webnovel

Episode 15 : Shui Yao Ying Fei (Selir Ying Siluman Air)

Mereka semua kembali ke pondok milik Lao Li, untuk sementara tidak akan ada lagi yang mengusik para pewaris Yumen.

"Dimana Liu Xin?" Yue Long Dai langsung menanya pada semuanya. Ia sudah dilumpuhkan oleh Lin Ji Xuan tadi pagi dan dibawa kembali ke pondok ini, diikat di pohon agar tidak membuat kekacauan.

"Ada bersama ayahnya," sahut Lin Ji Xuan seenaknya, "akan segera dibawa kembali ke ibukota dan kembali menjadi tuan putri yang manis."

"Apa?" Yue Long Dai langsung diam, bahkan ketika Li Qian melepas ikatannya ia tidak lantas pergi mencari kekasihnya, tidak bertanya apa-apa dan hanya diam di bawah pohon itu seperti orang linglung.

Yue Long Dai tahu Liu Xin adalah seorang tuan putri, dan ia pun bukannya tidak menyadari perbedaan status diantara mereka yang terlalu jauh. Dirinya hanya seorang anak yatim piatu, bahkan gurunya pun sudah lama meninggalkannya. Ia juga tahu suatu saat Liu Xin akan kembali pada ayahnya, dan pada saat itu tidak akan ada yang bisa ia lakukan untuk menghalangi. Hanya ia tidak menyangka hari itu akan datang sedemikian cepat.

Huang Yu memberi perintah pada Xiao Hu dan Xiao Mi untuk membawa Zhu Bai Que ke dalam salah satu pondok dan merawat luka-lukanya serta membantu berganti pakaian. Shangguan Ru Yin juga membawa putranya ke kamar agar bisa beristirahat. Li Jue sekeluarga menyingkir ke salah satu sudut dan saling menceritakan yang terjadi sejak mereka berpisah.

"Lin Ji Xuan, ayahku tadi ada mengatakan bahwa Yuan Zhangmen itu bahkan meminta bantuan pihak Wansui Gu kami untuk menghadapi kalian para pewaris Yumen," Zhou Yan Zi berkata pada Lin Ji Xuan. "Aku tidak tahu kalau Wansui Gu ada hubungan baik dengan Haitang Jian Pai. Haitang Jian Pai isinya perempuan semua, sepertinya tidak mungkin mereka sampai meminta bantuan sekelompok tukang racun busuk."

"Masa kau tidak pernah mendengar pembicaraan orang dunia persilatan?" tanya Lin Ji Xuan, "kabarnya Yuan Wan Cui itu dahulu adalah kekasihnya Zeng Bai Feng, Zeng Laoqianbei. Tidak tahu kenapa, mereka tidak bersama, dan Yuan Wan Cui lantas menjadi ketua Haitang Jian Pai, seumur hidup tidak menikah."

Zhou Yan Zi langsung mencubit lengannya. "Kau jangan sembarang bicara," katanya pula. "Yuan Wan Cui itu meski tidak muda, akan tetapi juga lebih pantas menjadi putrinya gonggong, mana mungkin pernah menjadi kekasihnya?"

"Kalau berita ini tidak benar, lantas darimana Yuan Wan Cui bisa memiliki racun hasil kerja orang Wansui Gu kalian?" balas Lin Ji Xuan, "Jin Shui bahkan pernah merasakan zhaobai du, nyonya tua itu yang memberikannya. Zhaobai du dimiliki oleh Wansui Gu kalian, apa kau hendak bilang ayahmu yang sudah menjualnya pada Haitang Jian Pai?"

"Berita dalam dunia persilatan tidak sepenuhnya bisa dipercaya," Liao Xian berkata, "Yuan Zhangmen meskipun tidak menyukai kita semua, akan tetapi kita juga tidak perlu mengatainya, merusak nama baiknya."

"Hari ini dia mundur begitu saja, bukan berarti dia sudah melepaskan kita," Huang Yu berkata. "Dari tiga aliansi hanya dia yang datang, Huan Jiao Zheng dan Lin Dabo belum ikut campur. Selanjutnya dia pasti akan kembali menemui mereka, mengumpulkan kekuatan lagi. Hari ini kita semua lolos, lain hari belum tentu."

"Benar," sahut Li Qian, "dia pasti akan mencari kesempatan kedua."

"Huan Jiao Zheng itu tidak hadir, mungkin karena dia ingin melihat situasi lebih dahulu," kata Qin Liang Jie, "akan tetapi kenapa dia malah mengutus tangan kanannya dan anak lelakinya, dan kedua orang ini sepertinya tidak terlalu peduli dengan nama Yongjun Hui, bisa dikatakan membuat malu dan sengaja merendahkan nama Hei Bao Jiangjun?"

"Mengenai hal ini aku juga tidak jelas," sahut Huang Yu. "Sepertinya ada perselisihan orang dalam di Yongjun Hui. Begini juga baik, satu lawan kita sudah berkurang dengan sendirinya."

"Masih ada Lin Dabo," Zhou Yan Zi berkata. "Lin Ji Xuan sudah dengan terang-terangan menyebut diri sebagai salah satu pewaris Yumen, tidak lama lagi kabar ini akan sampai pada ayahnya, entah bagaimana dia akan menghadapinya."

"Cepat atau lambat dia akan tahu," Lin Ji Xuan menyahut singkat, air mukanya sedikit berbeda. Ia sudah kerap membuat masalah dan memancing kekesalan ayahnya, akan tetapi mengenai dirinya membuka identitas sebagai pewaris Xie Zhang bukan urusan kecil, ia juga belum sungguh memikirkan akibatnya.

"Jin Shui, apa yang kaupikirkan?" Huang Yu menanya pada Jin Shui. Jin Shui sejak tadi hanya berdiam diri, di tempat ini pun terus berdiri kaku dan bahkan seperti tidak melihat Xu Qiao yang ada di sisinya.

"Ada dua hal," sahut Jin Shui. "Yang pertama adalah undangan dari Xianjing Wang, meminta kita menemuinya di Yunshan Kezhan. Kita bagaimana pun mesti datang kesana, agar Liu Xin Meimei juga bisa kembali bergabung dengan kita disini. Meski begitu, aku tidak yakin Xianjing Wang akan membiarkan seorang junzhu mengikuti kita sekelompok orang dunia persilatan yang bahkan tidak punya tempat menetap."

"Xianjing Wang juga adalah orang di balik Wuyuan Dian, balai yang dahulu di bawah pimpinan Ban Ye Xia Ke Lin Tong Tian, Lin Daren," sambung Liao Xian, "Wuyuan Dian masih ada, hanya selama beberapa tahun ini dipimpin oleh orang yang tidak terlalu dikenal."

"Xianjing Wang apakah inginkan kita bergabung dengan Wuyuan Dian, bekerja pada negara?" tanya Yin Xiu Chen.

"Bukan sesuatu yang buruk," sahut Huang Lian, "Qian-ge juga dahulu adalah bagian dari tentara negeri, membantu negara mengatasi ancaman di perbatasan."

"Kita adalah orang wulin, tidak berencana bekerja pada negara," sahut Huang Yu. "Akan tetapi kalian juga tidak perlu khawatir Xianjing Wang akan mengajukan persyaratan ini untuk ditukar dengan Liu Xin Meimei."

"Yu, kau tahu sesuatu?" tanya Li Qian.

"Tidak masalah kita menemui Xianjing Wang," sahut Huang Yu singkat, senyumnya memberitahu bahwa ia ada menyimpan sesuatu. "Jin Shui, hal kedua yang ada dalam pikiranmu, boleh kau katakan juga."

"Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi, dua orang itu," sahut Jin Shui. "Mereka juga hadir di Yiling, membunuh Zhong Shao Yan dan juga muridnya, membantai orang-orang Jianyin Bang yang sebenarnya merupakan orang-orang perguruan sendiri, hal ini sebenarnya tidak terlalu aneh. Akan tetapi pagi tadi dia melepaskan aku, juga melepaskan Qiao-er, berbeda sekali keadaannya dengan sikap mereka sebelumnya yang inginkan kematian kami."

"Mereka membunuh lao zhu wang?" Yue Long Dai ikut menanya dari tempatnya, masih setengah tidak sadar.

"Masih hidup," sahut Lin Ji Xuan.

"Oh," Yue Long Dai tidak terlalu peduli.

"Kakakku Huang Zhe sudah bergabung dengan mereka, juga ada perempuan aneh putri Xun Tian Yi itu," Huang Yu berkata, "yang terjadi pada orang-orang Jianyin Bang tadi pagi memang sedikit diluar dugaan, tidak terlalu sesuai dengan karakternya Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi yang selama ini begitu khawatir dikenali orang."

"Dage?" Huang Lian menanya. "Dage juga ada di Yiling?"

"Sanmei, nanti aku akan jelaskan pelan-pelan padamu," Huang Yu berkata padanya. "Xiao Hu, Xiao Mi," ia lekas berseru memanggil dua pelayannya, menemui kedua orang itu yang baru selesai membantu Zhu Bai Que merawat luka. "Kalian berdua lekas cari Zhong Bangzhu dan Han Shaobangzhu, beritahu mereka agar ikut menemui Xianjing Wang di Yunshan Kezhan. Katakan, kami juga akan menyusul kesana."

Kedua pelayan itu tidak banyak bertanya, langsung pergi begitu saja seperti biasa.

"Huang Erge, apakah Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi akan mengincar Zhong Bangzhu dan Han Dage?" Xu Qiao menanya.

