webnovel

Episode 31 : Ba Ren Jue Yi (Delapan Kurang Satu)

Di hari berikutnya Jin Shui kembali menemui Zhang Zhe Liang di ruang segi delapan. Ia memperhatikan salinan kitab yin shou yang zhang yang ada di dinding ruangan, berusaha menemukan bagaimana ilmu ciptaan Zhang Zhe Liang itu bisa menjadi penangkal wuqing xue milik leluhurnya yang merupakan ilmu utama Yumen. Shu Qin ada bersamanya, sementara Zhang Zhe Liang hanya berdiri termenung di depan lingkaran angka.

"Laoqianbei, apakah karena yin shou yang zhang diciptakan dengan mengambil intisari leng qing yu hua, maka bisa menjadi penangkal wuqing xue yang sumbernya ada sedikit persamaan?" Jin Shui bertanya pada Zhang Zhe Liang.

"Bisa dikatakan begitu," sahut si kakek. "Hanya saja wuqing xue diciptakan sudah ratusan tahun yang lalu. Selain leng qing yu hua dan yin feng nong yue juga didasarkan pada beberapa intisari ilmu lain yang tidak diketahui namanya. Sedangkan yin shou yang zhang, mengambil inti dari leng qing yu hua untuk menemukan kelemahannya dan mengambil inti dari taiyang gong dan fayi chuan untuk menemukan penangkalnya."

"Laoqianbei, apakah Anda juga ada mengetahui kelemahan leng qing yu hua?" tanya Shu Qin.

"Leng qing yu hua begitu rumit, mempelajarinya saja sangat sulit, di dunia ini mana ada yang bisa menemukan kelemahannya?" Zhang Zhe Liang balik menanya. "Aku membaca kitab leng qing yu hua bagian pertama dan kedua yang mengenai latihan tenaga dalam saja dan hanya bagian pertama yang bisa kupahami. Kemudian aku melihat bagian ke tiga yang berisi jurus-jurus bunga giok apa itu, satu jurus pun tidak berhasil kulatih."

"Tentu saja," kata Shu Qin, "karena semuanya adalah jurus-jurus yang lebih tepat dipelajari oleh seorang wanita. Jika pria yang berusaha mempelajarinya, tentu gerakannya menjadi aneh-aneh dan belum apa-apa pasti sudah tidak mau belajar lagi."

Zhang Zhe Liang tertawa. Agaknya Shu Qin sudah berhasil mengetahui isi pikirannya. "Memang benar begitu," sahutnya pula, "tetapi di masa lalu yang kudengar juga pernah ada pria yang bisa mempelajari lima belas jurus leng qing yu hua meski tidak sampai bisa menguasai seluruh perubahannya yang rumit bukan main itu."

"Laoqianbei, jurus-jurus dalam wuqing xue, apa ada yang diambil dari lima belas jurus utama leng qing yu hua?" tanya Jin Shui.

"Ada sedikit yang serupa, tetapi sudah diubah menjadi paduan jurus seperti yi bu ba bian (satu gerakan delapan perubahan), atau tian ya liu shi (enam gerakan ujung langit), kurasa tujuannya adalah untuk mengubah sifat feminimnya."

"Jurus-jurus inikah?" Jin Shui memainkan dua jurus yang disebut. Kedua jurus ini gerakannya sangat rumit, seperti gerakan yang belum selesai yang mesti disambung dengan yang lain, delapan jurus menjadi satu dan enam menjadi satu, jurus yang akan membuat lawan tidak menyangka dengan gerakannya yang begitu cepat berubah dan akan kerepotan menghadapinya.

Zhang Zhe Liang menghadang gerakan Jin Shui, membuat patahan jurusnya yang cepat bukan main itu tidak sempat diselesaikan. Ketika tangan Jin Shui menyapu ke kiri ia sudah menghadang dengan mematahkannya di tengah, ketika tangan Jin Shui menyerang ke depan ia sudah lebih dulu bergeser ke samping untuk menghindar, ketika Jin Shui hendak menyerang ke bahunya ia sudah lebih dulu menyerang ke pinggang lawan.

"Xiaozi, kau mengerti tidak?"

"Laoqianbei, bagaimana Anda bisa mengetahui perubahan gerakanku?" tanya Jin Shui.

"Laofu mana tahu?" Zhang Zhe Liang tersenyum dengan santai. "Hanya asal menghindar atau menyerang saja. Karena kekuatan utama jurus-jurus wuqing xue ada pada pergantiannya yang tiba-tiba, maka laofu mendahului, tepat atau tidaknya bukan tergantung kecermatan, hanya keberuntungan saja. Kalau dalam beberapa jurus awal bisa menebak dengan tepat, maka orang yang menggunakan wuqing xue akan semakin berhati-hati. Jika sudah semakin berhati-hati, maka perubahan gerakannya akan semakin mudah diterka."

"Laoqianbei, nampaknya Anda bisa menebak gerakan jiaozhu karena mempunyai pola yang menyerupai leng qing hu hua dan yin feng nong yue," kata Shu Qin, "bukan asal menebak saja."

Zhang Zhe Liang kembali tertawa. "Benar sekali, memang sudah tahu polanya maka bisa menghadang, menghindar atau menyerang dengan tepat. Tetapi leng qing yu hua begitu rumit, tentu pola ini hanya bisa meraba sedikit. Leng qing yu hua tingkat tinggi, laofu tidak mungkin bisa menerkanya."

"Orang yang menciptakan wuqing xue, dia juga tidak memahami leng qing yu hua secara keseluruhan," Shu Qin berkata lagi. "Maka perpaduan jurus yang dibuatnya ini masih bisa dipatahkan."

"Yin shou yang zhang rupanya seperti ini," kata Jin Shui. "Laoqianbei hendak mengatakan, tidak perlu wuqing xue sampai tingkat ke delapan, sebenarnya yin shou yang zhang juga sudah tidak berguna asalkan kami tidak tertipu dengan jebakan lawan yang seakan bisa menebak gerakan kami dengan tepat."

"Kau sampaikan saja seperti itu pada para pewaris lain. Ilmu ciptaan laofu ini memang masih jauh dari sempurna." Zhang Zhe Liang menepuk bahu Jin Shui. "Laofu percaya kalian tidak akan menjadikan yumen aliran sesat yang mengacaukan dunia persilatan, makanya memberitahu rahasia ini."

Urusan menghadapi Huang Zhe nampaknya sudah tidak terlalu masalah. Asalkan bisa merebut pedang xuanlong yang ada padanya, maka ia tidak akan bisa menyamar sebagai Yumen Mo Wang segala macam dan membuat orang memusuhi Yumen. Akan tetapi, Jin Shui berniat menyempurnakan wuqing xue bukan hanya demi menghadapi musuh. Zhang Zhe Liang juga bukannya tidak mengetahui masalah ini.

"Xiaozi, di dalam tubuhmu masih ada mengalir tenaga dalam milik Mo Ying," ia mengingatkan Jin Shui. "Kau pernah tidak menggunakan tenaga ini dan memadukannya dengan wuqing xue tingkat tujuh demi melatih tingkat delapan dan menyelamatkan calon istrimu?"

"Laoqianbei, apakah bisa?" Jin Shui sedikit berharap.

"Tenaga dalam milik Mo Ying mana bisa dikatakan sebagai tenaga dalam yang masih murni?" tanya Shu Qin. "Mo Ying usianya sudah lanjut, seumur hidupnya juga bukan dihabiskan dengan berdiam di satu tempat dan bertapa."

"Cobalah," kata Zhang Zhe Liang.

"Laoqianbei...." Jin Shui merasa ragu. Tetapi ia berpikir, Zhang Zhe Liang punya alasan sendiri. Ia pun duduk di lantai, mulai berdiam diri dan memusatkan pikiran. Tidak mudah mengingat Xu Qiao yang sedang terluka, namun ketika mengingat harapan terakhir gadisnya itu hanya ada pada dirinya, ia pun mulai memejamkan mata, berusaha menemukan hawa murni wuqing xue yang ada di tubuhnya, juga mendapati tenaga warisan Mo Ying yang tersimpan pada dirinya.

"Laoqianbei, jika memadukan tenaga warisan Mo Ying dengan wuqing xue tingkat tujuh, bukannya seharusnya jiaozhu...." Shu Qin pun merasa sangat aneh, tetapi ia tidak menyelesaikan pertanyaannya ketika melihat sorotan mata Zhang Zhe Liang. "Aku tahu. Aku akan membantu jiaozhu. Jiaozhu silakan ulurkan tangan."

"Aku akan melancarkan jalan darahnya agar kedua tenaga itu bisa disatukan," kata Zhang Zhe Liang pula. Ia duduk di belakang Jin Shui dan menempelkan telapak tangan pada punggungnya. Shu Qin duduk di hadapan Jin Shui dan menempelkan telapak tangannya pada telapak tangan Jin Shui.

Jin Shui mulai merasakan kekuatan dua jenis tenaga dalam dalam dirinya menyebar, membuat wajahnya berubah-ubah warna dan keringat dinginnya mulai menetes. Dengan adanya bantuan dari Zhang Zhe Liang dan Shu Qin yang menenangkan baru kedua jenis tenaga ini tidak sampai bentrok dan melukai diri sendiri.

