webnovel

Episode 20 : San Gong Bao Dong (Pemberontakan Zhou San Gong)

Huang Yu dan Yan Zi mendekat, menyaksikan dari pinggiran kebun obat dan melihat di bagian depan para pembawa obor itu ada satu perempuan yang mengenakan pakaian putih dengan dua pedang tergantung di punggungnya, terikat dengan sulur-sulur tanaman rambat yang kuat dengan bunga-bunga kecilnya yang nampak samar. Mereka langsung mengenali perempuan itu sebagai Yuan Wan Cui, ketua Haitang Jian Pai yang beberapa kali terlibat masalah dengan Jin Shui dan juga kawan-kawannya.

"Tanaman itu," Zhou Yan Zi mengenali tanaman rambat yang digunakan mengikat Yuan Wan Cui. "Tanaman itu adalah hasil percobaan ayahku mencampur beberapa jenis tanaman beracun, bunganya yang seperti tembus pandang itu sangat berbahaya."

Dua puluhan orang berbaju hitam lainnya berdatangan, membawa belasan perempuan berbaju putih dan mantel warna kayu anggota Haitang Jian Pai, semuanya juga dalam keadaan terikat sulur beracun tanpa bunga kecil tembus pandang. Lima diantara mereka adalah gadis kecil, nampak menangis ketakutan. Yuan Wan Cui membuka mata pelahan, susah payah mempertahankan wibawa sebagai ketua sebuah aliran ketika tahu dirinya dan anak muridnya tertangkap oleh orang Wansui Gu tidak akan punya jalan hidup.

Belasan anak murid Haitang Jian Pai itu disebar di tengah orang-orang berbaju hitam, golok mengancam leher mereka, siap ditebas kapan saja. Jin Shui menghitung ada lima belas orang, diantara mereka tidak terdapat Bao Xin Fei, Yun He, atau adik-adik seguru mereka. Ada kemungkinan masih ada anak murid Haitang Jian Pai yang ditahan di lain tempat. Tidak akan mudah menyelamatkan mereka.

"Tidak boleh bunuh diri!" terdengar suara salah seorang berbaju hitam yang ada di samping Yuan Wan Cui. "Jika tidak kau tahu apa yang akan kami lakukan pada anak muridmu. Reputasi Wansui Gu kau sudah tahu, kurasa tidak perlu kusebutkan dengan jelas disini."

Yuan Wan Cui tidak menyahut kata-katanya. Ia kembali memejamkan mata dan berguman pelahan, entah sedang berdoa atau menyumpahi orang. Beberapa murid yang lebih tua mengikuti, ketenangan mereka sedikit meyakinkan anak murid yang lebih muda.

"Yan Zi, apakah dia ayahmu?" Huang Yu bertanya, menunjuk orang berbaju hitam yang barusan berteriak, wajah orang itu ditutupi kedok akan tetapi suaranya tidak begitu saja bisa dipalsukan.

"Benar," sahut Yan Zi. Sosok ayahnya ia tentu kenal dengan baik.

"Menangkap ular mesti menangkap kepalanya dulu," kata Huang Yu kemudian. Senjatanya sudah siap di tangan. "Asalkan bisa menangkap ayahmu, maka urusan lain tidak akan sulit."

"Huang Yu Gege, ayahku mungkin tidak akan begitu saja membunuh Yuan Wan Cui," kata Zhou Yan Zi, "akan tetapi anak muridnya itu bisa jadi langsung ditebas duluan. Aku… meski sifat mereka kurang baik, juga belum perlu sampai mati."

"Kami tidak berencana menyelamatkan Yuan Wan Cui dan anak muridnya," Huang Yu berkata, "hanya perlu menggagalkan pemberontakan dan membantu Feng Yeye membersihkan perguruan."

"Kau ada akal apa?" tanya Jin Shui pada Zhou Yan Zi.

"Tidak ada," sahut Zhou Yan Zi. "Terpaksa mesti menunggu kesempatan."

Di kebun obat, beberapa orangnya Zhou San Gong yang lain datang, membawa seorang kakek kecil, kemudian juga diikat dengan cara yang sama. Yan Zi terkejut bukan main. Kakek kecil itu adalah Duan Meng, kepercayaannya Zeng Bai Feng. Zhou San Gong sampai berani menangkap Duan Meng, sama saja mencari masalah dengan Zeng Bai Feng. Ini jelas adalah pemberontakan besar.

"Zhuren, kami tidak berhasil menemukan erxiaojie," salah seorang melapor pada Zhou San Gong. "Sepertinya setelah melepaskan murid-murid generasi ketiga, dia juga kabur."

"Yan Zi tidak mungkin pergi begitu saja, dia pasti masih berkeliaran di sekitar Wansui Gu," suara Zhou San Gong terdengar tidak sabaran. "Mesti menangkapnya, jika melawan bunuh saja."

"Ha?" Zhou Yan Zi di tempat persembunyiannya menunjuk diri sendiri. "Bahkan aku juga...."

Empat pengikut Zhou San Gong yang lain juga tiba disitu, menyerahkan dua tahanan yang lain. Kali ini Zhou Yan Zi sampai menutup mulut dengan dua tangannya, mengenali dua orang itu sebagai kakaknya Zhou Xiang Nu dan pemuda yang selalu mengikutinya sejak dari Yiling kembali ke Wansui Gu beberapa waktu yang lalu, Yang Lei. Huang Yu tidak kalah kagetnya. Mereka berdua belum sempat berpikir untuk bertindak ketika Zhou San Gong memasukkan pil obat ke mulut tiga tawanan ini.

"Kalian siapa?" Zhou Xiang Nu berteriak, salah satu pengikut ayahnya langsung menotok jalan darah bisunya sehingga tidak bisa bicara lebih banyak lagi. Zhou Xiang Nu berusaha meronta dari sulur-sulur berduri itu.

"Guniang, tidak ada gunanya," salah seorang pengikut berkata. "Kau orang Wansui Gu, mestinya tahu tanaman apa ini. Duri-duri ini beracun, makin banyak kau tertusuk kau juga tahu dengan jelas akibatnya."

"Ini adalah tanaman leiying hua (bunga tanpa air mata)," kawannya berkata, "racunnya sangat kuat, sampai sekarang belum ditemukan penawarnya. Kalian hanya kena durinya, masih belum berurusan dengan bunganya, masih bisa diselamatkan. Sebaiknya jangan sembarang bergerak. Bunganya beberapa sudah kami singkirkan, tetapi masih ada di tempat yang tersembunyi. Bunga leiying adalah bahan racun yang paling bagus, kurasa kami juga tidak perlu menjelaskan lebih panjang."

Huang Yu menarik Zhou Yan Zi ke balik batu besar sebelum gadis muda itu kehilangan kendali. Zhou San Gong sudah tidak waras, bahkan putrinya sendiri pun tidak diampuni. Zhou Yan Zi yang biasa tenang menghadapi segala sesuatu dan sudah terbiasa dengan berbagai jenis racun sampai gemetaran sendiri. Jika bukan karena tidak sengaja mendengar rencana ayahnya, maka hari ini ia juga berada di tengah kebun obat itu, menjadi salah seorang yang mesti menghadapi kematian.

"Yan Zi, urusan ini sudah jelas tidak sederhana," Huang Yu berkata padanya. "Kau dengar barusan pengikut ayahmu ada yang menyebutmu erxiaojie, yang lain menyebut kakakmu dengan sebutan guniang."

"Mereka... ada orang luar disini," kata Zhou Yan Zi.

"Benar," kata Huang Yu, "Zhou San Gong berani membuat pemberontakan besar, sepertinya karena ada dibantu oleh orang luar. Meski kita bisa menangkapnya, juga belum tentu orang di belakangnya itu akan mundur. Tujuan mereka sepertinya adalah Feng Yeye, tidak boleh sampai membiarkan mereka berhasil."

"Aku tahu," Yan Zi nyaris menangis. "Ayahku tidak mungkin sedemikian besar nyalinya jika tidak ada orang di belakangnya. Pemberontakan ini... bukan dia yang memulai. Pantas saja… pantas saja aku dan jiejie juga dianggap penghalang."

Zhou San Gong mengeluarkan sebuah botol porselen, memaksa Yuan Wan Cui menelan sebutir pil berwarna putih. Yan Zi nyaris menahan nafas melihatnya. Yuan Wan Cui sama sekali tidak memberikan perlawanan, hanya bisa melotot, agaknya ia selain terikat tanaman beracun juga sudah terkena obat pelemah otot dan juga ditotok jalan darahnya. Zhou San Gong kemudian mundur ke belakang, menggunakan Duan Meng sebagai tameng.

Suara seruling terdengar. Orang yang meniupnya tidak nampak, Yan Zi menengok kesana kemari mencarinya, nyaris membuat salah satu pengikut ayahnya memergokinya. Ia lekas menundukkan kepala lagi dan berpikir dengan tenang.

"Aku ingat, aku pernah mendengar gonggong menyanyikan lagu ini saat sedang seorang diri," ia memberitahu Huang Yu dan Jin Shui. "Setelah bernyanyi akan menarik nafas beberapa kali sambil menyebut nama Xiao Wan."

Xiao Wan kemungkinan adalah nama kecilnya Yuan Wan Cui. Akan tetapi lagu yang dimainkan alunan seruling itu adalah sejenis lagu kanak-kanak. Tidak jelas apa kaitan lagu ini dalam hubungan Zeng Bai Feng dengan Yuan Wan Cui, akan tetapi jelas si peniup seruling hendak menggunakan lagu ini memancing Zeng Bai Feng keluar.

Kata-kata Huang Yu bahwa Zhou San Gong berani membuat pemberontakan besar, dia pasti dibantu oleh orang luar, agaknya benar adanya. Lagu ini bahkan Zhou San Gong tidak tahu, ternyata masih ada orang lain di dunia ini yang bisa memainkannya. Orang yang meniup seruling ini jelas bukan tokoh sembarangan. Meski suara seruling tidak dilandasi tenaga dalam atau semacamnya, tetapi pengaruhnya amat besar.

Pintu gua itu akhirnya terbuka, suara teriakan keras terdengar dari dalam. Hawa beracun menyebar dari dalam, beberapa dari orang-orang berbaju hitam pengikut Zhou San Gong bergelimpangan jatuh ke tanah.

