webnovel

Episode 17 : Yue Shi Ling Pai (Papan Kematian Marga Yue)

Mereka masih berada di sisa bangunan markas Jianyin Bang menunggu hingga semua jenasah yang ada selesai dikuburkan, juga berharap Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi akan datang kembali mengambil Xun Qian Niu. Akan tetapi bahkan Huang Zhe tidak terlihat bayangannya, agaknya orang-orang itu sungguh tidak memedulikan seorang gadis setengah sinting.

Mereka semua membiarkan Zhang Zhe Liang beristirahat lebih lama. Liu Xin menghampiri Yue Long Dai, memintanya memberikan sebutir huanming yao pada orang tua itu saat terjaga agar keadaannya tetap sadar dan pikirannya tidak sampai terganggu.

"Baiklah," Yue Long Dai menyahut datar saja, menerima sebutir pil obat itu dan mengawasi sesaat sebelum menyimpannya.

"Yue Dage, kau kenapa?" Liu Xin menanya, melihat Yue Long Dai aneh sikapnya. "Aku Liu Xin, mengapa kau seperti tidak ingat padaku?"

"Aku tahu Anda adalah Liu Xin Junzhu yang mulia," Yue Long Dai menyahut aneh, "aku akan menjaga shifu."

Ia lekas memutar badan dan pergi ke bangunan tempat Zhang Zhe Liang berada. Liu Xin hendak mengejar tetapi Zhu Bai Que sudah menariknya, membisikkan beberapa kata padanya, "Ada ayahmu disini, Yue Shaoxia hanya tidak ingin menarik perhatiannya."

Liu Xin batal mengejar dan lantas menemui Shui Yao. Memang benar Yue Long Dai sudah melihat Liu Xin ketika tuan putri kecil itu tiba juga di markas Jianyin Bang bersama para pewaris Yumen lain, ia sebenarnya sudah cukup sadar dan merasa senang karena akhirnya bisa bersama lagi dengan Liu Xin. Akan tetapi kemudian diketahuinya bahwa ayah Liu Xin juga datang, dan tuan putri kecil itu sungguh sudah kembali menjadi tuan putri yang terhormat, sedangkan dirinya hanya seorang anak yatim piatu yang tidak mungkin bersama dengannya.

"Liu Xin," Shui Yao berkata pelan padanya, "aku akan memberikan tenaga dalamku padamu disini. Nanti kau tidak perlu ikut pulang ke ibukota, boleh pergi bersama kawan-kawanmu."

"Fuwang sudah setuju?" Liu Xin menanya senang.

"Kau tidak perlu khawatirkan mengenai ayahmu," sahut Shui Yao.

Shui Yao memanggil Jin Shui dan semua pewaris lain yang berada disitu, meminta mereka membantunya memberikan tenaga dalam pada Liu Xin seperti yang dilakukan para pelindung Yumen lain terhadap pewaris mereka. Xianjing Wang hanya berdiri saja menyaksikan, agaknya sepanjang perjalanan dari Yiling sampai kemari Shui Yao sudah memberitahukan padanya, dan memintanya menerima.

Mereka semua duduk membentuk satu lingkaran di bawah atap bangunan yang sudah setengah terbakar. Shui Yao mulai mengalirkan tenaga dalamnya pada Liu Xin. Zhu Bai Que, Li Qian, dan Liao Xian mengerahkan tenaga pemberian Mo Ying pada Shui Yao untuk membantunya, sementara Jin Shui dan Huang Yu serta Qin Liang Jie menjaga agar proses tidak sampai terganggu.

"Jin Shui, Huang Yu pasti sudah memberitahukan padamu agar para pewaris Yumen berkumpul kembali di Kota Chen-an, pada saat yang sudah ditentukan," Shui Yao berkata pada Jin Shui saat mereka memulai proses. "Kota Chen-an merupakan kota terdekat dari markas Yumen sebelumnya, Baiyu Shan (Gunung Giok Putih)."

"Aku tahu," sahut Jin Shui, "pada saatnya kami harus pergi kesana, membangun kembali markas Yumen di tempat yang sebelumnya."

"Tempat itu sudah dihancurkan belasan tahun yang lalu," Huang Yu berkata, "apakah tidak lebih baik membangun markas Yumen di tempat lain? Kami sudah mengambil alih kediaman pengkhianat Wang Ruan Ya di Anning Hegu, tempat itu cukup baik untuk memulai semuanya."

Shui Yao menggeleng. "Baiyu Shan merupakan tempat yang paling tepat untuk menjaga dari ancaman aliran sesat milik Liu Song Qiao," sahut Shui Yao. "Sekitar tiga puluh tahun yang lalu, pada masa kekuasaan mendiang jiaozhu, tempat ini dipilih sebagai markas Yumen juga karena merupakan tempat yang terbaik. Juga, karena disana merupakan tempat tinggal seorang tokoh wanita yang sangat berpengaruh bagi Yumen kita."

"Masih ada yang tinggal disana?" Jin Shui menanya.

"Kalian mungkin ada yang pernah mendengar mengenai Tian Bian Xing (Bintang Cakrawala) Gu Qiong Nan dan Wumian Guniang (Nona Tanpa Wajah) Bai Qiu Yi," kata Shui Yao, "pasangan yang pernah menjadi pembicaraan dalam dunia persilatan pada masa selewat lima puluh tahun yang lalu."

"Chai Lang Shifu pernah mengatakan mereka adalah pasangan suami istri, menguasai ilmu-ilmu tingkat tinggi," sahut Huang Yu. "Akan tetapi mereka hadir dalam dunia persilatan tidak lama. Kabar menyebut bahwa belakangan Tian Bian Xing Gu Qiong Nan, Gu Daxia kemudian ikut ayahnya berperang melawan suku perbatasan, sedangkan istrinya berdiam di tempat kediaman mereka di Baiyu Shan."

"Benar," sahut Shui Yao. "Pasangan ini mempunyai seorang anak perempuan, yang kemudian menjadi jiaozhu furen kita. Saat Baiyu Shan dijadikan markas Yumen kita, tempat kediaman ibundanya jiaozhu furen ini dipindahkan ke sebuah tebing bernama taiyang feng (tebing matahari), dan untuk sampai ke tebing ini mesti melewati sejumlah jalan gunung yang kemudian disebut sebagai tempat suci oleh orang aliran kita, siapa pun tidak boleh pergi kesana tanpa ijin."

"Wu Mian Guniang itu masih hidup?" tanya Jin Shui.

"Wu Mian Guniang sudah tidak ada, sejak lama majikan besar Baiyu Shan hanya dikenal sebagai seorang wanita bernama Yu Nian," sahut Shui Yao. "Sama seperti Lin Tong Tian yang setiap tahun mesti menutup diri melatih beifeng qi, Yu Nian ini setiap kali juga menutup diri, melatih sejenis ilmu yang tidak bisa dipelajari oleh sembarang orang. Kabarnya, ilmu ini bisa membuat siapa pun yang menguasainya awet muda, bisa hidup lebih lama dibandingkan orang lain."

"Leng qing yu hua (giok dingin berduka)," Huang Yu berkata pelan, "ilmu ini sudah lama sekali tidak ada yang pernah melihatnya. Boleh dikatakan, di masa sekarang sudah tidak ada lagi yang mengenalnya."

"Ketika markas Yumen dihancurkan tiga belas tahun yang lalu, Yu Nian sedang menutup diri, tidak mengetahui yang terjadi," kata Shui Yao pula. "Jiaozhu furen saat itu juga memberi perintah pada kedua wakil ketua untuk memutus jalan ke taiyang feng, agar mereka yang datang tidak sampai merusak ketenangan beliau."

"Apakah kami mesti menemui beliau?" Jin Shui menanya.

"Yu Nian bukan anggota Yumen, akan tetapi dia mempunyai perjanjian dengan Liu Song Qiao, dan dia juga yang sudah memberi ijin pada mendiang jiaozhu membangun markas Yumen di tempat kediamannya," sahut Shui Yao. "Aku tidak tahu apakah beliau masih hidup sampai saat ini, juga tidak tahu apakah beliau akan menerima kalian para pewaris. Akan tetapi kami delapan pelindung sudah bersepakat menyisakan aku seorang agar pada saatnya bisa memberitahukan mengenai hal ini pada kalian, meminta kalian pergi menemui wanita itu sebelum melanjutkan semuanya."

Proses pemindahan tenaga dalam pada Liu Xin sudah selesai. Wajah Shui Yao nampak pucat, ia tahu pengaruh memindah tenaga dalam ini adalah membuatnya menjadi seorang biasa, bukan lagi pelindung Yumen. Akan tetapi para pewaris sudah berkumpul, semua yang perlu disampaikan sudah dikatakan, bisa dikatakan tugasnya sudah selesai.

"Shui Yao Shishu, Liu Song Qiao ini sebenarnya siapa?" Qin Liang Jie bertanya. "Mengapa semua orang menyebut namanya seakan dia adalah pembawa bencana, sosok yang sedemikian ditakuti sehingga memerlukan sebuah Yumen Jiao untuk menghadangnya?"

"Liu Song Qiao adalah murid dari ketua Yumen generasi sebelumnya," sahut Shui Yao. "Dia…."

Shui Yao belum sempat menjelaskan lebih lanjut, saat itu dari gerbang markas Jianyin Bang nampak seorang perempuan melangkah masuk, membawa sebuah bungkusan kain di tangannya. Perempuan itu mengenakan baju berkabung, berjalan pelahan tanpa memedulikan pengawal yang hendak menghadangnya. Wang Chun dan Sima Yi Sheng agaknya mengenalnya, membiarkan masuk ke pekarangan.