Tenaga milik Mo Ying dahulu jauh lebih kuat dan terkadang sulit dikendalikan olehnya. Ketika ia berhasil melatih wuqing xue tingkat keenam, ia baru bisa menahan tenaga itu dan ia tidak lagi menggunakannya. Ketika ia berhasil menguasai tingkat ketujuh, ia lebih tidak pernah menggunakannya. Barusan Zhang Zhe Liang memintanya menyatukan dua tenaga untuk menguasai tingkat delapan wuqing xue, ia pun tidak yakin apakah benar bisa. Agaknya Shu Qin juga tahu, jika memanfaatkan tenaga ini bisa mencapai tingkat delapan, maka saat menguasai tingkat ketujuh, maka ia secara langsung juga sudah memecahkan tingkat delapan.

Akan tetapi ia belum pernah menggunakan tenaga milik Mo Ying sejak menguasai tingkat tujuh. Ketika berkelahi dengan Ma Yong Tao dan kemudian Huang Yu, ia sama sekali tidak menggunakan tenaga dalam. Kemudian beberapa kali ia berusaha mengalirkan hawa murni pada Xu Qiao pun hanya menggunakan tenaganya sendiri dengan sangat hati-hati.

"Sedot tenaga dari diri sendiri," Zhang Zhe Liang berbisik padanya.

"Apa?" Jin Shui bertanya pada diri sendiri. "Bagaimana caranya?"

"Bagaimana cara wuqing xue mengambil tenaga dalam orang, ya seperti itu."

"Mana bisa?" Jin Shui memprotes. "Jika aku menggunakannya untuk menyedot tenaga, dengan sendirinya yang akan tersedot adalah tenaga Laoqianbei dan Shu Qin. Mana bisa...."

"Aku bilang bisa ya bisa. Meski Yan Zi bocah kecil itu sudah memberiku obat entah apa yang membuat tenaga dalamku semakin berkurang itu, tetapi saat ini aku masih cukup mampu menahan agar tenaga dalam sendiri tidak sampai tersedot. Shu Qin sendiri kau juga tahu, dengan menempel tangan saja, kau tidak akan mampu menyedot tenaganya."

"Baiklah, wanbei akan mencobanya. Laoqianbei harap hati-hati."

Jin Shui mulai membiarkan hawa wuqing xue yang bekerja, menyedot tenaga dalam. Seketika itu ia langsung merasakan bahwa tenaga Mo Ying yang ada dalam tubuhnya bercampur dengan tenaga wuqing xue. Di saat yang sama ada dua hawa tenaga lain yang masuk ke tubuhnya, agaknya milik Zhang Zhe Liang dan Shu Qin, tetapi sangat sedikit dan agaknya tidak membawa banyak pengaruh. Maka ia pun memberanikan diri menggunakan tenaga wuqing xue menyedot tenaga lebih hebat lagi demi menyatukan tenaga milik Mo Ying tadi.

Namun yang terjadi selanjutnya diluar kehendaknya. Tenaga milik Mo Ying yang bersatu dengan tenaga wuqing xue hanya sebagian, karena kemudian membuyar dan lenyap entah kemana. Jin Shui terkejut bukan main, tidak keburu lagi baginya untuk menarik tenaga wuqing xue. Tenaga milik Zhang Zhe Liang dan Shui Qin pun tersedot tanpa ampun ke dalam dirinya.

Ia berteriak keras, menarik tangan dari Shu Qin dan menghantamkan dua tinjunya ke lantai, menyebabkan seisi ruangan berguncang keras. Kedua matanya memerah, urat-uratnya seakan hendak berhamburan keluar. Shu Qin menyaksikan ini, dengan nekad ia lekas mengarahkan telapak tangan di salah satu bahu Jin Shui, mendorong tenaga dalam kesana, satu-satunya cara agar Jin Shui tetap bertahan.

Zhang Zhe Liang tahu yang dilakukan Shu Qin sangat berbahaya, seorang shengnu saat menyalurkan tenaga dalam pada ketua Yumen tidak sama dengan cara para pelindung menyalurkan tenaga pada para pewaris mereka. Ritual yang mesti dijalani adalah dengan mengorbankan kesucian, menjadi satu dengan sang ketua, tidak bisa hanya dengan menempelkan telapak tangan. Maka ia pun menyalurkan lebih banyak tenaga ke punggung Jin Shui, membiarkan wuqing xue menyedotnya tanpa ampun.

Jin Shui sedang menolak bantuan dari Shu Qin, seketika tidak bisa menolak aliran tenaga dari Zhang Zhe Liang. Ia merasakan aliran listrik yang kuat pada seluruh tubuhnya, susah payah Shu Qin menahannya agar tetap berada di tempat, tidak peduli tenaganya tersedot lebih banyak lagi. Rupanya ia sudah tahu sejak awal bahwa Zhang Zhe Liang merencanakan pengorbanan diri yang seperti ini.

Zhang Zhe Liang memuntahkan darah segar, tangannya terlepas dari punggung Jin Shui. Jin Shui sudah berhasil menguasai tingkatan tertinggi wuqing xue, namun sekaligus menerima luka dalam ringan. Shu Qin kehilangan banyak tenaga, namun tidak sampai cidera karena Jin Shui sudah berdiri sebelum seluruh tenaga sang shengnu itu habis. Jin Shui jatuh berlutut di lantai bersamaan ketika Shu Qin terkulai dan nyaris pingsan.

"Pantas saja ketua Yumen selalu mengorbankan orang lain demi mencapai tingkatan tertinggi ilmu mereka," Zhang Zhe Liang berkata, "pada bagian terakhir memang mesti mendapat bantuan tenaga dari orang lain, mengenai hal ini sudah tidak bisa ditawar lagi."

"Mencari tokoh berilmu tinggi demi membantu tidak akan mudah, tidak akan ada yang bersedia membiarkan diri sendiri terluka berat demi menyempurnakan ilmu orang lain," sahut Shu Qin lemah, "maka shengnu diciptakan untuk keperluan ini. Karena khawatir kemampuannya masih belum cukup tinggi saat pergantian ketua baru, maka mesti ada sejenis ritual khusus, tidak bisa ditawar lagi."

"Laoqianbei... Anda... Anda sudah menipuku," nafas Jin Shui memburu. "Anda memintaku menyatukan tenaga warisan Mo Ying dengan wuqing xue, sudah tahu akibatnya akan seperti ini. Anda... sudah mempersiapkan semuanya."

"Tenaga dalamku sudah mulai menghilang," Zhang Zhe Liang mengingatkan. "Bukankah tadi sudah kukatakan bahwa si bocah Yan Zi itu sudah memberiku obat entah apa yang membuat tenaga dalamku semakin berkurang. Daripada menghilang begitu saja, lebih baik diberikan pada orang lain. Kalau tidak, sungguh menyia-nyiakan latihanku yang sudah berpuluh tahun."

"Jiaozhu, ini juga sudah seharusnya," kata Shu Qin. "Anda tidak ingin menggunakan seorang shengnu, aku juga tidak bisa berkata apa-apa. Tapi menguasai wuqing xue tingkat delapan sangat penting."

"Kau juga tahu, barusan sengaja membantu Laoqiabei," Jin Shui menyahut, "hanya ketua yang boleh menguasai wuqing xue tingkat delapan, tetapi bukannya tidak ada aturan bahwa ketua harus bisa menguasainya? Meski demi menyelamatkan nyawa orang, juga tidak perlu mengorbankan orang lain."

Shu Qin tersenyum. Aturan Yumen sejak awal berdirinya tidak banyak berubah, beberapa diantaranya memang mempunyai kelemahan. Beberapa merupakan aturan yang kaku, mungkin memang mesti diperbaiki. "Jiaozhu, jika hanya demi menyelamatkan nyawa satu orang memang tidak sebanding, tetapi jika di kemudian hari dengan wuqing xue tingkat ke delapan ini Anda bisa menyelamatkan banyak nyawa lain, apalah artinya pengorbanan satu nyawa pada saat ini?" tanyanya.

Jin Shui duduk dan berusaha menghimpun tenaga lagi, hendak mengembalikan tenaga milik Zhang Zhe Liang. Tetapi saat itu ia merasakan sesak di dadanya, terpaksa mesti menenangkan diri beberapa saat.

"Tidak ada gunanya kau mengembalikan tenagaku," si kakek menyahut. "Percayalah, tanpa tenaga dalam hidupku malah lebih tenang. Mungkin, masih bisa hidup sampai usia seratus tahun. Jika kau mengembalikan tenaga dalamku, takutnya usiaku malah tinggal seratus hari."

"Laoqianbei sudah menipuku sekali, Jin Shui tidak berani percaya," sahut Jin Shui sembarangan. Tetapi saat itu ia memang mesti mengakui, tidak mampu mengerahkan sedikit pun tenaga. Empat jenis tenaga dalam dirinya berputaran, menyatu dengan pelahan, satu pun belum bisa dipisahkan dengan yang lainnya.

Shu Qin berdiri dan membukakan pintu melalui kombinasi angka empat lingkaran. Huang Yu dan Li Qian sudah menunggu di depan ruang segi delapan itu, membawakan pada mereka kabar mengenai Huang Zhe yang dikirimkan melalui merpati pos oleh Lao Gui Shou dan Lao Diao Yan.

"Dia berada di sisa markas Hailang Biaoju di Luoyang, menyembunyikan diri disana," Li Qian langsung masuk dan melaporkan. "Surat ini baru saja tiba. Saat ini semua anggota Yuzhi Shi Wu juga sudah berada disana dan mengepungnya, memastikan dia tidak akan melarikan diri."

"Dia masih melatih ilmu, keadaannya semakin hari semakin mengerikan," Huang Yu menambahkan. Ia juga masuk ke dalam ruangan. "Kita mesti lekas berangkat kesana, menghancurkannya sebelum terlambat."

