? Sudah berangkat?". Tanyaku sambil memeperhatikan sekitar ruamh kan kunci mobil yang di gunakan papi.

"Iya sudah baerangkat tadi waktu non Rachel mandi". Jelas si mbok.

"Ya udah aku berangkat dulu ya mbokk.. daahhh... makasi..". UCapku dengan langkah gontai menuju pintu rumah dan sambil mengkode pak Yudi untuk bersiap.

"Ehhh non tunggu!! ini bekal buat non Rachel kelupaan tadi mbok ambil di meja makan! ini Ibuk yang siapin juga non!".

"Iya mbok makasi yaaa... ya udah aku berangkat dulu yaaa..". Ucapku sambil membuka pintu mobil.

"Ehhmmm... non?".

"Apalagi mbok?? nanti aku kesiangan ini!". Ucapku dengan nada kesal.

"I-itu.. belum ganti sepatu! Saya ambilin bentar ya non?".

"Astaga!! Iya aku sampe lupa! UDah nggak usah mbok! nih masukin mobil aja! aku ambil sendiri!". Ucapku sambil lari menuju rak sepatu.

"Ya udah mbok aku berangkat! Semuanya sudah di masukkan kan?".

"Sudah non. Itu!". Kata mbok nah sambil menunjukkan jarinya ke arah sebelahku yang penuh dengan tas-tas makan.

"Punyaku tas apa mbok?".

"Punya non Rachel tas merah muda yaaa...". Teriak mbok Inah dari kejauhan karena mobil yang ku kendarai sudah meninggalkan rumah.

Tak membutuhkan waktu yang lama aku telah sampai di depan rumahnya Johan. Segera aku mengeluarkan ponselku dan memberi tahunya jika aku tiba di depan rumahnya. Hanya 3 menit setelah pesanku terbaca terdengar suara pintu rumah yang sedang terbuka, dan ternyata Tante Nala mamanya Jojo yang membukakan pintu untukku.

"Pagi tanteee...". Salamku pada tante Nala saat pintu telah terbuka.

"Ohhh... Rachel to... kirain temannya Jojo siapa.. hehehehe.. Ayo masuk dulu sayang..". Ucap Tante Nala dengan ramah.

"Oh nggak usah tante! Nanti Rachel tambah kesiangan ke sekolahnya! Ini Rachel cuma mau kasih ini aja kok buat Jojo, agar cepat sembuh". Ucapku sambil memberika dua tas pada tante Nala.

"Waduuuhhh kok repot-repot segala siihh... Terimakasih lho ya chel...".

"Iya tan.. sama-sama.. hehehe.. Ow ya tan, itu ada wedang buat Jojo minum agar badannya enakan, sama ada obat tradisional cina untuk demam di dalamnya!".

"Oke deh chel.. nanti tante akan berikan ke Jojo biar di makan dan diminum semua yaa... Ya sudah kamu cepetan masuk mobil lagi gih!".

"Iya tan.. Rachel berangkat dulu ya tan.. Semoga Jojo cepat sembuh!". Ucapku sambil melambaikan tangan dari dalam mobil.

"Iyaaa... Makasi ya cantiikk.. Hati-hati pak Yanto!". Salam tante Nala sambil melambaikan tangannya padaku

"Baik bu!". Ucap pak Yanto saat meninggalkan rumah Johan.