Zeng Bai Feng melangkah keluar dari dalam dan berdiri di hadapan sisanya, hanya satu tombak jauhnya dari Yuan Wan Cui yang masih berdiri di tempatnya. Zhou San Gong tetap menyembunyikan diri di belakang Duan Meng.

"Kalian semua sudah bosan hidup, berani mengganggu Lao Feng berlatih?" Zeng Bai Feng berteriak.

Orang-orang berbaju hitam mengacungkan golok mereka, melindungi diri sendiri. Mengandalkan jumlah banyak untuk mengawal Yuan Wan Cui sampai bertemu dengan Zeng Bai Feng, mereka tidak lantas kabur begitu saja hanya karena satu gertakan.

"Belasan tahun tidak bertemu, kau ternyata masih sama, membunuh orang dengan begitu mudah," Yuan Wan Cui bersuara. Mati pun Zeng Bai Feng bakal masih mengenali suara ini, seketika air mukanya pun berubah. Pandangannya beralih, terhenti pada wajah tua tanpa riasan yang masih serupa dengan wajah seorang yang tersimpan pada tempat terpenting di dalam hatinya. Ia mundur selangkah.

"Kau...."

Suara seruling di kejauhan sana berhenti. Orang-orangnya Zhou San Gong mundur beberapa langkah. Tugas mereka selanjutnya adalah memastikan Zeng Bai Feng mengetahui bahwa Yuan Wan Cui sudah terkena racun leiying hua dan menyaksikan apakah majikan tua itu akan menolong atau membiarkan kematian di hadapannya. Menurut perkiraan Zhou San Gong, atau lebih tepat menurut perkiraan orang di belakangnya itu, dengan sifatnya, Zeng Bai Feng sudah pasti akan turun tangan menolong. Maka saat itulah saat yang paling tepat untuk menjalankan rencana selanjutnya.

"Aku datang kemari hendak meminta bantuan, akan tetapi anak muridmu malah mengunakan racun menangkapku, kemudian juga menangkap murid-muridku, benar-benar tidak ksatria," Yuan Wan Cui berkata lagi pada Zeng Bai Feng, lebih tajam dan pedas daripada kalimat pertama tadi.

"Kau sendiri yang sudah bersumpah tidak akan lagi mengakuiku, buat apa masih datang kemari meminta bantuan?" Zeng Bai Feng menyimpan tangan di belakang punggung, air mukanya menampakkan bahwa ia tidak ingin banyak bicara. "Aku sedang ada kerjaan, kalian sebaiknya pergi!"

Ia membalik badan dan hendak kembali ke tempatnya, tidak menyadari peristiwa yang tengah terjadi.

"Dua belas tahun yang lalu aku sudah tahu kematian Liang Tian Jian Shen Zhang Zhe Liang tidak ada kaitannya denganmu," Yuan Wan Cui berkata lagi. "Zeng Bai Feng, selama dua belas tahun orang seluruh dunia menganggap dirimu sebagai penjahat, apakah kau sama sekali tidak ingin menjelaskannya, membersihkan nama sendiri?"

"Membersihkan nama apa?" tanya Zeng Bai Feng. "Orang mau bilang aku orang jahat silakan, mau bilang aku sesat terserah, buat apa ambil pusing? Orang bilang aku pendekar aku hidup baik-baik di Wansui Gu, orang bilang aku penjahat, bukankah sama saja aku juga tetap hidup baik-baik di Wansui Gu, jadi apa ada bedanya?"

"Die," Yuan Wan Cui tidak ingin berdebat lebih panjang, ia mengucap pelan satu patah kata.

Satu patah kata yang menyebut ayah itu sungguh mengagetkan Jin Shui dan Huang Yu, bahkan Zhou Yan Zi. Yuan Wan Cui rupanya datang ke Wansui Gu meminta Zeng Bai Feng ikut campur menghadapi para pewaris Yumen adalah sebagai seorang anak perempuan meminta bantuan dari ayah kandung sendiri.

"Kabar dalam dunia persilatan menyebutkan bahwa Yuan Wan Cui pernah punya hubungan dengan majikan besar Wansui Gu ternyata tidak salah," Huang Yu berkata. "Yuan Wan Cui bukan bekas kekasih Feng Yeye, akan tetapi adalah putrinya."

"Yan Zi, kau tahu?" Jin Shui menanya pada Zhou Yan Zi.

"Gonggong tidak pernah mengatakan," sahut Zhou Yan Zi. "Pantas saja Yuan Wan Cui sampai mengirim surat langsung ke Wansui Gu meminta bantuan menghadapi kalian, rupanya karena dia berharap gonggong akan mendukungnya."

Zeng Bai Feng melihat ke sekitar, menemukan ada belasan anak murid Haitang Jian Pai yang ikut ditangkap disitu dan bagai sedang menunggu hukuman mati. Satu kata terakhir yang diucapkan oleh Yuan Wan Cui adalah supaya ia turun tangan menyelamatkan mereka.

Di saat itu Jin Shui dan Huang melihat sesosok berbaju hitam lain datang dan membisikkan sesuatu pada pengikut Zhou San Gong di bagian belakang. Tiga orang kemudian pergi tanpa melapor pada Zhou San Gong. Jin Shui dan Huang Yu merasa sosok satu orang yang baru datang tadi dan juga tiga orang yang lantas berlalu tidak asing, seakan belum lama melihat mereka.

Sedetik kemudian si peniup seruling sudah kelihatan sosoknya, melayang turun dari atas tebing, gerakannya halus dan lembut, bau harum yang khas menyebar di sekitarnya. Jelas seorang wanita, mengenakan pakaian berwarna ungu muda, wajahnya ditutup dengan cadar. Sorot matanya yang tajam nampak asing, Zhou Yan Zi tidak mengenalinya sebagai orang Wansui Gu. Sosok itu mendarat tidak jauh dari Yuan Wan Cui, langsung menggerakkan tangannya, mendorong ketua Haitang Jian Pai itu ke arah Zeng Bai Feng.

"Aku beri kalian kesempatan bertemu sebelum mati, tidak peduli kalian kekasih lama atau ayah anak, sebaiknya manfaatkan baik-baik supaya tidak menyesal," suara yang tidak asing bagi Jin Shui dan Huang Yu. "Zeng Bai Feng, Yuan Zhangmen sudah terkena racun leiying hua, paling lama hanya bisa bertahan setengah jam lagi. Kalian berdua masih ada ganjalan hati apa, sebaiknya lekas diselesaikan."

Zeng Bai Feng tidak mengenal si peniup seruling ini, juga tidak merasa punya musuh seorang nona muda. Si baju ungu itu pun sudah paham, Zeng Bai Feng sejak lama sudah bersumpah tidak akan mencari musuh, juga tidak akan menyerang orang yang bukan musuhnya kecuali jika diserang duluan. Keadaan yang menguntungkan baginya.

Yuan Wan Cui sudah lemah, tidak bisa menolak ketika Zeng Bai Feng memeriksa nadinya. Pengaruh racun leiying hua tentu saja Zeng Bai Feng mengenalnya.

"Mengeluarkan racun dengan tenaga dalam mungkin masih ada kesempatan," si peniup seruling berkata pula. "Zeng Bai Feng, dengan fayi chuan (ilmu fayi) tingkat tujuh yang kaumiliki, seharusnya masih bisa."

Zhou Yan Zi mendengar kata-kata perempuan berbaju ungu itu, ia kesal bukan main. Zeng Bai Feng jika sampai menggunakan tenaga dalam fayi chuan tingkat tujuh yang dimilikinya, sama saja mengantar setengah nyawa. Saat ini Wansui Gu sudah dikuasai oleh para pengkhianat, bahkan Duan Meng pun sudah tertangkap. Zeng Bai Feng akan kesulitan menghadapi, bahkan bisa saja menerima kematian.

"Gonggong, tidak boleh!" nona cilik itu berteriak keras, berlari keluar dari tempatnya bersembunyi, "Gonggong, mereka sudah menguasai Wansui Gu, ayahku...."

"Tangkap dia!" Zhou San Gong melihat kedatangan Yan Zi, langsung mengenali sebagai buruan yang mesti ditangkap. Sekali ia memberi perintah, orang-orang berbaju hitam di sekitarnya segera menyerang, mengepung rapat dengan senjata di tangan. Zhou Yan Zi dalam keadaan panik, melawan dengan sembarangan.

Zeng Bai Feng tentu saja melihat kemunculan Yan Zi, tahu jelas murid kecil kesayangannya itu menghadapi bahaya, di saat yang sama ia mesti menolong Yuan Wan Cui. Ia cepat melepas beberapa senjata rahasia yang tersisa di balik bajunya, menjatuhkan sepertiga dari orang-orang berbaju hitam yang mengepung Zhou Yan Zi.

Jin Shui dan Huang Yu bersamaan melompat, melayang ringan di atas kepala orang-orang berbaju hitam, biji-biji catur menyebar dan melindungi Zhou Yan Zi. Yuan Wan Cui melihat yang datang adalah Hua Jin Shui yang sangat dibencinya, ia memuntahkan darah, terkulai dan jatuh tidak sadarkan diri. Zeng Bai Feng tidak ada pilihan lain, lekas membawa anak perempuannya itu ke dalam gua, menutup pintunya dari dalam.

Zhou Yan Zi menyelamatkan diri ke sisi Jin Shui. Zhou San Gong tentu saja tahu siapa yang datang dan kemampuan mereka, namun sudah sampai disini ia tahu tidak bisa mundur lagi, saat ini melarikan diri juga akan sangat tidak menguntungkan baginya.

"Die, jangan kira kau memakai penutup muka, aku tidak bisa mengenalimu!" Zhou Yan Zi langsung berteriak padanya. "Kau si Zuodu Zhou San Gong, berubah jadi abu pun aku Zhou Yan Zi masih bisa mengenalimu."

"Kau mengenaliku juga tidak ada gunanya," ayahnya menyahut, "sudah terlambat. Sebaiknya menyerah baik-baik saja, mungkin nasibmu dan jiejiemu masih bisa lebih baik, setelah urusan ini selesai aku bisa menyisakan nyawa kalian berdua."

"Die?" Zhou Xiang Nu baru sekarang menyadari identitas orang yang menangkap ia dan Yang Lei. Kedua matanya terbelalak lebar, ekspresi wajahnya jelas menampakkan bahwa ia kaget setengah mati dengan kenyataan ini. Yang Lei dan Duan Meng tidak kalah kagetnya. Pantas saja para pengacau ini begitu mengenal setiap inci wilayah Wansui Gu, rupanya orang dalam.