Jin Shui terdiam. Begitu cepat sudah menemukan Huang Zhe, begitu cepat juga mesti pergi menumpasnya. Kalau begitu, ia tidak mempunyai waktu untuk menolong Xu Qiao?

"Jin Shui, kau terluka?" Li Qian melihat keadaannya tidak seperti semestinya, ia bertanya.

"Hanya luka kecil, tidak akan jadi masalah," sahut Jin Shui. "Aku sudah menguasai wuqing xue sampai tingkatan tertinggi, meski terluka juga masih sanggup untuk menghabisi Huang Zhe dan merebut kembali xuanlong jian."

Xu Qiao duduk di gasebo di taman, memandangi bunga-bunga yang belum lagi bermekaran.

Jin Shui menyampirkan sebuah mantel di pundaknya, kemudian bersamanya menikmati pemandangan, hatinya terasa pedih sekali lagi. Kebersamaan seperti ini sudah tidak banyak, mereka harus menghargainya. Diraihnya tangan Xu Qiao. Kata-kata yang harus diucapkan ia tidak tahu harus memulai darimana, namun kata-kata itu tidak boleh tidak dikatakan.

"Lao Gui Shou dan Lao Diao Yan sudah mengirim kabar," ucapnya, "mereka sudah menemukan Huang Zhe. Kami... mesti lekas pergi kesana sebelum dia menyelesaikan latihannya dan ada korban lain yang jatuh."

"Bukankah masih ada dua bulan lagi?" tanya Xu Qiao.

"Makin lekas menyelesaikannya makin baik," sahut Jin Shui. "Orang ini sangat licik, tidak bisa dipercaya. Batas waktu yang diberikan olehnya, entah akan ditepatinya atau tidak juga tidak tahu. Di tangannya ada pedang xuanlong, tentu yang kami khawatirkan adalah dia menggunakan pedang itu, menyamar sebagai diriku seperti setahun yang lalu, dan membuat reputasi Yumen tidak bisa diperbaiki lagi."

Xu Qiao memandangnya. Ia masih bisa mendengar kata-kata itu dengan jelas, seketika itu juga ia memahami maksudnya. Digigitnya bibir untuk menahan perasaan. Hati Jin Shui semakin pedih. Sekali lagi ia mesti melukai gadisnya ini, sebenarnya ia juga tidak menginginkan.

"Maafkan aku," katanya, "sudah berhasil menguasai wuqing xue sampai tingkat tertinggi, semestinya saat ini sudah mempersiapkan diri menolongmu, memulihkanmu seperti semula, namun ada tugas yang mesti dikerjakan. Aku... terpaksa memintamu untuk menunggu."

"Tidak bolehkah... aku egois untuk sekali ini saja?" Xu Qiao bertanya dengan terpatah-patah padanya. Suaranya amat pelan, penderitaan yang dibawanya nyaris tidak tertahankan.

"Sudah banyak yang tewas di tangan Huang Zhe. Dia menjadi seperti itu, kami juga mesti bertanggung jawab. Tidak boleh ada korban lagi."

"Ini juga adalah kesalahanku." Xu Qiao menyentuh wajahnya dengan satu tangan. Air matanya menitik. Ia tahu Jin Shui bukan miliknya seorang, memang sudah seharusnya Jin Shui dan yang lain bertindak sebelum seluruh dunia mengetahui kehadiran Yumen Mo Wang palsu dengan xuanlong jian asli karena akan membuat kembalinya aliran Yumen tidak bisa diterima. Juga tidak tahu berapa banyak orang yang akan mati. "Wajah ini... apakah aku tidak akan melihatnya lagi?"

"Kau akan melihatnya, pasti masih ada kesempatan melihatnya lagi," sahut Jin Shui, "asalkan kau menungguku sebentar saja, saat kembali nanti pasti masih ada banyak kesempatan untuk kita."

Menggunakan wuqing xue tingkat ke delapan untuk menyingkirkan semua racun dari tubuh Xu Qiao setidaknya memerlukan waktu tujuh hari tujuh malam, kemudian juga pemulihan bagi keduanya dalam jangka waktu yang tidak singkat. Tentu saja, jika sebelum berangkat ke Luoyang, Jin Shui lebih dulu menolong gadisnya ini, ia tidak akan mampu lagi untuk berhadapan dengan Huang Zhe. Jika dipaksakan, maka nyawa yang akan menjadi taruhannya.

Yan Zi sudah memberitahukannya, Xu Qiao jika tidak segera ditolong maka pelan-pelan ia akan menjadi cacad. Saat ini ia sudah kesulitan berbicara, selanjutnya akan kehilangan pendengaran dan penglihatan. Dalam keadaan seperti ini, meski masih bernyawa juga akan lebih memilih mati. Ketakutan dalam kesunyian dan kegelapan tanpa batas, Jin Shui pun tidak berani membayangkan. Mungkin akan lebih baik jika ia bukan putra Wu Yao Wei, bukan pewaris utama Yumen, ia masih punya kesempatan memilih Xu Qiao dan bisa mengabaikan yang lainnya.

"Pada akhirnya... aku tetap tidak bisa menyesuaikan dengan dirimu sebagai pewaris Yumen...." Xu Qiao berkata lagi. Ia berusaha tersenyum, berusaha tetap kuat meski kekecewaannya sangat mendalam, ketakutannya sangat luar biasa. Ia membalik badan, hendak berlalu dari Jin Shui.

"Qiao-er," Jin Shui masih menggenggam tangannya, saat ini ia tidak ingin melepaskan. Tidak lagi. Ditariknya Xu Qiao ke dalam pelukannya. Sebuah pelukan lembut untuk menenangkannya. Xu Qiao menumpahkan tangis di dadanya, saat ini ia tahu tidak bisa menyalahkan Jin Shui, karena Jin Shui juga tidak punya pilihan lain.

"Jin Shui Gege... kau bunuh saja aku," akhirnya ia berkata lagi. "Aku bukan ingin memaksamu, juga tidak ingin menyusahkanmu lagi. Aku... benar-benar tidak sanggup hidup sebagai orang cacad seperti itu. Tidak bisa mendengar dan melihatmu, bagaimana aku bisa tahu kalau kau sudah kembali nanti? Setiap saat aku tidak bisa melihat dan mendengar siapa pun, bagaimana aku tahu kau ada dimana?"

"Kau masih bisa merasakan aku," Jin Shui melepas pelukan, menggenggam dua tangannya, menyerahkan padanya sebuah benda. Tanda perintah ketua Yumen peninggalan ayahnya, hanya ia yang memiliki. "Kau meminta aku membunuhmu, kata-kata macam apa ini? Kaupikir aku akan sampai hati? Bukankah kita sudah sama-sama sepakat, asalkan masih hidup maka kita masih punya harapan?"

"Jin Shui Gege...." Xu Qiao ingin mengatakan, ia tidak sanggup. Ia hanya seorang gadis biasa. Namun pandangan Jin Shui memberinya kekuatan yang lain, ia mesti hidup demi Jin Shui.

"Nyawamu adalah milikku, siapa pun tidak boleh mengambilnya termasuk dirimu sendiri," kata Jin Shui lagi, "genggamlah tanda perintah ini setiap saat. Memilikinya sama saja kau mempunyai aku di sisimu. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu. Aku akan meminta Shu Qin dan kedua gadis Han Leng Shuang Yin, Huang Lian, Shangguan Ru Yin dan Yin Xiu Chen, mereka semua menjagamu. Apa pun yang terjadi, tunggu sampai aku kembali. Bertahanlah, karena jika kau tidak bisa melewati semua ini, maka saat kembali nanti aku akan mencongkel mata sendiri, merusakkan telinga dan lidah sendiri, melumpuhkan kedua kaki ini, kemudian merasakan hidup sebagai orang cacad selamanya."

"Apa?" Xu Qiao tersentak kaget. Kata-katanya bukan main-main.

"Kau tahu aku sanggup melakukannya. Demi bisa merasakan penderitaan yang kaurasakan, aku akan melakukannya. Aku tidak akan mati menyusulmu, tetapi akan tetap hidup seperti itu."

"Jin Shui Gege, tidak boleh!" Xu Qiao berusaha berteriak, ketakutannya tidak boleh terjadi pada Jin Shui. Dirinya sendiri yang akan menjalani sudah sangat berat, jika Jin Shui mesti merasakannya juga maka ia akan lebih menderita lagi. Ancaman yang sangat mengena, akhirnya ia hanya bisa menerima tanda perintah itu, menahan semuanya demi Jin Shui.

"Kau harus tetap hidup, demi aku kau harus tetap hidup. Aku pasti akan berusaha kembali secepatnya. Hanya seorang Huang Zhe, menghabisinya tidak akan memakan waktu begitu lama."

Para pewaris lain tiba disitu. Huang Yu, Li Qian, Qin Liang Jie, Liao Xian, Lin Ji Xuan, Zhu Bai Que dan Liu Xin. Tidak ketinggalan Shu Qin dan Ma Yong Tao. Kecuali Shu Qin, mereka semua sudah mengganti pakaian dan membawa senjata, siap untuk memulai perjalanan. Huang Yu maju menghampiri Jin Shui.

"Jin Shui, kami sudah memutuskan, kami akan pergi tanpamu," katanya, langsung ke pokok masalah. "Kau tetaplah tinggal disini dan selamatkan Xu Guniang."

Jin Shui memandangnya. Kata-kata ini keluar dari mulut Huang Yu, ia hampir tidak percaya.