"Mereka bisa jadi punya niatan mengambil alih Jianyin Bang, bisa jadi akan meratakannya dengan tanah," sahut Huang Yu. "Yue Shaoxia, perguruanmu ada masalah, baiknya kau lekas kembali ke Wuzhang dan meminta semua saudara yang ada disana mengungsi terlebih dahulu."

"Mengapa?" tanya Yue Long Dai polos, "dahulu shifu sebenarnya hendak memberikan kekuasaan Jianyin Bang pada dashixiong, jika saat itu dashixiong tidak bersedia, kekuasaan dengan sendirinya jatuh pada ershixiong. Lao Zhu Wang begitu bodoh, jika ershixiong hendak menjadi pemimpin Jianyin Bang, biarkan saja dia memimpin Jianyin Bang."

"Xie Tian Hu itu begitu jahat, mana boleh mengambil alih Jianyin Bang?" Zhou Yan Zi menghampiri Yue Long Dai dan langsung menepuk lengannya.

"Aku akan ikut dengannya ke Wuzhang," kata Lin Ji Xuan, "memberi peringatan pada orang-orang Jianyin Bang."

"Aku ikut," Zhou Yan Zi berkata.

Lin Ji Xuan dengan sengaja tidak ingin pergi menemui Xianjing Wang bersama Jin Shui dan yang lain karena mempunyai alasan kuat, karena tidak ingin Xianjing Wang memintanya menggantikan Lin Tong Tian ayahnya sebagai pemimpin Wuyuan Dian, selamanya bekerja untuk negara. Karakternya anak muda ini bandel dan suka seenaknya, sangat tidak berminat menjadi pemimpin sebuah organisasi, lebih lagi tidak suka bekerja di bawah kendali seorang pangeran tua.

Ia pergi bersama Yue Long Dai meninggalkan yang lain. Zhou Yan Zi mengikutinya, tidak ingin berpisah. Li Jue kemudian juga berpamitan dengan kakaknya Li Qian dan yang lain, hari itu juga kembali ke Bai Tu Shanzhuang membawa Nan Xing Lie dan putri mereka bersamanya. Jin Shui meminta mereka yang tersisa beristirahat dengan tenang malam itu, esok hari baru akan menemui Xianjing Wang dan menjemput Liu Xin.

Jin Shui menemukan Xu Qiao berdiri di pinggir tebing malam itu, seorang diri memandang ke kejauhan. Ia tahu yang dipikirkan oleh gadisnya, melangkah mendekat dan menggenggam tangannya, menariknya pelahan dari pinggir tebing.

"Qiao-er, Bao Xin Fei tidak mau mengakuimu, urusan ini kau tidak perlu memikirkan," ia lekas berkata. "Bao Xin Fei bagaimana pun hanya istri muda ayahmu, meski ada status tetapi belum pernah memberikan seorang putra bagi Keluarga Xu kalian, dia tidak ada hak membawa nama Huofeng Lou, juga tidak ada hak tidak mengakuimu."

"Aku tahu," sahut Xu Qiao pelan, "dia tidak ingin mengakui aku lagi, masih ada empat murid ayahku, masih ada Huang Lian. Mereka adalah keluargaku, aku juga masih bisa kembali ke Huofeng Lou kapan saja. Hanya hubungan baik selama tiga tahun ini bagaimana pun aku tidak akan mudah melupakannya, aku sungguh tidak menyangka erniang bisa memutuskan lengan sendiri, mengumumkan kematianku, kembali pada gurunya, semuanya hanya karena dia tidak menyukaimu."

"Dia tidak menyukai aku, sebenarnya adalah karena dia sangat menyayangimu," kata Jin Shui. "Kau adalah satu-satunya putri Xu Louzhu yang tersisa, selama tiga tahun ini dia sangat baik padamu, benar tidak?"

Xu Qiao mengangguk.

"Tetapi kemudian kau pergi, bukan menemui siapa malah menemui aku, kepala iblis yang tidak disukai olehnya," kata Jin Shui lagi. "Kita bersama hadir di markas Jianyin Bang di Wuzhang, kabar ini begitu sampai ke Huofeng Lou adalah pukulan besar bagi Bao Xin Fei. Putri yang disayanginya bersama seorang ketua iblis, Bao Xin Fei seketika merasa sudah gagal mendidikmu, sudah mengecewakan ayahmu."

"Jika ayahku tahu aku bersamamu, dia tidak akan…."

"Jika ayahmu masih hidup, keadaannya akan sangat berbeda," kata Jin Shui. "Ayahmu punya hak penuh mengatur hidupmu, dia bisa saja menarikmu kembali ke Huofeng Lou, mengurungmu disana selamanya, atau menjodohkanmu dengan seseorang yang dipilihnya, atau bahkan membunuhmu. Akan tetapi Bao Xin Fei tidak bisa melakukan semua itu, dia tidak ada hak, juga tidak akan cukup sampai hati. Akibatnya, kau terus mengikuti aku, menyebabkan banyak kabar tidak enak beredar dalam dunia persilatan, mencemarkan nama Huofeng Lou,. Satu-satunya yang bisa dilakukan oleh Bao Xin Fei untuk menghentikan omongan orang, sebagai tanggung jawab terhadap Xu Louzhu, adalah mengumumkan dengan bahwa kau sudah meninggal, dan gadis yang ada di sisiku bukan Xiao Qiao."

Xu Qiao memeluknya, menyadari setiap perkataannya benar adanya. Bao Xin Fei memang hanya seorang ibu muda, bukan ayahnya, sudah berusaha menjadi pengganti ayah dan ibu kandungnya selama tiga tahun, akan tetapi tidak mampu menghalanginya jatuh cinta pada seorang ketua iblis.

"Kau jangan khawatir, suatu saat dia akan menerimamu kembali," lanjut Jin Shui. "Saat itu, aku juga akan sedikit memaksa diri menyebut ibu mertua padanya."

Suara lecutan cambuk terdengar sebelum Xu Qiao memberikan jawaban. Mereka saling melepas pelukan, melihat ke arah asal suara. Di jalanan setapak yang tidak jauh terlihat dua orang, satu lelaki satu perempuan, yang memainkan cambuk adalah yang perempuan, sedangkan yang laki-laki nampaknya tidak kuatir terkena cambuk, terus mengikuti.

"Yang Lei, dari Wuzhang sampai kemari kau terus mengikuti aku, apa kau juga mau mengikuti aku sampai ke Wansui Gu?" terdengar suara si perempuan itu, tajam bukan main. Suara yang tidak asing bagi Jin Shui dan Xu Qiao.

"Zhou Xiang Nu," kata Jin Shui.

"Dan dashixiong," sahut Xu Qiao. "Sejak tadi siang aku tidak mengerti, mengapa mereka berdua bisa sampai ditangkap oleh Lin Ji Xuan dan Yue Shaoxia untuk menjadi pewaris Yumen palsu."

"Kau sudah berjanji...." si pemuda Yang Lei menyahut. "Kau sudah berjanji akan mengijinkan aku berada di sisimu. Hari itu ketika di Wuzhang kau dilukai oleh orang-orang Jianyin Bang, cambuk sembilan ruas milikmu dirusak orang, aku yang kemudian menolongmu, bahkan membelikanmu cambuk yang baru."

Cambuk sembilan ruas milik Zhou Xiang Nu sudah dirusakkan oleh Xu Qiao hari itu di pinggiran Wuzhang, dibantu oleh Jin Shui. Pada saat itu Zhou Xiang Nu dibiarkan pergi sebenarnya dalam keadaan utuh, hanya saja karena senjata kesayangannya sudah rusak, maka mungkin ia kemudian berkelahi dengan orang dan terluka.

"Benda murahan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan jiuwei bian milikku," Zhou Xiang Nu berkata. Begitupun ia masih menggunakan cambuk satu ruas pengganti senjata kesayangannya. "Jika kau punya kemampuan, silakan cari pengganti yang sama persis."

"Aku akan cari," sahut Yang Lei. "Aku akan mencarikan yang sama persis dengan milikmu yang sudah rusak."

Zhou Xiang Nu berjalan begitu saja meninggalkannya. Yang Lei mengikuti seperti seekor anjing kecil yang setia. Xu Qiao menggelengkan kepala satu kali, tidak tahu mesti menemui kakak seguru pertamanya itu atau tidak.

"Dia sama sepertimu," Jin Shui berkata padanya. "Kau mengikuti aku kepala iblis ini, dia mengikuti perempuan paling beracun dari Wansui Gu."

Mereka berjalan-jalan di sekitar pegunungan, kegelapan malam sudah menyelimuti seluruh Yiling. Meski pada malam sebelumnya tidak tidur, sekali ini mereka juga tidak ingin lekas pergi beristirahat.

"Jin Shui Gege, Liu Xin Junzhu tidak memiliki tenaga dalam milik pelindung Yumen seperti yang lain," Xu Qiao berkata Jin Shui. "Aku pernah menanyakan padanya apakah ini berarti pendahulunya, Shui Yao, masih hidup, tetapi dia tidak bersedia memberitahukan padaku. Liu Xin Junzhu adalah putri Xianjing Wang, kalau begitu Shui Yao ini kemungkinan juga adalah orangnya Xianjing Wang. Apakah esok hari kita pergi ke Yunshan Kezhan itu demi menemuinya?"