"Qing Yi," Qin Liang Jie mengenali perempuan yang baru datang itu, ia lekas bangkit berdiri dan melangkah menghampiri. "Qing Yi, aku adalah Qin Liang Jie, pewaris Meng Gui Shifu, apakah kau masih ingat padaku?"

Yang lain juga bangkit berdiri. Liu Xin mengikut di belakang Qin Liang Jie, merasa tidak asing dengan wajah perempuan yang baru datang itu. Jin Shui menghampiri Xu Qiao untuk menjaganya jika yang datang mempunyai niat tidak baik.

Perempuan itu menghentikan langkah dan memandang ke arahnya sebentar, air mukanya dingin dan sorot matanya seakan tidak peduli. Ia tidak menyahut pertanyaan Qin Liang Jie, pandangannya kemudian diarahkan pada satu persatu orang yang ada di reruntuhan markas Jianyin Bang, seakan hendak mengenali mereka dan menentukan siapa yang merupakan tujuan kedatangannya.

"Meng Gui Shifu apakah datang bersamamu?" Qin Liang Jie kembali menanya padanya. "Waktu itu aku terluka parah, terpisah dari kau dan Meng Gui Shifu, dan aku tidak tahu bagaimana mencari kalian."

Perempuan itu kembali melihat ke arahnya. "Tentu saja kau tidak tahu bagaimana menemukan kami," ia berkata tajam, "karena kau tidak peduli pada kami. Ibuku sudah memberikan tenaga dalamnya padamu, karena itu dia tidak bisa melindungi diri sendiri dan tidak bisa melindungi aku. Kau terpisah dari kami, bukankah kau malah senang, tidak perlu takut lagi pada ibuku?"

Qin Liang Jie terdiam. Memang ia setelah terpisah dari gurunya Meng Gui dan Qing Yi beberapa tahun yang lalu, ia lantas kembali ke kampung halamannya, berharap tidak perlu lagi meneruskan tugas sebagai pewaris Yumen. Sampai beberapa waktu yang lalu di Bai Tu Shanzhuang, ia juga berniat melepaskan diri dan hidup tenang bersama istri dan anaknya. Akan tetapi kemudian Li Qian pelahan meyakinkannya, dan pada pertemuan di Yiling ia sudah tanpa ragu menyebut diri sebagai pewaris Meng Gui.

"Qing Yi," Jin Shui ikut menyebut nama ini.

"Jin Shui Gege, Qing Yi siapa?" Xu Qiao menanya, ia merasa pernah mendengar Jin Shui menyebut nama ini sebelumnya.

"Putri Meng Gui Shishu," sahut Jin Shui.

"Hua Jin Shui," perempuan berbaju berkabung itu memang adalah putri Meng Gui, yaitu Qing Yi, gadis tukang rakit kecil yang menjemput para pelindung dan murid mereka di Danau Xuanwu sepuluh tahun yang lalu. "Kau masih ingat padaku, apakah kau juga masih ingat pernah berjanji pada ibuku untuk menjaga aku seumur hidup?"

Ia menanya pada Jin Shui tanpa memandang ke arah orangnya. Sama seperti terhadap Qin Liang Jie, nada suaranya juga dingin dan bahkan mengandung kebencian. Jin Shui tidak tahu mengapa putri Meng Gui bersikap seperti memusuhi para pewaris Yumen, lebih lagi tidak tahu mengapa bisa muncul disini setelah menghilang sedemikian lama.

"Hari ini aku bukan datang menagih janji padamu, aku masih ada urusan lain," Qing Yi kembali berkata pada Jin Shui, nada suaranya terdengar sangat aneh. "Aku datang demi menemui Shui Yao."

"Xiao Yi, apakah ini kau?" Liu Xin menanya pada Qing Yi, mengenali wajah di balik kerudung baju berkabung itu adalah pelayan setianya yang waktu itu ikut datang ke markas Jianyin Bang, gadis muda yang selalu menundukkan wajah seakan tidak ingin sampai dilihat orang. "Kau adalah Xiao Yi, hari itu kita berpisah juga di tempat ini. Aku bukan sengaja meninggalkanmu, tetapi karena hari itu Yu Gege menyuruh orangnya menculik…."

"Junzhu, urusan kau pergi tanpa pamit hari itu, aku sama sekali tidak berniat mempersoalkan," Qing Yi memotong kata-katanya dengan cepat, pandangannya terhadap Liu Xin mengandung kebencian yang lebih mendalam lagi.

Liu Xin seketika menyingkir ke belakang Qin Liang Jie, tidak tahu mengapa pelayannya bisa tiba-tiba berubah menjadi putri salah seorang pelindung Yumen, lebih lagi tidak tahu mengapa Qing Yi itu seakan ingin membunuhnya.

"Shui Yao," Qing Yi langsung melangkah menghampiri Shui Yao. "Apakah kau masih ingat dengan saudara baikmu Yue Ling?"

Huang Yu menghadang di depan Shui Yao. Ia masih ingat dengan putri Meng Gui, Qing Yi, akan tetapi ia juga tidak tahu mengapa ia datang dengan sangat berbeda. Shui Yao dalam keadaan lemah karena baru saja memberikan tenaga dalamnya pada Liu Xin, ia tidak ingin siapa pun mengambil kesempatan terhadap satu-satunya pelindung Yumen yang tersisa ini.

"Tidak apa," Shui Yao berkata padanya, meminta Huang Yu dan yang lain tidak menghalangi, ia sendiri menghampiri Qing Yi. "Kau adalah Qing Yi, putri Meng Gui Jiejie. Selama ini aku berusaha menemukanmu, juga berusaha menemukan ibumu, akan tetapi Meng Gui Jiejie hari itu mengirimkan surat, mengatakan hanya perlu menyisakan satu pelindung Yumen, tidak perlu menyisakan yang lain."

"Selama ini aku berada di wangfu, kau kerap melihatku, hanya saja kau tidak mengenali," Qing Yi berkata. "Ibuku waktu itu menitipkan aku pada Xianjing Wang, kurasa Xianjing Wang tidak merasa perlu memberitahukan pada selir kesayangannya bahwa dia sudah menemukan putrinya yang sudah lama hilang, lebih memilih untuk mengatur agar aku menjadi pelayan Liu Xin Junzhu."

Shui Yao memandang ke arah Xianjing Wang tanpa terasa, tidak mengerti mengapa Qing Yi membawa nama pangeran tua itu. Memang benar enam tahun yang lalu Xianjing Wang yang sudah memberikan pelayan Xiao Yi pada Liu Xin. Akan tetapi Shui Yao tidak pernah menanya darimana asalnya pelayan Xiao Yi itu, melihat pelayan itu terus menundukkan kepala dan tidak banyak bicara ia pun tidak merasa perlu menyelidiki.

"Meng Gui Jiejie mengenal wangye?" Shui Yao menanya. "Putri yang sudah lama menghilang? Kau bicara apa?"

"Wangfei Niang Niang silakan tanya pada wangye, apakah masih mengenal nama Yue Ling."

Bersamaan dengan kata-katanya, Qing Yi membuka bungkusan kain di tangannya. Bungkusan kain itu rupanya berisi sebuah lingpai atau papan nama orang yang sudah meninggal, di atasnya jelas tertulis Meng Gui Yue Ling. Shui Yao seketika memandang ke Xianjing Wang, menunggu reaksinya.

Xianjing Wang melangkah mendekat dua langkah, melihat sekilas saja ke arah papan nama itu, ia hanya mengangkat alis sebentar, tidak merasa perlu memberi penjelasan pada Shui Yao atau pada siapa pun.

"Xianjing Wang sudah mengenal ibuku sebelum bertemu denganmu, enam belas tahun yang lalu datang ke markas Yumen Jiao di Baiyu Shan adalah demi menjemput aku dan ibuku," Qing Yi kembali berkata, "tetapi saat itu ibuku sedang tidak berada di tempat, kau yang ada. Dia tidak jadi menjemput kami, melupakan kami, semuanya adalah karena tergoda oleh siluman rubah sepertimu."

"Apa katamu?" Shui Yao menanya kaget. Ia mengetahui Meng Gui belum menikah tetapi mempunyai seorang anak perempuan, akan tetapi Meng Gui tidak pernah memberitahukan siapa ayah kandung anak itu, ia juga tidak mendesak. Ketika Xianjing Wang mengajaknya ke ibukota, ia masih sempat memberitahu Meng Gui, saat itu Meng Gui juga hanya tersenyum dan mengharapkan kebahagiannya.

Ketika mereka bertemu di Zi Lan Hua Yuan, Meng Gui bahkan menanyakan pada Shui Yao apakah Xianjing Wang baik padanya, tidak mengatakan apa pun, semua mengenai masa lalu sungguh ditutupi dengan sempurna. Kini tiba-tiba putri Meng Gui menyebut dirinya sebagai siluman rubah, Shui Yao benar-benar tidak menyangka.

"Kau yang kemudian dibawa ke ibukota, mendapatkan gelar selir, menikmati kehidupan mewah selama enam belas tahun, bukan ibuku," kata Qing Yi pula, "bahkan ketika para pelindung Yumen sepakat untuk menyisakan satu orang, kau juga yang dipilih untuk tetap hidup baik-baik dalam perlindungan Xianjing Wang, sedangkan ibuku mesti hidup dalam pelarian, dicelakai orang, sampai akhir bahkan meninggal seorang diri tanpa ada yang menguburkan jenasahnya."