Zhou San Gong menurunkan penutup mukanya, mengetahui tidak ada gunanya lagi menyembunyikan wajah. Disambarnya salah satu senjata golok milik pengikutnya. Putrinya Zhou Yan Zi ini sejak dulu adalah duri dalam daging, sudah saatnya untuk mencabut. Kehilangan satu atau kedua putrinya sekaligus tidak masalah asalkan bisa mencapai tujuan menjadi penguasa di Wansui Gu yang sebenarnya.

"Hua Jin Shui, urusan Wansui Gu, apa kau ingin ikut campur juga?" tanyanya pada Jin Shui. "Yuan Wan Cui datang kemari demi mencari dukungan untuk menghadapi para pewaris Yumen, aku sudah menangkap dia, bisa dikatakan membuat jasa untuk kalian."

"Urusan kami dengan Haitang Jian Pai, kami bisa menghadapi sendiri, tidak perlu merepotkan Zhou Zuozhe," sahut Jin Shui, "Anda menangkap sekelompok perempuan dan menggunakan mereka demi merebut kedudukan penguasa Wansui Gu, tindakan ini aku Hua Jin Shui tidak senang melihatnya. Jika tidak lekas melepas orang, maka hari ini kedudukan sebagai penguasa Wansui Gu, aku juga akan merebutnya."

"Hanya mengandalkan kalian berdua?" Zhou San Gong menanya.

Beberapa ekor kelelawar tiba-tiba muncul entah darimana, menyerang ke arah Zhou San Gong, mengagetkannya dan membuat si pengawal kiri itu untuk sementara mesti berusaha menyingkirkan mereka. Belum lagi ia memberi perintah pada orang-orangnya untuk menghadapi serangan hewan malam, dua sosok bayangan sudah nampak melayang menembus kegelapan, berdiri di belakang barisan orang-orangnya yang sebelah kiri.

"Zhou San Gong, masih ada kami," yang datang adalah Liao Xian dan sepupunya Yin Xiu Chen. Rupanya mereka menganggap gua yang ditunjukkan Zhou Yan Zi cukup aman, sementara Jin Shui dan Huang Yu tidak lekas kembali, maka mereka kemudian meninggalkan yang lain, berharap bisa menggertak Zhou San Gong dan mengira semua pewaris Yumen sudah tiba di Wansui Gu untuk menggagalkan pemberontakannya.

"Kelelawar disini tidak cukup banyak," Yin Xiu Chen ikut berkata, "apa perlu memanggil dari pegunungan sana?"

"Tidak perlu," suara Yue Long Dai menyahut. "Dengan kemampuan kita, masa masih perlu menggunakan hewan-hewan menjijikkan?"

"Hua Gege, aku tidak berminat menyelamatkan orang-orang Haitang Jian Pai," suara Liu Xin juga terdengar, "akan tetapi jika kau menganggap orang Wansui Gu sudah menindas perempuan-perempuan lemah, terpaksa hari ini aku juga melanggar pantangan membunuh."

Liu Xin dan Yue Long Dai sudah berada di belakang barisan orang-orangnya Zhou San Gong di sebelah kanan. Dengan sengaja Liu Xin menekankan kata-kata perempuan lemah, sebuah cara untuk mengejek anak murid Haitang Jian Pai yang memusuhi para pewaris Yumen tanpa menghitung kemampuan sendiri.

Suara seruling ba yin xiao milik Zhu Bai Que juga terdengar, dikirim dari jarak jauh, memberitahu Jin Shui bahwa si pewaris Hu Ling itu masih berada di gua bersama Qin Liang Jie untuk melindungi Xu Qiao, Lin Xiao Yan dan juga Shangguan Ru Yin dan bayinya.

Di saat itu Zhou Yan Zi sudah melompat ke dekat kakaknya Zhou Xiang Nu, dengan cepat menyingkirkan sulur-sulur berduri dan melepas totokan di tubuh si Jiuwei Bian dan juga kekasihnya Yang Lei.

"Jiejie, lekas bantu aku!" serunya. Ia hendak mendekati Duan Meng, tapi keburu ditahan oleh para pengikut ayahnya, seketika dikepung dengan rapat sehingga tidak bisa berbuat banyak.

Zhou Xiang Nu dalam keadaan belum siap, Zhou San Gong yang dalam keadaan sedikit panik sudah menyerang ke arah anak perempuannya sendiri, golok di tangan seketika menyambar ke wajah Zhou Xiang Nu, meninggalkan satu goresan luka yang memanjang di pipi kanannya. Ia seorang nona besar yang menyukai kecantikan, tentu saja sangat tidak terima dengan perlakuan seperti ini. Tidak peduli ayahnya atau siapa pun, seketika itu juga ia melawan balik dengan seluruh tenaga.

"Bunuh mereka!" Zhou San Gong tiba-tiba berteriak memberi perintah, bersamaan juga menghindari jarum rahasia yang disebar oleh Zhou Xiang Nu.

Jeritan anak murid Yuan Wan Cui terdengar. Perintah dari Zhou San Gong membuat para pengikutnya membunuh para sandera itu. Salah seorang juga hendak menggorok leher Yang Lei dan satu lainnya nyaris mencekik Duan Meng. Huang Yu dan Zhou Yan Zi nyaris terlambat menghalangi. Biji catur betebaran di udara, merobohkan belasan orang sekaligus, Zhou Yan Zi dengan cepat melepaskan si kakek kecil, melukai tangan sendiri dengan duri beracun.

Keadaan berubah kacau, para pengikut Zhou San Gong agaknya tidak mengenali para pewaris Yumen, mereka menyerang ke arah siapa saja selain yang berbaju hitam dengan wajah tertutup. Jin Shui dikeroyok, bahkan Liao Xian dan Yin Xiu Chen juga lantas menghadapi serangan belasan orang.

Dalam keadaan kacau itu tidak ada yang menyadari si gadis berbaju ungu tadi sudah menyelinap pergi, bayangannya tiba-tiba muncul dari balik batu besar dan menyambar ke arah Yue Long Dai, mengagetkan Liu Xin yang baru saja menjatuhkan dua orang. Yue Long Dai kemampuannya rendah, ia hanya bisa memberikan perlawanan dua jurus saja, dan si gadis berbaju ungu itu sudah mendorongnya ke arah satu lelaki berbaju hitam yang kemudian membawanya pergi ke arah pegunungan.

Liu Xin lekas mengerahkan tenaga dalam pemberian Shui Yao, menghantam tiga orang sekaligus dan hendak mengejar. Akan tetapi saat itu hidungnya mencium bau wewangian yang tidak biasa, dan si gadis baju ungu itu tiba-tiba sudah menghadang di depannya.

"Meimei, hari ini aku ingin menyelesaikan lebih dahulu urusan denganmu," gadis baju ungu itu berkata, suaranya langsung dikenali oleh Liu Xin sebagai bekas pelayannya, Xiao Yi, yang beberapa waktu yang lalu sudah hadir juga di markas Jianyin Bang di Wuzhang dan memperkenalkan diri sendiri sebagai putri Meng Gui dari hasil hubungan dengan Xianjing Wang, Qing Yi.

"Kau…."

Qing Yi sudah melesat pergi, mengikuti orang yang tadi membawa pergi Yue Long Dai. Liu Xin merasakan kepalanya berat, membuatnya tidak bisa berpikir jernih dan untuk sesaat itu hanya tahu mesti lekas mengejar, maka ia pun lekas melompat mengikuti ke arah tebing.

Salah satu orang yang mengeroyok Jin Shui memaksanya mengadu tenaga, mengagetkan Jin Shui karena orang itu ternyata mempunyai tenaga dalam yang kuat, seketika membuatnya terhuyung. Golok seorang lain hampir saja menyambar punggungnya, ia menghindari golok dan terpaksa mesti berhadapan lagi dengan orang yang barusan memukulnya.

Tangan orang itu bergerak ke kiri tiba-tiba sudah menyerang dari kanan, nampak seperti serangan telapak tangan mendadak berubah menjadi kepalan, nampak jauh ternyata sudah dekat, sungguh sangat cepat setiap pergerakannya, seperti sebuah tangan hantu yang tidak berbentuk. Jin Shui baru beberapa hari yang lalu bertarung dengan seorang yang juga menggunakan jurus-jurus semacam ini. Ia lekas mengenali di balik baju hitam dan penutup wajah lawannya adalah anggota kedua Liangshan Liu Mo yang memiliki you ling shen shou atau ilmu tangan hantu, Ma Yong Tao.

Para iblis Liangshan itu rupanya ikut-ikutan dalam pemberontakannya Zhou San Gong, pantas saja si murid kedua Zeng Bai Feng bisa begitu berani.

"Yu," Jin Shui lekas memberitahu kawannya, "Liangshan Liu Mo."

Pada saat itu Huang Yu sudah berhadapan dengan seorang yang bertubuh sangat tinggi, agaknya adalah si pencuri Wang Wei. Anggota Liangshan Liu Mo lain belum terlihat, inilah yang mengkhawatirkan Jin Shui dan Huang Yu.

"Hua Jin Shui, kau masih ingat padaku," Ma Yong Tao berkata, ia lekas membuka penutup wajahnya sambil tetap mengurung Jin Shui dengan rapat, tidak memberi kesempatan mengerahkan tenaga dalam pemberian Mo Ying.

Akan tetapi Ma Yong Tao tidak ada niat berkelahi sungguhan, hanya sekedar bermain-main dan menguji kemampuan orang saja. Setiap kali serangannya sudah hampir mengenai Jin Shui, ia selalu menariknya kembali. Ia berhati-hati, juga tidak pernah sampai membuat serangan yang berbahaya. Jin Shui lekas menyadari ia hanya orang luar yang punya tujuan lain, sepertinya tidak sungguh hendak membantu Zhou San Gong.

Begitupun si raja iblis itu cukup merepotkan baginya, membuatnya tidak bisa menghalangi pembantaian terhadap anak murid Haitang Jian Pai. Dilihatnya beberapa orang berbaju hitam lain datang entah darimana, membawa tiga murid Haitang Jian Pai lain, menggantung mereka di pohon dan menyaksikan mereka meregang nyawa.

Jin Shui berusaha melompat ke arah tiga murid Haitang Jian Pai itu, mengenali salah seorang sebagai murid ke delapan Yun Xue. Akan tetapi Ma Yong Tao terus mengurung dengan tangan hantunya, tidak memberi kesempatan. Jin Shui sudah mencabut pedang dan menebas dengan cepat, akan tetapi si tangan hantu gerakannya lebih cepat lagi, sungguh membuatnya sangat penasaran.

