webnovel

Episode 14 : Yong Shi Da Hui (Pertemuan Di Tugu Pejuang)

Jin Shui membawa Xu Qiao menghindar ke atas tebing, mereka menyaksikan sejumlah wanita setengah umur mendatangi pondok-pondok milik Lao Li itu setelah Zhu Bai Que kembali meniup serulingnya untuk memberi isyarat. Li Qian, Liu Xin, dan kedua orang yang tadi diculik oleh Lin Ji Xuan dan Yue Long Dai kemudian dibawa pergi.

Jin Shui mengikuti dari kejauhan, menyaksikan bahwa orang-orang Haitang Jian Pai membawa tangkapan mereka ke sebuah gua di dalam perut gunung. Di bagian depan gua dijaga oleh murid-murid utama Yuan Wan Cui, sebagian adalah yang dahulu sempat hadir di Bai Tu Shanzhuang. Menyusup masuk ke dalam gua itu untuk mengambil orang jelas tidak mungkin, Jin Shui tahu ia mesti menunggu sampai pertemuan esok hari.

"Jin Shui Gege, apakah kau yakin mereka tidak akan apa-apa?" Xu Qiao menegurnya. "Kuingat ketika kau dan Huang Erge tertangkap oleh Lin Dabo, dia langsung memukuli kalian. Yuan Zhangmen itu membenci para pewaris Yumen melebihi pandangan Lin Dabo terhadap kalian, aku khawatir Liu Xin Junzhu juga tidak diampuni."

"Liu Xin Meimei selama ini tidak terlalu percaya padamu, bahkan terkadang menyulitkanmu, tidak disangka kau juga mengkhawatirkannya," kata Jin Shui.

"Dia mencurigai aku juga karena dia sangat memperhatikanmu, menyayangi kalian," sahut Xu Qiao, "bukan karena dia tidak menyukai aku."

"Furen tidak perlu khawatir," Jin Shui menggodanya. "Yuan Wan Cui hanya benci pada aku seorang, dia pasti masih memandang Li Taiyi sehingga tidak akan menyusahkan Li Qian, terlebih dia tidak akan berani mengusik Liu Xin Meimei karena sama saja akan menyinggung Xianjing Wang."

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Xu Qiao.

"Menunggu," sahut Jin Shui. "Menunggu esok hari, menunggu sampai Yuan Wan Cui melepaskan istri dan putri Li Jue."

"Jin Shui," suara Huang Yu terdengar memanggil. Orangnya sudah tiba disitu bersama Han Bu Dian. Rupanya mereka juga mengikuti sampai kemari, mencoba mencari celah untuk menolong.

"Kalian ikutlah denganku," Han Bu Dian tiba-tiba berkata. "Guruku seharusnya sudah tiba juga di Yiling, bersama saudara-saudara anggota Jianyin Bang. Kita akan menemui mereka."

"Buat apa aku menemui Zhong Shao Yan?" tanya Jin Shui. "Jianyin Bang kalian meski tidak secara langsung menunjukkan permusuhan dengan Yumen, akan tetapi aku belum melupakan bahwa kakek gurumu adalah yang pertama kali membuka kesempatan bagi seluruh dunia persilatan untuk menghancurkan kerja keras ayahku."

"Guruku datang kemari untuk menjelaskan permasalahan, kemungkinan malah bisa mendamaikan pihak Yumen dengan orang-orang yang memusuhi kalian," sahut Han Bu Dian. "Esok hari kau juga hendak menghadapi Yuan Wan Cui. Saat itu, bagaimana dengan Xu Guniang? Apakah kau sudah memikirkan pengaruhnya bagi dia?"

"Jin Shui, Zhong Bangzhu dan Han Shaobangzhu bisa melindungi Xu Guniang," Huang Yu ikut berkata, "kau tahu Yuan Zhangmen tidak segan menggunakan cara rendah, jika esok hari Xu Guniang sampai jatuh ke tangannya, maka semua usaha kita akan sia-sia."

"Aku juga tidak bisa mempercayai orang-orang Jianyin Bang untuk menjaganya," sahut Jin Shui. "Kau juga tahu kakak seguru kedua dan kelima Zhong Shao Yan juga menginginkan kematian Qiao-er. Siapa tahu Zhong Shao Yan itu punya pemikiran apa?"

"Hua Jin Shui, aku tidak mengijinkanmu menghina guruku," Han Bu Dian sudah mencabut pedang, langsung menyerang ke arah Jin Shui. Keduanya beradu senjata di atas tebing sebelum Xu Qiao sempat menghalangi.

"Jin Shui!" Huang Yu menyentilkan biji catur di tangannya dan membelokkan masing-masing serangan Jin Shui maupun Han Bu Dian. "Kau ingin orang-orang Haitang Pai berdatangan kemari?"

"Jin Shui Gege," Xu Qiao sudah menghadang diantara keduanya. "Han Dage, kutahu kalian sama-sama memikirkan keselamatanku, tidak boleh berkelahi sendiri."

Han Bu Dian menyimpan kembali pedangnya, Jin Shui juga mundur selangkah. Han Bu Dian mendahului mereka melangkah ke bawah gunung. Tidak jauh mereka melihat Lin Ji Xuan berada di bawah sebatang pohon, memukul Yue Long Dai hingga pingsan.

"Tidak apa," kata Lin Ji Xuan, menjelaskan dengan cepat, "dia ribut ketika mengetahui Liu Xin Meimei sudah ditangkap oleh Yuan Zhangmen. Aku akan membawanya ke tempat aman, esok hari akan menemui kalian di Yongshi Bei seperti yang dijanjikan."

Mereka meninggalkan kedua orang itu, menuju sebuah perkemahan di tepian sungai, tidak jauh dari Yongshi Bei. Yongshi Bei merupakan sebuah tugu batu berukir nama orang-orang yang gugur dalam pertempuran di perbatasan, dalam usaha melawan suku asing yang ingin menjajah zhongyuan pada masa lalu. Tidak ada yang tahu jelas kapan pertempuran itu terjadi dan seperti apa yang terjadi. Namun meski tulisan di atasnya sudah sedikit memudar terkena angin dan hujan, tugu batu masih utuh dan orang masih mengenalnya sebagai tugu para pejuang.

Perkemahan itu baru saja selesai dibangun oleh orang-orang Jianyin Bang, sejumlah orang masih nampak sibuk mengangkut barang dan menyusunnya. Kedatangan Han Bu Dian disambut oleh beberapa pengikutnya, hanya mereka tidak lekas mengenali Jin Shui sebagai Yumen Mo Wang yang muncul di Wuzhang beberapa waktu yang lalu karena wajah dan penampilan Jin Shui sebagai pengemis keracunan waktu itu sudah berganti menjadi seorang pemuda tampan dan gagah.

"Eh," seseorang menunjuk pedang yang tergantung di punggung Jin Shui.

"Tidak apa," Han Bu Dian lekas berkata, "aku akan membawa mereka menemui shifu."

Zhong Shao Yan berada di depan tenda yang disiapkan untuknya, begitu melihat kedatangan Han Bu Dian berempat, perhatiannya langsung tertuju pada Jin Shui. Anak muda ini pernah bertamu ke markas Jianyin Bang di Wuzhang beberapa waktu yang lalu, dan saat itu ia tidak ingat nama Hua Jin Shui. Belakangan baru diketahui olehnya bahwa Hua Jin Shui adalah pewaris utama Yumen, bahkan putra ketua Yumen terdahulu, akan tetapi saat itu Jin Shui dan Xu Qiao sudah meninggalkan markas Jianyin Bang.

"Hua Jin Shui," Zhong Shao Yan menyebut namanya dengan penasaran. "Dunia persilatan kerap menyebut namamu belakangan ini, sungguh kau sudah membuat keributan yang tidak kecil."

"Shifu," Han Bu Dian langsung berdiri di samping gurunya. "Aku sudah menjelaskan semua padamu melalui surat itu, Hua Jin Shui ini memang berniat membangkitkan kembali Yumen bersama kawan-kawannya, akan tetapi aku dan liushishu sudah berada bersama mereka beberapa lama, aku percaya pada mereka."

"Kau menulis surat begitu panjang lebar, aku malas membacanya," sahut Zhong Shao Yan. "Mana liushishu-mu?"

"Ada di sekitar sini, hanya belum bisa menemui shifu," sahut Han Bu Dian. Tentu ia tahu Yue Long Dai selain tidak bisa juga tidak ingin bertemu kakak seguru keempat yang tidak disukainya.

"Zhong Bangzhu, zaixia Huang Yu, putra kedua Huang Wei Qun, Huang Zongbiaotou dari Hailang Biaoju," Huang Yu memperkenalkan diri. "Tiga tahun yang lalu kita pernah bertemu di Huofeng Lou, Anda pasti masih ingat. Saat itu Xu Furen mencurigai zaixia sebagai salah seorang pewaris Yumen, dugaannya sama sekali tidak salah. Zaixia adalah pewaris Chai Lang Shifu."

"Dua dari delapan pewaris Yumen," kata Zhong Shao Yan. "Dimana yang lainnya?"

"Shifu, mengenai hal ini, esok hari Anda juga akan melihat sendiri," Han Bu Dian berkata. "Hari ini aku membawa Hua Jin Shui dan Huang Xiongdi kemari, juga ada Xu Guniang, adalah demi meminta Shifu agar menjadi penengah pada pertemuan esok hari, menjaga agar tidak sampai terjadi pertumpahan darah yang tidak perlu."

"Perselisihan antara Hua Jin Shui dengan Yuan Zhangmen, sepertinya aku ketua Jianyin Bang ini tidak bisa ikut campur," sahut Zhong Shao Yan.

"Shifu, kutahu saat taishifu (kakek guru) bertarung dengan mendiang ketua Yumen tiga belas tahun yang lalu, diantara mereka sebenarnya tidak ada permusuhan," kata Han Bu Dian, "aku juga tahu Yumen di masa kekuasaan Wu Yao Wei, Wu Laojiaozhu itu mempunyai tugas menjaga dunia persilatan cina tengah dari aliran sesat milik Liu Song Qiao."