Shui Yao masih dalam keadaan lemah setelah memberikan seluruh tenaga dalamnya, seketika itu memuntahkan darah segar dan terkulai jatuh. Zhu Bai Que lekas menangkapnya, Liu Xin berlari menghampirinya.

"Liu Xin Junzhu meninggalkan aku disini beberapa waktu yang lalu, aku tidak lekas kembali ke ibukota bersama yang lain, aku pergi mencari ibuku," Qing Yi meneruskan, "sampai disana aku baru mengetahui, tidak lama setelah mengantarkan aku pada ayahku enam tahun yang lalu, ibuku hendak kembali ke kampung halamannya. Hanya saja dia sudah terluka parah, tidak sampai kesana, setahun kemudian baru seorang yang mengenalnya menemukan pedang pendek miliknya di dalam hutan, bersama tulang belulang dan sisa pakaiannya."

"Qing Yi," Jin Shui mendekat dan langsung menarik Qing Yi. "Shui Yao Shishu baru saja memberikan tenaga dalam pada Liu Xin Meimei, dia masih dalam keadaan tidak baik. Ada urusan apa, nanti saja baru dibicarakan."

"Liu Xin Meimei," Qing Yi berkata padanya, akhirnya memandang wajahnya, "kau memanggil dia dengan begitu akrab." Ia melihat sekilas ke arah Xu Qiao, gadis yang tadi ada di samping Jin Shui. "Nona ini juga cantik dan menarik. Jin Shui, pantas saja kau sudah lupa pada janjimu, tidak peduli lagi padaku."

"Aku tidak lupa," sahut Jin Shui. "Aku masih bisa menjagamu seumur hidup."

"Qing Yi...." Xianjing Wang memandang putrinya dengan dalam, kata-kata penjelasan yang sudah sampai di ujung lidah ditelannya kembali. Ia adalah seorang pangeran yang agung, menyukai seorang wanita tidak perlu memberitahukan wanita yang lainnya, menyukai seorang Fu Xue Ying juga tidak perlu meminta ijin pada Yue Ling. Pernah memiliki seorang Yue Ling juga tidak perlu menceritakan pada siapa pun. Kisahnya dengan Yue Ling hanya cerita singkat, kisah dengan Fu Xue Ying jauh lebih berarti baginya. "Kau tidak bisa menyalahkan Xue Ying," akhirnya ia berkata. "Dia tidak tahu apa-apa."

"Benar, dia tidak tahu dan aku tidak bisa menyalahkannya," sahut Qing Yi, "akan tetapi kalian juga tidak bisa melarang aku untuk memberitahukan padanya."

"Qing Yi," Jin Shui kembali menegur.

"Baiklah, para pewaris Yumen sudah berkumpul disini, urusan membangkitkan kembali Yumen hanya tinggal menunggu waktu," Qing Yi masih sedikit segan pada Jin Shui. "Tetapi, aku bukan bagian dari kalian, kalian hendak membangkitkan aliran iblis atau membuat organisasi pembela kebenaran, sama sekali tidak ada kaitan denganku."

Ia menarik tangannya dari pegangan Jin Shui, kemudian memutar badan dan melangkah meninggalkan tempat itu, membawa lingpai bersamanya.

"Tunggu dulu," Liu Xin memanggil, ia menyerahkan Shui Yao pada Zhu Bai Que, kemudian menghampiri Qing Yi. "Kau adalah putri fuwang, artinya kau juga adalah saudaraku lain ibu. Xiao Yi, jika kau bersedia, sebenarnya aku bisa meminta pada fuwang untuk memberikan status untukmu, dan kau bisa bersamaku kembali ke wangfu, tentu saja tidak perlu lagi menjadi pelayan."

Kata-katanya diucapkan dengan tegas, tetapi juga mengandung niatan baik. Qing Yi adalah putri Xianjing Wang yang belum mendapat pengakuan, selama beberapa tahun tinggal di kediaman ayah kandung sendiri tetapi hanya dianggap sebagai pelayan, Liu Xin bagaimana pun merasa kasihan. Terlebih selama beberapa tahun ini, Xiao Yi sudah menjalani peranan sebagai pelayan yang baik, Liu Xin tahu tidak mudah baginya.

"Kau bisa meminta status untukku?" Qing Yi menanya, kebencian dalam pandangannya adalah rasa cemburu dan iri hati. "Aku tidak perlu Liu Xin Junzhu yang mulia meminta ayahku sendiri untuk memberikan status padaku."

"Kalau begitu kau pergilah," Liu Xin berkata lebih tajam, "kau menyimpan kebencian dan rasa tidak puas pada Shui Yao Shifu, hari ini sudah mencelakainya. Di kemudian hari meskipun fuwang bersedia memberikan status padamu, aku juga tidak akan pernah menganggapmu sebagai saudara."

Qing Yi mencabut sebilah pedang pendek dari pinggangnya, dengan cepat menyerang ke arah Liu Xin, langsung mengarah ke lehernya dan hendak menghabisi jiwanya tanpa ampun. Liu Xin tidak menyangka serangan datang begitu cepat, akan tetapi ia masih keburu menghindar, kemudian juga mencabut pedang pendek yang serupa, di jurus berikutnya menyambut serangan Qing Yi dengan senjata itu.

Liu Xin baru saja menerima tenaga dalam pemberian Shui Yao, dalam waktu singkat itu meski ia belum bisa menggunakan, akan tetapi pertarungan membuat tenaga yang baru itu terasa bergolak, sama seperti yang terjadi pada Jin Shui tiga tahun yang lalu dan menyebabkan kematian sembilan tetua Haitang Jian Pai.

Hanya dalam sekejab saja, Qing Yi sudah berubah dari penyerang menjadi seorang yang mesti mati-matian mempertahankan diri. Liu Xin menyabetkan senjatanya tanpa ampun, membuatnya kewalahan. Lengan bajunya sempat tersambar pedang pendek Liu Xin dan langsung mengeluarkan darah.

"Liu Xin Meimei," Jin Shui lekas menghadang diantara keduanya, menggunakan tenaga pemberian Mo Ying untuk menangkap tangan Liu Xin dan merebut pedangnya. Qin Liang Jie juga maju dan menahan Liu Xin, memintanya mengampuni Qing Yi. Liu Xin membalik badan dengan tidak senang, kembali ke samping Shui Yao.

"Qing Yi, perjuangan Yumen kita baru saja dimulai," Jin Shui berkata pada Qing Yi, "kuharap tidak ada perang antara saudara sendiri."

Ia merobek kain baju dan menggunakan untuk membalut luka di lengan Qing Yi, kemudian juga memberikan jubah panjangnya untuk gadis itu. Pandangan Qing Yi terhadapnya berubah lebih tenang, ia masih ingat bagaimana dahulu Jin Shui baik pada dirinya dan ibunya.

"Jin Shui," tiba-tiba ia memeluk Jin Shui, mendekapnya beberapa saat sambil melihat ke arah Xu Qiao.

Xu Qiao diam di tempat, tidak menyangka ada yang sedemikian berani memeluk Jin Shui di depan umum. Liu Xin melotot melihat pemandangan ini, hampir saja menghajar Qing Yi sekali lagi, akan tetapi Shui Yao sudah keburu menggenggam tangannya.

Qing Yi melepas pelukan sebelum Jin Shui menolaknya. Ia tahu di sisi pewaris utama Yumen ini sekarang sudah ada seorang yang lain, nama Qing Yi kemungkinan sudah disembunyikan di satu sudut yang dalam dan akan perlu waktu yang panjang untuk mengembalikannya seperti dulu.

"Jin Shui," ia berbisik pelan, "hutangmu padaku, kelak aku baru akan menagihnya."

Perempuan itu sekali ini sungguh membalik badan dan berlalu begitu saja, tidak ada lagi yang menghalanginya.

Dua jam sudah lewat namun Zhang Zhe Liang belum lagi terjaga. Yue Long Dai memainkan huanming yao di tangannya, mengawasi seperti orang linglung.

Liao Xian hendak menggantikan Zhu Bai Que membantu memulihkan keadaan Shui Yao dengan tenaga dalam, akan tetapi Shui Yao menolaknya, mengatakan tidak perlu dan ia bisa memulihkan diri sendiri.

Yin Xiu Chen menghampiri Liao Xian, menariknya ke bangunan tempat Zhang Zhe Liang beristirahat. Yue Long Dai melihat keduanya mendekat, ia melihat sebentar ke bagian dalam ruangan, memastikan gurunya Zhang Zhe Liang masih tidur di atas langkan. Ia memberi isyarat pada Liao Xian bahwa keadaan tidak berubah.

"Aku mendengar semacam suara alunan musik dari kejauhan, sangat samar," Yin Xiu Chen berkata. Ia adalah seorang buta dan pendengarannya melebihi yang lain. "Sepertinya sudah cukup lama, mungkin sejak tadi saat Qing Yi datang."

Liao Xian mengerahkan tenaga dalam pemberian gurunya Bai Gu untuk mempertajam pendengaran, dan sesuai yang dikatakan sepupunya, ia ada mendengar suara alunan musik semacam seruling yang dikirim dari kejauhan.

"Celaka, suara seruling itu...." ia lekas memahami satu hal, lekas masuk ke dalam ruangan dan melihat ke arah Zhang Zhe Liang. Orang tua itu masih tidur dengan lelap, terlalu lelap malah.

"Suara seruling apa kaitannya dengan shifu?" tanya Yue Long Dai.