Menyaksikan tiga anak murid Haitang Jian Pai kehilangan nyawa begitu saja di hadapannya sungguh membuat Jin Shui merasakan dadanya sesak. Ma Yong Tao menampakkan senyum kemenangan, saat itu jika ia hendak membunuh Jin Shui atau paling tidak merebut pedangnya, maka tidak akan sulit. Hanya entah mengapa ia tidak menggunakan kesempatan.

Jumlah orang-orangnya Zhou San Gong serasa tidak berkurang sampai belasan menit kemudian. Huang Yu sibuk bukan main, keadaan Yan Zi sama saja. Zhou Xiang Nu emosinya meledak, tidak peduli lagi siapa pun yang ada di dekatnya, semua terkena lecutan cambuknya, akibatnya malah membuat diri sendiri terluka. Ayahnya berteriak-teriak memberi perintah untuk menghajarnya tanpa ampun, ia semakin menggila.

Para pengikut Zhou San Gong ini sebagian besar rupanya bukan orang Wansui Gu, ilmu mereka tidak jelas asal alirannya, andalan mereka adalah senjata golok yang rata-rata dibuat dari besi jelek, nampak tumpul dan berkarat, namun tenaga manusianya sangat kuat. Pukulan tangan Zhou Yan Zi atau cambukan Zhou Xiang Nu tidak mempan di badan mereka, goresan senjata pun sepertinya tidak dirasakan.

Ma Yong Tao menggiring Jin Shui menjauh dari tengah kekacauan, menuju tepian tebing dan mengarah ke gua tempat Xu Qiao berada. Jin Shui tahu si raja iblis itu tidak boleh sampai mengetahui ada orang lain yang harus dilindungi olehnya, ia berusaha memperkuat serangan dan berteriak cukup keras, secara tidak langsung memanggil Zhu Bai Que agar ikut turun tangan menghadapi Ma Yong Tao.

"Huang Yu Gege, kau sebaiknya bantu Dajie hadapi ayahku dulu," Zhou Yan Zi berteriak. "Mau tangkap ular, tangkap dulu kepalanya."

Siasat ini tentu sudah sejak awal diwaspadai oleh Zhou San Gong, orang-orangnya pun sudah diatur untuk memaksa musuh-musuh mereka berpencaran, tidak bergabung di satu tempat. Zhou Yan Zi dan Zhou Xiang Nu serta Yang Lei sudah terpisah, juga semakin menjauh dari Huang Yu.

Huang Yu hendak melompat ke arah Zhou San Gong, akan tetapi Wang Wei sudah lebih dulu menghadangnya dan melemparkannya ke tanah, membuatnya memuntahkan darah segar cukup banyak. Sejurus kemudian Zhou Xiang Nu juga berhasil dijatuhkan, Yang Lei susah payah berusaha melindungi. Yan Zi melihat keadaan ini, kecemasan membuatnya lengah. Sambaran senjata lawan terasa di punggungnya, meninggalkan bekas yang cukup dalam, seketika ia jatuh tersungkur, belasan jarum di tangan yang siap dilemparkan berhamburan begitu saja.

"Tangkap mereka semua!" Zhou San Gong memberi perintah.

Namun bahkan orang-orangnya belum lagi bertindak terhadap Huang Yu, Zhou Xiang Nu dan Zhou Yan Zi, pintu gua tempat kediaman Zeng Bai Feng terbuka. Tidak kelihatan ada manusia yang keluar dari sana, tetapi Zhou San Gong dan beberapa orang di sekitarnya tiba-tiba saja bagai dihantam satu kekuatan yang luar biasa, seketika terlempar jatuh ke tanah, darah muncrat dari mulut mereka, menandakan semuanya menderita luka dalam yang tidak ringan.

Huang Yu masih sempat bergulingan di tanah, menghindar dari kekuatan yang tidak nampak bentuknya itu. Wang Wei yang hendak memburunya malah ikut terkena hantaman telak di punggungnya dan tersungkur persis di hadapan Huang Yu dengan kedua mata mendelik. Keadaan seketika berubah.

Huang Yu tidak menyiakan kesempatan, satu jarum baihua chen sudah ada di tangannya, langsung ditancapkan ke ubun-ubun Wang Wei, menewaskannya seketika. Pewaris Chai Lang ini memang cukup kejam dan bisa bertindak cepat, senjata rahasia bagai berada di setiap bagian tubuhnya dan siap digunakan kapan saja.

Sisa pengikut Zhou San Gong yang lain tidak menyangka kejadian berbalik secepat ini, mereka semua menjadi kacau ketika menyaksikan sesosok manusia melangkah keluar dari dalam ruangan gua itu, menggendong Yuan Wan Cui yang entah masih hidup atau sudah mati, menghampiri Zhou San Gong yang sudah tidak bisa lagi berdiri. Si pengawal kiri itu berusaha menghindar, tetapi tenaganya jelas sudah tidak cukup, ia hanya bisa menanti datangnya hukuman dari gurunya.

"Aku sudah bersumpah tidak akan membunuh orang dengan tanganku, tetapi tidak pernah bersumpah untuk tidak melukai orang," Zeng Bai Feng berkata padanya, air mukanya kaku tidak seperti biasa. Nada suaranya tajam, menyembunyikan satu getaran yang menandakan adanya kepedihan yang mendalam. Hanya Zhou Yan Zi yang paling memahami, Yuan Wan Cui sudah meninggal.

"Shifu...." Zhou San Gong berusaha berlutut.

"Bawa ke ruang hukuman," Zeng Bai Feng memberi perintah pada Duan Meng.

Kata-kata ruang hukuman jelas tidak asing buat para pengikutnya Zhou San Gong yang merupakan penghuni Wansui Gu. Mereka tidak peduli lagi dengan ketuanya yang sudah tertangkap, sebagian segera membalik badan dan mengambil langkah secepat-cepatnya, sisanya yang tahu tidak mungkin bisa meloloskan diri lekas berlutut memohon ampun pada Zeng Bai Feng. Kawan-kawan mereka yang lain paham dengan keadaan ini, sebagian besar memilih melarikan diri.

Zeng Bai Feng tentu saja tidak membiarkan. Pemberontakan terjadi di Wansui Gu, jika masalah ini sampai tersebar keluar maka reputasi Wansui Gu akan hancur habis-habisan. Ia mengangkat sebelah tangan, bersiul pelahan dengan menggunakan ujung jarinya. Sebagian dari mereka yang berlarian pergi tahu arti siulan ini, tetapi mereka mempercepat langkah bagaimana pun sudah terlambat.

Ratusan atau mungkin juga ribuan hewan beracun besar kecil sebentar kemudian sudah muncul dari berbagai arah dan mengepung tempat itu. Mulai dari ular, kelabang, kalajengking dan sebagainya. Semuanya adalah peliharaannya Zeng Bai Feng, dikendalikan dengan suara siulannya. Kepanikan seketika terjadi.

Liao Xian membawa Yin Xiu Chen melayang ke atas tebing di atas gua tempat Xu Qiao dan yang lain berada. Suara tiupan seruling ba yin xiao masih terdengar, menghalangi hewan-hewan beracun itu agar tidak melewati mulut gua. Liao Xian dan Yin Xiu Chen juga meniup seruling tanpa suara mereka untuk menjauhkan peliharaan majikan besar Wansui Gu.

"Hua Jin Shui, lain kali baru bermain lagi denganmu," Ma Yong Tao berkata pada Jin Shui, "sampaikan pada Zhu Guniang aku tidak sempat menemuinya hari ini."

Ia sudah melesat ke arah tebing sebelum mengucap kalimat terakhir, menggunakan suara jarak jauh untuk menyelesaikan kata-katanya. Jin Shui tidak mengejar, selain karena ia tahu kelihaian si raja iblis juga karena keadaannya sendiri yang kurang baik. Pedang xuanlong di tangannya masih sempat menyambar beberapa ekor ular belang, kemudian ia mundur ke arah gua.

Bersamaan, Huang Yu juga sudah menarik Zhou Yan Zi ke tempat yang aman, sementara Duan Meng melindungi Zhou Xiang Nu dan Yang Lei.

Mereka yang meloloskan diri tidak ada yang sempat meninggalkan wilayah Wansui Gu. Mayat bergelimpangan di tempat itu, Zhou Yan Zi pun merasa ngeri melihatnya. Zeng Bai Feng tidak membunuh satu orang pun, namun hewan-hewan peliharaannya membunuh puluhan nyawa atas perintahnya, puluhan yang lain mengerang kesakitan akibat racun yang tidak langsung merenggut nyawa. Zhou Yan Zi masih sempat berlutut, memohon ampun untuk ayahnya.

"Gonggong, die sudah berbuat salah, tetapi ini karena pengaruh orang lain... bisa tidak... bisa tidak kau tidak membunuhnya?"

"Masih ada yang memohon ampun untuk Zhou San Gong, tetapi tidak ada yang memohon ampun untuk Xiao Wan," Zeng Bai Feng hanya mengucap satu kalimat jawaban, dingin dan tanpa emosi, sama sekali tidak seperti biasanya. Zhou Yan Zi tahu hukuman di Wansui Gu tidak mengenal ampunan, harapan untuk ayahnya boleh dibilang tidak ada.

"Gonggong...."

Zeng Bai Feng tidak memedulikan siapa pun lagi. Ia tetap menggendong jenasah Yuan Wan Cui, membawanya ke arah timur, menuju bagian dalam lembah yang paling damai. Hewan-hewan peliharaannya mengikuti, yang lain hanya mengantar dengan pandangan mata.

Namun hari itu belum lagi berakhir.

Duan Meng menggunakan jarum untuk melumpuhkan Zhou San Gong dan semua pengikutnya yang masih hidup yang tidak sempat melarikan diri, kemudian menggiring mereka semua ke tempat hukuman, sebuah lubang bawah tanah di bagian lain Wansui Gu, tidak peduli mereka dalam keadaan terluka, sekarat atau sudah terkena gigitan hewan beracun. Zhou Xiang Nu membantunya bersama Yang Lei.

Suara tiupan seruling ba yin xiao milik Zhu Bai Que tidak lagi terdengar, digantikan suara perkelahian dari dalam gua tempat Xu Qiao dan yang lain berada. Liao Xian dan Yin Xiu Chen mendahului melayang ke gua itu, dan Jin Shui masih sempat melihat keduanya beradu jurus dengan Zhu Bai Que.