Zhong Shao Yan menarik nafas dan mengangguk satu kali, menampakkan penyesalan yang pernah dikatakan oleh gurunya Liang Tian Jian Shen Zhang Zhe Liang. "Aku yang bodoh ini masih ingat, dan tidak ingin Liu Song Qiao sampai kembali kemari, akan tetapi aliran lain agaknya banyak yang sudah melupakan."

"Zhong Bangzhu harap memberikan sedikit petunjuk," Huang Yu berkata, "Chai Lang Shifu meski mengenal banyak tokoh dan aliran dalam dunia persilatan, akan tetapi terhadap nama Liu Song Qiao ini atau alirannya, zaixia sedikit asing. Jika memang Yumen terdahulu mempunyai tugas yang begitu penting, maka kami akan meneruskannya."

Zhong Shao Yan belum lagi memberikan jawaban, mendadak terdengar suara kesiur angin yang kuat. Teriakan kaget beberapa anggota Jianyin Bang terdengar bersamaan dengan suara senjata berdenting jatuh dan tubuh yang roboh ke tanah.

Jin Shui mendorong Xu Qiao ke arah Han Bu Dian, pedang di tangannya sudah terhunus dan ia lekas berlari ke arah asal suara. Sejumlah senjata rahasia yang tidak terlihat bentuknya menyebar ke arahnya, dan ia merontokkan semua dengan pedang xuanlong di tangan.

Di tempat itu sudah hadir dua orang, satu tinggi besar dan satu lagi kurus, keduanya sama mengenakan pakaian hitam dan caping lebar, langsung membunuh siapa pun anggota Jianyin Bang yang ada di sekitar mereka. Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi.

Jin Shui langsung mengerahkan tenaga dalam milik Mo Ying untuk menghadapi mereka, menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki. Ia pernah kalah satu kali oleh kedua orang itu karena tidak menyangka mereka mempunyai kemampuan yang sangat besar, kemudian dikalahkan dan dilukai sekali lagi karena mesti menghadapi Xie Tian Hu dan Bao Xin Fei, kemudian juga Yuan Wan Cui sekaligus.

Huang Yu turun tangan membantunya, serangan biji catur membuat si kurus Xun Tian Yi membiarkan Xie Tian Hu sendiri menghadapi Jin Shui, ia sendiri lantas menghadapi Huang Yu, masih sempat menyebar juga senjata rahasia ke arah anggota Jianyin Bang yang hendak menghadangnya.

Biji catur menyebar, dengan telak menjatuhkan serangan senjata rahasia Xun Tian Yi yang tidak terlihat. Senjata rahasia yang digunakan oleh kedua murid Zhang Zhe Liang itu rupanya adalah serupa benang sutra halus, tidak mudah terlihat namun sangat mematikan, bisa menyebabkan luka yang tidak mengeluarkan darah namun mengiris dengan sangat dalam. Sungguh senjata rahasia yang luar biasa.

"Xu Guniang, baiknya kita pergi," Han Bu Dian menarik Xu Qiao hendak meninggalkan tempat itu. "Jin Shui tahu menjaga diri sendiri, kau tetap disini tidak akan menguntungkan baginya."

Xu Qiao baru akan mengikutinya pergi, akan tetapi dari samping perkemahan sudah hadir dua orang lain, satu pemuda dan satu lagi seorang gadis muda. Han Bu Dian mengenali si pemuda sebagai Yumen Mo Wang palsu. Kakak kandung Huang Yu dan Huang Lian, Huang Zhe. Yang ada bersamanya, tentu saja adalah putri Xun Tian Yi, Xun Qian Niu.

"Guruku datang kesini untuk membunuh Zhong Shao Yan dan mengambil alih Jianyin Bang," Huang Zhe langsung berkata. "Xu Guniang, kau adalah putri termuda majikan Huofeng Lou, sayang sekali sudah tergoda oleh seorang kepala iblis."

Han Bu Dian tidak menunggu sampai Huang Zhe menyelesaikan kata-katanya, ia sudah menyerang ke arah pemuda itu dengan senjata terhunus. Xu Qiao seketika juga berhadapan dengan Xun Qian Niu.

Jin Shui masih berusaha menghadang Xie Tian Hu, pedang di tangannya beradu dengan golok lawan, percikan bunga api terlihat, menampakkan kekuatan dua senjata itu dan tenaga dalam pemiliknya. Xie Tian Hu jelas belum menggunakan seluruh kekuatan, kemungkinan sedang mempersiapkan tenaga untuk menghantam Zhong Shao Yan dengan sekali pukul. Kedatangannya kemari hari ini memang bukan demi membunuh Jin Shui.

Zhong Shao Yan mengenali mereka yang baru saja datang dari jurus-jurus ilmu yin shou yang zhang yang digunakan. Ilmu ini merupakan ciptaan gurunya Zhang Zhe Liang, dan ia pernah menyaksikan dua tiga bagian saja. Ilmu ini sedikit berbeda gaya dan gerakannya dari semua yang biasa digunakan oleh orang-orang Jianyin Bang, dan sampai akhir hidupnya Zhang Zhe Liang belum sempat secara resmi mewariskannya pada siapa pun.

"Ershige, Wushidi," Zhong Shao Yan berkata pelan, "rupanya benar kalian yang sudah mencelakai shifu."

Ketua Jianyin Bang itu sudah menghunus pedang bambu miliknya dan bersama Jin Shui menghadapi Xie Tian Hu. Xie Tian Hu memperkuat setiap serangan, mendorong Jin Shui beberapa kali, hampir menebasnya, tetapi setiap kesempatan ia mengincar leher Zhong Shao Yan. Yin shou yang zhang rupanya merupakan sebuah cara menggunakan kedua tangan bergantian dengan sangat cepat, serangkaian jurus yang memerlukan latihan yang tidak mudah. Xie Tian Hu sungguh seperti seorang yang mempunyai delapan nyawa, bahkan Jin Shui pun mulai kerepotan.

Tidak berapa lama kemudian Xie Tian Hu sudah mendapat kesempatan menangkap pedang hutan bambu milik Zhong Shao Yan, dua jari tangannya membelokkan pedang itu untuk menerima serangan pedang xuanlong. Pedang milik Zhong Shao Yan nyaris patah, tidak mampu menahan kekuatan pedang milik Jin Shui.

Xie Tian Hu mengganti gerakan dengan cepat, golok di tangannya digenggam dengan satu tangan, satu tangan lain menahan badan golok, dengan sekuat tenaga ia kemudian menyambarkan golok itu, membuat sebuah gelombang tenaga, seketika menghantam Zhong Shao Yan dan juga Jin Shui. Jin Shui masih sempat menghindar dengan melompat ke udara, akan tetapi Zhong Shao Yan tidak sedemikian lincah gerakannya, seketika ia terlempar menghantam sebuah tenda sampai hancur.

Xie Tian Hu dengan cepat kembali merubah gerakan, satu senjata rahasia di tangannya mengarah ke wajah Zhong Shao Yan, siap menembus kepalanya. Akan tetapi di saat itu Jin Shui sudah bangkit kembali, menebaskan pedang xuanlong ke perutnya saat ia melepaskan senjata rahasia. Xie Tian Hu tidak keburu menangkis dengan goloknya, ia juga tidak berniat melepas kesempatan membunuh adik segurunya yang sudah terluka parah, hanya sempat memiringkan tubuh sedikit. Pedang xuanlong masih sempat menggores perutnya cukup dalam, darah segera mengalir.

Huang Yu mulai terdesak oleh Xun Tian Yi. Si kurus itu juga sudah mempelajari yin shou yang zhang, meski tidak selihai kakak segurunya akan setiap gerakannya berubah dengan cepat, tangan kanan dan kiri seolah saling sambung. Sedikit pun Huang Yu tidak ada kesempatan melempar biji catur. Tenaga dalam pemberian Chai Lang juga tidak bisa digunakannya dengan sempurna karena ia sulit menarik nafas dan menguasai diri.

Han Bu Dian masih berimbang menghadapi Huang Zhe, akan tetapi Xun Qian Niu berhasil menekan Xu Qiao. Perempuan setengah sinting itu sedikit pun tidak peduli keselamatan sendiri, menyerang juga tidak beraturan dan jurus-jurus yang digunakannya sangat aneh dan keji.

Xie Tian Hu tidak terlalu peduli pihaknya masih punya kesempatan menang jika perkelahian diteruskan, ia sendiri sudah terluka dan bisa jadi akan jatuh. Harga dirinya sangat tinggi dan tidak sudi sampai terlihat melemah di hadapan lawan.

"Bunuh semua orang Jianyin Bang!" ia memberi perintah pada ketiga kawannya, bersamaan juga menghindari Jin Shui dan seperti seorang yang kerasukan terus menebaskan goloknya pada siapa pun anggota Jianyin Bang yang masih berada disitu. Anggota Jianyin Bang sejak tadi tidak ada yang melarikan diri, berusaha mencari kesempatan membantu ketua dan ketua muda mereka, satu persatu mereka berjatuhan.

Jin Shui berusaha menghalangi, akan tetapi Xun Tian Yi tiba-tiba sudah meninggalkan Huang Yu dan menghadangnya, memaksanya menghadapi serangan tangan kosong yang dilancarkannya dengan cepat, satu kali bahkan berhasil menampar wajah, akan tetapi sebagai akibatnya lengan si kurus itu terkena sambaran pedang xuanlong.

Xie Tian Hu sungguh menghabisi seluruh anggota Jianyin Bang yang ada disitu, bahkan sempat menghantam punggung Han Bu Dian dengan serangan jarak jauh, membuatnya memuntahkan darah seketika. Terakhir ia masih sempat berdiri di tengah arena, menginjak tubuh Zhong Shao Yan dan bersiap meremukkan tulang-tulangnya.

"Xie-shu!" Xu Qiao berteriak. "Para pewaris Yumen semua sudah tahu kejahatanmu. Kau membunuh orang Jianyin Bang tidak ada gunanya, membunuh aku juga tidak akan ada gunanya, sebentar lagi seluruh dunia akan mengetahui bahwa kau sudah membunuh guru sendiri, membunuh kawan baik, dan ingin membungkam semua orang untuk menutupi kejahatanmu."

Xie Tian Hu berpaling, memandang ke arahnya dengan penuh kebencian. Akan tetapi saat itu luka di perutnya terasa sangat pedih, darah masih mengalir dan ia terlalu menjaga muka sehingga tidak mau menghentikan pendarahan lebih dahulu di hadapan orang lain.