"Suara seruling itu dikirim dengan tenaga dalam tingkat tinggi," Yin Xiu Chen berkata dengan cepat. "Zhang Laoqianbei pendengarannya jauh lebih tajam dibandingkan kita semua, maka saat kita tidak bisa mendengar suara, beliau sudah mendengarnya. Hanya saja beliau dalam keadaan lelah, tidak berdaya melawan kekuatannya."

"Yue Shaoxia, lekas berikan pil itu pada guru Anda, harus bisa membangunkan beliau," Liao Xian berkata pada Yue Long Dai.

"Tunggu dulu," Zhu Bai Que juga sudah menyusul kesitu dan mendengar suara serupa. "Yin Guniang apakah bisa memberitahukan, suara seruling itu berasal darimana?"

"Dari arah sana," Yin Xiu Chen menunjuk ke timur.

"Aku akan menggunakan ba yin xiao untuk menghadapinya."

Ia melangkah keluar dari dalam ruangan, kemudian melayang ke atas atap dan berlari ke arah yang ditunjuk. Tidak berapa lama, terdengar suara tiupan seruling ba yin xiao, menghalangi suara seruling yang ditujukan pada Zhang Zhe Liang. Sebuah pertarungan yang tidak terlihat. Pewaris Hu Ling menguasai tenaga dalam pemberian gurunya, kemampuannya menggunakan tenaga dalam itu untuk memainkan seruling tidak rendah.

Liao Xian memberitahukan yang terjadi pada Huang Yu, kemudian bersama Yin Xiu Chen menyusul Zhu Bai Que, membantu menghadang suara seruling yang dikirim dari jarak jauh itu. Suara seruling ba yin xiao semakin kuat, membuat mereka yang masih berada di markas Jianyin Bang menunggu dengan tidak tenang.

Saat pertarungan suara itu masih terjadi, di gerbang depan tiba-tiba sudah terjadi keributan, Xiao Hu dan Xiao Mi terlempar ke pekarangan, langsung jatuh tidak sadarkan diri. Seseorang sudah hadir dan hendak melepaskan Xun Qian Niu yang terikat di atas gerbang. Jin Shui dan Huang Yu langsung memburu kesana, mendahului yang lain, sebentar saja sudah terlibat pertarungan dengan si kurus bercaping ayah Xun Qian Niu, Xun Tian Yi.

Hanya Xun Tian Yi seorang yang datang, Huang Zhe tidak terlihat, sedangkan Xie Tian Hu seharusnya adalah orang yang tengah memainkan seruling di kejauhan, suara ditujukan pada Zhang Zhe Liang demi menghabisi nyawa guru yang pernah dikhianatinya itu.

Xun Tian Yi menghadapi Jin Shui dan Huang Yu sambil terus berusaha menyelamatkan anak perempuannya. Ia mengetahui tulang pinggul anak perempuan itu sudah retak, jika tidak diturunkan dengan hati-hati maka bisa saja patah. Sedangkan belum lama ia bersama Xie Tian Hu menangkap dan menyiksa anak perempuan orang lain, tentu saja ia kini sangat khawatir anak perempuannya yang akan menerima pembalasan.

Beberapa pukulan Jin Shui dan Huang Yu mengenai orang tua itu, akan tetapi ia tidak memedulikan. Perlawanannya sangat kacau, satu kali malah membiarkan pukulan Jin Shui mengenai bahunya, ia terus berusaha menurunkan Xun Qian Niu.

Jin Shui melihat orang tua itu masih mempunyai rasa kasih pada anak perempuannya, ia sedikit mengurangi serangan, memberi kesempatan menurunkan Xun Qian Niu. Huang Yu tidak sama, dendamnya sejak menyaksikan sendiri kematian ayah ibunya tiga tahun yang lalu belum lagi surut, ia tidak ingin melepas kesempatan menangkap satu pembunuhnya. Pukulan yang dilandasi tenaga wu xie xin fa ajaran Huang Wei Qun sempat menghantam tengkuk Xun Tian Yi, membuatnya berteriak keras.

Xun Tian Yi masih sempat menurunkan Xun Qian Niu dan meletakkannya di tanah, berusaha membuka ikatannya. Huang Yu tidak menyiakan kesempatan, sekali lagi menghajar tubuh orang tua itu, sekali ini menggunakan tenaga wuqing xue, hendak mematahkan tulang punggungnya.

"Yu," Jin Shui menghalangi, "tidak boleh menindas orang yang tidak bisa memberi perlawanan."

Xun Tian Yi adalah seorang yang keji. Meskipun ilmunya tidak setinggi Xie Tian Hu, akan tetapi sifatnya sebenarnya lebih busuk. Jin Shui bermurah hati sedikit, kesempatan ini tidak disiakan olehnya. Saat Jin Shui menghalangi Huang Yu dan ia masih berusaha melepas ikatan anak perempuannya, ia sudah memberi isyarat pada anak perempuan itu, bersamaan meraih pinggangnya dan mengangkatnya.

Satu telapak tangan Xun Tian Yi mengarah pada Jin Shui, kedua tangan Xun Qian Niu yang masih terikat mengarah pada Huang Yu, keduanya menggunakan seluruh tenaga dan hendak menghajar balik dengan satu pukulan bersamaan. Jin Shui dan Huang Yu sedikitnya juga perlu menarik nafas untuk menghadang serangan sedemikian, akan tetapi mereka tidak mengira Xun Tian Yi akan berbalik sedemikian.

Di saat itu satu sosok bayangan melompat, mendarat persis diantara mereka, menerima serangan Xun Tian Yi dan putrinya dengan dua telapak tangan. Benturan tenaga yang kuat terjadi, Xun Tian Yi dan Xun Qian Niu terlempar menghantam dinding markas Jianyin Bang yang masih ada dan seketika merobohkannya.

Ternyata adalah Zhang Zhe Liang, sekali lagi menyelamatkan nyawa Jin Shui dan Huang Yu. Yue Long Dai sudah memberikan sebutir huanming yao pada gurunya itu dan membangunkannya saat mendengar pertarungan suara seruling yang mulai mengganggunya. Ia cukup sadar, gurunya belum lama kembali, kakak segurunya sudah tewas, dan ia tidak ingin kehilangan satu-satunya orang terdekat.

Zhang Zhe Liang melangkah menghampiri murid kelimanya, tidak ingin membiarkan murid ini lolos lagi dan menebar bencana, merusak nama perguruan dan menggunakan ilmu yang sudah diajarkan olehnya untuk membunuh orang yang tidak berdosa.

"Hari ini aku akan membersihkan perguruan," orang tua itu berkata, "Xun Tian Yi, dahulu aku mengangkatmu sebagai murid karena ayahmu pernah menyelamatkan nyawa murid pertamaku Zhang Xiang Hui. Tidak disangka kau bergabung dengan Xie Tian Hu, melakukan banyak kejahatan, bahkan membantunya menghancurkan aliran sendiri."

"Kau mengangkatku sebagai murid apa?" Xun Tian Yi menanya balik, "kau hanya mengajarkan beberapa jurus padaku, kemudian pergi ke Baiyu Shan, berkawan dengan ketua aliran iblis, tidak pernah kembali lagi, tidak ada yang mempercayai aku ketika aku menyebut sebagai murid kelima dewa pedang yang terkenal. Jika bukan ershixiong yang menemui aku dan masih mengakui aku, sejak awal aku sudah tidak ingat punya hubungan dengan Liang Tian Jian Shen atau dengan Jianyin Bang."

"Aku juga meninggalkan Yue Long Dai tidak lama setelah mengangkat dia jadi murid, bisa dibilang bahkan tidak mengajarkan apa pun padanya, akan tetapi dia tidak menjadi sepertimu," Zhang Zhe Liang berkata. "Baiklah, memandang aku memang guru yang tidak ingat murid sendiri, hari ini aku tidak akan membunuhmu dengan tangan sendiri."

Ia memandang ke arah Jin Shui dan Huang Yu. Pembantaian di Huofeng Lou dan kematian Huang Wei Qun suami istri tidak lepas dari peranan Xun Tian Yi. Kekasih Jin Shui dan juga Huang Yu adalah dua yang tersisa.

"Kalian boleh tentukan hukuman bagi mereka," katanya kemudian. "Aku sebagai gurunya tidak akan menghalangi."

"Xu Guniang, biar aku yang mewakili Keluarga Xu kalian membalaskan dendam pada si marga Xun ini," Huang Yu berseru ke arah Xu Qiao. Dendam sejak lama sudah tersimpan di hatinya, sorot matanya menampakkan kekejaman. "Xun Tian Yi sudah membantu Xie Tian Hu membunuh seluruh penghuni Huofeng Lou dan juga kedua orang tuaku. Hanya dengan satu nyawanya saja, tidak akan cukup. Laoqianbei, serahkan semuanya padaku, aku pasti akan memberinya keadilan."

Xun Tian Yi menyaksikan kekejaman di matanya. Ia tertawa sumbang, kemudian meraih tangan Xun Qian Niu.

"Bocah marga Huang, kau belum pantas. Hahaha!" kedua ayah dan anak yang aneh itu tidak sudi disiksa, lebih memilih bunuh diri. Di badan mereka ada sejenis racun, Huang Yu tidak sempat lagi menghalangi. Suara tawa terdengar semakin keras ketika asap terlihat di sekitar badan keduanya, asap yang menyebar dengan terlalu cepat. Bau busuk tercium, mereka yang ada disitu lekas menutup pernafasan.

Zhang Zhe Liang menjauh, Jin Shui dan Huang Yu juga mundur beberapa langkah, yang lain juga lekas menghindar. Tubuh Xun Tian Yi dan putrinya bagai meleleh, suara tawa tidak lagi terdengar, akhirnya hanya menyisakan gumpalan darah yang kehitaman, sebuah cara membunuh diri yang mengerikan.