"Kau jangan meremehkan kekuatan kami," Li Qian menyambung, "delapan pewaris dikurangi satu masa tidak bisa menghadapi seorang Huang Zhe?"

Huang Yu, Li Qian, Qin Liang Jie, Liao Xian, Lin Ji Xuan, Zhu Bai Que, Liu Xin, dan Ma Yong Tao, delapan orang tidak mungkin tidak bisa dibandingkan dengan seorang Hua Jin Shui meski Hua Jin Shui sekarang ilmunya sudah berlipat dua kali.

"Meski dia sudah melatih ilmu setan apa, tetapi kami yakin akan bisa mengalahkannya tanpa Hua Gege," Liu Xin menyambung.

"Posisimu aku yang akan menggantikan," Ma Yong Tao juga bersuara, "pukulan yang kemarin aku belum sempat menagihnya, tunggu kami kembali nanti pasti aku akan memperhitungkannya sekalian padamu."

"Menolong Xu Guniang tidak bisa ditunda, kami juga tidak akan begitu tega," Huang Yu berkata lagi. "Jin Shui, aku tahu kedudukannya di hatimu seperti apa, aku juga tidak akan memperebutkannya lagi."

"Jiaozhu, Shu Qin akan tetap berada disini, tidak perlu ikut dengan mereka," Shu Qin berkata. Biar bagaimana pun ia lebih banyak belajar tenaga dalam seumur hidupnya, tidak terlalu bisa berkelahi menghadapi musuh.

Mereka semua satu suara meminta Jin Shui tetap tinggal, ia tidak punya pilihan lain. Akhir yang seperti ini ia juga sempat mengharapkan, namun kemudian disimpan dalam hati terdalam. Kali ini malahan kawan-kawannya bersatu hati memintanya menyelamatkan Xu Qiao lebih dulu, permintaan yang sulit ditolak.

"Tetapi, dia meminta Jin Shui Gege sendiri yang turun gunung menghalanginya," kata Xu Qiao. Kata-kata yang ada pada kipas itu ia masih mengingat. "Jika Jin Shui Gege tidak datang, maka entah apa yang akan dikatakannya mengenai Jin Shui Gege."

"Ha, si Huang Zhe itu termasuk apa?" tanya Lin Ji Xuan. "Omongannya mana ada yang bakal percaya?"

"Kami akan menghabisinya sebelum dia sempat bicara," sambung Qin Liang Jie.

"Hanya seorang seperti dia, tujuh pewaris yang menghadapinya sudah terlalu memberi muka padanya," kata Zhu Bai Que pula.

"Baiklah, aku akan memberi kalian kesempatan," akhirnya Jin Shui berkata, "delapan pewaris dikurangi satu ditambah seorang pengganti, jika tidak sanggup menghadapi seorang Huang Zhe kelak bagaimana akan menghadapi seluruh dunia? Baiklah, kalian berangkat lebih dulu, aku akan berusaha menyusul secepat mungkin."

"Selanjutnya Shu Qin bersama Huang Yu, Li Qian, Qin Liang Jie, Liao Xian, Lin Ji Xuan, Zhu Bai Que dan Liu Xin akan menjadi delapan pelindung Yumen," tambah Jin Shui, "melanjutkan tugas yang diberikan oleh Mo Ying Shifu, Chai Lang, Du Cao, Meng Gui, Bai Gu, Xie Zhang, Hu Ling dan Shui Yao Shishu, melindungi aliran Yumen kita dan mempersiapkan para pewaris. Di kemudian hari, delapan tingkat kedudukan dalam Yumen aku juga akan mengubahnya. Delapan pelindung, sudah pasti adalah kedudukan tertinggi."

"Bagaimana denganku?" Ma Yong Tao menanya.

"Nanti saja baru diputuskan," Jin Shui berkata. "Ma Xiongdi mungkin bisa bersama Yao Yao Guniang menjadi dua wakil ketua."

Keputusan yang memuaskan semuanya. Status Shu Qin juga sudah berubah secara resmi, selanjutnya ia bukan lagi pelayan ketua, melainkan sejajar dengan Huang Yu dan yang lainnya. Tugas sebagai shengnu sudah berakhir, ia tidak mendapat kematian malah beroleh kebebasan, tentu saja hatinya sangat bersyukur. Takdir kejam untuknya sudah dihapuskan, maka selanjutnya hanya ada kesetiaan untuk membalasnya.

Sudah tujuh hari tujuh malam Jin Shui menyalurkan tenaga dalam pada Xu Qiao, ia tidak berani beristirahat sedikit pun.

Proses penyelamatan ini ternyata jauh lebih sulit daripada yang diperkirakan sebelumnya. Wuqing xue tingkat ke delapan hanya dikuasai oleh Jin Shui seorang, Shu Qin juga tidak berdaya membantu. Zhou Yan Zi membuat beberapa macam ramuan obat, akan tetapi juga belum bisa digunakan.

Gu Chen Hui melihat anak tirinya ini punya tekad yang begitu kuat, sekali lagi ia sempat memohon pada ibunya untuk membantu, namun Yu Nian sudah tua, tidak punya kemampuan yang seperti dulu, sekali lagi mengatakan padanya bahwa hanya Jin Shui yang bisa menolong dan tidak ada orang lain.

Gu Chen Hui kemudian meminta Fuchang Long dan Li Bai Xun pergi menemui Zeng Bai Feng di Wansui Gu, mengundangnya ke Baiyu Shan. Namun ia sendiri tidak yakin si majikan Wansui Gu itu akan memenuhi undangannya. Antara Wansui Gu dan anggota Liangshan Liu Mo pernah ada perselisihan, selain itu dilihat dari sifatnya juga tidak akan mudah meminta Zeng Bai Feng meninggalkan tempat kediamannya demi menyelamatkan nyawa seseorang. Maka ia pun menyusul ditemani Zu Ye Niang.

Daya tahan tubuh Xu Qiao sendiri sudah jauh berkurang karena racun yang sudah menjalar terlalu lama. Ia juga sempat menghadapi tekanan berat meninggalkan Jin Shui, menghadapi kemarahan Jin Shui, membuat tenaga yang dimiliki untuk melawan racun dalam tubuhnya semakin sedikit.

Jin Shui sendiri tidak berani memaksakan. Nyawa Xu Qiao baginya sangat berharga. Setelah semua yang terjadi, ia tidak inginkan gadisnya itu merasakan sakit sedikit pun. Ia bukan hanya berusaha memunahkan racun, akan tetapi juga memberikan tenaga demi mempertahankan nyawa Xu Qiao. Semuanya dilakukan secara bersamaan, hasilnya tentu saja tidak baik bagi dirinya sendiri.

Surat datang melalui merpati pos, menyebutkan bahwa Huang Zhe tidak berhasil ditangkap di Luoyang, bahkan berhasil melarikan diri. Perintah dari Jin Shui, perkembangan sekecil apa pun mesti dilaporkan, maka isi surat ini tidak ada yang menutupi.

"Jin Shui Gege, kau tinggalkan aku saja," Xu Qiao juga sangat cemas.

"Huang Yu dan yang lain pasti bisa mengatasinya," Jin Shui berusaha menenangkan, "proses selanjutnya memerlukan pemusatan pikiran penuh, kuharap kau tidak memikirkan yang lain."

Namun air muka Jin Shui tidak bisa menyembunyikan kecemasannya sendiri. Huang Zhe bisa sampai lolos, maka bisa saja akan semakin berbahaya. Huang Yu dan yang lain bagaimanapun adalah pilar-pilar penting untuk mendirikan kembali Yumen, ia tidak ingin kehilangan satu pun diantara mereka. Sementara dirinya disini hanya demi seorang anak gadis, tidak tahu apakah keputusan ini benar adanya.

Di dalam kamar hanya tinggal mereka berdua dan Zhou Yan Zi yang tertidur dengan bersandar pada dinding di depan pintu. Jin Shui menyuapkan obat pada Xu Qiao, penambah tenaga yang selalu disiapkan. Xu Qiao sejak beberapa waktu yang lalu tidak bisa merasakan asam manis pahit pedas dan segala macam rasa yang lain, sekali ini ia bisa merasakan obat ini sedikit pahit, entah apakah bisa dianggap sebagai pertanda baik.

"Kenapa?" Jin Shui bertanya padanya.

"Obat ini, apakah begitu pahit sampai lidah yang sudah mati rasa pun bisa merasakannya?" tanya Xu Qiao.

"Kau... sudah bisa merasakan?" Jin Shui memandangnya dan mengetahui ia tidak berdusta.

Xu Qiao mengangguk, sungguh membuat Jin Shui terhibur.

"Sudah mulai ada hasilnya," ia berkata dengan lebih bersemangat, "sudah berhasil menahan kerja racun itu. Tinggal sedikit lagi, maka tidak perlu mencemaskan apa pun. Qiao-er, apakah kau sudah siap?"

"Aku sudah siap."

Jin Shui memejamkan mata. Sebelah tangannya menyatu dengan telapak tangan Xu Qiao untuk menyalurkan tenaga, dua jari tangan yang lain menempel di perutnya untuk menyedot racun.

Xu Qiao memandang pada Jin Shui bagai tanpa berkedip, menemukan masih ada kecemasan di balik raut wajahnya yang serius. Yumen Jiao dan dirinya sama-sama penting. Xu Qiao bisa merasakan, Jin Shui sanggup bertahan jika mesti kehilangan dirinya. Sebaliknya tanpa Yumen, bersamanya juga akan merasa bersalah seumur hidup.