"Sepuluh tahun yang lalu ketika para pelindung mempertemukan para pewaris di Danau Xuanwu, mereka kemudian menghadiri pertemuan di Zilan Hua Yuan atas undangan Xianjing Wang," Jin Shui berkata, "kalau aku tidak salah ingat, Mo Ying Shifu pernah memberitahukan juga bahwa yang ditemuinya di Zilan Hua Yuan waktu itu bukan Xianjing Wang, melainkan salah seorang selirnya, Ying-fei (Selir Ying)."

"Selir?" tanya Xu Qiao. "Shui Yao itu adalah seorang selir pangeran?"

"Para pelindung menyisakan Shui Yao Shishu seorang karena dia adalah yang paling mampu mengendalikan diri, kelak akan bisa menjadi benang penyambung kami para pewaris yang tidak tahu apa-apa kembali ke jalan yang sudah dipersiapkan," kata Jin Shui. "Maka meski selama beberapa tahun ini Shui Yao Shishu bisa menyembunyikan diri dengan sangat rapi, bahkan orang dunia persilatan pun tidak tahu bahwa masih ada seorang pelindung Yumen yang masih hidup."

Xu Qiao menghitung-hitung. Para pelindung Yumen paling tidak memiliki tenaga dalam hasil latihan selama berpuluh tahun. Usia Xianjing Wang paling banyak lima puluhan tahun, selirnya paling banyak berusia sama.

Semula ia mengira para pelindung Yumen sudah kakek nenek, sejumlah orang aneh dalam dunia persilatan, tentu saja tidak bisa membayangkan diantara mereka ada yang merupakan selir kesayangan seorang pangeran tua, berdiam di dalam istana dan bahkan tidak pernah terdengar sepak terjangnya.

"Diantara delapan pelindung, yang paling muda adalah Meng Gui dan Shui Yao Shishu, karena itu kau bisa melihat bahwa tenaga dalam Qin Liang Jie tidak setinggi yang dimiliki kami yang lainnya." Jin Shui mengerti apa yang ingin ditanyakan olehnya. "Mo Ying Shifu dan yang lain adalah kakek-kakek berusia enam puluhan ketika terakhir kali aku melihatnya. Diantara delapan pelindung, yang wanita juga hanya Meng Gui dan Shui Yao Shishu. Mereka dulu dipilih langsung oleh ayahku saat masih berusia lima tahun, awalnya merupakan dua pelayan khusus jiaozhu furen."

Istri Wu Yao Wei, sang jiaozhu furen alias nyonya ketua memiliki empat pelayan khusus. Tiga diantaranya merupakan pengawal, sejak kecil diwajibkan melatih wuqing xue dan juga yun xia shen gong (ilmu awan merah). Mereka sengaja dipilih dari orang-orang yang berbakat. Sementara pelayan yang seorang lagi tidak diperbolehkan melatih ilmu apa pun, sengaja dipilih dari kalangan biasa yang tidak cocok berlatih silat.

Jiaozhu Furen mengatur empat pelayan ini dengan tujuannya masing-masing. Meng Gui berhasil melatih wuqing xue sampai tingkat tujuh pada usia tiga puluh tahun, tetapi tidak berbakat melatih yun xia shen gong. Shui Yao berhasil melatih wuqing xue sampai setingkat di bawah Meng Gui di usia yang sama, menguasai yun xia shen gong sampai tingkat empat. Satu pengawal lainnya, Miao Qin (Kecapi Ajaib) berusia sepuluh tahun lebih muda, hanya menguasai tingkat tiga wuqing xue, tapi berhasil menguasai yun xia shen gong sampai tingkat tertinggi.

Sementara si pelayan, yang tidak mempelajari bela diri sama sekali, atas pengaturan jiaozhu furen juga, di kemudian hari merupakan ibu kandung Jin Shui.

"Waktu itu ayahku melihat Meng Gui dan Shui Yao Shishu sangat berbakat, kemudian menetapkan mereka sebagai dua pelindung aliran yang baru, menggantikan Qi Wang (Raja Catur) dan Hei Sha (Pasir Hitam) yang sudah waktunya pensiun," kata Jin Shui.

"Nama-nama mereka mengapa aneh sekali? Pastinya bukan nama asli."

"Nama itu merupakan gelaran yang diberikan ketua pada masing-masing," sahut Jin Shui. "Aku juga tidak mengetahui semua nama-nama asli mereka. Kalau tidak salah, Mo Ying Shifu aslinya bermarga Ren, Chai Lang Shishu bernama asli Cai Wen Nian, Du Cao bernama Li Chong Xing, Meng Gui Shishu bernama asli Yue Ling, Shui Yao Shishu bernama asli Fu Xue Ying. Yang lain aku tidak tahu."

"Xianjing Wang tahu tidak kalau selirnya adalah seorang pelindung Yumen?" tanya Xu Qiao lagi.

"Kurasa tahu, tetapi berpura-pura tidak tahu. Ayahnya Liu Xin ini adalah seorang pangeran yang memegang kekuasaan militer, masa mudanya sudah banyak berurusan dengan perang, taktik, dan politik. Selagi ia tidak menganggap merugikan, aliran lurus bersih atau aliran iblis, baginya tidak jadi masalah."

Yunshan Kezhan dijaga ketat oleh orang-orangnya Xianjing Wang, semuanya mengenakan penyamaran sebagai pengawal seorang pedagang. Wang Chun dan Sima Yi Sheng mengantarkan Jin Shui, Xu Qiao, Huang Yu, Li Qian, Liao Xian, Qin Liang Jie dan Zhu Bai Que masuk ke dalam, menuju bagian belakang penginapan yang merupakan sebuah taman sederhana. Xianjing Wang sendiri belum hadir, tetapi di taman itu seorang wanita dan beberapa dayangnya sudah menunggu mereka.

Wanita itu nampak masih muda dan cantik, tidak bisa dipastikan berapa usianya. Wajahnya anggun dan tenang, gerak geriknya santai. Sesuai dengan penyamaran para pengawal, ia juga berpenampilan sebagai seorang istri pedagang, tidak ada kesan mewah seorang selir pangeran. Jin Shui berenam para pewaris mengenalinya sebagai Shui Yao Fu Xue Ying, mereka segera memberi hormat.

"Tidak perlu," wanita itu berkata dengan lembut. Ia memberi isyarat, Wang Chun dan Sima Yi Sheng serta para dayang kemudian menyingkir, di sisi Fu Xue Ying hanya tinggal satu pelayan kepercayaannya. Xu Qiao melihat Shui Yao ini bagai menemukan versi lembut ibu mudanya Bao Xin Fei.

"Shui Yao Shishu, aku pewaris Chai Lang, Huang Yu, sudah berhasil menemukan tujuh pewaris yang lain," Huang Yu lebih dulu berkata. "Hanya saja saat ini satu diantara kami sedang pergi mengerjakan tugas, seorang lagi sedang dalam kesulitan. Harap Anda bersedia memberi petunjuk."

"Waktu itu kami delapan pelindung sudah sepakat untuk menyerahkan seluruh tenaga dalam kami pada pewaris masing-masing, memberitahukan semua yang perlu kalian ketahui demi tugas di masa depan," Shui Yao menyahut dengan tenang. "Akan tetapi saat itu diantara kami juga tidak ada yang berani menjamin delapan pewaris kami kelak akan bisa bersatu demi membangkitkan kembali aliran. Kami juga tahu tidak bisa memaksakan. Huang Yu, pada saatnya nanti aku akan memberitahu kalian langkah selanjutnya. Mengenai kalian akan menjalaninya atau tidak, tergantung diri kalian masing-masing."

Ia berdiri, menghampiri Jin Shui.

"Kau pasti Hua Jin Shui, putra mendiang jiaozhu," katanya, "terakhir kali aku melihatmu, kau masih muda dan yang kutahu, sangat berbakat. Sekarang kau sudah dewasa dan kulihat, sangat mirip dengan ayahmu."

"Benar, zhizi Hua Jin Shui, Tong Jian Lei Shen Wu Yao Wei memang ayahku," sahut Jin Shui, "Mo Ying Shifu sebelum meninggal sudah menjelaskan semuanya."

Shui Yao beralih pada gadis muda di samping Jin Shui. Tentu saja tidak dikenalnya nona ini. "Kau adalah...."

"Xiaonu Xu Qiao," sahut si nona, "Jin Shui Gege dulu pernah menolongku, hari ini aku hanya mengikutinya saja bertemu dengan Anda."

"Kau gadis kecil yang sangat penting bagi Jin Shui. Aku sudah mendengar sedikit tentangmu. Putri kelima dari Huofeng Lou," Agaknya semua yang terjadi diantara para pewaris tidak lepas dari perhatiannya, entah siapa yang memberitahukan padanya. "Kuharap kelak kau juga bersedia bergabung dengan Yumen."

Xu Qiao mengangguk pelan, tetapi dalam hati tentu saja tidak yakin. Shui Yao tersenyum padanya, membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Selir pangeran itu kemudian berpaling pada Qin Liang Jie.

"Aku masih ingat, kau adalah pewaris Meng Gui Jiejie," katanya, "anak berbakat yang diambil oleh Meng Gui dari Xi Xia lebih dari dua puluh tahun yang lalu."

"Xi Xia?" tanya Qin Liang Jie. "Shui Yao Shishu, aku dibesarkan di Henan. Aku tinggal bersama kakek dan nenekku sejak kecil, sama sekali belum pernah menginjak wilayah Xi Xia. Mungkin yang Anda bicarakan adalah anak yang lain."