Jin Shui melihat Han Bu Dian juga sudah dijatuhkan, ia lekas melompat ke samping Xu Qiao dan melindunginya. Huang Yu memburu kakaknya Huang Zhe dan si perempuan sinting Xun Qian Niu, akan tetapi kedua orang itu sungguh licik, mereka sudah berlari pergi dan menghilang ke dalam hutan.

Xie Tian Hu melihat Xun Tian Yi juga sudah melesat pergi, ia pun melompat ke atas pepohonan, menghilang begitu saja. Jin Shui menyeka darah dari badan pedangnya, ia tahu jika memaksa mengejar mungkin ada sedikit kesempatan untuk menghabisi Xie Tian Hu, akan tetapi masih ada Xun Tian Yi, Huang Zhe dan Xun Qian Niu. Dirinya dan Huang Yu berdua tidak akan cukup untuk menghadapi mereka semua.

"Jin Shui Gege, apakah kau terluka?" Xu Qiao menanya.

"Tidak," sahut Jin Shui, akan tetapi ia tidak bisa menutupi darah yang membasahi pakaiannya. Ada beberapa luka goresan juga di lengan dan di punggungnya, sisanya adalah darah Xie Tian Hu.

"Hua Jin Shui!"

Sejumlah orang sudah berdatangan disitu, sebagian besar adalah wanita, mengenakan pakaian warna putih dan warna kayu. Orang-orang Haitang Jian Pai. Yang paling depan tentu saja adalah ketua mereka, Weian Shuang Jian Yuan Wan Cui, orang yang barusan berteriak menyebut nama Jin Shui.

Matahari pagi sudah terbit, menyadarkan Jin Shui dan Huang Yu bahwa mereka tidak tidur sejak semalam, dan tanggal lima belas yang ditentukan sudah tiba. Jin Shui melihat ada Bao Xin Fei diantara para pengikut Yuan Wan Cui, pandangan si nyonya tangan satu itu langsung tertuju pada Xu Qiao. Ia menyembunyikan Xu Qiao di belakang punggungnya, pedangnya terulur, siap melindungi dan juga melawan siapa pun yang hendak menagih jiwa padanya.

"Hua Jin Shui, para pewaris Yumen berjanji akan berkumpul di Yongshi Bei pada tanggal lima belas bulan delapan, aku datang kemari pagi-pagi untuk menyambut kalian, tidak disangka kalian sudah datang lebih dulu dan membantai siapa pun yang sudah berada disini."

Yuan Wan Cui dan orang-orangnya menyaksikan jenasah orang-orang Jianyin Bang masih berada di sekitar situ, melihat sisa noda darah pada pedang dan pakaian Jin Shui, dengan sendirinya langsung menuding Jin Shui sudah melakukan pembantaian. Senjata pedang kembar si Weian Shuang Jian sudah terhunus, beberapa muridnya juga siap bertarung.

"Bukan aku yang membunuh mereka," Jin Shui lekas menyahut. "Aku Hua Jin Shui selamanya tidak akan menutupi perbuatan sendiri. Jika aku yang membantai orang-orang Jianyin Bang disini, maka aku akan dengan terang-terangan mengakui. Mereka bukan aku yang membunuh, dan aku tidak akan mengakui perbuatan orang lain."

"Kau adalah seorang kepala iblis, kata-katamu siapa yang akan percaya?" Yuan Wan Cui sudah maju dua langkah, hampir melupakan kedudukannya sebagai ketua aliran besar dan bertarung hidup mati dengan Jin Shui.

Akan tetapi disitu masih ada sejumlah orang yang hadir bersama para pengikutnya. Jin Shui tidak mengenal mereka berasal dari aliran mana saja, akan tetapi Haitang Jian Pai selamanya tidak menerima murid pria, orang-orang ini kemungkinan adalah mereka yang hanya ikut-ikutan datang.

Pada saat itu Han Bu Dian juga nampak bergerak. Dua pemuda di sisi Yuan Wan Cui menghampirinya, salah satu memberikan obat, satu lagi lantas membantu dengan menyalurkan hawa murni. Huang Yu mengenali pemuda yang memberi hawa murni sebagai tangan kanan ketua Yongjun Hui dari Nanyang, Hei Mo Lao Ying Li Zu Yang.

"Jin Shui Gege tidak membunuh mereka," Xu Qiao maju ke depan Jin Shui dan berkata keras. "Zhong Bangzhu dan orang-orangnya dibunuh oleh orang yang sama dengan pembunuh ayah ibuku, aku menyaksikan sendiri."

"Kau adalah kekasihnya Hua Jin Shui, dengan sendirinya akan membela dia," Yuan Wan Cui menyahut garang.

"Aku adalah Xu Qiao, putri kelima Xu Cheng Hai, Xu Louzhu majikan Huofeng Lou dari Anhui," Xu Qiao memperkenalkan diri. "Kalian yang ada disini semuanya juga sudah tahu bahwa ayah ibuku dan juga seluruh keluargaku dibunuh orang tiga tahun yang lalu, dan aku sudah mengetahui siapa pembunuhnya." Ia memandang ke sekeliling, berharap Xie Tian Hu masih berada di sekitar tempat itu dan mendengar kata-katanya, bertindak sesuatu untuk membungkamnya, membongkar identitas sendiri dan akan segera disaksikan oleh sedemikian banyak orang.

Bao Xin Fei juga maju dua langkah ke samping gurunya, memandang Xu Qiao dengan tatapan yang aneh.

"Nona ini siapa, mengapa mengaku sebagai putri Xu Cheng Hai?" ia tiba-tiba menanya. "Aku adalah istri kedua Xu Cheng Hai, sudah membesarkan satu-satunya putrinya yang masih hidup sejak tiga tahun yang lalu. Akan tetapi belum lama aku menyaksikan sendiri, Xiao Qiao diculik oleh ketua iblis Hua Jin Shui, dan aku sudah gagal menyelamatkannya, terpaksa menguburkan dengan tanganku sendiri."

Kata-katanya seketika mengagetkan Xu Qiao. Ia tahu Bao Xin Fei sudah mengumumkan bahwa dirinya sudah meninggal, terbunuh oleh Jin Shui, akan tetapi sedikit pun ia tidak menyangka Bao Xin Fei bisa menyebut dengan sedemikian jelas di hadapannya.

"Er… erniang, apa katamu?" ia menanya dengan gemetar.

"Xu Furen, kau tidak mengakui Xu Guniang hanya karena khawatir dikatai orang sudah gagal mendidik anak tiri, aku tidak menyalahkanmu," Huang Yu berkata. "Akan tetapi Xu Guniang barusan hendak membongkar identitas orang yang sudah membunuh Xu Louzhu, hal ini tidak mungkin kau tidak peduli."

"Pembunuh Xu Cheng Hai sekeluarga adalah orang Yumen kalian," sahut Bao Xin Fei. "Huang Gongzi ternyata benar adalah salah satu dari mereka, tidak perlu membuat alasan untuk menimpakan kesalahan pada orang lain."

"Benar," sahut Huang Yu. "Aku adalah Huang Yu, pewaris Chai Lang Shifu, juga adalah salah satu dari delapan pewaris Yumen."

"Dua dari delapan pewaris Yumen sudah berada disini, dimana yang enam lagi?" satu dari dua orang kakek yang baru saja tiba menanya. Dua kakek ini yang satunya berbadan bungkuk dan berjenggot panjang, satunya lagi tinggi tetapi pincang, keduanya membawa guci arak di pinggang yang cukup menyolok. Dua kakek yang dikenal sebagai Jiu Ya Er Sheng (Dua Tetua Lembah Arak), Shi Wen dan Shi Gang.

"Yuan Zhangmen bukankah sudah berhasil menangkap lima dari delapan pewaris Yumen, mengapa tidak segera ditunjukkan pada semua yang berada disini?"

Suara terakhir adalah milik seorang lelaki setengah tua berwajah bopeng, datang dari arah lain diikuti delapan orang yang berpenampilan serupa. Mereka yang ada disitu mengenali sebagai Bai Sui Zuo Du Zhou San Gong, penguasa Wansui Gu yang sekarang. Yang datang bersamanya adalah sekelompok tukang racun.

"Yuan Zhangmen sudah meminta orang mengirim surat ke Wansui Gu, memberitahukan padaku bahwa pada tanggal lima belas bulan delapan, para pewaris Yumen akan berkumpul disini, dan meminta bantuan majikan Wansui Gu untuk menghadapi dan menindak mereka," Zhou San Gong menekankan kata meminta bantuan. "Aku merasa sangat penasaran bukan hanya karena ingin mengetahui seperti apa rupanya para pewaris Yumen, akan tetapi juga karena ketua Haitang Jian Pai yang agung ternyata cukup memandang kami Wansui Gu yang juga dianggap sebagai sekelompok penjahat."

"Guruku tahu bahwa urusan menghalangi kembalinya Yumen Jiao adalah urusan penting dan kesempatan menangkap para pewaris tidak akan datang kedua kali, maka mengundang siapa saja yang bisa datang dalam waktu singkat," murid ketiga Yuan Wan Cui, Yun He, yang menyahut kata-katanya. "Bahkan Jiu Ya Er Sheng juga berada disini, Zhou Guzhu tidak perlu merasa istimewa."

Pada saat itu Han Bu Dian sudah tersadar, dan ia langsung memburu ke arah gurunya. Li Zu Yang dan kawannya ikut memeriksa keadaan Zhong Shao Yan, mendapati ketua Jianyin Bang itu masih hidup, namun dalam keadaan terluka parah.

"Hua Jin Shui, lekas bantu guruku," Han Bu Dian berkata pada Jin Shui. Suaranya cukup jelas terdengar oleh semua yang ada disitu, seketika memberitahukan pada mereka bahwa pembantaian terhadap orang-orang Jianyin Bang barusan memang bukan Jin Shui yang melakukan.

Jin Shui menarik Xu Qiao menghampiri Zhong Shao Yan. Yuan Wan Cui hendak memburu ke arahnya namun ditahan oleh Huang Yu.

"Yuan Zhangmen, apakah Anda tidak rela menyaksikan jiaozhu kami menolong orang?" Huang Yu menanya, "hanya ingin menyaksikannya membantai jiwa manusia dan melakukan kejahatan?"