Suara seruling di kejauhan tidak lagi terdengar. Liao Xian dan Yin Xiu Chen kembali membawa Zhu Bai Que yang terluka dalam karena menggunakan tenaga secara berlebihan. Mereka segera memberitahukan bahwa Xie Tian Hu sudah melarikan diri.

Di saat itu tiba-tiba terdengar suara jeritan Liu Xin. Di perut Shui Yao sudah menancap pedang pendek yang diambil dari pinggangnya. Agaknya saat asap menyebar barusan Shui Yao sudah menggunakan kesempatan mengambil pedang pendek itu, dan menghunjamkan ke tubuhnya sendiri.

Xianjing Wang lekas mendekat, mengambil alih selir kesayangannya dari putrinya. Untuk sesaat ia tidak memedulikan menjaga wibawa sebagai seorang pangeran, berteriak meminta orangnya memanggil tabib.

"Wangye," Shui Yao masih sempat berkata.

"Mengapa kau melakukan ini?" Xianjing Wang menanya. "Kau…."

"Aku berdosa pada Meng Gui Jiejie, aku akan pergi meminta maaf padanya," Shui Yao berkata patah-patah, "Wangye sudah berjanji membiarkan Liu Xin pergi, Ying-fei berterima kasih pada Anda."

Beberapa orang pengawal yang ada disitu jatuh ke tanah sambil memegangi kepala mereka, Shangguan Ru Yin dan Zhou Yan Zi juga terhuyung. Yang lain juga seketika merasakan kepala mereka sakit, agaknya pengaruh racun yang digunakan oleh Xun Tian Yi dan putrinya untuk membunuh diri barusan. Mereka yang menguasai tenaga dalam masih bisa mengatasi pengaruh racun itu, akan tetapi mereka yang tidak punya tenaga dalam segera merasakan akibatnya.

Li Qian lekas membantu Xianjing Wang, Qin Liang Jie membantu istrinya Shangguan Ru Yin, Xu Qiao dan Huang Lian membantu Zhou Yan Zi. Di saat itulah Qin Liang Jie menyadari putranya Qin Yu Jiang tertidur terlalu lelap dalam pelukan ibunya. Liu Xin juga menyadari bahwa Shui Yao sudah menghembuskan nafas terakhir.

Jenasah Shui Yao diletakkan di dalam peti mati, dan setelah Liu Xin memberikan penghormatan terakhir, Xianjing Wang membawanya meninggalkan reruntuhan markas Jianyin Bang bersama seluruh pengawalnya, kembali ke ibukota. Permintaan Shui Yao sebelum meninggal adalah agar Liu Xin bisa pergi bersama para pewaris Yumen, maka Liu Xin kemudian tetap tinggal dan akan mengikuti Jin Shui dan yang lain menuju Baiyu Shan.

Bayi Qin Yu Jiang terkena racun dan membuat ayah ibunya khawatir bukan main. Qin Liang Jie berusaha menyingkirkan racun dengan tenaga dalam, bahkan meminta Huang Yu untuk ikut membantu. Zhou Yan Zi juga berusaha menggunakan jarum untuk mengusir racun. Akan tetapi bayi itu tidak seperti orang dewasa yang bisa menahan nafas saat mencium bau busuk, asap beracun langsung masuk ke dalam tubuh kecilnya yang lemah.

Racun bisa disingkirkan dengan tenaga dalam dan jarum, akan tetapi tidak seluruhnya. Sedikit racun sudah masuk ke organ dalam, tidak tahu akan membawa pengaruh seperti apa jika tidak lekas diatasi.

"Zhou Guniang, bagaimana?" Shangguan Ru Yin terus bertanya.

"Saat ini dia tidak apa-apa," sahut Zhou Yan Zi, "aku akan memberikan obat untuk mempertahankan nyawanya. Hanya saja, dia hanya seorang bayi, dan aku tidak yakin bisa mempertahankannya berapa lama. Paling baik, membawa dia menemui gonggong."

"Harus membawa dia ke Wansui Gu?" tanya Qin Liang Jie.

"Kecuali ketua Yumen terdahulu masih hidup," sahut Zhou Yan Zi, "jika tidak maka hanya gonggong yang bisa menyelamatkannya."

Pada saat itu Jin Shui sudah menghampiri Zhang Zhe Liang, mengeluarkan kipas baja putih dari balik bajunya. Xu Qiao mengikuti, Huang Yu berdiri agak jauh, hendak memberi kesempatan pada Jin Shui menghadapi orang yang sudah membunuh ayah kandungnya dan menyelesaikan semua.

"Laoqianbei, kipas ini adalah pemberian ayahku pada Anda," Jin Shui menyerahkan kipas pada Zhang Zhe Liang. "Di tanganku juga tidak ada gunanya, maka kuyakin ayahku juga ingin aku mengembalikan pada Anda."

Zhang Zhe Liang menerima kipas itu, membukanya dan menyentuh permukaannya beberapa saat, ia mengenali benda itu sebagai tanda persahabatan yang diberikan oleh Wu You Wei lima belas tahun yang lalu.

"Kipas ini bagaimana bisa ada padamu?" ia menanya pada Jin Shui.

"Xie-shu yang sudah menitipkan pada ayahnya Huang Erge untuk dibawa ke Huofeng Lou kami," sahut Xu Qiao. "Kipas ini yang tiga tahun lalu sudah membawa bencana pada Keluarga Huang dan Keluarga Xu."

"Siapa Xie-shu?" tanya Zhang Zhe Liang. "Xie Tian Hu murid pengkhianat itu," ia menjawab sendiri. "Benar, tiga belas tahun yang lalu setelah pertarunganku dengan Wu Jiaozhu, aku memberikan kipas ini pada murid pertamaku Zhang Xiang Hui, memberitahukan adanya rahasia di dalamnya. Xie Tian Hu tidak terima aku memberikan benda warisan pada Zhang Xiang Hui, bukan padanya. Dia kemudian membunuh kakak segurunya demi merebut kipas serta salinan kitab yin shou yang zhang, juga menghantamku, tidak langsung membunuh aku karena masih perlu aku memberitahukan padanya bagaimana mengambil rahasia peta di dalamnya."

"Peta?" tanya Jin Shui. "Apakah peta Baiyu Shan?"

"Peta ruang rahasia di bawah markas Yumen Jiao kalian," sahut Zhang Zhe Liang, "tempat aku dan ayahmu mendiskusikan berbagai macam ilmu dan berusaha memecahkan tingkat ke delapan wuqing xue."

"Ternyata yang dikatakan orang bahwa Anda sudah diam-diam membuat peta markas Yumen kami benar adanya," kata Jin Shui. "Laoqianbei, peta itu jika sampai jatuh ke tangan musuh Yumen kami, maka akan sangat berbahaya. Masalah ini, apakah Anda tidak pernah memikirkan lebih dahulu?"

"Di dalam kipas itu tidak ada segala macam peta," Xu Qiao berkata, "aku sudah mencoba meletakkannya dalam air, menuang minyak dan bahkan sempat memanaskannya, akan tetapi tidak ada sesuatu pun yang terjadi."

"Tidak ada?" tanya Zhang Zhe Liang. "Long Dai, lekas ambil sebaskom air," ia memberi perintah pada murid ke enamnya. "Rahasia kipas ini aku tidak pernah memberitahukan pada Xie Tian Hu murid pengkhianat itu, hari itu aku juga sudah memukul patah kedua kakinya, akan tetapi dia masih bisa melarikan diri, meninggalkan aku dalam keadaan setengah mati. Tidak tahu bagaimana dia hari ini masih bisa berdiri lagi."

"Ayahku yang menolong dia," sahut Xu Qiao. "Ayahku mencarikan tabib dan obat terbaik agar dia bisa berjalan kembali, akan tetapi dia malah membalas dengan membunuh seluruh anggota Keluarga Xu."

"Laoqianbei, aku dan Huang Yu juga ada dendam yang sangat dalam pada Xie Tian Hu," kata Jin Shui. "Aku berharap Anda tidak perlu bersusah payah membersihkan perguruan, kami yang akan membunuh manusia rendah itu."

"Laoqianbei, Xie-shu adalah seorang yang bisa mengkhianati guru dan kawan sendiri, tetapi kenapa dia bisa bersama adik seguru kelimanya Xun Tian Yi?" Xu Qiao menanya.

"Dia menemui Xun Tian Yi kemungkinan adalah untuk menemukan peta," kata Zhang Zhe Liang. "Xun Tian Yi seorang yang tidak berbeda dengan tukang racun Wansui Gu, mengenal berbagai jenis obat dan racun. Ayahnya masih suka mengobati, akan tetapi ternyata dia sendiri hanya seorang bocah picik."

Yue Long Dai sudah kembali membawa sebaskom air sebelum Zhang Zhe Liang menyebut lebih banyak kebusukan muridnya. Zhang Zhe Liang merendam kipas di tangannya dalam air beberapa saat, kemudian menuangkan serupa cairan dari botol kecil yang tersimpan di balik lengan bajunya.

"Cairan ini adalah yang dahulu aku gunakan untuk menyelipkan peta di dalam besi, aku mendapatkannya dari ayahnya Xun Tian Yi," orang tua itu berkata. "Cairan ini juga bisa digunakan untuk mengeluarkan peta. Rahasia ini aku ada memberitahukan pada Liu Xin, juga semua mengenai pengkhianatan Xie Tian Hu. Beberapa tahun terakhir, rahasia ini sungguh sudah menyulitkannya."