"Qiao-er, kau jangan memikirkan apa pun," Jin Shui menegurnya tanpa membuka mata. Ia tahu Xu Qiao tidak memusatkan pikiran dengan benar. "Percaya padaku, aku pasti bisa menyelamatkanmu sampai selesai."

"Aku percaya," kata Xu Qiao. "Jin Shui Gege, tidak perlu membantuku dengan aliran tenaga. Aku bisa menahannya."

"Tidak bisa," Jin Shui tahu konsekuensinya, "kau begitu lemah, tidak akan cukup kuat menahan sendiri."

"Hanya tinggal sedikit lagi," Xu Qiao masih menutupi, "paling juga hanya akan merasakan sakit sedikit, tidak apa-apa."

"Wuqing xue tingkatan tertinggi sangat kuat, aku bahkan tidak berani meminta orang lain membantu, mana berani mempertaruhkan nyawamu juga?" tanya Jin Shui halus.

"Jin Shui Gege...." Xu Qiao menarik tangannya. Jin Shui sedikit tersentak, nyaris terlambat baginya menarik tangan yang satu lagi. Tidak ingin melukai Xu Qiao, malahan tenaganya sendiri seketika berbalik, nyaris melukai diri sendiri.

"Qiao-er, kau...."

"Jin Shui Gege, kumohon... menyedot keluar racun itu saja sudah cukup menyulitkanmu, kau tidak perlu memberiku tenaga. Seperti ini setidaknya, tidak akan membuatmu kehabisan tenaga dan terluka...."

"Aku kehabisan tenaga dan terluka, juga tidak akan mengambil resiko apa pun yang bisa membahayakanmu."

"Kau tidak boleh kehabisan tenaga dan terluka," Xu Qiao mengingatkan, "jika tidak, bagaimana bisa membantu Huang Yu dan yang lainnya?"

Yang dikatakan oleh Xu Qiao memang adalah ganjalan terbesar di hati Jin Shui. Setelah proses penyembuhan ini selesai, tentu saja ia masih harus pergi menyusul Huang Yu dan yang lainnya, menghadapi musuh yang entah seperti apa kekuatannya. Ia tidak peduli kehabisan tenaga ataupun terluka, asalkan bisa menyelamatkan semuanya. Namun kemampuannya sendiri masih ada batas, ia mesti mengakuinya.

"Jin Shui Gege, kau pernah mengatakan padaku, kau sebagai putra Wu Yao Wei, tidak bisa meninggalkan tugas sebagai pewaris utama Yumen, bahkan demi diriku sekalipun. Aku tahu ini adalah kenyataan yang tidak bisa diubah, aku sudah memahaminya. Kau... lepaskan saja aku...."

"Masih ada kesempatan menolong, mengapa aku mesti melepaskannya? Aku...." Jin Shui tidak melanjutkan kata-kata berikutnya, memandang raut wajah Xu Qiao yang pucat pasi, air matanya yang tidak tertahankan, ia juga merasakan sakit hati yang luar biasa. "Qiao-er... pada akhirnya aku harus mengakui, aku hanya manusia biasa dan bukan dewa...."

"Tidak apa," Xu Qiao menghapus air matanya sendiri, "setelah lewat hari ini, kau kembali menjadi milik aliran Yumen, mesti pergi membantu Huang Yu dan yang lainnya. Mengenai aku, hidup matiku, bukan lagi tanggung jawabmu."

"Kau harus bertahan," Jin Shui kembali memusatkan pikiran. "Paling tidak, kau sudah lepas dari kemungkinan kehilangan kemampuan berbicara, melihat dan mendengar. Racun leiying hua itu sebentar lagi juga sudah bisa dilenyapkan. Luka yang lainnya, kau harus bisa menahannya. Tunggu aku kembali, saat itu aku pasti akan mengerahkan semua kemampuan menolongmu."

"Aku akan ikut denganmu," Xu Qiao tiba-tiba berkata. "Kau mengejar penjahat, aku juga tidak bisa hanya diam disini menunggumu."

"Apa?" tanya Jin Shui memprotes. "Kau mana boleh meninggalkan Baiyu Shan? Keadaanmu seperti ini, hanya jika kau berada di Baiyu Shan aku bisa mengejar dan bertarung dengan musuh. Jika kau ikut denganku, maka aku mesti membagi pikiran untuk menjagamu. Jika dia sampai menangkapmu untuk menekanku, maka aku...."

"Dia tidak akan menangkapku, karena dia sedang sibuk bertarung denganmu. Bukankah musuh kali ini hanya satu orang?"

"Tidak boleh, pokoknya kau mesti tinggal disini. Aku akan meminta Shangguan Ru Yin dan yang lain untuk mengawasimu agar tidak keluyuran mencari masalah. Kau masih lemah seperti ini, mereka pasti akan mengawasi dengan sepenuh hati."

"Jin Shui Gege, dengarkan aku dulu," Xu Qiao sudah bertekad. "Aku akan ikut denganmu, tetapi tidak akan bersamamu. Aku akan menjaga jarak sampai seratus li di belakangmu. Dengan begitu, maka setelah urusan ini selesai kau bisa langsung menemui aku dan tidak perlu jauh-jauh menempuh perjalanan sampai ke Baiyu Shan untuk melihatku."

Jin Shui terdiam. Keringat sebesar butiran kedelai memenuhi wajahnya karena ia sudah menguras tenaga. Kata-kata Xu Qiao cukup mengena. Memang ia tidak ingin berpisah dari gadisnya terlalu lama. Jika bisa mempersingkat waktu perpisahan tentu sesuai dengan yang diharapkan, ia juga akan bisa lebih cepat membantu Xu Qiao menyembuhkan luka yang lain.

"Racun di tubuhku setelah dilenyapkan maka aku akan pulih pelahan dan cukup kuat untuk menempuh perjalanan jauh," kata Xu Qiao lagi. "Percayalah, jika kau meminta aku menunggu disini dan entah kapan kau baru kembali, aku akan selalu mencemaskan dan merindukanmu, tidak akan bisa memulihkan diri dengan baik."

"Kau akan merindukan aku?" Jin Shui menanya, matanya berbinar, semangatnya tumbuh kembali.

"Jin Shui Gege, kau tahu aku sangat mencintaimu."

Zhou Yan Zi yang berbaring di depan pintu sudah terbangun. Ia langsung mendekat. Jin Shui menghentikan pemusatan pikirannya sebentar. Ia pun perlu menarik nafas dan beristirahat sejenak.

"Benar, benar," si nona kecil sependapat dengan Xu Qiao, "musuh kalian kan hanya satu, mana ada waktu mengurusi Qiao-er Jiejie saat mesti berhadapan dengan para pewaris Yumen. Dia tidak mengira kekasih Jin Shui Gege tidak baik-baik berada di Baiyu Shan dan berada tidak jauh. Mati pun tidak akan mengira."

"Kau ini sungguh...." Jin Shui mau tidak mau mesti mengakui, membiarkan Xu Qiao ikut dengannya akan lebih baik.

"Aku juga ikut," Zhou Yan Zi berkata dengan sangat bersemangat. "Orang lain tidak bisa menjaga Qiao-er Jiejie dengan baik, tapi aku pasti bisa. Ilmuku tidak tinggi, tetapi soal akal dan racun aku masih bisa omong besar."

"Bagaimana dengan ayahmu?" Jin Shui mengingatkannya mengenai Zhou San Gong yang juga ada di Baiyu Shan. Meski si Racun Kiri itu ilmunya sudah lenyap tetapi ia masih hidup dan pengetahuan racunnya masih ada. Zhou Yan Zi masih perlu menjaganya agar dia tidak berbuat kejahatan lagi.

"Ayahku sedang sibuk memelihara kambing di belakang gunung," sahut Zhou Yan Zi pula, "kelihatannya dia sangat suka dengan kehidupannya yang sekarang, aku pun sudah berhari-hari tidak mengurusinya."

Jin Shui hendak membantah lagi, tapi Zhou Yan Zi keburu melanjutkan, "Aku juga akan mengajak dua jiejie Han Leng Shuang Yin itu bersama kami. Mereka masih muda, tetapi adalah murid-muridnya dashanzhu. Ditambah mereka sudah lama berdiam di gunung, pasti senang sekali kalau berjalan-jalan keluar."

"Lebih baik kau membawa serta Yin Guniang dan Huang Guniang," kata Jin Shui. "aku sudah meminjam lima belas pengawal Baiyu Shan, daniang saat ini juga sedang pergi entah kemana. Kedua nona Han Leng Shuang Yin mana boleh meninggalkan tempat ini?"

Ia tidak tahu tujuan kepergian Gu Chen Hui adalah Wansui Gu, demi mengundang Zeng Bai Feng datang menyelamatkan Xu Qiao.

"Benar juga," sahut Zhou Yan Zi, "mereka pasti juga sudah bosan setengah mati karena tidak bisa mengikuti Liao Xian Gege dan Li Qian Gege. Tapi, kurasa Yin Jiejie sudah cukup. Dia bisa menjadi telinga yang baik. Kalau Huang Lian itu, agak sedikit bodoh, membawa dia bisa-bisa malah jadi masalah." Ia tertawa kecil.

"Jin Shui Gege, kau sungguh bersedia membiarkan aku ikut denganmu?" Xu Qiao menanya pada Jin Shui.

"Apa aku masih ada pilihan?" Jin Shui balik bertanya.