Yuan Wan Cui menyimpan pedangnya dan mundur, Bao Xin Fei mengikuti. Di hadapan begitu banyak orang mereka tidak akan bisa bertindak sembarangan dan menghalangi Jin Shui, hanya bisa menyaksikan Jin Shui sungguh menggunakan tenaga dalam pemberian Mo Ying, berusaha mempertahankan nyawa Zhong Shao Yan.

Pemuda yang bersama Li Zu Yang sudah memberi perintah pada sejumlah pengikutnya, anggota Yongjun Hui, untuk mengurus jenasah orang-orang Jianyin Bang yang terbunuh disitu. Beberapa pengikut partai kecil membantu, sebentar kemudian bekas pembantaian sudah dibersihkan. Huang Yu mengambil sehelai benang sutra tipis yang tersisa di tempat itu, menunjukkannya terutama pada Bao Xin Fei.

"Xu Furen apakah ada mengenal senjata rahasia ini?" ia menanya. "Kalau tidak salah, tiga tahun yang lalu anggota Keluarga Xu ada yang dibunuh dengan senjata rahasia seperti ini. Darah tidak mengalir, akan tetapi senjata rahasia ini bisa mengiris organ dalam dan menyebabkan kematian. Aku menyaksikan sendiri kematian ayah ibuku dengan senjata yang serupa, belum lama mengetahui siapa pemiliknya."

"Anggota Keluarga Xu semua terbunuh oleh pedang," Bao Xin Fei berkata, tidak ingin mengakui mengenai luka hampir tanpa darah yang sudah menyebabkan kematian Xu Cheng Hai dan yang lainnya.

"Xu Furen tidak ingin mengakui tidak apa," sahut Huang Yu pula, "kalau begitu yin shou yang zhang ilmu langka ini, entah apakah saudara disini ada yang pernah mendengar."

"Yin shou yang zhang adalah ilmu rahasia Jianyin Bang," Yuan Wan Cui berkata, "apa kau ingin mengatakan bahwa Zhong Bangzhu sudah dicelakai oleh orang sendiri?"

Jin Shui sudah cukup memberikan hawa murni pada Zhong Shao Yan, mengembalikan ketua Jianyin Bang itu pada Han Bu Dian, kemudian kembali ke tengah arena diikuti Xu Qiao. Zhong Shao Yan sudah lolos dari maut, akan tetapi lukanya parah dan masih belum sadarkan diri. Han Bu Dian membawanya pergi untuk beristirahat di tempat yang lebih tenang, menyatakan hari itu tidak bisa membantu Jin Shui dan para pewaris.

"Kalian juga sudah melihat sendiri, bangzhu muda Jianyin Bang sudah meminta Jin Shui menyelamatkan Zhong Bangzhu, pembantaian barusan kami para pewaris Yumen berusaha menghalangi, seharusnya bisa berhasil jika kawan-kawan yang lain juga berada disini," Huang Yu kembali berkata, "Pembantaian Keluarga Xu, juga ayah ibuku tiga tahun yang lalu, jenasah disana yang belum lagi mendingin, semuanya adalah perbuatan Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi, murid kedua dan kelima Liang Tian Jian Shen Zhang Zhe Liang."

Mereka yang ada disitu nampak kaget dan saling berbisik. Li Zu Yang dan kawannya barusan ikut memeriksa luka Han Bu Dian dan Zhong Shao Yan, juga sudah melihat sendiri penyebab kematian orang-orang Jianyin Bang. Akan tetapi agaknya mereka masih asing dengan yin shou yang zhang dan senjata rahasia yang sedemikian istimewa, mereka tidak terlalu bisa memastikan.

"Kau jangan sembarang bicara," Bao Xin Fei kembali maju menghadapi Huang Yu. "Xie Tian Hu ikut terbunuh tiga tahun yang lalu di Huofeng Lou, Xun Tian Yi sudah lebih lama lagi tidak ada. Kejahatan yang dilakukan para pewaris Yumen, apa kalian hanya berani menimpakan pada orang yang sudah meninggal?"

"Erniang, memang adalah Xie-shu," Xu Qiao berkata, "aku sendiri hampir dibunuh olehnya. Dia masih hidup, jenasah di Huofeng Lou waktu itu bukan dia."

"Aku tidak mengenalmu," Bao Xin Fei menyahut dengan mata memerah. "Kata-kata Nona tidak ada artinya."

"Kata-kata Xu Guniang memang tidak akan ada yang percaya, saat ini mengatakan dua murid Liang Tian Jian Shen sudah bangkit dari kematian dan melakukan kejahatan juga tidak akan ada yang peduli. Karena pertemuan di Yongshi Bei hari ini adalah demi menindak para pewaris Yumen, bukan untuk membuka luka lama atau mengurusi musuh orang-orang Jianyin Bang."

Yang mengucapkan kata-kata terakhir itu adalah suara seorang anak muda yang terdengar seenaknya, nada suaranya mengejek dan sekaligus membawa emosi tersendiri. Orangnya tidak langsung terlihat, membuat orang-orang yang ada disitu menoleh ke kanan kiri berusaha menemukan sumbernya.

"Zaixia Lin Ji Xuan, putra Ban Ye Xia Ke Lin Tong Tian dari Wuling," suara itu kembali memperkenalkan diri, sebentar kemudian orangnya sudah nampak melayang turun dari atas pepohonan, seorang diri, membawa sebuah kipas lipat di tangannya. Ia dengan sengaja memamerkan tenaga beifeng qi menggunakan kipas lipat itu, memastikan siapa pun yang ada disitu mengenalinya.

"Lin Gongzi, memang adalah putra Lin Daren," beberapa orang bersuara. Yuan Wan Cui juga masih mengenali sejak pertemuan di Bai Tu Shanzhuang beberapa waktu yang lalu.

"Ayahku sedang menutup diri untuk melatih ilmu, tidak bisa ikut datang kemari membantu Yuan Zhangmen menghadapi para pewaris Yumen," Lin Ji Xuan berkata sambil berjalan mondar mandir sesukanya. "Terlebih karena katanya para pewaris Yumen ini hanya sekelompok anak muda, akan merendahkan statusnya jika harus menempuh perjalanan sampai kemari hanya untuk menghadapi mereka."

Ia belum menyebut diri sebagai pewaris Xie Zhang, diam-diam malah menyindir Yuan Wan Cui sebagai tokoh senior dan pemimpin aliran besar sudah melupakan kedudukan dan berniat mengurusi sekelompok anak muda tanpa nama. Kata-katanya seketika membuat wajah Yuan Wan Cui dan para pengikutnya berubah.

"Hua Jin Shui memiliki tenaga dalam pemberian pelindung utama Yumen, dia juga adalah anak haram ketua iblis Wu Yao Wei," Bao Xin Fei yang menyahut. "Para pewaris Yumen berniat membangkitkan kembali aliran, membawa kekacauan dalam dunia persilatan, demi menghalangi bencana di masa depan, guruku turun tangan sendiri juga sudah seharusnya."

"Oh," Lin Ji Xuan menyahut. "Benar, ayahku ada memberitahukan, aliran sesat akan membawa bencana, pembantaian terhadap orang-orang yang tidak bersalah, membuat kita semua tidak bisa tidur tenang, makan tidak enak, setiap saat hidup dalam ketakutan." Ia menghampiri pemuda di samping Li Zu Yang, menepuk bahunya dengan kipas. "Ditambah lagi, orang-orang aliran sesat kabarnya berilmu tinggi, kita orang dunia persilatan jika ingin mencari nama malah dikalahkan oleh mereka dengan memalukan, benar tidak Huan-xiong?"

Pemuda di samping Li Zu Yang itu rupanya adalah putra satu-satunya ketua Yongjun Hui Hei Bao Jiangjun Huan Jiao Zheng Huan, bernama Huan Chao Yu. Kata-kata Lin Ji Xuan barusan menyinggung ayahnya yang pernah dikalahkan oleh salah seorang ketua balai Yumen yang kemudian membuatnya mempengaruhi Yuan Wan Cui dan Lin Tong Tian untuk melakukan penyerangan ke markas Yumen tiga belas tahun yang lalu.

Tetapi Huan Chao Yu agaknya tidak terlalu terpengaruh dengan kata-kata Lin Ji Xuan, kawannya Li Zu Yang juga masih menahan diri. Mereka tetap berdiri diam saja di tempat, tidak bertindak sesuatu.

"Tiga belas tahun yang lalu," Lin Ji Xuan kembali berkata, tapi baru sebentar ia berlagak menghitung dengan jari-jarinya. "Tidak benar, lima belas tahun yang lalu," katanya kemudian, "Huan Jiao Zheng, Huan Menzhu ada menemui ayahku untuk pertama kalinya, katanya hendak meminjam Wuyuan Dian kami untuk menyerang markas Yumen Jiao. Saat itu aku masih kanak-kanak, tidak terlalu mengerti. Akan tetapi kemudian baru aku mulai memahami, Huan Menzhu memberitahu ayahku bahwa Yumen Jiao merupakan ancaman bagi negara, mengajaknya untuk menyingkirkan ancaman ini."

"Kata-kata Lin Gongzi tidak salah," Li Zu Yang berkata tenang, "memang waktu itu Yumen Jiao adalah ancaman, dan kami Yongjun Hui khawatir jika ancaman ini terus dibiarkan, maka akan menjadi bencana di kemudian hari."

"Ayahku Lin Tong Tian adalah pemimpin Wuyuan Dian, balai penegak keadilan yang bekerja langsung di bawah kendali kekaisaran, mempunyai tugas menjaga keamanan negara dari setiap ancaman," Lin Ji Xuan kembali berkata. "Aliran mana yang akan membawa bencana, atau kelompok mana yang justru diperlukan untuk mendukung tugas kami, semua tertulis dengan jelas."

"Lin Gongzi sebenarnya hendak mengatakan apa?" Zhou San Gong menanya, "harap tidak berpanjang lebar."

"Aku disini bukan untuk membuat kalian semua bosan dengan urusan di masa lalu," Lin Ji Xuan berkata sambil tersenyum. "Waktu itu ayahku menolak permintaan Huan Menzhu, di tahun berikutnya yang kutahu juga menolak lagi. Karena Wuyuan Dian kami tahu, Yumen Jiao adalah pertahanan terbesar dunia persilatan terhadap aliran sesat yang sebenarnya. Nama Liu Song Qiao, kurasa kalian semua ada yang masih ingat."