"Mungkin memang anak yang lain," Shui Yao tersenyum aneh, kemudian berpaling pada Zhu Bai Que. "Kau adalah pewaris Hu Ling," katanya. "Hari itu Hu Ling semestinya tidak perlu mengembalikanmu ke Haitang Jian Pai. Jika Yuan Wan Cui mengetahui kau sudah berguru padanya, maka delapan pewaris bisa jadi akan berkurang seorang."

"Hu Ling Shifu ada memberitahu bagaimana menyembunyikan identitas," sahut Zhu Bai Que, tidak lantas memberitahu bagaimana Yuan Wan Cui sudah mengetahuinya dan bahkan memanfaatkannya.

"Dan kau adalah pewaris Bai Gu," Shui Yao beralih pada Liao Xian. "Kau tidak membawa Xiu Chen bersamamu."

"Biaomei Xiu Chen adalah seorang yang mempunyai cacad, sejak lama tidak suka bertemu orang lain," sahut Liao Xian, "juga, dia saat ini sedang menjaga istri Qin Liang Jie, putra mereka sedang kurang baik keadaannya."

Shui Yao mengangguk, kemudian berpaling pada Li Qian. "Kau adalah putra Li Taiyi, juga adalah pewaris Du Cao. Dulu aku sempat ingin mengambilmu sebagai pewaris, tetapi keduluan si rumput tua beracun itu," katanya. "Merebutmu dari tangannya, tentu saja aku Shui Yao tidak berani."

"Shui Yao Shishu, Li Qian waktu itu meninggalkan ibukota tanpa sempat berpamitan pada Anda, Li Qian sungguh merasa tidak enak."

"Ayahmu sudah mewakilinya," sahut Shui Yao. "Hari itu, dia datang ke ibukota mengantarkan orang padaku, aku juga memahami kalau dia tidak mempunyai banyak waktu dan harus pergi bersama kalian secepatnya."

Orang yang diantarkan oleh Li Taiyi ke wangfu, kakek yang identitasnya membuat Huang Yu penasaran cukup lama, hampir saja ia melupakan mengenai kakek ini. Shui Yao mengetahui lebih jelas dari siapa pun, akan tetapi saat ini bukan waktunya untuk bertanya.

"Pewaris Xie Zhang tidak berada disini, aku tahu dia tidak ingin bertemu dengan wangye," Shui Yao berkata, ia tahu karakternya Lin Ji Xuan.

"Siapa yang tidak ingin bertemu dengan benwang?"

Suara terakhir ini adalah milik Xianjing Wang sendiri. Orangnya sudah hadir disitu, diikuti dua pengawal setianya, juga ada Liu Xin. Putri kecil ini kemarin ikut ditangkap oleh Yuan Wan Cui dan tetap ditahan dengan alasan belajar agama. Ketika Xianjing Wang datang sendiri menjemput putrinya itu, Yuan Wan Cui tidak bisa berbuat banyak, dengan terpaksa melepas orang.

"Wangye," mereka semua memberi hormat seperlunya.

"Shifu," Liu Xin memberi hormat pada Shui Yao. Dalam istana ia mesti menghormati Shui Yao sebagai selir ayahnya. Tetapi diluar istana, Shui Yao adalah gurunya.

"Liu Xin Meimei, Yuan Wan Cui akhirnya bersedia melepaskanmu," Li Qian langsung menghampiri Liu Xin. "Apakah dia ada melukaimu?"

"Aku baik-baik saja," Liu Xin berkata sambil tersenyum. "Yuan Zhangmen dan murid-muridnya memisahkan aku dari Li Qian Gege ketika aku menyebut diri sebagai putri fuwang, tetapi mereka memperlakukan dengan baik, kalian tidak perlu cemas. Fuwang bilang padanya besok akan kembali ke ibukota, tidak mungkin meninggalkanku disini, dia mana berani menahan orang lebih lama."

Ia memandang semua yang ada disitu, seperti sedang mencari seseorang.

"Shifu, apakah Xiao Yi ada datang bersamamu?" ia bertanya pada Shui Yao. Xiao Yi adalah pelayan muda yang selalu menyembunyikan wajah yang datang bersamanya ketika ia datang ke markas Jianyin Bang beberapa waktu silam. Pelayan ini kemudian ditinggalkannya ketika ia pergi mengejar Xiao Hu dan Xiao Mi yang menculik si kasim muda Yuan Xia, sejak itu kabarnya tidak diketahui.

"Tidak ada," sahut Shui Yao, "sejak kau membawanya hari itu, Xiao Yi tidak pernah kembali lagi."

Sebuah jamuan sudah disiapkan untuk Jin Shui dan kawan-kawannya. Bukan hanya hidangan, akan tetapi juga pertunjukan musik, tari-tarian dan bahkan akrobat seperti yang biasa diadakan di istana. Shui Yao memperkenalkan para pewaris Yumen pada Xianjing Wang, Liu Xin sekali-sekali menambahi. Xianjing Wang mendengarkan dan memperhatikan semuanya dengan seksama, agaknya ia sudah sejak lama mengetahui bahwa selir kesayangannya adalah seorang pelindung Yumen.

"Para pelindung Yumen sudah memilih orang-orang yang berbakat, sungguh pekerjaan yang tidak mudah," pangeran tua itu berkata pada mereka sambil mengangkat cawannya. "Benwang sangat mengagumi orang-orang muda seperti kalian, hari ini bisa berkenalan adalah sebuah kehormatan. Hua Shaoxia, Huang Shaoxia, Qin Shaoxia, Li Shaoxia, Liao Shaoxia, Zhu Nuxia dan Xu Guniang, benwang bersulang untuk kalian semua."

Jin Shui dan yang lain minum untuk menyambutnya. Shui Yao dan Liu Xin juga tidak ketinggalan.

"Wangye mengundang kami kemari, juga sudah membantu melepaskan Liu Xin Meimei dari Yuan Wan Cui, Yuan Zhangmen, kami sangat berterima kasih," sahut Jin Shui. "Tetapi kami juga sudah terang-terangan menyebut diri sebagai para pewaris aliran sesat. Wangye apakah tidak khawatir, orang wulin akan menyebut Anda sebagai seorang pangeran malah bergaul dengan musuh aliran lurus?"

"Aliran sesat atau lurus sebenarnya apa bedanya? Hanya dipisahkan satu garis tipis. Tidak perlu dipusingkan," Xianjing Wang menjawab sambil tertawa. "Dahulu benwang juga pernah ingin menjalin persahabatan dengan ketua Yumen Jiao, hanya saja belum ada kesempatan bertemu dan saling mengenal."

"Kalau begitu kami tidak akan sungkan," sahut Huang Yu. "Wangye, Liu Xin Junzhu adalah salah seorang dari kami, Wangye juga sudah mendengarnya. Kami ingin mengetahui, apa pendapat Anda mengenai hal ini."

"Aku sudah tahu sejak lama, hanya saja terkadang menutup sebelah mata tidak ada ruginya," si pangeran tua menjawab dengan nada suara santai, namun matanya sekilas menunjukkan bahwa ia sangat berhati-hati. Masalah Yumen ini ia bukan benar-benar menutup sebelah mata. "Liu Xin sejak kecil suka belajar bela diri, benwang juga tidak pernah melarang. Meski dia seorang putri, juga tidak ada salahnya mempunyai kawan-kawan dari dunia persilatan. Bisa berkawan dengan sejumlah pemuda berbakat seperti kalian, juga adalah keberuntungan sendiri."

Jin Shui, juga Huang Yu dan yang lain sebenarnya sudah bisa menebak maksud undangan Xinjing Wang kali ini. Pangeran tua itu beberapa kali mengucapkan kata-kata pujian, di baliknya jelas ada niatan tertentu.

"Kedua pengawalku, Wang Chun dan Sima Yi Sheng, Wang dan Sima Shifu dulu juga adalah orang dunia persilatan," lanjut si pangeran tua. "Selain itu, masih ada beberapa pengawal lain di kediaman wangfu kami yang asalnya tidak jauh berbeda. Selain itu, di istana sana, mereka yang mendapat kesempatan mengabdi pada kaisar yang mulia juga tidak selalu berasal dari keluarga bangsawan atau kaum militer."

"Fuwang, apakah ingin menawarkan jabatan pada Hua Gege dan yang lainnya?" Liu Xin bertanya dengan terang-terangan. Ia pun bisa menebak arah pembicaraan ayahnya. Tentu saja, Xianjing Wang akan menawarkan kedudukan tertentu pada para pewaris Yumen yang dianggap berbakat. Di satu sisi akan menguntungkan posisinya, menempatkan lebih banyak orang di istana, di sisi lain demi menghalangi mereka membangkitkan aliran sesat yang pernah menjadi ancaman bagi kerajaan.

"Benwang hanya ingin memberitahu pada kalian, istana selalu memerlukan orang berbakat," kata Xianjing Wang. "Kaisar yang mulia juga seorang yang sangat menghargai kaum muda."

"Kami masih ada tugas panjang, niat baik Wangye terpaksa hanya bisa menyimpan dalam hati," Jin Shui berkata, sopan namun tegas. "Hua Jin Shui sendiri hanya orang tidak berpendidikan, sudah jelas tidak akan bisa menyesuaikan dengan kehidupan di istana, jika menerima jabatan takutnya kelak malah akan membuat malu Wangye yang sudah susah payah merekomendasikan."