Tidak berapa lama Zhang Zhe Liang mengangkat kipas, mengetukkannya pada batu seperti hendak mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. Tetapi selain air tidak ada yang mengalir dari badan kipas.

"Ah, rupanya Xie Tian Hu sudah berhasil mendapatkan peta itu dan tidak mengembalikan ke dalam kipas," orang tua itu berkata. "Nampaknya selama beberapa tahun belakangan, kipas ini juga sudah menjadi kipas biasa tanpa rahasia apa pun."

Jin Shui dan Xu Qiao saling pandang sesaat. Di dalam kipas ternyata memang pernah ada selembar peta. Peta markas Yumen Jiao dan kemungkinan besar sudah jatuh ke tangan Xie Tian Hu.

"Laoqianbei, peta semacam apa yang ada pada kipas itu?" tanya Xu Qiao. "Xie-shu sudah mengambilnya, apakah ini berarti dia mengetahui semua jalan yang ada di dalam markas Yumen di Baiyu Shan?"

"Aku akan menggambarkannya untuk kalian," sahut Zhang Zhe Liang. "Setelah melihat peta, pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya."

Zhang Zhe Liang meminta Yue Long Dai mengambil kertas dan pena, kemudian mengembalikan kipas pada Jin Shui. Saat kertas dan pena sudah disiapkan, ia mencoret-coret disana. Jelas menggambarkan sebuah peta. Peta sebuah jalur pegunungan, kemudian terdapat sebuah bentuk segi delapan, nama kota dan gunung serta sungai dituliskan disana. Tidak banyak, arah utara selatan pun tidak tergambar dengan jelas. Jin Shui dan Xu Qiao mengamatinya sebentar.

"Laoqianbei, ini peta apa?" Xu Qiao bertanya. "Puncak Feicui, Makam Keluarga Bai. Nama-nama tempat ini sangat asing, aku tidak mengenalnya."

"Majikan Baiyu Shan aslinya bernama Bai Qiu Yi," kata Jin Shui, "makam Keluarga Bai adalah makam keluarganya."

"Benar," sahut Zhang Zhe Liang. "Di Baiyu Shan terdapat sebuah makam, dan makam itu tembus ke beberapa gua rahasia," ia menunjuk pada peta yang digambarkannya, "salah satu dari gua rahasia itu merupakan jalan ke ruang segi delapan, ruang penyimpanan Yumen Jiao kalian."

Ia menunjuk ke gambar segi delapan, rupanya adalah sebuah ruang penyimpanan. Entah benda apa yang tersimpan dalam ruang segi delapan itu, bukan tidak mungkin merupakan harta berharga bagi Yumen Jiao yang bisa menarik perhatian siapa saja.

"Waktu itu Wu Jiaozhu membawaku ke ruang segi delapan ini, menunjukkan padaku berbagai macam teori ilmu yang terukir di dindingnya," Zhang Zhe Liang berkata, sedikit menampakkan rasa bersalah. "Seorang yang belajar bela diri sudah puluhan tahun, melihat sedemikian banyak teori ilmu langka, dengan sendirinya akan tergiur, aku sendiri juga tidak terkecuali. Saat itu, aku tahu tidak mungkin berada di Baiyu Shan selamanya, juga tahu jika sudah pergi belum tentu akan kembali lagi."

"Maka Anda lantas membuat peta itu," kata Jin Shui. "Tanpa setahu ayahku."

"Aku menggambarkannya diam-diam dalam sehelai kertas khusus, membaginya menjadi beberapa bagian, membuka perekat pada tulang-tulang kipas menggunakan cairan tadi, kemudian menyelipkan potongan-potongan peta disana," sahut Zhang Zhe Liang, "saat itu aku juga tidak berpikir terlalu banyak, hanya berharap suatu saat aku, atau mungkin juga anak muridku, bisa kembali lagi ke ruang segi delapan, mengambil ilmu yang ada disana, dan digunakan untuk mengembangkan Jianyin Bang."

"Atau menghancurkan Yumen Jiao," sahut Jin Shui.

Zhang Zhe Liang mengangguk. "Reputasi Yumen saat itu sudah diketahui seluruh dunia. Jin Shui, kekejaman Yumen di masa lalu memang ada, kau juga tidak bisa tidak mengakui. Tetapi hari ini rahasia ruang penyimpanan Yumen kuberitahukan padamu, aku berharap kelak kau juga yang bisa mendapatkan semua ilmu di dalamnya, menggunakannya untuk melanjutkan tugas ayahmu."

"Tetapi, peta ini juga sudah jatuh ke tangan Xie-shu," kata Xu Qiao. "Bagaimana jika dia mendapatkan lebih dahulu?"

"Mengenai ini kalian tidak perlu khawatir," Zhang Zhe Liang berkata. "Xu Guniang barusan ada mengatakan, tidak mengenal nama-nama yang tertulis pada peta, maka kuyakin Xie Tian Hu pengkhianat itu juga tidak mengenalnya, dan dia tidak bisa mengetahui dimana bisa menemukan tempat yang tergambar pada peta ini. Meski dia bisa menebak bahwa peta ini merupakan ruang rahasia di Baiyu Shan, akan tetapi dia juga tidak akan begitu mudah menemukannya. Bisa menemukannya juga tidak mempunyai kuncinya."

"Kunci?" tanya Xu Qiao. "Benar sekali, Yumen Jiao mempunyai sebuah ruang rahasia berisi berbagai macam harta berharga, tidak mungkin tidak dikunci dan bisa dimasuki orang luar dengan begitu saja. Akan tetapi markas Yumen sudah dihancurkan tiga belas tahun yang lalu, bukan tidak mungkin jalan masuk ke ruang rahasia ini juga sudah terbuka."

"Jika Xie Tian Hu sudah mendapatkan ilmu yang ada di dalam ruang rahasia itu, dia tidak mungkin hanya berani melawan gurunya hanya menggunakan suara seruling yang dikirim dari jarak jauh, kemudian melarikan diri," Jin Shui berkata padanya. "Kita akan pergi ke Baiyu Shan, pada saatnya nanti, kita bisa melihat sendiri keadaan ruang rahasia."

Zhang Zhe Liang melipat peta dan menyerahkannya pada Jin Shui.

"Shui Yao sudah meninggal, huanming yao hanya tersisa tiga butir lagi, selanjutnya jika laofu masih ingin hidup harus menemui Li Taiyi," katanya kemudian. "Akan tetapi huanming yao yang seharusnya baru boleh diminum setelah dua puluh hari, laofu sudah melanggarnya. Tubuh ini sudah tua, juga tidak bisa terus bergantung pada huanming yao."

"Laoqianbei, Jianyin Bang sudah dihancurkan orang, bagaimana jika kami mengantarkan Anda ke Huofeng Lou?" Xu Qiao bertanya. "Disana Anda bisa beristirahat dengan tenang, Xie-shu juga tidak akan mudah menerobos masuk. Kami... akan mencari ahli obat yang paling baik, pasti bisa...."

"Anak bodoh, bicara mengenai keamanan tidak akan ada yang bisa menandingi tempat kediaman Xianjing Wang. Bicara mengenai pengobatan, yang paling lihai adalah kawan lamaku si Lan Duo Xie (Kalajengking malas) Zeng Bai Feng. Luka lama ini pemberian ayahnya Jin Shui Gege-mu itu, bahkan Zeng Bai Feng juga belum tentu bisa mengobati, masih ada siapa lagi? Orang sudah tua, cepat atau lambat pasti akan mati juga. Tugasku di dunia ini boleh dibilang sudah selesai, tidak ada lagi yang perlu dirisaukan."

"Laoqianbei, selanjutnya apa rencana Anda?" Jin Shui bertanya. "Shui Yao Shishu mengatakan, sekali Anda tertidur, maka setelah bangun nanti, tanpa obat maka bisa menjadi anak kecil yang lugu, bisa juga menjadi pembunuh berdarah dingin. Ingatan tidak ada, perasaan juga lenyap. Dua puluh hari kemudian baru boleh minum obat lagi, tanpa bantuan orang lain Anda tidak mungkin terpikir menelan obat itu sendiri. Kurasa, Anda juga tidak ingin menjadi orang tanpa ingatan seperti ini, berada di luaran dan bisa membahayakan siapa saja, bukankah begitu?"

Zhang Zhe Liang tertawa sebentar. Kata-kata Jin Shui adalah ganjalan dalam hatinya, ia menguraikan dengan tepat sekali.

"Benar, Zhang Zhe Liang yang seperti itu tentu saja tidak boleh berkeliaran tanpa ada yang menjaga. Reputasi baik selama puluhan tahun aku pun tidak akan rela merusaknya sendiri. Hua Jin Shui, kau rupanya cukup mengerti isi hatiku," ia memandang Jin Shui dengan sorotan yang dalam. "Dulu ayahmu boleh dibilang juga seorang kawan yang sangat memahamiku. Jika saja kami tidak berjalan di arah yang berlawanan, mungkin tidak perlu ada permusuhan dan bahkan bisa menjadi kawan baik."

"Ayahku...." Jin Shui sebenarnya tidak mengenal ayahnya.

"Laofu lebih baik menyerahkan nyawa pada putra Wu Yao Wei daripada membiarkan diri sendiri kehilangan ingatan dan bisa menjadi seorang iblis kejam atau pembunuh yang tanpa perasaan," kata Zhang Zhe Liang.