Orang-orang yang ada disitu saling berbisik, agaknya nama ini juga ada yang mengenal. Beberapa orang menganggukkan kepala, menyadari perkataan Lin Ji Xuan benar adanya. Liu Song Qiao mempunyai aliran sendiri, pengikut yang tidak sedikit, dan pernah menjadi ancaman besar pada masa sekitar dua tiga puluh tahunan yang lalu.

"Liu Song Qiao sudah tidak ada," Li Zu Yang tiba-tiba berkata, "yang kutahu malah ketua Yumen waktu itu, Wu You Wei, yang bisa dikatakan sudah menjadi Liu Song Qiao kedua, menculik anak-anak yang dianggap berbakat dari orang tua mereka, melatih berbagai macam ilmu sesat, mengorbankan jiwa manusia. Jika dibiarkan maka sama saja akan menjadi bencana besar."

"Mengambil anak-anak berbakat tidak bisa dikatakan menculik, karena memang Yumen selalu membutuhkan orang-orang yang punya kemampuan," sahut Lin Ji Xuan lagi. "Mengorbankan jiwa manusia dan melatih ilmu sesat sepertinya tidak sungguh ada, hanya omong kosong kalian Yongjun Hui saja untuk mempengaruhi orang."

"Lin Gongzi adalah putra Lin Daren, salah satu dari tiga pemimpin aliansi yang sudah menghancurkan markas Yumen tiga belas tahun yang lalu," Li Zu Yang sedikit tidak sabar. "Akan tetapi kata-kata Anda barusan terdengar seperti membela Yumen Jiao, hendak memberitahukan pada kami disini bahwa para pewaris seharusnya dibiarkan membangkitkan kembali Yumen Jiao, diberi kesempatan menghapus reputasi buruk di masa lalu."

"Benar, memang seperti itu," kata Lin Ji Xuan. "Ayahku sudah melakukan kesalahan dengan ikut menyerbu ke markas Yumen saat mendengar ketua Yumen sudah tewas terbunuh, aku putranya tidak akan berpikiran sempit mendengarkan provokasi orang yang menyatakan bahwa Yumen Jiao tidak boleh bangkit kembali dan para pewaris Yumen mesti dimusnahkan." Ia dengan sengaja melihat ke arah Yuan Wan Cui saat mengucap kata-kata terakhir.

"Lin Gongzi, aku menghargai ayahmu karena sudah melakukan hal yang benar tiga belas tahun yang lalu," Yuan Wan Cui berkata keras, jelas tersinggung. "Kau seorang yang masih muda, punya pemikiran berbeda juga tidak bisa menyalahkan. Urusan para pewaris Yumen memang aku yang sudah mengumpulkan para pendekar disini untuk membicarakan, juga menentukan bagaimana menindak mereka. Lin Gongzi tidak ada kaitan dengan semuanya, silakan menyingkir saja."

"Siapa bilang aku tidak ada kaitan dengan semua ini?" Lin Ji Xuan berkata dengan seenaknya, mengawasi Yuan Wan Cui dan menunggu reaksi selanjutnya. "Ah, aku lupa memberitahu kalian semua, aku Lin Ji Xuan adalah pewaris Xie Zhang Shifu, juga adalah salah seorang pewaris Yumen."

Kata-katanya mengagetkan orang-orang yang ada disitu selain Jin Shui bertiga. Tidak seorang pun yang akan menduga bahwa putra Ban Ye Xia Ke Lin Tong Tian akan menyebut diri sebagai salah seorang pewaris Yumen, sebagian mengira Lin Ji Xuan hanya mengarang saja, beberapa orang bereaksi dan mencabut senjata.

"Lin Gongzi, tadi saat kau tiba disini, kau dengan sengaja memamerkan beifeng qi milik Keluarga Lin kalian, jelas kau adalah putra Lin Daren, mengapa tiba-tiba mengaku sebagai salah seorang pewaris Yumen?" Huan Chao Yu menanya.

"Memangnya tidak boleh?" Lin Ji Xuan memainkan kipas di tangannya. "Jika Huan Shaomenzhu merasa penasaran, boleh mengadu satu dua jurus denganku."

"Baiklah," Huan Chao Yu menyahut dengan malas-malasan, kemudian maju dan mengadu beberapa jurus dengan Lin Ji Xuan. Lin Ji Xuan sudah menyebut diri sebagai pewaris Xie Zhang, maka ia tidak lagi mengandalkan beifeng qi, melainkan memainkan jurus-jurus yang diajarkan oleh gurunya. Semua yang ada disitu bisa melihat jelas, ia menggunakan ilmu andalan Yumen Jiao, wuqing xue.

Huan Chao Yu menghadapinya dengan asal-asalan, tidak sedikit pun berniat membawa reputasi ayahnya, tidak menunjukkan suatu gerakan yang berarti yang menunjukkan bahwa Yongjun Hui adalah sebuah aliran besar. Beberapa kali ia malah membiarkan diri sendiri terkena sambaran kipas di tangan Lin Ji Xuan, satu kali berlagak terpeleset. Kawannya Li Zu Yang memperhatikan dengan kesal, namun juga tidak bertindak apa-apa.

"Shaomenzhu, maaf," Lin Ji Xuan tiba-tiba berkata, kemudian menghantam dada Huan Chao Yu cukup keras, membuatnya terlempar cukup jauh. Huan Chao Yu masih bisa bangkit berdiri, ia tidak marah dan sebentar kemudian melangkah pergi dengan begitu saja.

"Shaoye," Li Zu Yang lekas mengikutinya, juga meninggalkan tempat itu. Para pengikut mereka juga dengan sendirinya tidak ingin tetap tinggal disitu dan mendengarkan orang-orang menyebut Yongjun Hui kini hanya berisi orang-orang yang tidak becus.

Bersamaan dengan kepergian dua orang itu, beberapa orang lain datang dari belakang rombongan Lembah Arak, langsung maju ke depan dan menghentikan langkah di pinggir arena. Dua orang yang paling depan adalah dua lelaki berusia hampir empat puluh tahunan, tubuh mereka tinggi besar dan pakaian yang mereka kenakan serupa pakaian perang. Wajah mereka nampak tenang, mata mereka mengawasi dengan sambil lalu saja.

Di belakang kedua orang itu nampak dua pelayan yang membawa sebuah kursi, meletakkannya di pinggir arena dan bahkan membersihkannya sebelum pergi meninggalkannya. Semua yang ada di tempat itu segera melupakan kepergian dua orang Yongjun Hui, ingin tahu tokoh mana lagi yang datang.

"Eh," Lin Ji Xuan dengan sengaja berlagak kebingungan, "aku belum memamerkan tenaga dalam pemberian Xie Zhang Shifu, kenapa kalian pergi begitu saja?"

Satu orang lelaki setengah umur datang beberapa saat kemudian, berpenampilan seperti seorang pedagang, mengenakan jubah panjang berwarna keperakan, nampak gagah dan berwibawa, air mukanya bersih dan tenang. Ia duduk di kursi yang baru diletakkan itu, kedua orang berpakaian perang berdiri di kanan kirinya untuk menjaganya. Mereka tidak lantas memperkenalkan diri, dan orang-orang saling berbisik.

"Huang Erge, siapa orang itu?" Xu Qiao menanya pada Huang Yu.

"Orang yang kita tunggu," sahut Huang Yu, tersenyum tanpa memberi jawaban jelas.

"Saudara sekalian, ini adalah yang mulia Xianjing Wang, aku yang mengundang beliau untuk datang kemari menentukan nasib para pewaris Yumen," Yuan Wan Cui memperkenalkan orang yang baru datang itu. "Dunia persilatan biasanya tidak ada urusan dengan pejabat negara atau anggota kekaisaran, akan tetapi masalah para pewaris Yumen berkaitan dengan keamanan negara dan sekaligus keselamatan seluruh rakyat, terpaksa tidak bisa tidak melapor. Xianjing Wang memegang kekuasaan militer, posisi beliau disini adalah sebagai pemilik Wuyuan Dian, bagian dari tiga aliansi yang menjaga dunia persilatan dari kekejaman Yumen."

Beberapa orang ada yang hendak memberi hormat pada tamu yang baru datang itu, seorang pangeran tua. Kedua pengawal di samping kanan kiri si pangeran memberi isyarat agar tidak perlu banyak adat.

"Wangye disini bertindak sebagai saksi saja," salah seorang berkata. "Aku Wang Chun, pengawal beliau, akan membantu Yuan Zhangmen jika hari ini harus diselesaikan dengan pertarungan."

"Aku Sima Yi Sheng, juga akan membantu Yuan Zhangmen," kawannya menyambung. "Yuan Zhangmen silakan."

"Ayahnya Liu Xin Meimei," Xu Qiao berbisik pada Jin Shui, "kenapa Huang Erge bilang dia adalah orang yang ditunggu?"

"Kau lihat saja," kata Jin Shui.

Di saat itu beberapa anak murid Haitang Jian Pai sudah mendapat isyarat dari guru mereka, pergi ke belakang dan sepertinya hendak mengeluarkan hasil tangkapan mereka semalam. Jin Shui dan Huang Yu diam saja, tidak bertindak sesuatu, Lin Ji Xuan berjalan mondar mandir sambil terus tersenyum.

Pada saat yang sama beberapa orang lain juga hadir dalam pertemuan itu, namun hanya berdiri saja di bagian belakang, tidak bertindak sesuatu. Diantara mereka ada seorang pemuda bertangan satu, juga seorang wanita yang menggendong seorang bayi.

"Yuan Zhangmen, kabar dalam dunia persilatan menyebutkan bahwa diantara para pewaris Yumen ini, sebagian adalah putra putri keluarga ternama," seorang lelaki brewok diantara yang hadir menanya, "apakah kabar ini benar adanya? Apakah Anda sudah mendapatkan identitas mereka?"

