webnovel

Episode 10 : Yumen Pan Tu (Pengkhianat Yumen)

Huang Yu kehilangan jejak kedua orang bercaping misterius, ia kembali ke Bai Tu Shanzhuang dan bersama Li Qian membantu Jin Shui mengatasi luka dalamnya.

Jin Shui terluka luar dan dalam, jika saja ia tidak memiliki tenaga dalam pemberian Mo Ying, maka sejak tadi sudah kehilangan nyawa. Luka luar karena goresan-goresan pedang Yuan Wan Cui dan golok si tinggi besar sudah dijahit dan diberi obat oleh Li Taiyi, tidak akan berbahaya. Hanya luka dalamnya yang agaknya akan mengganggu cukup lama.

Lin Ji Xuan mengusir Xu Qiao keluar dari kamar, dan sepanjang malam itu Xu Qiao duduk di tangga koridor ditemani Zhou Yan Zi, menunggu. Saat menjelang pagi, Liu Xin datang mendekati mereka. Tuan putri kecil itu bersama Han Bu Dian dan Yue Long Dai sudah menguburkan jenasah Yuan Xia.

"Bagaimana keadaan Hua Gege?" Liu Xin menanya.

"Sudah diberi obat," sahut Zhou Yan Zi. "Mereka sedang menggunakan tenaga dalam untuk mengobati luka pukulan."

"Xu Guniang," Li Qian keluar dari dalam kamar, "Jin Shui mencarimu."

Xu Qiao langsung berdiri, hampir saja tersandung anak tangga karena ia sudah duduk semalaman dengan pikiran yang sangat kacau. Ia segera masuk ke dalam kamar, mendapati Jin Shui duduk di atas pembaringan, luka di dadanya sudah dibalut, luka yang lain juga sudah dirawat, keadaannya lemah akan tetapi nyawanya sudah lolos dari maut.

"Jin Shui Gege," Xu Qiao langsung duduk di sampingnya dan menggenggam tangannya. "Apakah sakit?"

"Tidak apa," sahut Jin Shui. "Qiao-er, gadis kecil itu… bukan aku yang membunuh dia."

"Aku tahu," Xu Qiao berkata. "Kau sedang bertarung dengan erniang, Yuan Zhangmen dan orang itu, tidak mungkin tanpa alasan menyerang seorang gadis kecil yang tidak mengenal bela diri."

"Liu Xin Meimei," Huang Yu menegur Liu Xin, "dua orang bercaping itu, apakah mereka yang datang ke Yi Wangfu dan melukaimu, membuatmu terpaksa pergi meminta perlindungan ketua Jianyin Bang?"

"Benar," sahut Liu Xin. "Majikan Wansui Gu dan pelayannya itu, tidak disangka mereka mengikuti aku sampai kemari."

"Mereka bukan majikan Wansui Gu dan pelayannya," Zhou Yan Zi berkata. "Orang tua kurus kecil bercaping itu memang mirip sekali dengan Duan Meng, tetapi dia bukan Duan Meng. Kawannya juga bukan gonggong."

"Duan Meng?" tanya Jin Shui. "Duan Meng adalah orang Wansui Gu, pelayan Lao Du Xie Zeng Bai Feng? Kalau begitu Lao Feng adalah Zeng Bai Feng?"

Jin Shui dan Xu Qiao masih ingat pertemuan mereka dengan si kakek Lao Feng dan pelayannya Duan Meng di atas gunung tiga tahun yang lalu. Kemarin mereka sudah menyadari bahwa Lao Feng dan Duan Meng itu adalah majikan utama dan pelayan Wansui Gu saat Zhou Yan Zi mengucapkan kata-kata yang serupa dengan yang pernah mereka katakan mengenai Yumen, hari ini akhirnya bisa memastikan.

"Benar," sahut Zhou Yan Zi. "Gonggong suka menyebut diri sendiri sebagai Lao Feng, dan Duan Meng adalah pelayan setianya, seumur hidup selalau mengikuti gonggong."