"Tidak boleh," Xu Qiao sangat tidak setuju. "Jin Shui Gege, tidak boleh...." ia menarik tangan Jin Shui. Masalah ini tidak main-main, sekali Jin Shui turun tangan maka akibatnya sangat besar.

"Laoqianbei, Anda... mana boleh mempersulit aku?" Jin Shui berusaha tersenyum. "Anda sudah menyebut ayahku sebagai kawan baik, pertandingan Anda dengan ayahku waktu itu juga adalah sebuah pertandingan yang adil, kuyakin kalian masing-masing juga berharap tidak ada dendam. Hari ini Anda juga sudah menyelamatkan aku dua kali, aku juga sudah berjanji pada Shui Yao Shishu. Shui Yao Shishu juga sudah memberitahukan, penderitaan Anda selama tiga belas tahun ini tidak kurang. Jenasah Shui Yao Shishu belum mendingin, janji ini Hua Jin Shui tidak bisa melanggarnya."

Zhang Zhe Liang sekali ini tersenyum. "Kata-kata yang bagus sekali," ia memuji lagi. "Jin Shui, aku sangat menyukaimu. Yumen Jiao di tanganmu, tidak akan mengulangi kesalahan di masa lalu. Delapan pewaris kelak akan menjadi para pembela kebenaran yang disegani orang, menjadi penjaga dunia persilatan seperti yang seharusnya."

"Laoqianbei, jika ini adalah harapan Anda, maka Jin Shui pasti akan berusaha sepenuh hati," sahut Jin Shui.

Zhang Zhe Liang menyatakan bahwa sudah waktunya dirinya beristirahat panjang, maka ia kemudian meninggalkan mereka semua, memberikan teori ilmu ciptaannya yin shou yang zhang pada cucu muridnya yang tersisa, Han Bu Dian, bahkan meminta maaf pada muridnya Yue Long Dai karena mesti meninggalkannya sekali lagi.

Yue Long Dai menanggapi dengan santai saja, tidak menuntut terlalu banyak. Xianjing Wang sudah meninggalkan Liu Xin dan dirinya masih bisa bersama tuan putri kecil yang manis itu, selanjutnya ia juga tidak akan sendirian. Terlebih ia juga memahami keadaan gurunya, dan ia juga bukan seorang yang tamak ilmu.

Jin Shui dan kawan-kawan meninggalkan sisa markas Jianyin Bang hari itu, berpamitan pada Han Bu Dian yang masih berduka atas kematian gurunya sehingga tidak lagi terlalu peduli pada urusan lain. Mereka menyewa sebuah penginapan diluar kota, beristirahat disana beberapa hari agar yang terluka bisa lekas pulih, juga mempersiapkan perjalanan jauh menuju Baiyu Shan.

Baru lewat satu malam, Huang Lian dan Yin Xiu Chen saat kembali dari membeli makanan sudah memberitahukan pada yang lain bahwa kabar pembantaian di markas Jianyin Bang sudah tersebar sampai keluar kota, dan ada beberapa kawan lama Zhong Shao Yan berdatangan, sebagian memberi penghormatan terakhir, akan tetapi lebih banyak berniat mengetahui apakah para pewaris Yumen juga terlibat dalam kejadian ini.

"Han Shaobangzhu sudah memberitahukan pada mereka, bahwa ini adalah perbuatan Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi, tetapi orang-orang itu tidak lantas percaya," demikian Huang Lian memberitahu yang lain, "mereka membicarakan di belakang, mengatakan bahwa Xie Tian Hu sudah lama mati, juga tidak mungkin melakukan pembantaian terhadap anggota aliran sendiri. Han Shaobangzhu juga masih dalam keadaan berduka, tidak mungkin menjelaskan dengan panjang lebar."

"Ada yang melihat Lin Tong Tian ikut melakukan pembantaian, juga ada yang mengatakan melihat para pewaris Yumen semula berkelahi dengan Lin Tong Tian, kemudian juga ikut datang kemari," sambung Yin Xiu Chen. "Masih baik tidak ada yang mengenali aku dan Huang Guniang, juga tidak akan ada yang memedulikan seorang perempuan buta mendengarkan omongan mereka."

"Sebaiknya kita lekas meninggalkan kota ini," Huang Yu berkata. "Tujuan kita selanjutnya adalah Kota Chen-an, dari sana langsung menuju ke Baiyu Shan. Perjalanan ini cukup jauh, kita ada lima belas orang, jika terus bersama-sama tidak akan leluasa."

"Kita pergi bersama pasangan masing-masing saja bagaimana?" Zhou Yan Zi mengusulkan. "Jin Shui Gege bersama Qiao-er Jiejie, sepertinya sudah lama ingin berdua saja. Li Qian Gege dan Huang Lian Jiejie, Liao Xian Gege dan Yin Jiejie. Qin Gege bersama istri, Liu Xin Jiejie bersama Yue Shaoxia. Aku Zhou Yan Zi, karena Lin Ji Xuan tidak ada disini, bisa bersama Zhu Jiejie."

"Kalian bersama kami saja," Shangguan Ru Yin berkata, "Yu Jiang sepertinya juga lebih baik jika ada Zhou Guniang."

Ia masih mendekap putranya yang terkena racun. Bayi Qin Yu Jiang terus tertidur sejak kemarin, kedua orang tuanya bergantian memaksakan makanan masuk ke tubuhnya agar ia tidak sampai kehilangan nyawa. Zhou Yan Zi merupakan harapan satu-satunya bagi anak itu, Zhou Yan Zi juga yang bisa mengantarkan menemui Zeng Bai Feng di Wansui Gu.

"Aku akan ikut dengan kalian," Zhu Bai Que berkata.

"Bagaimana denganku?" tanya Huang Yu.

"Huang Erge pergi kemanapun membawa dua kakak pelayan, masa ingin menggantikan mereka dengan aku?" balas Zhou Yan Zi.

"Baiknya begitu saja," sahut Liao Xian, "dalam perjalanan mungkin kita juga akan bertemu satu dengan yang lain, jika ada sesuatu tidak perlu menghadapi sendiri."

"Lian-er," Huang Yu menegur adiknya, "kau sungguh akan bersama Li Qian?"

"Aku tidak masalah," Huang Lian menyahut sambil menundukkan kepala. "Sejak dari Bai Tu Shanzhuang, bukankah aku juga bersama Li Qian Gege?"

"Juga bersama Qin-xiong dan istrinya, bersama yang lain," kata Huang Yu. "Lelaki dan perempuan belum menikah, mana boleh berduaan? Orang Yumen tidak begitu mengikuti adat, akan tetapi kau adalah putri Keluarga Huang, tidak bisa seperti itu."

"Yu, sejak kau menitipkan Lian-er padaku di Bai Tu Shanzhuang, kau belum pernah memintanya kembali, aku juga tidak berniat mengembalikan padamu," Li Qian berkata. "Aku Li Qian dahulu pernah menikah dan kehilangan istri, mengenai usia juga ada perbedaan cukup jauh dengan Lian-er, sebenarnya tidak cukup pantas. Akan tetapi aku menyukai Lian-er, kuharap kau bersedia menerima dan merestui kami."

"Lian-er," Huang Yu kembali menegur adiknya.

"Erge, urusan ini boleh tidak kelak saja baru dibicarakan?" Huang Lian berkata sambil menyembunyikan diri di belakang punggung Yin Xiu Chen.

"Kalian ini…." Huang Yu juga berharap adiknya bisa ikut bergabung dengan para pewaris Yumen, akan tetapi yang diucapkan oleh Li Qian barusan memang adalah yang menjadi masalah diantara mereka. Kini mereka hendak menempuh perjalanan jauh bersama pasangan masing-masing, biar bagaimana pun ia belum bisa menerima. "Kau ikut denganku," katanya. "Li Qian, terpaksa merepotkanmu pergi bersama Zhu Guniang."

"Erge," Huang Lian memprotes.

"Yu, aku akan menikahi adikmu," Li Qian berkata. "Dengan demikian, kau tidak perlu khawatir, aku juga bisa membawanya pergi dengan terang-terangan."

"Huang Erge, Lian-er adalah adik seguruku, meski dia masih mempunyai seorang guru, akan tetapi saat ini sedang berada di tempat yang jauh, anggap saja aku sebagai penggantinya," Xu Qiao berkata, "aku tidak keberatan menjodohkannya dengan Li Qian Gege. Aku mempunyai Jin Shui Gege, Lian-er sepertinya juga sudah mempunyai Li Qian Gege. Kau berharap adikmu bisa menikah dengan salah satu pewaris Yumen, jika tidak merestuinya bersama Li Qian Gege, masa kau hendak menjodohkannya dengan Lin Ji Xuan?"

"Eh, apa hubungannya dengan Lin Ji Xuan?" Zhou Yan Zi memprotes.

"Terserah kalian saja," Huang Yu terpaksa berkata, kemudian lekas pergi meninggalkan ruangan dan tidak ingin membicarakan lagi.

"Liu Xin, kau tidak keberatan pergi berdua denganku, sungguhkah?" Yue Long Dai menanya pada Liu Xin.

"Aku tidak masalah," Liu Xin menyahut singkat sambil tersenyum.

Liao Xian dan Yin Xiu Chen pergi mendahului yang lain meninggalkan Wuzhang di hari itu, disusul Qin Liang Jie dan istrinya Shangguan Ru Yin, pergi bersamaan dengan Li Qian dan Huang Lian sebelum Huang Yu berubah pikiran dan menghalangi mereka. Zhu Bai Que masih terluka dalam karena pertarungan seruling hari itu, ia menunggu hingga keadaannya membaik barulah pergi bersama Zhou Yan Zi.