"Kalian sudah mendengar sendiri, salah satu dari mereka malah adalah putra Lin Tong Tian, Lin Daren," Yuan Wan Cui berkata. "Satu yang lain adalah Hua Jin Shui sendiri, dan juga Huang Gongzi, putra Huang Zongbiaotou dari Hailang Biaoju. Satu lagi adalah putri mendiang Zhu Zi Xing dari Fuxing Dao Jian. Seorang lain adalah putra seorang bekas tabib istana. Aku belum mendapatkan yang seorang lagi, mungkin perlu bantuan saudara yang ada disini."

Yuan Wan Cui sudah mempunyai lima orang di tangannya, tiga lainnya seharusnya adalah Jin Shui, Huang Yu dan Lin Ji Xuan yang berada di hadapannya. Akan tetapi ketua Haitang Jian Pai itu tidak menyebut mengenai Liu Xin, malah mengatakan masih ada seorang lain. Entah dia tidak mengakui Liu Xin sebagai salah seorang pewaris dikarenakan tuan putri cilik itu tidak memiliki tenaga pelindung Yumen, atau karena ada Xianjing Wang disini.

Pada saat berikutnya Yun Li dan Yun Xue nampak melangkah dari belakang rombongan orang-orang Haitang Jian Pai, masing-masing menarik satu orang yang terikat tangan dan kakinya, langsung dibawa ke tengah arena dan dipaksa berlutut disana. Kedua orang itu satu lelaki dan satu lagi perempuan, adalah dua orang yang ditangkap oleh Lin Ji Xuan dan Yue Long Dai untuk dijadikan umpan. Kepala mereka ditutup dengan kain hitam, agaknya jalan darah bisu mereka juga ditotok supaya tidak bisa bersuara.

"Saudara sekalian, mereka ini adalah dua diantara delapan pewaris Yumen, bukan putra putri keluarga ternama mana pun sehingga tidak akan membawa pengaruh bagi kalian yang ada disini," Yuan Wan Cui kembali berkata, menghampiri kedua tawanan di tengah arena itu. "Hari ini di hadapan kalian semua, aku akan menjatuhkan hukuman mati pada mereka sebagai peringatan pada para pewaris Yumen yang lain."

"Yuan Wan Cui," Jin Shui maju dan kembali menghunus pedang di hadapannya. "Aku Hua Jin Shui selamanya bertindak terang-terangan, meskipun dikatakan sebagai kepala iblis juga tidak pernah melakukan sesuatu yang melanggar prinsip kebenaran. Tetapi kau Yuan Zhangmen, sebagai ketua sebuah aliran yang selalu menyebut diri sendiri lurus bersih, ternyata sudah menggunakan cara licik demi menghadapi kawan-kawanku."

"Menghadapi kalian orang-orang aliran siluman, cara licik apa?" Yuan Wan Cui langsung menyahut tanpa berpikir. Ia sudah menunggu sejak tadi, berharap Jin Shui akan turun tangan begitu melihat kawan-kawannya yang tertangkap, dengan demikian ia akan mempunyai alasan untuk menindak tanpa khawatir dikatai sudah menindas yang muda.

"Kau menyandera seorang wanita yang tidak berdosa, menahan putrinya sejak baru lahir, menggunakan mereka untuk menekan salah satu dari kami, memaksanya mengkhianati saudara, menggunakan racun untuk menjebak," kata Jin Shui, "semua ini adalah kelakuan Yuan Zhangmen yang agung, sedikitpun tidak memperlihatkan jiwa ksatria, tidak berani dengan terang-terangan menghadapi kami para pewaris Yumen."

"Yuan Zhangmen memang bukan segala macam ksatria, dia hanya seorang wanita," Zhou San Gong yang menyahut, sengaja memanasi. "Jika tidak menggunakan sedikit cara licik, cara bagaimana menangkap semua pewaris Yumen?"

"Yuan Zhangmen, hendak menghukum mati orang juga mesti menunjukkan lebih dahulu pada kami seperti apa rupanya," Lin Ji Xuan berkata. "Aku sepertinya mengenal dua orang ini, tetapi sepertinya juga tidak. Entah apakah mereka benar pewaris Yumen, atau hanya sekedar dua pengganti yang tidak tahu apa-apa."

"Bawa Zhu Bai Que kemari," Yuan Wan Cui memberi perintah.

Murid kedua Yun Xi melangkah keluar dari rombongan pengikut Haitang Jian Pai, menyeret Zhu Bai Que ke tengah arena. Keadaan Zhu Bai Que tidak baik, seluruh tubuhnya seperti habis terkena pukulan, wajahnya pucat dan bengkak. Sebagian pakaiannya robek, agaknya dia sudah sempat disiksa.

"Putrinya Zhu Zi Xing ini sejak kecil diserahkan pada Haitang Jian Pai kami, agar belajar baik-baik menjadi manusia yang berbudi," Yun Xi berkata pada yang hadir. "Akan tetapi dia malah diam-diam berguru pada salah satu pelindung Yumen, sudah menjadi pengkhianat aliran. Keadaan dia sekarang, adalah karena dia sudah menerima setengah hukuman sesuai aturan Haitang Jian Pai kami."

"Menyiksa orang adalah setengah hukuman," Huang Yu langsung berkata, nada suaranya tanpa emosi, mengetahui Yuan Wan Cui sengaja menunjukkan keadaan Zhu Bai Que yang sedemikian hanya demi memanasi Jin Shui, "Haitang Jian Pai tidak lebih baik daripada kami orang aliran iblis."

"Menindak kalian dari aliran iblis memang perlu bertindak kejam," Yuan Wan Cui berkata. "Setengah hukuman yang tersisa akan dilakukan disini."

"Yuan Zhangmen, kulihat nona ini masih muda, mungkin saat berguru pada pelindung Yumen juga usianya masih kanak-kanak. Kuyakin, asalkan dia mendapat pendidikan baik-baik, dia masih ada kesempatan memperbaiki diri," seorang pemuda yang ada diantara yang hadir berkata. Pemuda itu berpakaian seperti seorang sastrawan, wajahnya tampan dan gerak geriknya pun halus, suaranya mengandung semacam pengaruh yang menggetarkan.

"Ibuku menyerahkan aku pada Haitang Jian Pai saat masih kanak-kanak, berharap aku akan menjadi salah satu murid Yuan Zhangmen," Zhu Bai Que berkata, tidak memedulikan siapa pun yang ada disitu. "Akan tetapi kalian hanya menganggapku sebagai seorang budak, sedikit pun tidak pernah menganggap aku sebagai manusia. Hanya Hu Ling Shifu yang menyayangi aku. Sayang sekali Hu Ling Shifu pergi terlalu cepat, aku jatuh lagi ke tangan kalian, dipaksa mengkhianati saudara, tetapi kemudian juga tetap diperlakukan sebagai orang hukuman. Sungguh tidak tahu, aliran lurus semacam apa ini."

"Yuan Wan Cui, kutahu kau sangat membenciku karena tiga tahun yang lalu aku sudah membunuh sembilan tetua aliran kalian," Jin Shui berkata. "Hua Jin Shui berbuat apa akan bertanggung jawab. Sembilan nyawa itu kau cukup tagih padaku seorang, tidak perlu melibatkan pewaris Yumen yang lain."

"Nyawamu seorang tidak akan cukup," sahut Yuan Wan Cui, "lagipula kau adalah putra iblis kejam Wu You Wei, sejak awal memang sudah seharusnya mati. Hari ini jika kau membunuh diri disini, aku bisa mengampuni teman-temanmu. Jika tidak, maka aku akan sungguh menghabisi Yumen sampai ke akarnya."

"Yuan Zhangmen, kau bicara lebih banyak dariku, sungguh membosankan," Lin Ji Xuan berkata tidak sabaran. Ia segera mengulurkan tangan, menarik kain hitam yang menutupi wajah kedua orang tawanan Yuan Wan Cui, kemudian melemparkannya. "Eh, mereka bukan pewaris Yumen sungguhan," ia berkata dengan keras.

Orang-orang yang ada disitu diam, melihat wajah dua tawanan yang berlutut di tengah arena. Zhou San Gong dan para pengikutnya adalah yang paling dulu mengenali satu dari dua orang ini, yang perempuan. Sebagian pengikut pucat pasi, Zhou San Gong sendiri nampak melotot kaget.

Dari bagian belakang nampak seorang gadis kecil berlari ke tengah arena, langsung menghampiri Lin Ji Xuan dan memukuli lengannya.

"Lin Ji Xuan, mengapa kau menangkap jiejie-ku?" gadis kecil itu dengan sendirinya adalah Zhou Yan Zi, nona cilik beracun yang sejak dari Bai Tu Shanzhuang kerap bersama Lin Ji Xuan. Semalam mereka berpisah ketika Lin Ji Xuan pergi menangkap orang, dan pagi ini Zhou Yan Zi juga hanya menyaksikan semuanya di barisan belakang bersama Qin Liang Jie dan yang lain.

"Jiejie?" Lin Ji Xuan menanya, membiarkan saja dirinya dipukuli. "Mana kutahu dia adalah jiejie-mu? Jiuwei Bian Zhou Xiang Nu terkenal dengan cambuk sembilan ruas, kaulihat mana dia membawa cambuk sembilan ruas?"

Zhou Yan Zi menginjak kakinya dengan kesal, kemudian meninggalkannya.

"Yan Zi," Zhou San Gong lekas memanggil. "Lekas bawa jiejie-mu kemari."

Zhou Yan Zi kembali ke tengah arena dengan wajah dilipat, akan tetapi ia tidak lantas menghampiri Zhou Xiang Nu untuk melepaskannya. Agaknya karena kakak perempuan itu kerap menindasnya saat ia masih kanak-kanak, ia hendak membiarkannya menjadi tawanan lebih lama.

Xu Qiao mendekati tawanan yang seorang lagi, yang pria, mengenali sebagai seorang yang tidak asing.

"Dashixiong," ia memanggil.

"Qiao-er," Jin Shui lekas menarik tangannya sebelum ia mendekati tawanan itu dan membebaskannya, karena akan memberi kesempatan pada Bao Xin Fei atau Yuan Wan Cui untuk menangkapnya.

Bao Xin Fei juga dengan cepat menyadari bahwa si tawanan pria adalah murid pertama Xu Cheng Hai, Yang Lei. Ia langsung melepaskan totokan bisu tawanan itu, menanyainya, "Yang Lei, bagaimana kau bisa berada disini?"