Malam itu Jin Shui berkonsentrasi penuh menyedot racun leiying hua dari tubuh Xu Qiao, menyimpannya di satu bagian tubuhnya untuk disingkirkan pelan-pelan. Dengan tenaganya yang sekarang ia bisa menahan racun tanpa banyak kesulitan, menyingkirkannya juga lebih mudah. Di pagi hari Zhou Yan Zi kembali memberikan obat penambah tenaga. Xu Qiao sangat bersemangat, air mukanya yang pucat sebentar saja sudah memerah.

Pagi itu juga kereta kuda dipacu meninggalkan Baiyu Shan. Jin Shui menunggang kuda di depannya, saat mencapai tepian sungai panjang dan menemukan kapal milik Keluarga Bai, Jin Shui menggunakan waktu tiga hari perjalanan air untuk menyingkirkan sisa racun dari tubuhnya, kemudian ia baru bisa dengan tenang meninggalkan Xu Qiao di kapal, memacu kudanya menyusul Huang Yu dan yang lainnya.

Jin Shui menghentikan lari kudanya, ia melihat tanda yang ditinggalkan oleh para pengikutnya dan mengetahui bahwa mereka tidak jauh. Benar saja, tidak lama nampak Lao Diao Yan dan Lao Gui Shou berlari mendekat, langsung memberi hormat padanya.

"Nona-nona Yuzhi Shi Wu ada yang menemukan Huang Zhe di sebuah kuil rusak di desa kecil di depan, kelihatannya sudah beberapa hari berada disana," Lao Gui Shou langsung berkata, "kami sedang menunggu kedatangan Huang Gongzi dan yang lain, jika sudah cukup kekuatan baru menyerang."

"Huang Zhe itu sangat licik, beberapa kali mengelabuhi kita dan membuat kita semua kesulitan menemukan jejaknya sejak meloloskan diri di Luoyang," sahut Lao Diao Yan. "Dia juga ada beberapa kali dia menggunakan cara khasnya, membunuh orang persilatan yang kebetulan ditemui, membawa jenasahnya sampai puluhan li sebelum meninggalkannya."

"Kami terpaksa menyebar untuk menemukan jejaknya," kata Lao Gui Shou lagi, "nona-nona Yuzhi Shi Wu menyamar dan menunggu dengan hati-hati, tidak langsung menyerang sendiri, baru bisa menemukan persembunyiannya."

"Kebetulan jiaozhu sudah tiba disini, bisa langsung membereskannya," sambung Lao Diao Yan. "Jiaozhu silakan memberi perintah."

Tidak jauh merupakan sebuah perkampungan penduduk bernama Anxin Chun (Desa Hati Damai). Suara lari kuda terdengar mendekat dan sebentar kemudian Jin Shui sudah melihat Huang Yu datang bersama Ma Yong Tao dan Zhu Bai Que.

"Jin Shui, kau juga sudah datang," Huang Yu langsung menghampiri.

"Bagaimana Xu Guniang?" Zhu Bai Que menanya padanya.

"Sudah tidak apa," sahut Jin Shui, "aku mendengar kabar bahwa kalian tidak berhasil menangkap Huang Zhe di Luoyang, dan dia melarikan diri sampai ke tempat ini. Barusan Lao Diao Yan dan Lao Gui Shou juga sudah memberitahukan keadaannya padaku."

"Sudah ada beberapa anggota aliran kecil yang menjadi korban," Ma Yong Tao berkata, "dia dengan sengaja menggunakan nama Yumen Jiao, membunuh korban dengan menghancurkan tulangnya, ciri khas wuqing xue kalian."

"Dia juga ada melukai sejumlah pengawal pejabat daerah, dengan sengaja menunjukkan pedang xuanlong di tangannya dan mengaku sebagai dirimu," Huang Yu berkata, "dia mengatakan bahwa Yumen Jiao sudah kembali, dan akan segera menguasai dunia."

"Orang ini sungguh sangat berbahaya," sahut Ma Yong Tao pula, "juga licin bukan main."

Berlima mereka menuju kuil rusak yang disebutkan oleh Lao Gui Shou, lima diantara anggota Yuzhi Shi Wu sudah menunggu di sekitarnya, mengenakan pakaian gadis petani dan berpura-pura sedang membawa kambing mereka untuk mencari rumput.

"Dia berada disana," salah seorang, Qian Zhi, melapor pada Huang Yu. "Setiap malam dia selalu keluar menangkap hewan liar, kemudian kembali lagi. Di siang hari dia hanya diam di dalam, beberapa hari ini juga tidak mencari korban manusia. Saat ini, dia sedang berburu dan belum kembali."

"Tujuh hari yang lalu kami menemukan jenasah dua murid Haitang Jian Pai yang juga hadir di Baiyu Shan bersama orang-orang yang memburu warisan Liang Tian Jian Shen," sambung Lian Zhi, anggota kedua, "jelas dibunuh oleh dia dan tenaga dalamnya disedot habis. Keadaan kedua jenasah sangat mengerikan, nyaris tidak bisa dikenali."

"Apakah dua dari murid utama Yuan Wan Cui?" Jin Shui menanya.

"Tidak tahu, tetapi sepertinya bukan, hanya anak murid tidak berarti," sahut Lian Zhi.

Satu sosok melayang ke arah kuil rusak, gerakannya amat cepat, namun masih cukup jelas terlihat oleh Jin Shui dan yang lainnya. Sosok itu langsung masuk ke dalam, Jin Shui dan yang lainnya lekas bersiap, mengepung dari empat penjuru dengan senjata di tangan masing-masing.

"Tidak boleh biarkan dia lolos," Huang Yu mengingatkan sekali lagi, "aku akan mengalihkan perhatiannya sebentar, memancingnya keluar di tempat terbuka."

Huang Yu masuk lebih dulu ke dalam kuil rusak. Tempat itu sangat gelap, ia bertindak juga dengan hati-hati, tidak ingin kalah posisi sebelum bertarung. Pelan-pelan ia berusaha menemukan dimana Huang Zhe berada dengan menajamkan pendengaran. Namun di dalam kuil rusak itu untuk sesaat seakan tidak ada tanda-tanda keberadaan makhluk hidup lain.

"Hua Jin Shui yang menyuruhmu kemari?"

Suara Huang Zhe tiba-tiba terdengar. Asalnya tidak jelas. Huang Yu mempersiapkan senjata rahasia andalannya. Dari suara ini ia bisa menebak, kakaknya sudah tidak sama dengan Huang Zhe yang dikenalnya tiga tahun lalu, bahkan berbeda dengan yang terakhir kali dilihatnya masih bersama Xie Tian Hu. Kebenciannya terhadap Jin Shui dan para pewaris Yumen, kebencian terhadap diri sendiri, semuanya sudah semakin menebal dan menyatu dalam setiap sel darahnya, tidak bisa dipisahkan lagi.

Satu sosok muncul di bagian depan kuil yang masih mendapat siraman cahaya dari luar. Huang Yu memalingkan kepala dan segera melihat satu sosok yang sangat mengerikan, wajah yang penuh dengan sisa darah mengering, urat-urat di lehernya terlihat menonjol dan kemerahan, kedua matanya penuh dengan kebencian dan keinginan membunuh, akan tetapi juga penderitaan yang tidak ringan.

"Aku sudah menyedot tenaga dalam Xie Tian Hu, membuat kemampuanku berlipat tetapi aku juga belum bisa mengendalikannya," Huang Zhe berkata dengan mengerikan, agaknya ia merasa kesakitan. "Kemudian aku juga menyedot tenaga dalam dua anak murid Haitang Jian Pai, tidak disangka tenaga mereka punya sifat negatif yang begitu kuat."

"Kau mencuri potongan kitab wuqing xue milikku beberapa tahun yang lalu, mempelajari sendiri tanpa petunjuk, juga tanpa bagian awalnya," Huang Yu berkata, "menyedot tenaga dalam orang lain tidak bisa begitu saja, dengan caramu ini malah akan mencelakai diri sendiri."

Tiba-tiba terdengar pula suara lain, "Huang Yu Gege, tolong aku…."

Huang Zhe menampakkan senyuman mengerikan tanpa menyahut, kemudian menarik sesosok anak perempuan dari balik kegelapan, menempelkan pedang xuanlong di leher anak perempuan itu.

Huang Yu mengenali anak ini sebagai Xiu-er, satu dari dua anak perempuan yang dibawa oleh orang-orang Haitang Jian Pai di Baitu Shanzhuang yang kemudian sempat mengikuti Jin Shui beberapa lama sebelum dibawa pergi oleh Bao Xin Fei.

"Anak ini mengatakan padaku dia sebenarnya sudah dibawa oleh Xu Erfuren ke Huofeng Lou," Huang Zhe masih sempat berkata pada adiknya. "Akan tetapi dia tidak suka berada disana, kemudian pergi mencari kalian."

Huang Zhe melangkah mundur ke arah pintu keluar, Huang Yu mengikuti dengan hati-hati. Saudara kembar Xiu-er tewas oleh pedang xuanlong di tangan Jin Shui, susah payah baru Xiu-er bisa memahami semuanya. Huang Yu tidak tahu bagaimana anak perempuan itu bisa sampai jatuh ke tangan Huang Zhe, tetapi ia jelas tahu mesti menyelamatkan anak perempuan ini dan tidak bisa tidak memedulikannya.

"Lepaskan anak itu, kau boleh membawa aku sebagai penggantinya," Huang Yu berkata padanya.

"Aku mana berani?" Huang Zhe tertawa. "Pewaris Chai Lang yang selain berilmu tinggi juga terkenal licik, menggantikan anak ini dengan dirimu tidak akan ada untungnya bagiku. Kuyakin kau akan meminta teman-temanmu diluar sana untuk tidak segan melukaimu agar aku kehilangan seorang sandera."