Liu Xin dan Yue Long Dai juga berangkat, hampir bersamaan dengan Huang Yu dan kedua pelayan setianya Xiao Hu dan Xiao Mi yang masing-masing masih perlu memulihkan diri. Jin Shui dan Xu Qiao juga ikut meninggalkan penginapan, jarak mereka tidak terlalu jauh.

"Jin Shui Gege, bukankah Zhang Laoqianbei saat ini masih tergantung bantuan orang lain untuk bertahan hidup dengan huanming yao?" Xu Qiao bertanya pada Jin Shui. "Beliau pergi sendiri, menurutmu kemana tujuannya?"

"Beliau pasti sudah punya perhitungan sendiri," sahut Jin Shui. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bisa saja kelak masih ada kesempatan bertemu lagi, beliau sudah sembuh sama sekali dan tidak perlu lagi tergantung pada huanming yao, juga tidak perlu khawatir akan mencelakai orang lain saat ingatannya lenyap."

"Kalau begitu, apa mungkin beliau pergi ke Wansui Gu?" tanya Xu Qiao.

"Wansui Gu?"

"Tiga belas tahun yang lalu setelah bertarung dengan ayahmu dan terluka parah, Zhang Laoqianbei juga pergi ke Wansui Gu hendak meminta bantuan pada Zeng Laoqianbei. Mereka masih terhitung kawan, benar tidak?" tanya Xu Qiao.

"Kalau begitu mungkin kita akan mengunjungi beliau disana," kata Jin Shui. "Perjalanan panjang ke Baiyu Shan nanti melewati Wansui Gu, mampir sebentar tidak ada salahnya."

"Jin Shui Gege, Zhang Laoqianbei waktu itu sempat tinggal di Baiyu Shan beberapa lama demi membantu ayahmu menguasai wuqing xue tingkatan tertinggi, yaitu tingkat ke delapan," Xu Qiao berkata lagi, "aku ada dua pertanyaan. Apakah ketua Yumen mesti menguasai wuqing xue sampai tingkat tertinggi? Apakah tingkat tertinggi ini sangat sulit dipelajari sehingga ayahmu sampai meminta bantuan Zhang Laoqianbei untuk memecahkannya?"

"Ketua Yumen harus menguasai wuqing xue sampai tingkat tertinggi dan hanya ketua yang boleh mempelajarinya sampai tingkat tertinggi itu," sahut Jin Shui. "Aku pernah mendengar dari Mo Ying Shifu, memang wuqing xue tingkat ke delapan sangat sulit dipelajari. Tetapi aku juga belum pernah menanyakan, bagaimana cara ketua-ketua lain sebelum ayahku bisa menguasainya. Dalam Yumen, ada cara rahasia untuk mempelajari tingkat tertinggi itu, tetapi entah mengapa ayahku tidak menggunakan cara itu."

"Kalau begitu di kemudian hari bagaimana cara Jin Shui Gege mempelajari ilmu ini sampai akhirnya?" tanya Xu Qiao lagi.

"Aku juga belum tahu," sahut Jin Shui, "mungkin nanti setelah tiba di Baiyu Shan baru bisa mendapat jawabannya."

"Ketua mesti menguasai wuqing xue tingkat tertinggi, jika Jin Shui Gege tidak bisa menguasai sampai tingkat tertinggi, apa boleh tidak usah jadi ketua?" Xu Qiao berharap.

"Mana bisa begitu?" Jin Shui cukup memahaminya. "Ayahku tidak menguasai sampai tingkat tertinggi tetapi tetap diakui sebagai ketua juga. Aku rasa, aku akan mengikuti jejaknya, tidak melatih sampai tingkat tertinggi."

Jin Shui dan Xu Qiao tiba di sebuah persimpangan hari itu, menghentikan lari kuda-kuda mereka disana. Suasana senja terasa tenang, keduanya baru saja melalui daerah perbukitan, di kejauhan nampak sebuah jalan besar menuju sebuah kota, beberapa kereta pedagang nampak berpapasan disana.

"Jin Shui Gege, jalan mana yang akan kita ambil?" Xu Qiao menanya.

"Jalan itu adalah yang seharusnya kita tempuh jika hendak menuju Baiyu Shan," Jin Shui berkata, menunjuk jalan sebelah kiri. "Sedangkan jalan yang satu lagi menuju Nanyang."

"Nanyang?" tanya Xu Qiao. "Markas Yongjun Hui ada di Nanyang. Apakah kau ingin pergi kesana mengunjungi ketua mereka, Huan Jiao Zheng, Huan Menzhu?"

"Huan Jiao Zheng adalah tokoh yang paling berpengaruh dalam kehancuran Yumen tiga belas tahun yang lalu," kata Jin Shui. "Para pewaris sudah membuka identitas, akan tetapi sampai saat ini belum terdengar ada pergerakan dari pihak Yongjun Hui. Aku sungguh ingin berkunjung sebentar ke Nanyang untuk mengetahui si Hei Bao Jiangjun itu ada rencana apa untuk menghadapi kami."

"Kau ingin seorang diri menghadapi Huan Menzhu?" tanya Xu Qiao.

"Menurutmu, bagaimana kemampuannya ketua Yongjun Hui itu?" tanya Jin Shui.

"Kemampuan Huan Menzhu kemungkinan di atas Zhong Bangzhu, di bawah Yuan Zhangmen," sahut Xu Qiao. "Jin Shui Gege bertarung satu lawan satu dengannya, aku cukup yakin bisa mengalahkan dia. Akan tetapi Huan Menzhu itu juga bukan seorang yang yongjun (selamanya ksatria), dia pasti akan mencari alasan meminta para jago Yongjun Hui menghadapimu lebih dahulu, setidaknya membuat Jin Shui Gege lelah lebih dahulu, baru dia turun tangan. Memandang kau adalah putra Wu You Wei, dia bisa mengatakan cara bertarung seperti ini cukup adil bagi semuanya."

"Dua puluh empat jago Yongjun Hui dahulu sudah tewas dalam penyerangan ke markas Yumen, sisanya kemudian dihabisi oleh Du Cao Shishu," kata Jin Shui. "Kalau tidak salah, jago Yongjun Hui yang ada sekarang adalah orang-orang baru, kemampuan mereka tidak sampai setengahnya dua puluh empat jago asli."

"Begitupun masih cukup merepotkan," sahut Xu Qiao, "lebih merepotkan lagi karena Jin Shui Gege tidak bisa membantai mereka."

"Mengapa aku tidak boleh membantai mereka?" tanya Jin Shui. "Xuanlong jian milikku adalah pedang pusaka aliran iblis, punya sifat haus darah, dan sepertinya sudah berapa lama ini tidak pernah cukup minum."

"Jin Shui Gege," Xu Qiao menegurnya sambil tersenyum, "kutahu kau tidak sungguh ingin membuat kekacauan di Nanyang."

"Huang Yu dan yang lain tidak jauh, mungkin bisa bersama kita datang kesana, memperkenalkan diri secara langsung pada Huan Jiao Zheng," kata Jin Shui. "Huan Jiao Zheng tidak hadir pada pertemuan di Yiling beberapa waktu yang lalu, kurasa dia juga sedikit menyesal sudah melewatkan kesempatan berkenalan dengan delapan murid pelindung Yumen."

"Para pewaris Yumen semua datang ke markas Yongjun Hui di Nanyang, menemui Huan Menzhu, yang akan terjadi kemudian bisa lebih buruk," Xu Qiao berkata, "Huan Menzhu pasti langsung mengerahkan orang-orangnya menentang dan mengusir kalian. Tetapi, para pewaris Yumen masing-masing berilmu tinggi, bahkan Liu Xin Meimei juga sudah mendapatkan tenaga dalam dari gurunya. Meski tidak berniat membantai habis Yongjun Hui, setidaknya juga akan membuat banyak nyawa melayang. Dengan reputasi Yongjun Hui saat ini, dunia persilatan tidak akan tinggal diam dan akan ada lebih banyak orang yang ingin menghalangi kalian."

Jin Shui menganggukkan kepala dan tersenyum. "Qiao-er ternyata sudah memikirkan segalanya," ia berkata. "Baiklah, aku mengikutimu. Urusan mengunjungi Huan Jiao Zheng bisa dilakukan di kemudian hari, pada saat Yumen Jiao sudah kembali dan reputasi masa lalu sudah diperbaiki. Pada saat itu, bagaimana pun Huan Jiao Zheng tidak akan ada alasan menolak kunjungan."

Di episode ini untuk pertama kali disebutkan bahwa markas Yumen terdahulu ada di sebuah tempat bernama Baiyu Shan. Untuk pertama kalinya juga disebut mengenai pasangan Gu Qiong Nan dan Bai Qiu Yi, majikan asli Baiyu Shan sebelum dijadikan markas aliran Yumen. Pasangan ini merupakan tokoh sentral dalam bagian lain trilogi.

Ada lagi kisah cinta segitiga antara Xianjing Wang dan kedua pelindung Meng Gui dan Shui Yao yang membawa pengaruh pada putri2 mereka - Qing Yi dan Liu Xin. Kisah ini yang nanti akan menjadi jembatan ke cerita sekuel.

Zhang Zhe Liang memberikan semua rahasia yang tersimpan pada kipas peninggalannya pada Jin Shui. Biar bagaimana pin kipas itu merupakan pemberian ayah Jin Shui dan yang tersimpan di dalamnya merupakan rahasia yang dicuri Zhang Zhe Liang dari markas Yumen.

Xiaodiandiancreators' thoughts