"Li Qian sudah pernah merasakan kehidupan di ibukota. Meski menyenangkan, tetapi setelah pulang kampung, rasanya jauh lebih santai." sambung Li Qian sambil tertawa. "Wangye, Li Qian sudah terbiasa memelihara kelinci di Bai Tu Shanzhuang. Jika harus meninggalkannya, rasanya sedikit sepi."

Xianjing Wang tidak berubah emosinya, masih tetap tersenyum dan menganggukkan kepala. Nampaknya ia pun sudah menduga, jika terang-terangan menawarkan jabatan, maka para pewaris Yumen yang masih muda ini pasti akan menolak mentah-mentah.

"Benwang sangat mengerti," katanya. "Kewei Shaoxia lebih suka hidup bebas. Tidak mengapa. Benwang sangat menyukai orang muda yang berbakat, urusan ini kalian boleh memikirkan lebih dulu, melupakan juga tidak mengapa."

Ia tidak mendesak lebih lanjut. Masa depan masih panjang, begitu pemikirannya. Urusan membangkitkan Yumen juga bukan perkara yang akan selesai dalam satu dua hari atau satu dua tahun. Ada Shui Yao di sisinya, ia ada alasan untuk menemui satu persatu pewaris Yumen ini di kemudian hari. Tentu saja, membujuk mereka satu persatu akan lebih mudah daripada mempengaruhi tujuh orang sekaligus.

Perjamuan itu berakhir saat malam mulai larut, akan tetapi Xianjing Wang sudah mempersiapkan berbagai macam makanan kecil dan juga arak terbaik untuk menahan tamunya lebih lama. Ia meninggalkan mereka dengan alasan berganti pakaian, akan tetapi agaknya hanya ingin memberi kesempatan pada selirnya untuk menyampaikan sesuatu pada Jin Shui dan kawan-kawan.

"Jin Shui, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu, kuharap kau bersedia mendengarkan sampai akhir, jangan membuat penilaian terlebih dahulu sampai aku selesai menyampaikannya," Shui Yao tiba-tiba berkata, bersamaan dengan para pelayan dan pengawal semuanya meninggalkan mereka.

"Shui Yao Shishu silakan menyampaikan," kata Jin Shui.

"Sekitar sepuluh tahun yang lalu, ayah Li Qian, Li Taiyi ada membawa seseorang yang terluka parah ke wangfu kami, meminta aku mengurungnya di tempat yang aman, menjaganya sampai ada obat yang bisa menyembuhkannya," kata Shui Yao. "Orang ini sudah berada di tangan Li Taiyi selama sekitar tiga tahun, dan Li Taiyi demi berjuang menyelamatkannya sudah menghabiskan banyak usaha, bahkan sampai gagal mengobati seorang selir kaisar dan harus meninggalkan tugasnya sebagai tabib istana."

Huang Yu paling bereaksi mendengar orang yang dibawa oleh Li Taiyi ke wangfu. Identitas orang ini ia sudah mulai bisa menebak, akan tetapi ia masih sangat penasaran ingin mendengar lebih banyak. Shui Yao meminta Jin Shui mendengarkan sampai akhir, ia sembilan bagian yakin dugaannya benar.

"Jin Shui, apakah kau mengetahui apa yang terjadi ketika mendiang jiaozhu kita terbunuh?" Shui Yao menjelaskan dengan sangat hati-hati, tidak ingin sampai mengundang reaksi dari Jin Shui. "Apa sebabnya Liang Tian Jian Shen dan ayahmu sampai bertarung hidup mati waktu itu?

"Mo Ying Shifu ada memberitahukan padaku, semuanya diawali ketika Keluarga Liu dari Hunan tidak rela putri sulung mereka diambil menjadi salah seorang pewaris karena dianggap berbakat," sahut Jin Shui, "mereka menentang Yumen mati-matian, Liu He Duan malah mengundang beberapa pendekar bayaran dan hendak menantang duel ayahku. Ayahku kemudian memberi perintah menghabisi Keluarga Liu hingga tidak bersisa."

"Perintah pembantaian ini sampai ke telinga Biksu Shuang Mu dari Kuil Lanyun, kemudian mengajak Liang Tian Jian Shen menemui mendiang jiaozhu untuk menasehatinya," kata Shui Yao. "Kedatangan mereka disambut baik oleh mendiang jiaozhu, dan sungguh berhasil mendamaikan pihak yang waktu itu bertikai, bahkan kemudian Liang Tian Jian Shen tinggal beberapa lama di markas Yumen, berdiskusi dengan mendiang jiaozhu mengenai ilmu silat dan sebagainya."

Jin Shui mengeluarkan kipas baja putih yang waktu itu dibawa oleh Xu Qiao, memberikannya pada Shui Yao. "Ayahku memberikan kipas ini pada Liang Tian Jian Shen, bisa dikatakan adalah semacam tanda persahabatan."

"Kipas ini ternyata masih ada," Shui Yao menerima kipas dan membukanya sebentar, kemudian mengembalikannya pada Jin Shui. "Hasil diskusi mereka menjadi penyempurnaan ilmu yin shou yang zhang, dan kabarnya dituliskan pada kipas ini."

"Tidak ada tulisan pada kipas," Xu Qiao berkata, "kipas ini sudah ada padaku cukup lama, aku sudah pernah berusaha menggunakan segala cara untuk menemukan rahasia di baliknya, akan tetapi hanya sebuah kipas saja tanpa ada apa pun."

"Kabar itu entah benar atau tidak, aku juga tidak tahu," sahut Shui Yao sambil tersenyum, "ada juga yang mengatakan, rahasia yang ada pada kipas merupakan peta markas pusat Yumen, yang diam-diam diukirkan disitu oleh Liang Tian Jian Shen untuk diberikan pada anak muridnya."

"Markas Yumen dirancang dengan rumit dan kabarnya mempunyai banyak jebakan," kata Huang Yu, "Peta markas Yumen jika sampai jatuh ke tangan musuh, maka akan sangat berbahaya. Liang Tian Jian Shen ini sungguh sudah berbuat curang."

"Apakah mendiang jiaozhu mengetahui ini, lantas membuat janji pertarungan?" tanya Zhu Bai Que.

"Tidak seperti itu," sahut Shui Yao. "Tidak lama setelah mendapatkan kipas, Liang Tian Jian Shen mesti kembali ke Jianyin Bang mengurus banyak hal, saat berpisah dengan mendiang jiaozhu juga masih baik-baik saja. Hanya entah apa yang terjadi, selama setahun berikutnya banyak sekali beredar kabar dalam dunia persilatan mengenai kekejaman oleh orang-orang Yumen, perselisihan dengan berbagai pihak. Lima puluh sembilan anggota Keluarga Liu dari Hunan dibunuh dalam semalam, putri mereka menghilang. Saat itulah semua menyebut mendiang jiaozhu kembali menurunkan perintah pembantaian."

"Kabar burung yang disebarkan oleh Huan Jiao Zheng dari Yongjun Hui," kata Qin Liang Jie, "hanya karena dia mendapat malu sudah kalah oleh seorang ketua balai."

"Tekanan dari seluruh dunia persilatan akhirnya membuat Liang Tian Jian Shen membuat janji pertarungan dengan mendiang jiaozhu," lanjut Shui Yao. "Saat itu bisa dibilang juga terjadi sedikit salah paham diantara mereka. Mendiang jiaozhu tidak mau memberi penjelasan, Liang Tian Jian Shen juga terpengaruh dengan kabar yang menyebutkan kekejaman Yumen yang sedemikian banyak, melupakan janji persahabatan pada pertemuan sebelumnya."

Ia menarik nafas sebelum melanjutkan. "Dalam pertarungan, senjata tidak punya mata, dua orang yang sama menguasai tenaga dalam juga tidak bisa menghindari adu kekuatan yang merusak diri sendiri. Kalian semua tahu yang terjadi kemudian. Wu Jiaozhu tewas terbunuh, sedangkan Liang Tian Jian Shen terluka parah. Dua muridnya, Zhang Xiang Hui dan Xie Tian Hu masih sempat membawanya pergi dari markas Yumen."

"Pada saat itulah aliansi Yongjun Hui, Haitang Jian Pai dan Wuyuan Dian menyerang ke markas Yumen," kata Li Qian.

"Mereka datang terlalu cepat, sementara Yumen baru saja kehilangan ketuanya, tidak sempat melakukan pemindahan kekuasaan," sahut Shui Yao pula. "Kekuasan Yumen sejak generasi pertama diserahkan pada putra sulung ketua demi menghindari perebutan kedudukan, akan tetapi mendiang jiaozhu waktu itu tidak mempunyai putra, sebagian pelindung juga sedang tidak berada di markas pusat. Serbuan tidak bisa ditahan, markas besar dihancurkan. Di saat itu, jiaozhu furen dengan menggunakan tanda perintah ketua masih sempat menurunkan perintah melalui pelindung utama Mo Ying untuk mengumpulkan delapan pewaris."

"Yaitu kami," kata Huang Yu. "Jin Shui saat itu juga masih berada diluar markas, kelak semua akan tergantung padanya, pada kami."

"Liang Tian Jian Shen mendengar semua yang terjadi pada Yumen, dia menyadari sudah melakukan kesalahan besar, tidak seharusnya mendengarkan omongan orang dan bertarung hidup mati dengan jiaozhu," lanjut Shui Yao. "Akan tetapi saat itu dia sendiri terluka parah, tidak bisa menghalangi terjadinya bencana."

"Kemudian dia terbunuh oleh Xie Tian Hu dan juga adik seguru kelimanya, Xun Tian Yi," kata Xu Qiao.