Huang Yu mendekat, juga menyaksikan kejadian yang tidak terduga ini, akan tetapi ia lekas melibat bahwa Zhu Bai Que yang dihadapi Liao Xian dan Yin Xiu Chen tidak membawa seruling ba yin xiao di tangannya, jurus-jurus yang dimainkannya pun sama sekali bukan gerakan khas dari wuqing xue.

Zhu Bai Que yang asli muncul dari dalam gua, menyerang ke arah Zhu Bai Que palsu dengan seruling ba yin xiao di tangannya. Xu Qiao juga nampak berlari keluar dari dalam gua itu, senjata selendangnya sudah terulur ke arah Zhu Bai Que palsu, hendak menangkapnya.

Akan tetapi Zhu Bai Que palsu itu lebih licik, sudah lebih dahulu menyebarkan sejumlah jarum rahasia dan kemudian dengan cepat membalik badan, berlari pergi begitu saja. Liao Xian masih sempat mengejar, Zhu Bai Que asli menahan Xu Qiao agar tidak ikut pergi, masih sempat memutar seruling ba yin xiao di tangannya untuk merontokkan jarum.

Akan tetapi beberapa batang jarum masih sempat mengenai Yin Xiu Chen. Jarum-jarum itu begitu kecil, disebarkan dengan tenaga yang kuat dan bisa dikatakan tidak kalah dengan cara pewaris Chai Lang menyebar senjata rahasia.

"Qiao-er," Jin Shui langsung menghampiri gadisnya, "apakah kau terluka?"

"Tidak," sahut Xu Qiao.

"Zu Ye Niang," Huang Yu lekas menyadari identitas orang yang barusan menyamar sebagai si pewaris Hu Ling. "Tidak disangka dia bisa sampai kemari dan mengusik kalian."

Yin Xiu Chen mencabut jarum, menyadari senjata rahasia yang disebarkan oleh Zu Ye Niang itu mengandung racun. Ia lekas duduk bersila dan membiarkan Zhu Bai Que membantu mengatasi racun dengan tenaga dalam.

"Dimana Liu Xin Meimei?" Jin Shui menanya.

"Hua Jin Shui, tuan putri kecil ada disini, lekas kau kemari menolong dia," sebuah suara yang menjawabnya adalah suara yang dikirim dari jarak jauh. Jin Shui mengenali suara itu sebagai suara Ma Yong Tao.

Jin Shui tidak ingin terpancing dan pergi meninggalkan kawan-kawannya yang terluka, akan tetapi sedetik kemudian sebuah pedang pendek dilemparkan ke arahnya, menancap di tanah ketika menghindari. Pedang pendek itu adalah senjata milik Liu Xin, pemiliknya tidak ada disini maka bisa jadi sudah jatuh ke tangan Liangshan Liu Mo.

Liao Xian belum kembali, Qin Liang Jie dan Huang Yu terluka, Yin Xiu Chen terkena racun, Jin Shui sendiri sebenarnya keadaannya tidak cukup baik, akan tetapi ia tahu tidak ada pilihan lain dan mesti menyelamatkan Liu Xin.

"Qiao-er, kau lindungi mereka," ia melemparkan pedang xuanlong pada Xu Qiao, meraih pedang pendek milik Liu Xin yang ada di tanah, kemudian segera melompat ke arah asal suara Ma Yong Tao, bahkan Huang Yu tidak sempat menghalangi. Si pewaris Chai Lang itu hendak menyusul, akan tetapi sesaat itu ia menyadari bahwa pukulan Wang Wei tadi tidak ringan, ia terpaksa duduk dan berusaha mengatasi luka dalam.

Xu Qiao menyambut pedang xuanlong dan menggenggamnya, hendak menyusul Jin Shui akan tetapi ia menyadari ilmu ringan tubuhnya masih rendah, tidak bisa begitu saja mengikuti. Maka ia hanya bisa menunggu bersama Huang Yu dan yang lain.

Jin Shui memburu suara Zu Ye Niang sampai ke atas tebing sana, akan tetapi ia tidak menemukan satu pun bayangan manusia di atas tebing. Qinggong alias ilmu ringan badannya si tukang menyamar itu sungguh sangat baik, jika saja Jin Shui dalam keadaan biasa mungkin baru akan bisa mengejarnya. Saat ini Jin Shui masih belum pulih dari luka dalam akibat pertarungan dengan Xie Tian Hu, jika mesti berhadapan dengan satu tokoh berilmu tinggi lainnya ia pun tahu akan menghadapi kesulitan besar.

Ia baru akan kembali ke gua di bawah tebing ketika satu sosok berbaju ungu berkelebat di bebatuan di dekatnya, pelan-pelan memancingnya semakin jauh. Sesekali sosok berbaju ungu itu sengaja memperlambat larinya, membiarkan Jin Shui menyusul. Sampai di atas tebing itu, Jin Shui tidak ingin mengejar lebih jauh lagi. Xu Qiao ditinggalkannya di Wansui Gu, kawan-kawannya terluka dan terkena racun, bisa saja keadaannya akan berbahaya, ia mulai memperlambat langkah kaki.

"Hua Jin Shui," sosok berbaju ungu itu langsung memanggilnya, tahu Jin Shui hendak berbalik dan kembali ke bawah sana demi Xu Qiao dan yang lain.

"Kau…." Jin Shui lekas mengenali sosok baju ungu itu. "Qing Yi."

Qing Yi tidak memberikan jawaban. Sosok si sastrawan tampan Ma Yong Tao tiba-tiba muncul di atas tebing sana dengan Liu Xin berada di tangannya, masih hidup dan nampak berusaha melepaskan diri dari cekalan. Sengaja Ma Yong Tao menunjukkan tawanan baru itu pada Jin Shui, kemudian dengan sekali hentak segera membawanya kembali ke atas tebing yang lebih tinggi.

"Qing Yi, Liu Xin adalah adik kandungmu," Jin Shui berkata pada Qing Yi, "dia ditangkap oleh anggota kedua Liangshan Liu Mo, kumpulan penjahat yang terkenal kejam. Memandang Meng Gui Shishu, lekaslah kau tolong dia."

"Liu Xin adalah adikku?" Qing Yi menyahut dengan tidak senang, "aku tidak pernah anggap dia sebagai saudara, demi ibuku juga seharusnya menyingkirkan dia. Dia bisa jatuh ke tangan Liangshan Mo Jun Ma Yong Tao karena aku yang meminta Li Bai Xun menangkap kekasihnya lebih dahulu dan memancingnya kemari, dengan sendirinya aku tidak akan meminta Ma Yong Tao melepaskan dia."

"Apa katamu?" tanya Jin Shui. "Kau bagaimana bisa bersama Liangshan Liu Mo?"

"Aku yang mengajak mereka membantu Zhou San Gong merebut kekuasaan di Wansui Gu," Qing Yi berkata. "Aku juga tidak menyangka Ma Yong Tao bersedia begitu saja tanpa syarat apa pun."

Jin Shui melihat ke bawah. Xu Qiao masih berada disana, ia mengkhawatirkan ada anggota Liangshan Liu Mo lain yang akan datang mengusik mereka yang ada di gua sementara ia berada disini demi Liu Xin, juga masih harus berhadapan dengan Qing Yi.

"Kau hanya ingin melindungi kekasihmu, tidak pedulikan nasib saudara sendiri?" Qing Yi menanya dengan nada mengejek. "Sudah bersusah payah naik kemari, apakah kau ingin melepaskan kesempatan menolong adikmu?"

"Kalau begitu harap jangan menghalangi," Jin Shui berkata pada Qing Yi, mulai tidak sabar. Ia hendak melanjutkan memburu Ma Yong Tao, akan tetapi Qing Yi dengan sengaja menghadang di depannya, mereka beradu jurus di atas tebing itu.

"Sebenarnya kau bisa memukul aku satu kali supaya aku jatuh ke bawah sana dan langsung tewas, tidak bisa mengganggu urusanmu disini lagi, tetapi kenapa sampai sekarang masih belum turun tangan?" tanya Qing Yi padanya. "Apa kau tidak sampai hati?"

"Aku sudah berjanji pada Meng Gui Shishu untuk menjagamu seumur hidup," sahut Jin Shui. "Hari itu kau sudah menolak sendiri, sebenarnya urusan diantara kita sudah selesai. Akan tetapi bagaimana pun aku tidak akan turun tangan padamu. Jika keadanmu sama dengan Liu Xin Meimei, aku juga akan sepenuh hati berusaha menolong."

"Liu Xin Meimei?" Qing Yi jelas tidak suka menyebut nama ini. "Kau begitu mencintai Xu Guniang, ternyata masih bisa begitu perhatian juga pada Liu Xin."

"Liu Xin adalah adik bagiku. Qing Yi, maafkan aku." Ia memukul ke arah kaki Qing Yi, memaksa nona itu jatuh dari pijakannya. Bersamaan Jin Shui juga menghantamkan serangkum tenaga, memaksanya jatuh ke tempat yang aman, kemudian melesat ke atas. Qing Yi lekas berdiri lagi dan menyusul.

"Hua Jin Shui, urusanmu denganku memang sudah selesai, tetapi urusanku denganmu masih belum beres!" serunya. "Lihat disana!"

Jin Shui memandang ke arah yang ditunjuk. Di atas tebing yang paling curam sana ada sebatang pohon tua yang sudah setengah ambruk, akar-akarnya sudah mati semua. Di ujung pohon itu ada dua orang terikat satu-satu dengan tali dari tanaman bunga leiying, satu orang di ujung kanan dan satu lagi di ujung kiri. Mereka tidak berani sembarang bergerak karena khawatir akan mencelakai bukan hanya diri sendiri. Menyelamatkan satu diantara dua orang ini bisa saja akan mengorbankan seorang yang lainnya. Jin Shui tentu saja mengenal keduanya.

Liu Xin dan Yue Long Dai. Tidak terlihat sosok Ma Yong Tao atau Li Bai Xun, atau anggota Liangshan Liu Mo lainnya.

"Hua Gege!" terdengar suara teriakan Liu Xin.

"Hua Jin Shui, tidak usah pedulikan kami!" Yue Long Dai juga berteriak, "kami sudah terkena racun, sudah pasti akan mati, kau tidak perlu sok jadi pahlawan, pergi saja tolong yang lainnya."