"Entahlah," Yang Lei menyahut dengan panik, "semalam aku bersama Zhou Guniang ini, tiba-tiba ada yang melumpuhkan kami, ketika sadar aku sudah dibawa kemari, dan kalian mengatakan bahwa aku adalah pewaris segala macam Yumen."

"Dashijie, siapa dia?" Yun Xi menanya pada Bao Xin Fei.

"Dia adalah murid pertama Cheng Hai, Yang Lei," sahut Bao Xin Fei. Ia sudah melepaskan ikatan Yang Lei dan menariknya berdiri. Yang Lei lekas menghampiri Zhou Xiang Nu dan melepaskan totokannya, membuka ikatannya. Bukannya mengucap terima kasih, nona galak itu malah menamparnya satu kali dengan keras, kemudian berlari pergi. Yang Lei tidak memedulikan apa pun, langsung mengikutinya.

Xu Qiao hendak memanggil. Bao Xin Fei tidak lagi mengakui dirinya sebagai putri majikan Huofeng Lou, sebenarnya Yang Lei akan bisa memastikan identitasnya. Akan tetapi ia lantas mundur ke sisi Huang Yu, menyadari tindakan itu tidak akan ada gunanya, membiarkan saja Yang Lei pergi mengikuti Zhou Xiang Nu.

Pada saat itu dari bagian belakang rombongan Haitang Jian Pai terdengar suara keributan. Yun Xi baru akan menghajar Zhu Bai Que karena sudah memberikan dua orang yang tidak berguna, Huang Yu sudah menyentikkan sebuah biji catur ke arah Zhu Bai Que, melepas totokannya. Si pewaris Hu Ling itu merebut serulingnya yang berada di tangan Yun Xi, kemudian menghantamnya satu kali menggunakan tenaga dalam pemberian gurunya. Yun Xi seketika terlempar, hampir menghantam beberapa saudaranya yang berdiri tidak jauh, mengira diri sendiri sudah tewas.

"Zhu Jiejie, aku pernah bersusah payah menyelamatkan dia saat terkena racun," Zhou Yan Zi memprotes, "jika kau membunuh dia begitu saja, kerjaku saat itu sungguh sia-sia."

"Aku tidak membunuh dia, hanya memunahkan ilmunya," sahut Zhu Bai Que, orangnya sudah berdiri di samping Jin Shui.

Bersamaan, sebuah bayangan melayang melewati kepala anggota Haitang Jian Pai, langsung menghampiri Jin Shui. Li Qian. Ia sudah berhasil membebaskan diri sendiri, sama sekali tidak terluka atau mendapat siksaan anak murid Yuan Wan Cui. Ia bahkan membawa seorang wanita muda dan seorang anak kecil bersamanya, keduanya nampak kurus dan pucat tetapi utuh dan cukup sehat.

Dari barisan di belakang orang-orang Lembah Arak nampak satu orang pemuda bertangan satu berlari ke tengah arena, langsung menghampiri perempuan yang dibawa oleh Li Qian itu dan anak kecil yang bersamanya. Li Jue dan Nan Xing Lie yang sudah terpisah selama tiga tahun. Ruo-er yang baru berusia dua tahunan adalah putri mereka. Anak kecil ini sangat cantik, matanya memandang ke arah ayahnya yang hanya bertangan satu dengan pandangan aneh, kemudian ia bersembunyi di pelukan ibunya.

"Ruo-er, panggil dia ayah," ibunya memerintah, anak kecil itu masih ketakutan. Ibunya ini seumur hidup baru beberapa kali dilihatnya, sampai sekarang masih merupakan sosok asing baginya, terlebih lagi ayahnya.

"Masih ada banyak waktu, pelan-pelan saja," Li Jue berkata. "Kita berikan kesempatan pada para pewaris Yumen untuk menyelesaikan semuanya disini, baru nanti mencari tempat yang tenang untuk membicarakan semuanya."

Nan Xing Lie mengangguk, kemudian membawa putrinya mengikuti Li Jue kembali ke barisan belakang.

"Aku adalah Li Qian, pewaris Du Cao," Li Qian memperkenalkan diri pada mereka yang hadir disitu. "Mereka memisahkan aku, Liu Xin Meimei dan Zhu Guniang," ia berkata pada Jin Shui, "aku hanya berhasil membawa pergi Nan Guniang dan putrinya, tidak tahu Liu Xin Meimei dibawa kemana."

"Tidak apa," sahut Jin Shui, "kita akan mengambilnya nanti."

"Aku adalah Qin Liang Jie, pewaris Meng Gui," Qin Liang Jie melangkah keluar dari antara mereka yang hadir, ikut bergabung dengan kawan-kawannya.

"Enam sudah hadir disini, kurang dua yang lain," sastrawan tampan yang tadi meminta Yuan Wan Cui mengampuni Zhu Bai Que kembali berkata, "Pewaris Yumen, bukankah ada delapan orang sesuai jumlah pelindung aliran?"

"Aku datang terlambat," suara seseorang memberikan jawaban pertanyaannya. Sedetik kemudian dua sosok bayangan putih sudah melayang turun dari atas tebing, gaya mereka sangat indah. Dengan gerakan indah pula mereka mendarat di tengah arena, di sisi Qin Liang Jie. "Liao Xian, pewaris Bai Gu." Liao Xian tentu saja datang bersama adik sepupu yang juga adalah calon istrinya, Yin Xiu Chen.

"Yuan Zhangmen, tujuh dari kami sudah berada disini, hanya tinggal satu orang, sampai saat ini kalau tidak salah masih berada di tanganmu," Huang Yu berkata pada Yuan Wan Cui. "Kau hendak melepas orang, atau perlu kami yang mengambilnya sendiri?"

"Para pewaris Yumen," Yuan Wan Cui berkata dengan nada tertahan, mengawasi satu demi satu wajah tujuh orang yang berdiri berjajar di hadapannya, memastikan ia seumur hidup tidak akan melupakan satu pun dari mereka. "Akhirnya kalian semua menampakkan diri."

"Yuan Zhangmen, kau tahu hari ini kami para pewaris Yumen akan berkumpul disini, maka kau mengundang sejumlah tokoh dunia persilatan untuk ikut menyambut," Zhu Bai Que berkata, "terhadap mereka kau mengatakan akan menghalangi kembalinya Yumen Jiao, akan tetapi aku tahu semua ini sebenarnya hanya karena urusan pribadimu, karena Jin Shui sudah membunuh sembilan tetua perguruanmu tiga tahun yang lalu. Karena kalian orang-orang Haitang Jian Pai yang tidak becus sehingga tiga belas tahun yang lalu banyak yang tewas di tangan pendahulu kami."

"Aku membunuh orangmu karena kalian sudah menyerang lebih dahulu, membunuh guruku Mo Ying, mengurungku selama berbulan-bulan dan memberikan racun," Jin Shui menyambung, "benar, urusan ini memang adalah urusan pribadi, tidak ada kaitannya dengan kedamaian dunia persilatan dan sebagainya."

Tujuh dari delapan pewaris sama-sama sudah menyiapkan senjata mereka, seketika itu terlibat pertarungan dengan Yuan Wan Cui dan para pengikutnya, termasuk Bao Xin Fei. Xu Qiao, Yin Xiu Chen dan Zhou Yan Zi bertiga mundur ke belakang, bergabung dengan kawan-kawan mereka lainnya yang berada disana.

Dua kakek penguasa Lembah Arak maju ke depan, hendak membantu orang-orang Haitang Jian Pai, akan tetapi si sastrawan tampan menghalangi mereka. "Erwei sudah mendengar sendiri, mereka sedang menyelesaikan urusan pribadi," pemuda itu berkata. "Kita semua sebaiknya tidak ikut campur."

Beberapa tokoh lain dari berbagai aliran dan para pesilat yang merasa masih ada ganjalan dengan Yumen juga hendak maju ke tengah arena, akan tetapi dua pengawalnya Pangeran Yi, Wang Chun dan Sima Yi Sheng sudah menjaga agar tidak ada yang ikut campur, memukul mundur siapa pun yang hendak nekad menerjang maju. Suasana agak kacau seketika, namun kedua pengawal itu, juga si sastrawan tampan bisa mengendalikan semuanya.

"Qiao-er Jiejie, siapa orang itu?" Zhou Yan Zi menanya pada Xu Qiao, menunjuk ke arah si sastrawan.

"Entahlah," sahut Xu Qiao, "sejak tadi dia memperhatikan Zhu Guniang, mungkin adalah seorang kawan lama."

Di arena pertarungan sana, nampak para murid utama Yuan Wan Cui sudah membentuk semacam formasi. Pedang tergenggam di tangan masing-masing, mereka mengepung dengan ketat, berusaha menjauhkan Qin Liang Jie dan Zhu Bai Que dari yang lain terlebih dulu, kemudian juga memaksa Li Qian dan Liao Xian terpencar, terakhir membuat Lin Ji Xuan terdorong mundur hingga tidak jauh dari tempat Xianjing Wang berada.

Formasi yang dibuat oleh para murid Yuan Wan Cui bertujuan mencerai beraikan kekuatan lawan mereka, siasat ini lumayan berhasil. Qin Liang Jie dan Zhu Bai Que terperangkap di dua tempat yang berbeda. Qin Liang Jie adalah yang paling lemah diantara semuanya, selain karena tenaga dalam milik Meng Gui yang dimilikinya hanya merupakan hasil latihan belasan tahun, bukan puluhan tahun seperti yang lain, juga karena ia sendiri sudah lama tidak melatih. Zhu Bai Que terluka, juga belum mampu mengendalikan emosinya akibat disiksa semalaman. Keduanya nampak mulai kewalahan.

Jin Shui seorang diri menghadapi Yuan Wan Cui, Huang Yu menghadapi Bao Xin Fei. Dalam keadaan biasa, sebenarnya kemampuan Jin Shui dan Yuan Wan Cui berimbang, kekuatan Bao Xin Fei dengan Huang Yu pun sulit ditentukan tinggi rendah. Tiga tahun yang lalu Jin Shui dengan mudah bisa membunuh sembilan tetua Haitang Jian Pai karena ia membiarkan diri sendiri dikuasai amarah, menyebabkan tenaga dalamnya meledak dan ia tidak segan menunjukkan kekejaman.