Ia membalik badan dan keluar dari dalam kuil. Jin Shui dan Ma Yong Tao sudah menghadangnya dengan pukulan masing-masing, akan tetapi ia menggunakan badan Xiu-er sebagai tameng, memaksa keduanya menarik serangan. Huang Yu menggunakan biji catur untuk memaksanya melepaskan Xiu-er, akan tetapi Huang Zhe dengan mudah merontokkan senjata rahasia itu dengan pedang xuanlong. Entah darimana asalnya kekuatan Huang Zhe bisa berlipat begitu cepat hanya dalam hitungan hari.

Di saat itulah dari dalam kuil rusak terdengar suara tangis dan jeritan sejumlah anak kecil, mengalihkan perhatian Jin Shui dan yang lain untuk sedetik saja dan Huang Zhe sudah menggunakan kesempatan untuk melesat menuju kegelapan malam.

Ma Yong Tao paling dulu melompat mengejar, Zhu Bai Que mengikutinya. Jin Shui menyusul kemudian bersama Huang Yu sementara para gadis Yuzhi Shi Wu bersama Lao Diao Yan dan Lao Gui Shou berusaha melepaskan sejumlah anak kecil yang disekap di balik meja sembahyang.

Sebelah utara merupakan aliran sungai Wei, tidak jauh Jin Shui dan yang lain menemukan tiga jenasah. Huang Yu memeriksanya. Ketiga jenasah semuanya dibunuh dengan menggunakan pedang xuanlong. Tiga orang itu semuanya adalah pendeta tao yang nampaknya hanya kebetulan lewat. Api perapian yang belum padam menunjukkan mereka sedang beristirahat di tepian sungai ini ketika si pembunuh datang.

"Tidak ada yang sempat memberikan perlawanan," Huang Yu melihat pedang di tangan ketiga pendeta belum lagi dihunus. "Semua meninggal dengan kepala nyaris putus. Dilihat dari luka mereka, jelas diserang dengan satu gerakan."

"Ada satu orang lagi disana," Zhu Bai Que memberitahu. Ia menunjuk ke arah bebatuan di pinggiran sungai yang tidak jauh.

Satu sosok lain berada disana, masih bergerak meski sangat lemah. Huang Yu langsung menghampiri, akan tetapi ia berwaspada dan lebih dahulu menyentilkan sebutir biji catur persis ke samping sosok itu.

Sosok itu nampak kaget dan hendak menyingkir ke dalam sungai. Akan tetapi sebelum Huang Yu menghalangi, tiba-tiba muncul sejumlah jarum, menyebar ke arah dirinya dan yang lain, bersamaan dengan suara tawa keras dan mengerikan. Sosok itu rupanya adalah Huang Zhe, ia tahu tidak bisa menandingi ilmu ringan tubuh para pengejarnya, kemudian membunuh orang dan mencari kesempatan menyerang dengan cara licik dan berpura-pura menjadi korban.

Sayang sekali Huang Yu tidak begitu saja kehilangan kewaspadaan, mengujinya dengan senjata rahasia lebih dahulu. Huang Zhe tahu dirinya hampir saja dikenali, maka ia menyebar jarum dengan nekad saja, berharap bisa sedikit menghalangi. Saat Huang Yu dan yang lain menghadapi serangan jarum, dengan cepat Huang Zhe menyambar sanderanya yang berada di balik bebatuan, membawanya menyelam ke dalam sungai.

Jin Shui berempat tidak ikut mencebur ke air, mereka menunggu saja di sekitar sungai. Ma Yong Tao dan Zhu Bai Que sama menggunakan ilmu ringan tubuh mereka untuk melesat ke atas pepohonan, mengawasi dari atas. Biar bagaimana pun Huang Zhe pasti akan keluar dari air untuk menghirup udara, mereka tinggal menunggu saja. Jin Shui menunggu bersama Huang Yu, keduanya berwaspada.

Di saat itu Li Qian, Qin Liang Jie dan Liao Xian juga hadir, disusul Lin Ji Xuan dan Liu Xin, semuanya menunggu di tepian sungai dan mengawasi agak jauh, menyebar untuk memastikan buruan mereka tidak akan lolos.

Huang Zhe sungguh keluar dari dalam sungai beberapa saat kemudian, Ma Yong Tao dan Zhu Bai Que langsung menggiringnya ke arah Jin Shui dan Huang Yu. Xiu-er masih berada di tangannya, nampak bergerak meski lemah dan hampir kehabisan nafas.

"Orang-orang Yumen Jiao bisanya hanya main keroyok!" Huang Zhe berteriak ketika Ma Yong Tao menyerangnya. Ia meletakkan tubuh di kecil Xiu-er di depannya sebagai tameng sehingga tidak ada yang berani sembarangan menyerangnya. Hanya Ma Yong Tao yang tidak peduli, langsung melompat dan mengarahkan telunjuk serta jari tengah ke ubun-ubunnya, sebuah gerakan yang dulu sering ia gunakan untuk menghadapi Ma Yao Lun, ayahnya.

Huang Zhe menyabetkan pedang xuanlong ke arahnya. Ma Yong Tao jelas tahu ketajaman pedang itu, seketika menarik serangan sebelum tangannya tertebas putus. Zhu Bai Que menggantikannya menyerang arah punggung Huang Zhe, hendak mengalihkan perhatiannya agar Xiu-er bisa direbut. Akan tetapi Huang Zhe masih cukup keji untuk mencengkram leher anak perempuan di tangannya, jika ada yang memaksa merebut maka bisa jadi akan ada pemandangan yang mengerikan.

Hanya menghadapi seorang Huang Zhe tentu saja Jin Shui dan Huang Yu tidak merasa perlu ikut turun tangan, mereka mengawasi saja bersama yang lain, memastikan Huang Zhe tidak akan melarikan diri.

"Erdi, kau yang ada urusan denganku, kenapa tidak menghadapi sendiri malah membiarkan orang lain yang memeras tenaga?" Huang Zhe tiba-tiba berteriak, ditujukan pada Huang Yu. "Kita dua saudara kandung, sejak kecil mendapat perlakuan berbeda. Aku selalu tidak suka ayah dan ibu mewariskan ilmumu padamu, tetapi aku yakin kau juga tidak suka karena pada akhirnya aku mendapatkan seorang guru yang jauh lebih hebat darimu."

"Kau sudah mengakui pembunuh orang tua sebagai guru, hal ini tentu saja aku tidak bisa menandingi," Huang Yu berkata. "Kemampuanmu sekarang lebih baik dariku, aku juga mengakui dan tidak akan menyangkalnya. Hanya saja pedang di tanganmu itu bukan milikmu, aku harus merebutnya darimu. Anak perempuan itu, aku juga tidak melihat kemampuanmu yang hebat hanya cukup untuk membunuh seorang anak kecil."

"Benar, aku sudah mengakui pembunuh orang tua sebagai guru, mengikutinya beberapa lama, merendahkan diri agar dia bersedia mengajarkan ilmunya padaku," Huang Zhe berkata, "aku melakukan semuanya karena kemampuanku rendah, karena ayah dan ibu kita dahulu tidak mengajarkan cukup banyak padaku. Aku terpaksa menelan semua perlakuan Xie Tian Hu, demi membuat dia mempercayaiku, mengajarkan semuanya padaku, bahkan memberikan salinan peta peninggalan Zhang Zhe Liang itu padaku dan membiarkan agar aku mengatur rencana mengambil semua yang ada di Baiyu Shan."

"Cara rendahan seperti ini tidak sesuai dengan didikan Keluarga Huang kita," sahut Huang Yu, "sejauh yang kuingat, kemampuanmu rendah karena dahulu kau sendiri yang tidak suka belajar, mengira diri sendiri adalah tuan muda Keluarga Huang yang bisa selalu dilindungi oleh para pengawal dan punya kekuasaan besar sehingga tidak ada yang berani padamu."

"Anak perempuan ini aku bisa melepaskan, pedang mungkin aku juga bisa mengembalikan," Huang Zhe berkata, menunjuk Xiu-er dengan pedang xuanlong di tangannya, "asalkan kau berani menghadapi aku satu lawan satu."

"Aku datang kemari untuk merebut pedang, dan kami disini tidak ada yang berencana melepaskanmu," Huang Yu menyahut lebih sengit, "kembalikan pedang itu, dan lepaskan Xiu-er, maka aku akan meminta jiaozhu kami membuatmu mati lebih enak."

"Seorang pewaris Chai Lang masa tidak berani menghadapi aku Huang Zhe seorang diri, malah mengandalkan kekuatan banyak orang," Huang Zhe masih mendebat kata-katanya. "Delapan pewaris Yumen hendak mengeroyok aku seorang yang tidak punya nama, urusan ini jika sampai tersiar, maka kalian orang-orang Yumen akan dianggap sudah menindas, mengulangi lagi kesalahan yang sudah dilakukan generasi sebelumnya."

"Banyak bicara!" Lin Ji Xuan berseru tidak sabaran. "Kami ada banyak orang, kau tidak akan bisa meloloskan diri, jangan harap yang terjadi disini bisa sampai ke telinga orang luar segala macam."

"Aku sebenarnya bisa meminta Huang Yu menghadapimu seorang diri, memberimu satu hari untuk berlari sejauh-jauhnya jika kau bisa menang darinya," Jin Shui maju dan berkata pada Huang Zhe. "Akan tetapi di tanganmu ada pedang xuanlong milikku, maka aku sendiri yang akan turun tangan merebutnya. Tiga puluh jurus, jika aku masih belum bisa menjatuhkanmu, maka sehari ini kau boleh pergi dengan bebas, kami disini hanya akan memastikan kau tidak akan membunuh orang lain lagi."