"Mereka sudah terkena racun leiying hua," Qing Yi memberitahu. "bukan hanya mereka, tapi masih ada banyak yang lainnya. Anak murid Haitang Jian Pai yang ditangkap oleh Zhou San Gong, juga ada beberapa hasil tangkapan Zhu Ye. Nama mereka, kurasa tidak perlu kusebutkan satu persatu, bukankah begitu?"

"Apakah kau sungguh adalah Qing Yi?" tanya Jin Shui padanya. Ia bukannya meragukan identitas si nona baju ungu, tetapi Qing Yi yang dikenalnya tidak akan membantu Zhou San Gong melakukan pemberontakan di Wansui Gu, terlebih tidak akan mencelakai Liu Xin, saudara kandungnya sendiri. "Berbuat onar di Wansui Gu, tujuanmu sebenarnya adalah Lao Feng atau kami para pewaris Yumen?"

"Tujuanku?" si nona itu tertawa keras. "Tentu saja demi menghalangi kalian para pewaris berkumpul kembali dan membangkitkan kembali aliran sesat. Mengenai Zeng Bai Feng, siapapun tahu dia menguasai kitab ilmu obat dan racun nomor satu di kolong langit, bisa digunakan untuk menghadapi kalian."

"Yumen Jiao ada dendam apa denganmu?" Jin Shui bertanya padanya.

"Ada dendam apa?" tanya Qing Yi pula, "para pelindung sepakat menyisakan satu orang, berdasar apa mereka membiarkan Shui Yao hidup enak sebagai seorang selir di istana, sedangkan ibuku mesti tewas dengan mengenaskan."

Qing Yi menyimpan kebencian dan rasa tidak puas yang mendalam sejak Shui Yao mendapatkan status sebagai selir, sedangkan ibu kandungnya membesarkan dia seorang diri dengan penuh kesusahan. Kebencian dan rasa tidak puas itu semakin dalam ketika Xianjing Wang menerimanya di wangfu tetapi tidak mengakuinya sebagai anak kandung malah membiarkannya menjadi pelayan, dan semakin memuncak ketika ia menemukan mengenai kematian Meng Gui yang mengenaskan.

"Aku putra Wu Yao Wei, semua urusan mengenai Meng Gui Shishu aku sendiri yang akan menanggungnya," kata Jin Shui, "tidak perlu melibatkan para pewaris lainnya."

"Huh, buat apa kau mengakui Wu Yao Wei sebagai ayah," sahut Qing Yi, "yang kutahu dia tidak pernah mengakuimu sebagai anak."

Kata-katanya tajam dan penuh kebencian, seketika menusuk ke dalam hati Jin Shui. Ia pun menyadari, selama ini Wu You Wei tidak tahu keberadaannya, dengan sendirinya belum sempat mengakui dirinya sebagai putra. Masalah ini ia juga sudah memahami, namun orang lain yang tiba-tiba menyinggung, sedikit banyak juga berpengaruh padanya. Seketika itu ia kehilangan ketenangannya.

Qing Yi memanfaatkan kesempatan ini. Ia melepaskan beberapa batang senjata rahasia, mengarah pada dua tali yang mengikat Yue Long Dai dan Liu Xin di atas tebing sana. Tidak memutuskan, tetapi seketika itu membuat keadaan menjadi berbahaya. Tali pengikat itu jika sampai putus maka Yue Long Dai dan Liu Xin akan sama-sama terjun ke bawah tebing. Saat itu, tenaga dalam milik pelindung Shui Yao yang ada pada Liu Xin juga tidak akan cukup untuk menolong.

Jin Shui tidak banyak berpikir lagi, langsung menerjang ke depan hendak menolong lebih dulu Liu Xin dan Yue Long Dai. Qing Yi tentu saja kembali menghalanginya. Di atas tebing itu keduanya saling beradu jurus, Qing Yi dengan sengaja mempermainkan lawan, tujuannya hanya menghalangi agar Jin Shui bisa menyaksikan di depan mata kematian dua kawannya tanpa sanggup menolong, hal ini sudah tentu akan mempengaruhi peranannya diantara para pewaris Yumen yang lain.

"Lihat bagaimana kau menolong kawanmu!" Qing Yi sungguh membuat Jin Shui tidak bisa memusatkan pikiran dengan baik. Sekali-sekali ia menghujani Liu Xin dan Yue Long Dai dengan senjata rahasianya. Satu berhasil mengenai kaki Liu Xin. Darah langsung mengalir keluar, membuat Yue Long Dai langsung berteriak mengeluarkan kata-kata makian.

"Kau iblis perempuan tidak tahu malu! Anak pelacur rendah!"

Qing Yi rupanya benar-benar sudah bertekad membunuh orang. Sekali lagi ia melepas senjata rahasia, tali pengikat Yue Long Dai putus seketika. Jin Shui nyaris terlambat melompat meraih ujungnya, berusaha menahannya dengan menancapkan pedang pendek Liu Xin diantara bebatuan. Ia tahu, saat seperti ini ingin menyelamatkan dua nyawa sekaligus nyaris tidak mungkin.

Keadaan belum lagi berubah, Qing Yi mendekati tali pengikat Liu Xin, melepaskan simpulnya dengan pelahan. Jin Shui berusaha menemukan jalan menolong orang, tetapi ia belum sempat bertindak ketika tubuh Liu Xin meluncur deras ke arah jurang sana, suara teriakannya terdengar seketika.

"Liu Xin!"

"Liu Xin!" Yue Long Dai tidak kalah kagetnya.

Qing Yi meraih ujung tali pengikat Liu Xin. Kekuatannya rupanya cukup untuk menahan jatuhnya si tuan putri ke bawah sana. Ia tertawa. Permainan ini rupanya sangat menyenangkan baginya.

"Liu Xin Junzhu selama ini sangat baik padaku, seharusnya aku juga tidak ada dendam dengannya karena dia bukan anak kandung Shui Yao siluman rubah itu," Qing Yi berkata. Ditahannya tali pengikat Liu Xin di tangannya. Liu Xin masih hidup, tetapi jika ia sekali lagi melepaskan tali itu, maka tidak ada lagi yang bisa menolong. "Hanya saja, Liu Xin Meimei mesti mati juga karena kau perhatian padanya."

"Kau adalah putri salah seorang pelindung Yumen, mengapa melakukan ini?" Jin Shui berusaha mengulur waktu sedikit, mengumpulkan cukup tenaga untuk menarik Yue Long Dai ke atas dengan satu gerakan dan sekalian menyelamatkan Liu Xin pada detik selanjutnya. Perlu kekuatan, kecepatan dan ketepatan dan tidak boleh meleset sama sekali.

"Orang yang kausukai, maka aku tidak akan menyukainya," Qing Yi berkata lagi, "dengan senang hati akan membiarkannya mati mengenaskan. Seumur hidup ini, jika kau masih menyukai orang lain, maka akan lebih banyak lagi yang mati."

Jin Shui tidak memedulikannya, saat itu dengan sekali sentak ia menarik Yue Long Dai hingga berdiri di atas tebing dengan cukup aman. Kemudian dengan cepat ia melesat, meraih tali pengikat Liu Xin dari tangan Qing Yi. Qing Yi tidak lantas melepaskannya, dengan cepat Jin Shui memutuskan tali dan berhasil mengamankan Liu Xin di tangannya. Namun tentu saja semuanya tidak berakhir begitu saja.

Sementara Jin Shui menarik Liu Xin ke atas, Qing Yi melayang justru ke arah Yue Long Dai. Pemuda itu meski sudah memijakkan kaki di tanah di atas tebing tetapi tangan kakinya masih terikat. Hanya dengan sekali sambar saja ia sudah terlempar. Jin Shui dan Liu Xin akhirnya hanya bisa menyaksikan tubuh Yue Long Dai jatuh ke bawah tebing sana, membentur bebatuan di dindingnya, kemudian menghilang diantara kabut tebal.

"Yue Dage!"

Liu Xin memekik keras, seketika meronta dan hendak menyusulnya. Pegangan Jin Shui nyaris terlepas, dengan seluruh sisa tenaga ia baru berhasil menarik Liu Xin keluar dari tebing.

"Lepaskan aku! Yue Dage!"

Jin Shui terpaksa menotoknya sampai pingsan. Qing Yi menyaksikan keadaan ini, meski tidak berhasil mengambil jiwa salah satu pewaris Yumen tetapi setidaknya berhasil membuat Liu Xin menyaksikan kekasihnya terlempar ke bawah tebing yang dalam. Ia tertawa keras, membiarkan saja Jin Shui membawa Liu Xin ke tempat aman.

"Dimana xuanlong jian?" Qing Yi tiba-tiba menanya pada Jin Shui. "Kau pasti meminjamkan pada gadismu itu untuk dia melindungi diri."

Ia melangkah menuju bawah tebing, dengan jelas menunjukkan pada Jin Shui niatannya untuk mencelakai Xu Qiao. Jin Shui tahu tidak bisa membiarkan, ia meletakkan Liu Xin di atas batu, kemudian menghadangnya, hendak melumpuhkan untuk menghalanginya menuruni tebing.

Qing Yi menghindar ke samping, kemudian membalas dengan pukulan ke arah punggung Jin Shui. Jin Shui tenaganya hanya tinggal satu bagian, ditambah lagi emosinya yang membuatnya tidak bisa lagi berpikir jernih, pukulan itu dengan telak menghantamnya. Pandangannya berubah samar, kemudian ia tidak tahu yang selanjutnya terjadi.

Jin Shui merasakan dunia berubah gelap sudah begitu lama, ia bagai berada di alam lain. Tubuhnya terasa ringan, dirinya bisa melayang-layang ke udara, namun ketika dilihatnya tangan dan kaki, ia kehilangan kemampuan untuk menggerakkan bahkan ujung jari sekali pun.

Samar-samar kemudian dilihatnya ada sesosok wanita muda berpakaian serba ungu, menyuapkan cairan berwarna gelap sesendok demi sesendok ke dalam mulutnya, namun ia tidak tahu apakah pahit atau manis, asam atau asin. Lama setelah itu baru ia mulai mencium bau harum yang khas. Bau yang tidak asing, seolah dulu pernah melekat dalam dunianya.