Sekali ini Jin Shui tahu tidak bisa begitu saja menggunakan tenaga dalam pemberian Mo Ying dan membantai orang, karena ada begitu banyak orang yang ingin menyaksikan seperti apa para pewaris Yumen yang sebenarnya. Ia menggunakan pedang xuanlong untuk menghadapi pedang kembar Yuan Wan Cui, pedang kembar itulah yang diincarnya. Asalkan bisa menaklukkan senjata itu, maka mungkin bisa menyudahi perselisihan hari ini tanpa menambah kebencian orang padanya.

"Shifu, aku akan membantumu," Bao Xin Fei tiba-tiba meninggalkan lawannya. Ia belum lama kehilangan sebelah lengan, meski seharusnya kemampuannya seimbang dengan Huang Yu akan tetapi cacad itu membuatnya sedikitnya kalah setingkat. Ia tidak ada dendam terhadap Huang Yu, kebenciannya adalah terhadap Jin Shui, agaknya hari itu bertekad mati bersama musuh.

Huang Yu tentu mengetahui siasat ini, ia tidak membiarkan dan dengan nekad memburu ke arah Bao Xin Fei, menghalangi setiap kali nyonya itu hendak menggunakan kesempatan saat Jin Shui beradu pedang dengan Yuan Wan Cui untuk menyerang dari belakang.

Siapa pun kini bisa melihat bahwa guru dan murid Haitang Jian Pai tidak segan menggunakan cara licik menghadapi pewaris utama Yumen, sedangkan Jin Shui dan Huang Yu malah saling melindungi dan bekerja sama dengan adil.

Zhu Bai Que melampiaskan kekesalannya pada Yun Li dan Yun Xue dengan merebut senjata mereka dan mematahkannya, hendak menghantam hancur kepala keduanya dengan seruling di tangan. Qin Liang Jie tidak mampu menghalangi pewaris Hu Ling, akan tetapi di saat itu Li Qian sudah menyambar Yun Li dan Yun Xue berdua, menyingkirkan mereka ke samping.

"Tidak boleh membunuh sembarangan," ia berkata pada Zhu Bai Que.

"Membunuh sembarangan tidak boleh, bermain sedikit semestinya tidak jadi soal," Lin Ji Xuan seakan menyambut kata-katanya, ia dengan sengaja merebut sepatu dua cucu murid Haitang Jian Pai yang sedang menghindari serangan kipas lipatnya, kemudian melemparkannya ke tempat yang jauh. Dua orang lain menyerang belakangan, dan si tuan muda bandel itu dengan santai merebut tusuk konde mereka, membuat rambut mereka terurai lepas.

"Lin Ji Xuan," Liao Xian berlagak menegur, akan tetapi ia pun lantas menggunakan tenaga dalam pemberian Bai Gu untuk mengunci sejumlah lawannya, memberi kesempatan bagi Lin Ji Xuan untuk merebut pedang masing-masing, kemudian melemparkannya ke arah Zhou San Gong dan orang-orang Wansui Gu.

Keadaan kacau balau. Setengah pengikut Yuan Wan Cui sudah kehilangan senjatanya, sebagian dirampas oleh Lin Ji Xuan, sisanya ada yang dipatahkan oleh Li Qian, ada juga yang dijatuhkan oleh Liao Xian. Akan tetapi boleh dikatakan tidak satu pun para wanita itu yang sebenarnya tersentuh oleh tangan para pewaris Yumen.

Jin Shui sekali lagi menghindari serangan Bao Xin Fei yang hampir saja mematahkan tulang rusuknya, kesempatan itu digunakan olehnya dengan sengaja memutarkan pedangnya di satu lengan Bao Xin Fei yang tersisa, merobek lengan baju itu, kemudian dengan gagang pedang dihantamnya si nyonya, memaksanya mundur. Huang Yu sudah dibuat tidak sabar, ia dengan cepat menyentilkan biji catur miliknya, menotok si nyonya hingga tidak bisa lagi bergerak.

Yuan Wan Cui agaknya juga sudah kelelahan, mulai putus asa ketika menyaksikan murid-muridnya satu demi satu kehilangan senjata. Serangannya semakin kacau, keringatnya nampak mengalir, sesuatu yang tidak pernah diperlihatkan olehnya selama ini. Ia tahu para pewaris tidak berniat membunuh, tidak akan memberinya kematian yang terhormat. Ketika melihat Bao Xin Fei dilumpuhkan, dengan sendirinya ia lantas menarik senjata, tidak ingin sampai mendapat malu yang lebih besar.

"Yuan Zhangmen, kau sudah kalah," Jin Shui berkata begitu saja.

"Para pewaris Yumen memiliki tenaga dalam pemberian para pelindung, kekuatannya jauh lebih tinggi daripada yang bisa dibayangkan," Yuan Wan Cui berkata, tidak sudi mengaku sudah kalah oleh kaum muda, tetapi masih mau mengaku kalah oleh pelindung Yumen. "Hua Jin Shui, mengingat kau belum melakukan sesuatu yang mengancam kedamaian dunia persilatan, aku bisa menganggap pertarungan hari ini adalah penyelesaian hutang pribadi. Lain hari, jika kudengar kau mengulangi kekejaman Yumen di masa lalu, maka aku akan mengadu jiwa denganmu, tidak akan berhenti sampai satu diantara kita ada yang mati."

"Yuan Zhangmen asalkan bersedia mengembalikan Liu Xin Meimei pada kami, Hua Jin Shui akan sangat berterima kasih," Jin Shui berkata. "Liu Xin Meimei adalah putri Xianjing Wang yang mulia, sekaligus juga adalah pewaris Shui Yao Shishu. Memandang ayahnya yang berada disini, harap Yuan Zhangmen tidak mempersulitnya."

Mereka yang hadir reaksinya beragam, rata-rata terkejut mendengar salah seorang pewaris adalah seorang junzhu, Xianjing Wang mengelus dagu dengan air muka datar tanpa emosi, tidak seorang pun bisa menduga isi pikiran pangeran tua ini. Liu Xin adalah putrinya, sejauh mana yang ia ketahui mengenai hal ini tidak ada yang tahu.

"Liu Xin Junzhu punya niat belajar agama, dan aku sudah mengundang beberapa orang biksuni untuk mengajarkan padanya," Yuan Wan Cui menyahut tanpa memandang ke arah Xianjing Wang. "Jika sudah selesai dengan sendirinya akan kami antarkan pulang ke rumahnya. Hua Jin Shui, kuyakin kau tidak akan berebut dengan ayahandanya."

Xianjing Wang maju menemui Yuan Wan Cui dan Jin Shui di tengah arena, kedua pengawalnya mengikut dengan setia sambil menjaganya. Pangeran tua tersenyum sekilas pada Jin Shui dan yang lain, menunjukkan kekaguman pada mereka.

"Yuan Zhangmen, Anda mengundang biksuni untuk Liu Xin belajar agama tentu saja suatu hal yang baik, benwang tidak akan menghalangi," ia berkata dengan tenang. "Begini saja, dua hari lagi benwang akan meninggalkan tempat ini kembali ke ibukota, saat itu sebaiknya Liu Xin ikut serta, supaya nantinya tidak perlu merepotkan kalian mesti mengantarkannya jauh-jauh ke wangfu kami."

Yuan Wan Cui tidak menyahut, membalik badan dan menyimpan senjatanya, pergi begitu saja. Xu Qiao menghampiri Bao Xin Fei dan memberikan sehelai mantel padanya untuk menutup lengan bajunya yang dirobek oleh pedang Jin Shui. Bao Xin Fei memandang ke arahnya dengan pedih, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Yun He mengambil alih dari Xu Qiao, memapahnya pergi.

Zhou San Gong dan orang-orang Wansui Gu melihat mereka pergi, dengan cepat juga mengundurkan diri dan meninggalkan tempat itu tanpa banyak bicara. Jiu Ya Erlao beserta pengikutnya dan beberapa anggota aliran kecil juga diam-diam menyelinap pergi, hanya tersisa sedikit orang yang juga tidak akan berani bertindak pada para pewaris Yumen yang sedemikian lihai.

Xianjing Wang tidak tersinggung dengan sikap Yuan Wan Cui yang angkuh, lantas berpaling pada Jin Shui dan yang lain. "Kewei Shaoyingxiong, benwang seorang yang sangat menyukai bakat muda, juga suka berteman dengan siapa saja, terlebih kalian semua punya hubungan yang baik dengan xiaonu, benwang sangat menghargai," ia berkata pula. "Benwang tinggal di Yunshan Kezhan. Jika tidak keberatan, silakan Anda semua berkunjung kesana untuk minum bersama."

Bahkan Xianjing Wang menampakkan dukungan terhadap para pewaris Yumen, orang-orang lain yang hadir disitu tidak berani berkata apa-apa, hanya saling pandang dan saling berbisik di belakang.

"Terima kasih Wangye, Hua Jin Shui pasti akan datang memenuhi undangan Anda."

Mereka sepakat, sama artinya masalah Liu Xin juga tidak perlu lagi dicemaskan. Jin Shui lantas memberi hormat pada Xianjing Wang, kemudian membalik badan dan melangkah meninggalkan tempat itu diikuti Xu Qiao, kemudian juga Huang Yu dan yang lainnya.

Ada sedikit perselisihan antara Jin Shui dan Han Bu Dian karena Xu Qiao, tetapi tidak akan jadi permusuhan.

Xie Tian Hu dan Xun Tian Yi berusaha agar identitas mereka tidak sampai tersebar, akan tetapi malah membuat mereka melakukan lebih banyak kesalahan.

Para pewaris memperkenalkan identitas asli mereka pada tokoh-tokoh dunia persilatan, sekaligus meyakinkan bahwa mereka bukan sekelompok anak muda yang akan membawa bencana (cara Lin Ji Xuan memperkenalkan diri sungguh sesuai dengan karakternya)

Di episode ini juga dihadirkan sosok ayah Liu Xin - Pangeran Yi / Xianjing Wang, penguasa militer negara pada masa itu dan punya tanggung jawab menjaga keamanan negara dari ancaman aliran2 dalam dunia persilatan termasuk Yumen. Seorang pangeran tua yang sulit ditebak, bisa menjadi sekutu tetapi juga bisa menjadi musuh.

Xiaodiandiancreators' thoughts