"Kau adalah ketua Yumen Jiao generasi sekarang, benarkah?" Huang Zhe menanya pada Jin Shui.

"Benar," Jin Shui menyahut tegas. "Kau mengirim pesan ke Baiyu Shan, mengancam kawan-kawanmu, tujuanmu adalah aku. Sudah bertemu disini, jika kau tidak cukup nyali untuk menghadapi aku, silakan katakan saja."

"Baiklah, aku akan menghadapimu," Huang Zhe melepaskan cekikannya pada Xiu-er pelahan, "Hanya kau seorang. Kata-kata seorang ketua Yumen tentu bisa dipegang, dalam tiga puluh jurus jika aku masih bisa berdiri tegak maka kalian akan melepaskanku."

Xiu-er benar-benar dilepaskan, dan Liu Xin langsung menariknya menjauh. Huang Zhe membawa pedang xuanlong di tangannya, meninggalkan tepian sungai dan melompat ke atas sebongkah batu besar, bersiap disana. Jin Shui melayang ringan dari tempatnya, dengan santai mendarat di atas sebuah bongkahan batu besar lainnya.

"Aku akan berdiri di batu ini, jika kau bisa menjatuhkan sebelum tiga puluh jurus lewat, maka aku akan mengembalikan pedang padamu, selanjutnya kalian mau siksa atau bunuh terserah saja," Huang Zhe berkata. "Jika Jiaozhu ternyata tidak punya kemampuan sebesar itu, maka harap melaksanakan sesuai janji."

Batu besar tempat Huang Zhe berada tidak bisa menampung dua orang, artinya Jin Shui mesti menggunakan ilmu ringan tubuh setiap kali menyerang ke arahnya. Huang Yu sedikit khawatir, mengetahui Jin Shui baru saja sembuh dari patah tulang dan meski di Baiyu Shan sudah memperlihatkan ilmu ringan tubuh saat berlarian diantara tebing curam, akan tetapi bisa dikatakan saat itu hanya keberuntungan saja. Tiga puluh jurus tidak sedikit, dan Huang Zhe entah masih menyimpan pikiran licik apa tidak ada yang tahu.

Huang Zhe ikut menyaksikan semua yang terjadi Baiyu Shan pada saat delapan pewaris semuanya berhadapan dengan Xie Tian Hu, bersembunyi diantara orang-orang lain yang hadir. Ia mengetahui kemampuan para pewaris. Ia juga masih ingat bahwa pada saat itu Xu Qiao memberikan pada Jin Shui dua buah tongkat untuk membantunya berjalan. Ia tidak tahu bagaimana Jin Shui bisa terluka, akan tetapi ia tahu bahwa ia bisa memanfaatkan.

Sejak tongkat pemberian Ma Yong Tao dipatahkan oleh Xie Tian Hu, Jin Shui hanya satu kali meminjam tongkat milik Gu Chen Hui. Kemudian Shu Qin membantunya memulihkan kedua kakinya, sejak itu ia tidak menggunakan tongkat lagi untuk membantu berjalan, ia lebih sering menggunakan tenaga dalam untuk menahan kedua kakinya, membuatnya seolah sudah sembuh sama sekali.

Keadaannya memang terus membaik, terkadang masih merasakan sakit pada kedua kakinya saat sudah terlalu lama menahan dengan tenaga dalam, akan tetapi lama kelamaan ia sudah terbiasa dan tidak lagi memedulikan rasa sakit itu. Sejak menguasai wuqing xue tingkat ke delapan, ia sudah tidak pernah lagi merasakan sakit pada kakinya.

Akan tetapi bagaimana pun kedua kaki itu masih merupakan kelemahannya. Ia bertarung dengan Huang Zhe yang berdiri di atas bongkahan batu besar, jika menggunakan tenaga wuqing xue tingkat ke delapan dan menghantamnya begitu saja mungkin bisa langsung menjatuhkan. Akan tetapi ia tidak ingin terlalu memamerkan kemampuan, maka menyerang saja dengan gaya yang santai, melompat dari tempatnya dan bagai melayang di udara, memainkan jurus-jurus yang indah, hanya menggunakan tiga bagian tenaganya.

Lima belas jurus berlalu dengan cepat, Jin Shui dan Huang Zhe nampak seimbang. Setiap kali Jin Shui menyerang, Huang Zhe banyak menghindar, berkelit, menyabetkan pedang, hanya sekali waktu menangkis menggunakan tenaga dalam, berlagak terhuyung sedikit, dan jelas tidak menggunakan tenaga dalam yang sudah disedotnya dari Xie Tian Hu.

Mulai jurus ke delapan belas, Huang Zhe terus mengincar kaki Jin Shui. Setiap kali Jin Shui mendekat, ia merundukkan badan, mengarahkan pedang atau pukulannya ke arah Jin Shui dengan keji. Saat Jin Shui mulai mewaspadai serangan balik semacam ini, Huang Zhe sudah memperkirakan, dan ia mengganti gaya dan berlagak menyambut serangan dengan berdiri tegak, kemudian tiba-tiba menyambarkan sejumlah jarum ke bagian bawah.

Jin Shui masih bersalto di udara menghindari serangan jarum saat Huang Zhe menghantam arahnya menggunakan tenaga dalam yang diambil dari Xie Tian Hu, memaksa Jin Shui untuk mendarat dan bersamaan menghadang serangan. Pertahanan kakinya pada sedikit ini sedikit goyah, dan ketika Huang Zhe melemparkan jarum terakhir di tangan, berhasil menyambar betisnya, racun menyebar dengan segera.

Jin Shui merasakan ada racun yang menyebar, akan tetapi bagai tidak memedulikan, dan ia langsung merapal jurus berikutnya, kembali menyerang ke arah Huang Zhe. Huang Zhe tidak menyangka cara liciknya tidak membawa hasil, untuk tiga jurus selanjutnya ia sungguh kerepotan, berusaha tetap bertahan di tempat dan kelihatan menggunakan pedang xuanlong untuk menebas sembarangan.

Pada jurus ke dua puluh sembilan sekali lagi Huang Zhe menghadang Jin Shui dengan menghantamkan seluruh tenaga yang diambilnya dari Xie Tian Hu, juga tenaga yang diambil dari dua anak murid Haitang Jian Pai, membuat Jin Shui merasakan adanya serangkum hawa yang saling bertentangan. Ia masih bisa menahan serangan itu, mematahkannya dengan mudah, dan melihat Huang Zhe sekali lagi merogoh saku untuk mengambil jarum rahasia.

"Kau… kau menguasai ilmu setan apa?" ia menanya pada Jin Shui, "kekuatanmu sejak kapan berlipat seperti ini?"

"Wuqing xue tingkat ke delapan," Lin Ji Xuan yang menyahut. "Kemampuan Jin Shui sekarang melebihi ketua Yumen yang sebelumnya. Bagaimana, apakah kau masih ingin merasakannya, atau bersedia baik-baik mengembalikan pedang?"

Huang Zhe baru menyadari bahwa jarum rahasianya sudah habis, sedangkan barusan ia sudah menggunakan terlalu banyak tenaga. Di yang sama ia juga merasakan sesak di dadanya, pada detik berikutnya tidak bisa lagi menahan dan sudah memuntahkan darah segar. Jin Shui melihat lawan sudah terluka dalam, ia menahan serangan terakhir dan memberi lawan kesempatan menarik nafas.

"Sudah tiga puluh jurus, aku masih berdiri tegak disini," Huang Zhe berkata sambil tertawa, "Hua Jiaozhu tentunya tidak akan ingkar janji, bisa melepaskanku."

"Masih kurang satu jurus lagi," Ma Yong Tao berkata, "kau sudah terluka dalam, sebaiknya menyerah saja agar tidak membuat malu diri sendiri."

"Ketua Yumen Jiao masa masih menyerang seorang yang sudah terluka," Huang Zhe malah berkata. Sungguh orang ini sangat licik, menggunakan segala cara tidak terhormat untuk bisa meloloskan diri.

"Kau pergilah," Jin Shui berkata pada Huang Zhe. "Aku akan berikan satu hari padamu untuk memulihkan diri sendiri, tidak akan mengusikmu sampai esok pada waktu yang sama. Baik-baiklah mengurus diri, tidak boleh sampai menangkap, melukai atau membunuh orang lain. Jika kau melanggar, maka setiap luka yang kauberikan pada orang lain, aku akan menagihnya sama persis, tidak akan membiarkanmu mati sebelum membayar semuanya."

Zhang Zhe Liang akhirnya membantu Jin Shui menyempurnakan ilmu. Dengan memberikan tenaga dalamnya pada Shu Qin saat Shu Qin menyalurkan seluruh energi yun xia shen gong pada Jin Shui. Meski dengan cara ini bisa saja Zhang Zhe Liang kehilangan nyawa, bagi dia tidak masalah karena ia sudah hidup lama, juga ingin membayar hutang pada Jin Shui.

Jin Shui seharusnya punya kesempatan menyelamatkan Xu Qiao lebih dahulu, akan tetapi ia juga harus menghadapi musuh demi reputasi aliran. Beruntung ia mempunyai kawan-kawan pewaris, yang kini sudah berganti menjadi para pelindung baru, yang cukup yakin bisa menghadapi seorang Huang Zhe.

Bagaimana cara Jin Shui menyelesaikan musuh terakhir ini?

Xiaodiandiancreators' thoughts