Jarinya bergerak pelahan, kemudian kedua kelopak matanya mulai terbuka. Ia berusaha turun dari tempat tidur, pelan-pelan cahaya matahari yang menyelinap di dinding pondok kayu tempatnya berada menyentuh penglihatannya, memberitahukan bahwa ia masih berada di dunia, belum lagi pergi ke neraka.

"Jin Shui kau sudah sadar?" sebuah suara yang lembut membelai di sisinya. "Aku baru saja memberimu obat untuk menambah tenaga, juga sudah menyalurkan hawa murni. Luka dalammu sudah tidak berbahaya, hanya saja untuk sementara ini sebaiknya tidak sembarangan menggunakan tenaga dalam, lebih lagi tidak boleh menggunakan xuanlong jian."

"Kau..." Jin Shui mengenal suara ini. Kepalanya terasa berat bukan main, pemilik suara itu menyangganya dengan tangan yang harum dan lembut. Jin Shui berusaha menyingkirkan, tetapi tangan yang harum dan lembut itu tetap ada disana.

"Lukamu sangat parah, tahu tidak?" suara lembut itu kembali menegurnya. "Saat ini tidak usah pikirkan orang lain, juga tidak perlu pedulikan apa pun. Tempat ini aman, juga tenang, sangat sesuai untuk menjadi tempat berlatih dan menyembuhkan luka. Kau beristirahat baik-baik, setidaknya dalam dua bulan pasti akan pulih sepenuhnya, bahkan bisa melatih tenaga dalam. Wuqing xue yang kaupelajari, mungkin akan bisa menembus level paling tinggi."

Ingatan Jin Shui pelahan kembali. Kejadian hari itu berputar kembali di otaknya. Pemberontakan Zhou San Gong di Wansui Gu, semua terluka dan terkena racun. Kemudian ia berusaha menyelamatkan Liu Xin dan Yue Long Dai di atas tebing, kemudian kehilangan kesadaran karena pukulan Qing Yi.

"Kau...." pandangannya beralih pada pemilik suara yang mengaku menolongnya itu, pandangan Jin Shui mulai jelas, akan tetapi kepalanya masih terasa sangat berat.

Qing Yi. Jin Shui masih ingat pertemuan pertama di Danau Xuanwu sepuluh tahun yang lalu, kemudian pelarian bersama Mo Ying dan Meng Gui. Ia dan Qing Yi pernah bersama, pernah menjalin cinta... Jin Shui pernah berjanji akan menjaganya seumur hidup.

"Kau... kenapa bisa muncul di Wansui Gu, membuat kekacauan dan menangkap Liu Xin dan Yue Long Dai?" Jin Shui bertanya padanya. Ia ingat semua yang terjadi, tetapi tenaganya masih sangat lemah. Saat ini, jika mesti berkelahi dengan orang, maka nyawanya justru akan sulit dipertahankan.

"Sejak Liu Xin meninggalkanku di markas Jianyin Bang waktu itu, aku lantas pergi mencari ibuku, tidak lama mengetahui bagaimana kematiannya," Qing Yi berkata pelahan. "Semula aku hendak kembali ke ibukota dan menemui Shui Yao untuk memberitahukan semuanya, akan tetapi melenyapkan Shui Yao seorang tidak akan cukup. Ibuku seumur hidup mendapat banyak kesusahan, para pelindung yang lain juga tidak peduli padanya. Para pelindung sudah tidak ada, maka kalian para pewaris yang harus membayarnya."

"Meng Gui Shishu tidak pernah membicarakan urusan pribadi dengan para pelindung yang lain," kata Jin Shui, "Shui Yao Shishu adalah saudara baiknya, dia tidak pernah menganggap Shui Yao Shishu sudah merebut kedudukannya."

"Aku berpikir, di dalam dunia persilatan ini, siapa yang punya kemampuan paling besar untuk menghadapi para pewaris Yumen," Qing Yi tidak memedulikan kata-katanya. "Jianyin Bang sudah hancur, Lin Tong Tian sudah terlalu tua, pemimpin Yongjun Hui hanya seorang manusia pengecut, Haitang Jian Pai tidak punya kemampuan demikian besar. Maka aku kemudian menemui Zhou San Gong dan mengatakan akan membantunya merebut kekuasaan di Wansui Gu."

"Kau ingin menggunakan racun untuk menghadapi kami," kata Jin Shui.

Qing Yi menunjukkan dupa yang menyala di ruangan itu. Bau wewangian dari dupa itu yang membuat kepala Jin Shui terasa berat, sedikit pun ia tidak bisa mengerahkan tenaga, bahkan menggerakkan jari tangan pun terasa sulit.

"Pernah kudengar bahwa di Wansui Gu ada sejenis racun bernama xian nu xiang du (racun dupa dewi)," Qing Yi berkata lagi, "racun ini akan sangat berguna bagi ilmu qian li xiang wei (harum seribu li) yang sedang kulatih, maka aku juga memintanya sedikit pada Zhou San Gong. Tidak disangka dia bersedia memberikan, kemudian juga memberitahukan padaku bahwa dia memang sudah lama menginginkan kekuasaan penuh di Wansui Gu."

Jin Shui cukup mengetahui Qing Yi suka menggunakan sejenis wewangian sejak masih kecil, artinya ia mempelajari ilmu ini sudah belasan tahun. Qian li xiang wei adalah sejenis ilmu untuk mempengaruhi orang dengan bau wewangian yang memabukkan. Jin Shui tidak tahu darimana ia mendapatkan ilmu ini. Meng Gui bahkan membiarkan orang yang dicintai bersama wanita lain, ilmu ini mestinya bukan didapat dari sang ibu. Kemungkinan Qing Yi berusaha mempelajarinya sendiri agar nasibnya tidak sama dengan ibunya.

"Ibuku tidak menggunakan ilmu ini untuk mempertahankan ayahku, aku juga tidak cukup mampu untuk mempertahankanmu," kata Qing Yi lagi, "tetapi aku cukup yakin, jika ditambah dengan xian nu xiang du, maka aku akan cukup mampu untuk membawamu kembali ke sisiku, sepenuh hati bersedia meninggalkan Xu Qiao."

"Qiao-er," nama ini membawa reaksi pada Jin Shui, ia tidak tahu bagaimana keadaan Xu Qiao sekarang. Kekhawatiran membuat rasa sakit terasa di seluruh tubuhnya.

Qing Yi membimbing Jin Shui untuk duduk di kursi. Tenaga Jin Shui belum kembali sedikit pun. Di dalam pondok kecil ini serasa tidak ada udara segar, tetapi ia pun belum ada kemampuan untuk keluar. Terlebih kepalanya serasa amat berat. Qing Yi menginginkan dia untuk mendengarkan ceritanya, ia pun tidak ada kemampuan menolak.

"Setelah aku menemui Shui Yao di Wuzhang hari itu, aku lantas mencari orang lain yang bisa ikut membantu Zhou San Gong merebut kekuasaan di Wansui Gu," Qing Yi melanjutkan, "sebenarnya aku tidak berpikir banyak, juga tidak tahu harus memulai darimana, maka aku mengikuti kalian dari jauh, mengetahui para pewaris Yumen sedang dalam perjalanan ke Baiyu Shan. Kemudian, aku melihat Zhu Bai Que pergi bersama seorang pemuda asing, aku mengikuti mereka, melihat pemuda asing itu sepertinya punya niatan tertentu, dan ternyata memang sangat menarik."

"Ma Yong Tao adalah anggota kedua Liangshan Liu Mo," Jin Shui berkata, "rupanya dia sungguh mendekati Zhu Guniang karena ada tujuan lain."

"Ma Yong Tao mengatakan akan menikahi Zhu Bai Que, juga mengatakan akan memperkenalkan pada keluarganya, kemudian mengajaknya menemui para iblis yang lain," Qing Yi kembali berkata. "Aku melihat sendiri bagaimana reaksi Zhu Bai Que ketika mengetahui bahwa tunangannya justru adalah Liangshan Mo Jun yang terkenal suka menyiksa orang sampai hilang waras, sementara ayah kandungnya dahulu tewas karena dikerjai oleh Liangshan Liu Mo. Sungguh Ma Yong Tao ini sudah menipunya dengan sangat menarik."

Ia tertawa senang, sepertinya suka sekali melihat penderitaan salah seorang pewaris Yumen. Jin Shui mengepalkan tangan, menahan emosinya. Jika Ma Yong Tao si raja iblis itu sudah menyakiti Zhu Bai Que, sungguh ia tidak akan bisa mengampuni.

"Kemudian aku melihat Ma Yong Tao membawa pergi dajie laodanya dari anggota Liangshan Liu Mo yang lain, aku melihat ini sebagai sesuatu yang juga menarik," Qing Yi melanjutkan, "aku tidak bisa mengikuti mereka, akan tetapi aku bisa menemui Zu Ye, Wang Wei, Li Bai Xun, dan Fuchang Long, menanyakan urusan ini. Empat iblis itu sebenarnya tidak mau mengatakan sesuatu, akan tetapi saat itu Ma Yong Tao tiba-tiba kembali, seorang diri, maka aku langsung saja meminta dia membantu pemberontakan di Wansui Gu. Ketika kukatakan padanya, Wansui Gu bisa digunakan untuk menghadapi para pewaris Yumen, dia langsung menyetujui, kemudian bahkan mengajak empat saudaranya ikut menangkap orang-orangnya Yuan Wan Cui."

Tenaga dalam milik Mo Ying terasa bergerak dalam tubuh Jin Shui, memberinya semangat mempertahankan kesadaran. Pelan-pelan ia berusaha mengatur aliran tenaga itu ke dalam setiap syaraf di tubuhnya, memungkinkan diri sendiri mengumpulkan kekuatan untuk lepas dari pengaruh Qing Yi. Namun proses ini amat lambat, Jin Shui juga mesti berhati-hati. Lawan yang dihadapinya kali ini bukan musuh biasa.

"Yuan Wan Cui sudah beberapa hari berada di sekitar Wansui Gu, hanya harga dirinya terlalu tinggi untuk langsung menemui Zeng Bai Feng dan meminta ayahnya itu mendukung dia menghadapi kalian para pewaris Yumen," Qing Yi terus berkata, "akan tetapi akhirnya dia meninggalkan para pengikutnya, diam-diam seorang diri masuk ke Wansui Gu, bertemu dengan Zhou San Gong. Menangkap perempuan busuk itu tidak terlalu sulit, menangkap anak muridnya juga cuma perlu sedikit tenaga."