"Ketika Li Taiyi menemukannya tidak jauh dari Wansui Gu hari itu, Li Taiyi juga sempat mengira nafasnya sudah putus, akan tetapi karena Liang Tian Jian Shen menguasai tenaga dalam tingkat tinggi, dia masih bertahan."

Kata-kata Shui Yao seketika mengagetkan Jin Shui dan yang lain, kecuali Huang Yu dan Liu Xin. Li Taiyi pernah menyelamatkan seorang kakek dan dibawa ke wangfu, rupanya kakek itu adalah Liang Tian Jian Shen Zhang Zhe Liang, musuh utama Yumen, orang yang sudah membuka jalan kehancuran bagi aliran mereka tiga belas tahun yang lalu.

"Orang yang dibawa oleh Li Taiyi ke wangfu, kakek yang hampir dibawa lari oleh Liu Xin Meimei hingga dia dilukai oleh Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi, adalah pembunuh ayahku?" tanya Jin Shui. "Dia masih hidup?"

"Dia masih hidup, tetapi tidak lebih dari orang yang sudah mati berkali-kali," sahut Shui Yao. "Li Taiyi demi mempertahankan nyawanya ada memberikan sejenis obat yang dinamakan huanming yao (pil mengembalikan nyawa). Obat ini menghalanginya dari kematian, bisa mempertahankan sebagian ilmunya, hanya saja tidak bisa mengembalikannya seperti semula."

"Ayahku pernah menyebut mengenai obat ini," sahut Li Qian. "Obat ini memang bisa mempertahankan nyawa seseorang yang sudah tidak bernafas sekalipun, namun sifatnya sangat keras. Tubuh seorang manusia normal tidak akan mampu menerimanya. Meski bisa mempertahankan nyawa, tetapi membawa penderitaan yang tidak tertahankan."

"Liang Tian Jian Shen berilmu tinggi, bisa memakan obat ini setiap dua puluh hari sekali," sahut Shui Yao. "Setelah mendapatkan obat maka akan baik-baik saja, ilmunya pulih ada delapan bagian. Hanya saja, bagaimana pun manusia perlu beristirahat. Paling banyak beliau hanya terjaga selama lima hari dan harus tidur. Di saat terbangun lagi, ingatannya kacau, ia bisa jadi seperti anak kecil, ilmunya kadang lihai kadang tidak, dan harus menunggu sampai tubuhnya bisa menerima obat lagi baru bisa kembali normal. Keadaannya seperti ini hampir membuat wangfu kami porak poranda. Wangye akhirnya mengurungnya di ruang bawah tanah khusus."

"Sudah tiga belas tahun, keadaannya selalu seperti itu?" tanya Zhu Bai Que.

"Hanya bisa meminum obat setiap dua puluh hari, jika dipaksakan meminum lebih awal maka bisa jadi akan langsung kehilangan nyawa. Selama hampir sepuluh tahun ini, lebih dari setengah hidup Liang Tian Jian Shen dihabiskan di dalam ruang bawah tanah di wangfu, tidak bisa bertemu dengan orang lain karena penyakitnya bisa kambuh kapan saja. Saat itu, jika hanya mencelakai diri sendiri beliau masih bisa menahan, tetapi jika sampai mencelakai orang lain, maka dia akan merasa bersalah selamanya. Jika ada yang mengetahui bahwa Liang Tian Jian Shen masih hidup, tetapi keadaannya sudah seperti itu, maka nama baiknya selama puluhan tahun akan hancur."

Li Qian dan yang lainnya saling pandang. Seorang pendekar besar pembela kebenaran berakhir seperti ini, tidak ada seorang pun yang bisa mengira. Pantas saja mereka yang mengetahui orang tua ini masih hidup memilih membiarkan kabar kematiannya menjadi kebenaran. Bahkan Liu Xin menyembunyikan masalah ini rapat-rapat dari para pewaris lainnya, mereka memahami alasannya.

Emosi Jin Shui mereda, digantikan oleh rasa kasihan. Liang Tian Jian Shen sudah membunuh ayahnya, akan tetapi agaknya sudah menerima hukuman lebih dari yang seharusnya. Sungguh ia tidak tahu masih perlu membalas dendam dengan tangan sendiri atau tidak.

"Liu Xin Meimei awalnya tidak tahu tahanan di dalam wangfu itu adalah Liang Tian Jian Shen, berusaha membebaskannya, menyebabkan kedatangan murid pengkhianat Xie Tian Hu yang ingin menyelesaikan semua yang sudah dimulai," Huang Yu berkata.

"Aku tidak punya pilihan lain, terpaksa menunda memberikan tenaga dalamku padanya, kemudian juga meminta Liu Xin pergi meninggalkan istana sementara waktu, menghindari kedua orang itu, pergi menemui pemimpin Jianyin Bang dan membongkar semuanya," kata Shui Yao.

"Juga untuk memberi kesempatan pada kami untuk menemukannya, begitukah?" Huang Yu bertanya.

"Benar," sahut Shui Yao. "Sudah saatnya bagi kalian untuk berkumpul, aku juga menganggap saat itu sebagai kesempatan yang baik. Lain hari, wangye belum tentu akan membiarkan putrinya keluar istana."

"Aku belum sempat memberitahukan pada Zhong Bangzhu, Hua Gege sudah datang, kemudian juga menculik orangku," Liu Xin berkata. "Tetapi kemudian setelah pembicaraan kita di Mangren Gong, Han Shaobangzhu sudah mengirim surat pada gurunya dan memberitahukan cukup banyak."

"Zhong Bangzhu seharusnya juga sudah berada disini bersama muridnya," Huang Yu berkata, "aku sudah meminta orangku memberitahukan pada mereka agar menemui wangye, setidaknya bisa melindungi untuk sementara waktu."

"Bisa jadi mereka sudah kembali ke Wuzhang," sahut Li Qian, "tidak ingin merepotkan wangye."

"Shishu sudah mengatur dan merencanakan semuanya dengan baik," kata Jin Shui. "Sepuluh tahun yang lalu mengumpulkan kami semua dengan aman, kemudian juga memberi kami kesempatan menemukan Liu Xin. Shui Yao Shishu, kelak jasa ini Hua Jin Shui tidak akan melupakan."

"Hua Jin Shui, kau seorang yang baik," sahut Shui Yao. "Shui Yao tidak ingin balas jasa apa pun, hanya berharap kau bersedia mengabulkan satu permintaanku."

"Shishu ada kesulitan apa, Jin Shui pasti akan berusaha sepenuh hati untuk membantu," sahut Jin Shui.

"Shishu ingin Jin Shui tidak memperhitungkan masa lalu dengan Liang Tian Jian Shen?" Huang Yu yang menanya.

"Benar," kata Shui Yao. "Kematian jiaozhu sangat terhormat, Liang Tian Jian Shen juga sangat menyesalinya. Orang-orang wulin menumpas habis anggota Yumen kita, tentu saja tidak bisa menyalahkan Liang Tian Jian Shen."

"Aku ingin bertemu dengannya," Jin Shui berkata. "Kawan atau musuh aku masih belum bisa menentukan. Shui Yao Shishu, Jin Shui meminta bantuanmu juga, biarkan aku bertemu dengan Liang Tian Jian Shen."

"Benwang memang ingin mengajak kalian semua untuk bertemu langsung dengan Zhang Daxia."

Xianjing Wang sudah kembali ke tempat itu, agaknya ia memang sudah kembali sejak tadi, dan dengan sengaja menunggu kesempatan yang tepat untuk menyampaikan kata-katanya pada Jin Shui dan yang lain.

"Zhang Daxia pada saat ini sudah dijemput dari kediaman benwang di ibukota dan sudah dibawa ke markas Jianyin Bang di Wuzhang," Xianjing Wang kembali berkata, "waktu itu Liu Xin pergi ke markas Jianyin Bang, hendak memberitahukan pada Zhong Bangzhu bahwa gurunya masih hidup, benwang berpikir bahwa sudah saatnya mengembalikan Zhang Daxia pada anak muridnya agar dirawat dengan lebih baik. Tidak lama lantas meminta orang mengantarkan kesana."

"Wangye sudah meminta orang mengantarkan Liang Tian Jian Shen ke markas Jianyin Bang?" Huang Yu menanya.

"Benar," sahut Xianjing Wang.

"Kalau begitu kami tidak bisa bersama Wangye dan Wangfei, mesti mendahului kesana," Huang Yu berkata.

"Mengapa?" tanya Xianjing Wang, merasakan ada kekhawatiran dalam kata-katanya.

"Dua murid pengkhinat Liang Tian Jian Shen, saat ini diperkirakan juga sedang dalam perjalanan ke Wuzhang, mereka berniat mengunjungi markas Jianyin Bang," Jin Shui berkata, "Tidak boleh membiarkan mereka sampai disana lebih dahulu."

Xianjing Wang memberikan kuda-kuda terbaik untuk Jin Shui, Huang Yu dan Xu Qiao bertiga untuk mendahului ke markas Jianyin Bang di Wuzhang. Sementara yang lain tetap bersama Shui Yao dalam rombongan, akan menyusul selekasnya.

Mereka menemukan tanda yang ditinggalkan oleh Xiao Hu dan Xiao Mi di kota pertama yang dilewati, dengan segera menemukan kedua pelayan setia Huang Yu itu diluar kota. Xiao Hu dan Xiao Mi mengatakan berhasil menemukan Zhong Shao Yan dan Han Bu Dian berdua, menyampaikan pesan Huang Yu untuk meminta mereka bergabung dalam rombongan Xianjing Wang demi keamanan.