Zhou San Gong dan orang-orangnya memberikan racun pada Yuan Wan Cui, kemudian membawanya menemui Zeng Bai Feng, berharap setelah Zeng Bai Feng menghabiskan tenaga menyelamatkan si ketua Haitang Jian Pai, maka akan bisa dibunuh dengan mudah. Sebuah rencana pemberontakan yang sederhana.

"Kau memberitahukan rencanamu padaku, apa tidak khawatir aku akan menggagalkan yang selanjutnya?" Jin Shui menanya,

"Kau sudah berada disisiku, bisa tidak kau baik padaku seperti saat ibuku masih ada?" Qing Yi duduk di samping Jin Shui dan menyentuh wajahnya, tidak memedulikan pertanyaannya. "Asalkan kau bersedia kembali padaku, kita seperti dulu lagi, maka aku tidak akan lagi mempersulit para pewaris Yumen. Nona Xu itu, kau mungkin juga masih boleh menemuinya." Ada niatan lain di balik kata-kata halusnya.

"Apa katamu?" Jin Shui berdiri, berusaha meraih pedang pendek milik Liu Xin yang ada di dekatnya, menggenggam di tangan dan mengarahkan ujungnya pada Qing Yi.

"Tidak perlu berpikir terlalu banyak," Qing Yi menepiskan pedang itu, meraih lengan Jin Shui dan nyaris merangkulnya. Bau wangi khas tercium semakin jelas, Jin Shui untuk sesaat merasakan pandangannya mengabur, nyaris terlambat baginya untuk mempertahankan kesadaran, Qing Yi yang ada di hadapannya ini sudah bukan putri Meng Gui yang dikenalnya beberapa tahun yang lalu. Ia sudah berubah, Qing Yi ini juga sudah berubah. "Jin Shui, kenapa tidak beristirahat lebih lama? Masih ada waktu untuk mempertimbangkannya."

Jin Shui menggunakan pedang untuk menyingkirkan tangannya, kemudian berlalu keluar dari dalam pondok kecil tempat mereka berada. Pintu tidak terkunci, tetapi didobraknya dengan seluruh sisa tenaga.

Qing Yi tentu saja tidak membiarkan. Ia melayang cepat, mendahului Jin Shui, menghadangnya sambil menyebarkan sejenis bunga-bungaan yang harum menusuk. Jika saja masih berada di dalam ruangan pondok yang rapat, Jin Shui pasti sudah terkunci oleh bau wewangian ini, namun di udara terbuka, angin yang sejuk setidaknya mengurangi pengaruh wangi yang memabukkan itu.

"Kau tahu tidak, racun yang seperti ini, tidak ada satu manusia pun yang bisa menolaknya," Qing Yi berkata dengan halus sambil menghindar dari serangan pedangnya. "Kau ingin menghindar dariku, juga tidak akan bisa."

Jin Shui merasakan kepalanya semakin berat, darahnya mulai memanas. Ia tidak mungkin tidak menghirup udara, tidak mungkin menghindar dari racun yang ada di sekitarnya. Susah payah ia memberi tahu diri sendiri, harus selekasnya meninggalkan tempat ini, menjauh dari Qing Yi.

Qing Yi mengurungnya dengan ketat. Tenaga Jin Shui hanya tinggal satu bagian, ia benar-benar tidak berdaya, dipaksa oleh lawan untuk berputar-putar saja di tempat itu. Saat pedang di tangannya jatuh ke tanah, ia pun diam terpaku di tempat, hanya bisa membiarkan ketika Qing Yi menghampiri punggungnya, kemudian memeluknya. Bau wewangian pelahan memudar terkena tiupan angin. Entah sejak kapan, pikiran Jin Shui sudah kosong sama sekali. Ia berada di bawah kendali Qing Yi sepenuhnya.

"Dulu kita selalu begini, kau masih ingat tidak?" Qing Yi bertanya padanya. "Ibuku juga pernah memintamu untuk menjagaku selamanya. Jin Shui, selama beberapa tahun ini aku tidak pernah berpikir untuk melupakanmu. Liu Xin Junzhu dan wangfei pernah menjodohkanku dengan pilihan mereka, aku susah payah menolaknya, semua demi menunggu hari ini."

Jin Shui tidak menjawab, Qing Yi pun kemudian diam, hanya menyandarkan kepala di punggungnya, waktu serasa berhenti demi mereka. Hubungan mereka dulu memang sangat dekat, bersama hidup dalam pelarian panjang yang melelahkan, setiap hari bisa saja menghadapi bencana. Ketika Mo Ying dan Meng Gui sudah terluka parah, Jin Shui yang paling diharapkan untuk menyambung nyawa, beberapa kali Qing Yi merasakan perlindungan itu lebih dari sekedar kewajiban.

Sebelum berpisah, si hadapan Meng Gui, Jin Shui berjanji akan menjaga Qing Yi seumur hidup. Hanya saja semuanya berubah di saat itu. Mo Ying dan Meng Gui yang sudah terluka parah tidak mampu lagi bertahan ketika Yuan Wan Cui menemukan mereka. Jin Shui ditangkap dan ditahan di gua bawah tanah di Haitang Jian Pai selama delapan bulan. Meng Gui masih sempat membawa Qing Yi dan juga Qin Liang Jie pergi.

Kemudian Jin Shui menemukan Xu Qiao, cerita mengenai Qing Yi pelahan mulai dilupakan, hanya tersisa sebuah kenangan yang samar.

Tiupan angin pegunungan sedikit mereda. Pandangan Jin Shui tetap kosong, bagai tidak menyadari bahwa di tempat itu sudah hadir orang ketiga. Qing Yi mengalihkan pandangan sesaat, tetapi tidak sudi melepas pelukannya. Sosok yang baru datang itu melangkah mendekat, air mukanya menampakkan kesedihan dan luka yang mendalam.

"Aku dan Jin Shui dulu adalah pasangan, sekarang dan selamanya juga akan tetap sama," Qing Yi berkata padanya. "Xiaoguniang, hubungan kami begitu baik, kau tidak akan merusaknya, bukankah begitu?"

Xu Qiao sudah tiba disitu. Sesuatu sudah terjadi saat Jin Shui pergi mengejar Qing Yi dan hendak menyelamatkan Liu Xin, akhirnya ia pun mendaki tebing terjal tempat Jin Shui menghilang. Tubuhnya lelah dan penuh luka, pakaiannya pun berantakan, ketika menemukan Jin Shui, yang dicarinya itu sedang berada dalam pelukan perempuan lain, sebenarnya ia ingin menghindar, tidak ingin menghadapi.

"Jika kelak Jin Shui Gege memilihmu, maka aku akan merelakannya, tidak akan hadir lagi diantara kalian," Xu Qiao berkata pada Qing Yi. Pedang xuanlong milik Jin Shui berada di tangannya, pelan-pelan dihunusnya.

Qing Yi melepas pelukannya, Jin Shui tergerak sedikit mendengar suara yang sangat dekat dengannya, namun pengaruh Qing Yi membuatnya tidak bisa menguasai diri sendiri, pandangannya kosong, jiwanya entah berada dimana.

"Tetapi dia sekarang harus pergi menolong orang," ucap Xu Qiao lagi, "kuharap kau melepaskannya."

Xu Qiao mengenali Qing Yi sebagai putri Xianjing Wang yang sempat memeluk Jin Shui di hadapannya, di reruntuhan markas Jianyin Bang di Wuzhang hari itu. Hubungan Qing Yi dengan Jin Shui di masa lalu ia tidak banyak bertanya, hubungan mereka saat ini atau di masa yang akan datang ia juga tidak ingin peduli. Xuanlong jian diarahkan pada Qing Yi, akan tetapi ia tidak langsung menyerang.

"Kau mau apa?" Qing Yi menanya.

"Qiao-er...." Jin Shui bereaksi melihat kilatan cahaya dari badan pedang, ia sangat kenal dengan senjata itu, juga mengenali orang yang menggenggamnya.

Xu Qiao menggoreskan tangan sendiri pada mata pedang yang tajam, darah yang menetes mengagetkan Jin Shui, rasa sakit yang dirasakan oleh Xu Qiao membangunkannya dari pengaruh wewangian. Jin Shui langsung menyingkir dari Qing Yi, menyambar pedang itu dari tangan Xu Qiao dan mengembalikan ke dalam sarungnya.

"Qiao-er, apa yang kaulakukan?"

"Jika tidak begini, bagaimana bisa melepaskanmu dari pengaruh siluman rubah?" Xu Qiao tersenyum, balas bertanya padanya.

"Kau ini." Jin Shui lebih banyak mencemaskannya daripada mengingat tentang Qing Yi. Ia merobek ujung lengannya, hendak membalut luka gadisnya sebelum mengalirkan lebih banyak lagi darah.

"Aku tidak apa-apa," Xu Qiao berkata padanya. "Jin Shui Gege, tidak ada waktu lagi. Kita harus lekas menolong mereka."

"Menolong siapa?" Jin Shui tidak langsung mengingat apa yang barusan diceritakan oleh Qing Yi. Serasa bangun dari mimpi panjang.

"Kujelaskan nanti," kata Xu Qiao. "Kita harus lekas pergi dari tempat ini."

"Jin Shui...." Qing Yi masih sempat memanggil. Namun dua orang itu sudah tidak peduli padanya. Xu Qiao menarik lengan Jin Shui dengan keras, bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menoleh. Qing Yi menyaksikan kepergian mereka, ia tidak menyusul.

Tanaman bunga air mata cuma fiktip ya, ga usa repot cari di gugel.

Yuan Wan Cui adalah anak kandung Zeng Bai Feng, hanya saja ia tidak suka mengakui punya ayah seorang tukang racun dan memilih berguru di Haitang Jian Pai sejak kecil sampai akhirnya jadi ketua. Ia bermaksud menemui sang ayah untuk meminta bantuan menghadapi para pewaris Yumen.

Zhou San Gong sudah lama berkuasa di Wansui Gu, akan tetapi ia tahu selama gurunya masih hidup dan kakak segurunya bisa kapan saja kembali, kekuasaan itu bisa diambil darinya. Maka dengan sedikit pengaruh saja, dia lantas berani melakukan pemberontakan.

Perseteruan Liu Xin dan Qing Yi masih berlanjut. Sampai di sekuel nanti, Qing Yi sungguh melampiaskan dendamnya pada tiga generasi.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana Jin Shui akan menyelesaikan masalah yang terjadi di Wansui Gu?

Xiaodiandiancreators' thoughts