Akan tetapi ternyata Zhong Shao Yan sudah mendapat kabar dari para pengikutnya bahwa Liang Tian Jian Shen Zhang Zhe Liang gurunya sudah diantarkan ke markas Jianyin Bang atas perintah Xianjing Wang, dan ia tidak mau menunda pertemuan dengan guru yang sekian lama dikira sudah meninggal itu, tidak peduli keadaan sendiri terluka parah. Xiao Hu dan Xiao Mi terpaksa membiarkan dan kembali untuk melapor pada Huang Yu.

"Apakah kalian juga ada bertemu dengan Lin Ji Xuan?" Huang Yu menanya. "Dia seharusnya juga dalam perjalanan ke Wuzhang bersama Zhou Guniang dan Yue Shaoxia."

"Tidak ada," sahut Xiao Mi, "kami akan mencari mereka."

"Tidak perlu," sahut Huang Yu, "kita semua akan pergi ke Wuzhang, dalam perjalanan mungkin akan bertemu."

Jin Shui meminta Xu Qiao memberikan kudanya pada Xiao Hu dan Xiao Mi, kemudian berkuda bersamanya hingga mereka tiba di pemukiman berikutnya untuk membeli dua ekor kuda baru. Sepanjang perjalanan mereka masih ada beberapa kali melihat orang-orang dunia persilatan, sebagian juga baru kembali dari Yiling dan mengenali mereka.

Beberapa batang kepala panah melesat di samping mereka saat memperlambat lari kuda memasuki sebuah hutan, salah satu hampir mengenai kaki Xiao Mi. Pelayan itu lekas melompat dari punggung tunggangan, menyambarkan senjatanya untuk membelokkan serangan panah berikutnya, bersamaan saudaranya juga melompat dan langsung mengembalikan kepala panah ke sumbernya menggunakan sarung pedang.

Jin Shui dan Huang Yu menarik tali kekang kuda-kuda mereka, menghentikan dan membelokkan hewan-hewan itu, menghadapi arah serangan. Xiao Hu dan Xiao Mi sudah turun dan menghadang di depan tuan mereka.

Seorang pendeta tao berpakaian terlalu bersih dan rapi datang dari arah asal serangan, diikuti seorang lelaki berbaju kasar. Si pendeta tao wajahnya bersih dan jenggot pendeknya nampak terawat, namun di tangannya tergenggam sebuah kebutan yang sedikit usang. Kawannya yang berbaju kasar wajahnya gelap dan kulitnya kasar, di tangannya terdapat semacam alat rahasia untuk menembakkan kepala panah. Jelas sekali serangan tadi berasal dari alat rahasia itu.

"Menyerang dari belakang bukan tindakan ksatria," Huang Yu berkata. "Boleh kutahu nama tuan berdua dan dari aliran mana?"

"Kalau kami sungguh hendak membunuh, kau tidak akan ada kesempatan bicara denganku," si lelaki kasar menyahut, cara bicaranya juga terdengar seperti bukan kaum terpelajar. "Meskipun kami tahu kalian adalah orang-orang aliran iblis, tetapi aku Peng Yang juga tidak akan bertindak pengecut, menggunakan senjataku yang istimewa ini untuk menyerang dari belakang."

"Wuqi Shizhe (Duta Senjata) Peng Yang, ketua perkumpulan pandai besi dan ahli pembuat senjata di tujuh propinsi," Huang Yu mengenali si lelaki kasar, ia langsung turun dari kudanya dan merangkap tangan. "Sudah lama mendengar nama Anda, meski masih muda tapi sudah terkenal sebagai pembuat senjata terbaik. Hari ini sudah melihat sendiri, aku Huang Yu sungguh kagum."

"Rupanya kau tahu siapa aku," Peng Yang berkata, nampak semakin waspada setelah dikenali.

"Daoshi (Pendeta Tao) ini pasti adalah sahabat baik Anda, Shi Xiu Daozhang, ketua muda Zhengyi Dao dari Longhu Shan," Huang Yu kembali berkata, ditujukan pada si pendeta tao. "Aku sudah kerap mendengar nama Anda berdua, hari ini bisa bertemu merupakan sebuah kehormatan."

"Apakah kau Huang Yu, Huang Gongzi putra Huang Wei Qun dari Hailang Biaoju?" si pendeta tao menanya, nada suaranya masih ditahan. Pendeta tao ini tidak merasa perlu memperkenalkan diri.

"Benar," Huang Yu tidak menutupi.

"Dua hari yang lalu ada yang melihatmu menculik anak perempuannya Ban Ye Xia Ke Lin Tong Tian, Lin Daren, dari rumah yang disewa oleh Keluarga Lin, apa benar kabar ini?" tanya Shi Xiu lagi.

"Aku tidak menculik siapa-siapa," sahut Huang Yu.

"Kau adalah salah seorang pewaris aliran iblis Yumen, menculik anak gadis orang bukan sesuatu yang baru," Peng Yang berkata, nada suaranya sedikit meninggi. "Hua Jin Shui juga sudah menculik putri Keluarga Xu dari Anhui, hal ini diketahui oleh seluruh dunia. Kau juga melakukan yang sama, sungguh tidak bisa dibiarkan. Katakan, kau bawa kemana nona itu."

"Aku tidak menculik siapa pun," sahut Huang Yu. "Memangnya para pewaris Yumen tidak ada kerjaan lain kecuali menculik anak gadis?"

"Siapa pun tahu aliran sesat suka mengorbankan anak gadis untuk melatih ilmu," Shi Xiu Daozhang sudah mendahului menyerang ke arah Huang Yu, senjata kebutan di tangannya mengarah langsung pada si pewaris Chai Lang, entah hanya ingin menguji atau sungguh hendak menangkap lebih dulu mengorek keterangan belakangan.

"Daoshi, harap tidak sembarangan," Xiao Hu berkata, ia dan Xiao Mi tiba-tiba sudah menarik si pendeta tao, menahan bahunya dengan aliran tenaga dalam. Gerakan kedua pelayan ini begitu tenang, seperti menangkap maling kecil saja. Padahal si pendeta tao tadi gerakan kebutannya juga cukup berbahaya.

"Kami bisa mematahkan kedua lengan Anda sekaligus, tetapi akan membuat ershaoye tidak senang," Xiao Mi ikut berkata.

Bersamaan Jin Shui juga sudah bergerak dengan cepat ke samping si tukang senjata Peng Yang, menggenggam alat rahasia di tangannya sebelum digunakan untuk melepas kepala panah berikutnya. Gerakan Jin Shui begitu gesit, membuat kaget si tukang senjata karena tidak menyangka sekelompok anak muda bisa punya kemampuan sedemikian.

"Daoshi harap tidak marah," Huang Yu berkata. "Zaixia sungguh tidak ada menculik siapa pun. Bolehkah memberitahu pada kami, apa yang sebenarnya terjadi?"

Shi Xiu Daozhang menyadari kedua wanita yang menahannya bisa mematahkan lengannya, akan tetapi mereka hanya menahan tanpa menyakiti, Huang Yu pun masih bicara dengan sopan padanya. Peng Yang tahu Jin Shui barusan bisa saja menggunakan pedangnya untuk paling tidak memutuskan tangannya dan mengambil alat rahasia yang ada disitu, akan tetapi Jin Shui hanya menahan dengan santai saja. Kedua orang itu sama menggerakkan jari untuk memberi isyarat, entah untuk apa.

"Kami sebenarnya hendak ikut melihat seperti apa rupanya delapan pewaris Yumen yang kabarnya akan berkumpul di Yongshi Bei pada tanggal lima belas kemarin, hanya saja karena berada di tempat yang jauh, tidak keburu datang pada waktunya, dan sampai disana semua orang sudah pergi," Shi Xiu berkata. "Barusan kami berada disini, mengenali pedang pusaka aliran iblis, xuanlong jian, maka kami menduga kalian adalah sebagian diantara para pewaris itu. Kau apakah benar adalah Hua Jin Shui?"

Jin Shui melepaskan Peng Yang, kemudian merangkap tangan ke arah si pendeta tao. "Benar, aku adalah Hua Jin Shui, pewaris utama Yumen."

"Xiao Hu, Xiao Mi, lepaskan orang," Huang Yu berkata pada dua pelayannya. Kedua gadis itu pun melepaskan pegangan mereka dan langsung mundur, menjaga di samping kiri dan kanan Xu Qiao.

"Barusan kau ada kesempatan membunuh kami, atau setidaknya melukai, tetapi kau tidak melakukannya," Shi Xiu berkata, "pengalaman pintao dalam dunia persilatan masih rendah, akan tetapi masih bisa melihat dengan cukup jelas. Anggota aliran iblis berilmu tinggi, kabarnya jika mendapat serangan langsung membalas dengan membantai orang, akan tetapi memandang kalian tidak melakukannya, pintao terpaksa mengaku kagum."

Jin Shui tersenyum, melihat sekilas ke sekeliling, mengetahui si pendeta tao dan tukang senjata itu tidak datang berdua saja, diantara pepohonan sudah ada belasan orang, bahkan puluhan, kemungkinan adalah para pengikut mereka, sudah siap dengan senjata masing-masing. Jika barusan Jin Shui dan yang lain menyerang atau melukai, maka akan sulit lolos dari tempat ini. Tetapi Jin Shui barusan, juga Xiao Hu dan Xiao Mi, semuanya sudah bertindak hati-hati, membuat Shi Xiu dan Peng Yang sama memberi isyarat bagi orang-orang mereka semua menahan serangan.

"Kami para pewaris Yumen tidak akan mengulangi reputasi di masa lalu," Jin Shui berkata, "kuharap Kewei juga tidak memusuhi atau menganggap kami dari aliran iblis perlu dimusnahkan."

"Guruku yang memerintahkan datang ke Yiling memenuhi undangan Yuan Wan Cui, Yuan Zhangmen untuk menindak para pewaris Yumen," kata Shi Xiu, "akan tetapi enshi (guru yang mulia) juga memberi perintah agar berusaha menyelesaikan dengan damai, jangan sampai menyebabkan perselisihan baru dalam dunia persilatan."

"Yumen di masa lalu banyak membuat kekejaman, akan tetapi aku juga sudah mendapat pesan khusus dari Meng Zhuangzhu, pemimpin Wisma Dayue, agar memberi kesempatan pada para pewaris," sambung Peng Yang. "Karena ancaman dari Liu Song Qiao dan orang-orangnya masih ada, dan hanya Yumen Jiao yang bisa menghadapi mereka."

"Wisma Dayue bisa dikatakan adalah pemimpin dunia persilatan pada masa ini," Jin Shui berkata, "ternyata kabar mengenai kami delapan pewaris juga sudah sampai kesana."

"Daoshi tadi mengatakan, ada yang melihat zaixia menculik putri Lin Daren," Huang Yu berkata, "zaixia sendiri baru tiba disini, sedang dalam perjalanan dari Yiling ke Wuzhang demi menolong seorang kawan, menculik Nona Lin ini adalah hasil kerjaan orang lain."

"Dua hari yang lalu ada yang membawa anak perempuannya Lin Daren di tempat ini, seorang pemuda, mengaku sebagai putra Huang Wei Qun dari Hailang Biaoju," sahut si pendeta tao pula. "Bukan kau siapa lagi?"

"Oh," sahut Huang Yu, "pemuda ini apakah menculik seorang diri, atau di sampingnya ada seorang anak gadis yang agak sinting, dan dua orang yang satu tinggi besar, satunya kurus, dua-duanya suka mengenakan caping lebar dan tidak suka orang melihat wajah mereka?"

"Bagaimana kau tahu?" tanya Peng Yang.

"Kalau tidak salah saudaraku Lin Ji Xuan ada mengatakan, ayahnya Lin Tong Tian menutup diri melatih beifeng qi miliknya pada setiap bulan delapan," Huang Yu kembali berkata. "Pada saat ini ada yang menculik anak perempuannya, dia tidak bisa menghalangi. Daoshi, Peng Dage, orang yang menculik Lin Guniang itu, kalau tidak salah adalah kakak pertamaku, Huang Zhe."

"Kau masih ada seorang kakak lelaki?" tanya Shi Xiu.

"Siapa pun tahu Huang Wei Qun dari Hailang Biaoju mempunyai dua anak lelaki," sahut Huang Yu. "Aku adalah putra kedua, sedangkan kakakku belakangan ini terus bersama seorang anak gadis yang agak sinting, juga mengakui dua orang pengkhianat bercaping sebagai guru."

"Kalau begitu sudah salah menuduh Huang Gongzi," sahut Peng Yang. "Tetapi Nona Lin ini berada di tangan orang, keadaannya juga tidak terlalu baik, kami berharap Huang Gongzi bisa menemui kakak Anda dan meminta orang."

"Aku akan berusaha," Huang Yu berkata, kemudian berterima kasih atas keterangan yang diberikan, membiarkan Shi Xiu Daozhang dan Peng Yang serta orang-orangnya pergi. Keterangan mereka bahwa Lin Xiao Yan sudah diculik oleh Huang Zhe membuatnya khawatir. Ia masih mengingat nona Lin itu pernah menolongnya saat tertangkap oleh Lin Tong Tian beberapa waktu yang lalu, memberikan obat dan bahkan meminta Huang Yu menggunakan dirinya sebagai sandera. Hutang budi ini belum dibalas, ia tidak ingin sesuatu terjadi pada Lin Xiao Yan.

"Huang Erge, kakakmu menculik Lin Guniang untuk apa?" tanya Xu Qiao.

"Lin Guniang adalah putri kesayangan Lin Dabo," sahut Huang Yu. "Lin Dabo saat ini sedang menutup diri melatih ilmu, jika mendengar putri kesayangannya diculik orang, akibatnya bisa saja akan melukai diri sendiri."

"Buat apa Huang Zhe ingin mencelakai Lin Tong Tian?" tanya Jin Shui.

"Aku tidak tahu," sahut Huang Yu. "Aku sungguh tidak tahu."

Mereka meneruskan perjalanan dan masih sempat bermalam di sebuah penginapan dan menyewa dua kamar terbaik pada malam itu. Huang Yu mengatakan, meski mereka hendak pergi menolong orang akan tetapi juga perlu beristirahat dan tidak mungkin menempuh perjalanan siang malam.

Satu kamar digunakan oleh Huang Yu dan kedua pelayannya, sedangkan Jin Shui dan Xu Qiao dibiarkan menempati satu kamar yang lain. Para pewaris Yumen selalu mengatakan orang aliran mereka tidak terlalu banyak adat sesuai aturan dan kebiasaan orang Han pada masa itu, Xu Qiao juga menyesuaikan. Sejak dari Mangren Gong, Jin Shui juga beberapa kali menjaga Xu Qiao di kamar yang sama, sekali ini pun mereka tidak mempersoalkan.

"Jin Shui Gege, esok hari mungkin kau akan bertemu dengan Liang Tian Jian Shen, apakah saat itu kau akan memenuhi janji pada Shui Yao Ying-fei untuk tidak membalas dendam padanya?" Xu Qiao menanya pada Jin Shui. "Ayahmu terbunuh olehnya dalam sebuah pertandingan yang adil, meski ada kesalah pahaman akan tetapi sebenarnya tidak ada permusuhan diantara mereka, aku juga berharap kau tidak menaruh dendam pada Liang Tian Jian Shen."

"Aku bahkan tidak pernah mengenal ayahku, sampai saat ini masih belum bisa jika harus bermusuhan dengan orang lain demi dia, hanya saja aku juga tidak bisa mengabaikan bahwa aku tidak pernah ada kesempatan bertemu dengan ayahku juga adalah karena dia," Jin Shui mengatakan yang sejujurnya. "Qiao-er, Xie Tian Hu sudah membunuh ayah ibumu, jika dia suatu saat menyesali perbuatannya, juga sudah mendapat hukuman, apakah kau bisa memaafkan dia dan tidak membalas dendam?"

"Keadaanku sama sekali tidak sama," sahut Xu Qiao. "Liang Tian Jian Shen sangat menyesali sudah membunuh ayahmu, hal ini sudah jelas, akan tetapi Xie-shu waktu itu hampir mengambil nyawaku juga, pandangan matanya sama sekali tidak ada penyesalan, yang ada hanya kebencian. Xie-shu sudah mengkhianati gurunya, membunuh kawan baiknya, semua dilakukan dalam keadaan sadar, tanpa ada kesalah pahaman."

"Benar, memang keadaan tidak bisa dianggap sama," kata Jin Shui.

"Lagipula, aku tahu kalian tidak akan sampai ke tahap mesti saling membunuh," Xu Qiao berkata dengan yakin.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Jin Shui.

"Karena aku percaya Jin Shui Gege pasti akan membuat keputusan yang paling baik," sahut Xu Qiao. "Liang Tian Jian Shen jika mengetahui kau adalah putra Wu You Wei, Wu Laojiaozhu, dia akan sangat menghargaimu, berusaha sepenuh hati untuk menebus kesalahan di masa lalu, mungkin malah akan mendukung kalian pewaris Yumen."

Pelindung Yumen terakhir yang masih hidup : Shui Yao atau si Siluman Air. Selir seorang pangeran dan keberadaannya tersembunyi dengan sempurna dari seluruh dunia persilatan, menunggu saat yang tepat untuk menemui delapan pewaris dan memberi penjelasan mengenai rencana selanjutnya. Tidak seperti saudara2nya yang sudah meninggal dalam perselisihan Yumen dengan seluruh dunia persilatan, Shui Yao masih tetap hidup dan inilah alasan mengapa Liu Xin tidak memiliki tenaga dalam pemberian pelindung Yumen seperti yang lain.

Episode ini juga diwarnai sebuah kejutan : si Dewa Pedang dan pembunuh ayah Jin Shui - Zhang Zhe Liang - ternyata masih hidup, dan semua dalam pengaturan Shui Yao.

Juga untuk pertama kali ada disebut Wisma Dayue, tempat kediaman Keluarga Meng yang bisa dibilang sebagai "ketua" dunia persilatan masa itu, dan punya peran besar di bagian2 lain trilogi.

Xianjing Wang, si Pangeran Yi dan ayah Liu Xin, berniat merekrut para pewaris Yumen dan menggunakan mereka untuk kepentingan negara, secara tidak langsung juga memanfaatkan Zhang Zhe Liang untuk mengundang mereka ke ibukota. Apa yang akan terjadi nanti? Apakah para pewaris akan menerima tawarannya dan batal membangkitkan kembali aliran mereka? Apakah juga yang akan terjadi di markas Jianyin Bang?

Xiaodiandiancreators' thoughts