"Liu Xin, dua orang yang mengikuti dan melukaimu itu bukan orang Wansui Gu," Huang Yu berkata pada Liu Xin. "Mereka adalah dua orang yang sudah membunuh orang tuaku, juga membantai seisi Huofeng Lou. Aku sangat ingin mengetahui siapa mereka sebenarnya, apakah kau bisa memberitahukan sekarang?"

"Mereka bukan orang Wansui Gu?" Liu Xin menanya. "Yu Gege, kalau begitu aku juga tidak tahu siapa mereka. Liu Xin sungguh tidak tahu. Ketika di ibukota mereka sendiri yang menyebut sebagai orang Wansui Gu. Kemarin ketika menculik aku, si kurus itu juga mengatakan akan membawaku ke Wansui Gu."

"Mereka menggunakan nama Wansui Gu hanya untuk menakuti orang saja," Lin Ji Xuan berkomentar. "Liu Xin Meimei sepertinya juga tidak mengetahui identitas asli mereka."

"Xu Guniang, semalam kau juga ada melihat kedua orang itu," Huang Yu tahu Liu Xin tidak mendustainya, ia beralih pada Xu Qiao. "Apakah kau mengenal mereka?"

"Aku hanya melihat Jin Shui Gege seorang, tidak sempat memperhatikan yang lain," Xu Qiao menjawab dengan jujur.

"Kedua orang itu langsung pergi ketika melihat Qiao-er," Jin Shui berkata. "Mereka juga ingin membunuh aku karena aku pernah menyebut mereka sebagai orang Jianyin Bang. Mereka begitu khawatir akan dikenali, bisa jadi adalah orang dekat."

"Lain kali bertemu dengan mereka, aku akan memperhatikan," Xu Qiao berkata.

"Hua Jin Shui dua kali bertemu mereka, dua kali terluka parah," Han Bu Dian yang menyahut. "Kau masih ingin dia terluka seperti ini sekali lagi?"

"Han Shaobangzhu, kau sudah tahu identitasku," Jin Shui berkata padanya, "apakah kau ingin menangkap aku Yumen Mo Wang asli ini dan diserahkan pada siapa pun yang memberi perintah pada Jianyin Bang kalian untuk menangkap buronan?"

"Hari itu di Wuzhang, seharusnya kau bisa membunuh aku dan orang-orangku, tetapi kau tidak melukai satu pun diantara kami," Han Bu Dian berkata. "Berdasarkan ini aku bersedia memberi kesempatan pada para pewaris Yumen untuk menunjukkan lebih dahulu tujuan mereka. Masih belum terlambat untuk melawan kalian di kemudian hari jika memang akan mengulangi kekejaman Yumen di masa lalu."

"Kalian disini semuanya adalah para pewaris Yumen?" Yue Long Dai menanya. "Liu Xin Junzhu, apakah kau juga salah satu dari mereka?"

"Yue Dage tidak perlu tahu," sahut Liu Xin.

Saat Liu Xin tiba di markas Jianyin Bang beberapa waktu yang lalu, Yue Long Dai baru saja ditangkap oleh kakak segurunya Zhong Shao Yan dan dikurung di gudang belakang. Liu Xin yang kemudian meminta melepaskannya, dan mengetahui yang meminta melepaskan adalah seorang tuan putri kecil yang manis membuat Yue Long Dai seketika lenyap 'penyakit gila'nya dan tidak lagi mencari masalah dengan Zhong Shao Yan, bahkan kemudian mengikuti Han Bu Dian mengejar pembunuh dengan harapan bisa menemukan Liu Xin yang hari itu tiba-tiba menghilang tanpa pamit dari markas Jianyin Bang.

"Xu Guniang," Huang Yu kembali menegur Xu Qiao, suaranya terdengar tajam. "Kau ada berjanji apa pada Xu Furen?"

"Siapa pun bisa melihat, orang-orang Haitang Jian Pai pergi begitu saja, bahkan Yuan Wan Cui juga tiba-tiba melepaskan Jin Shui hanya karena kau bicara sepatah kata," Lin Ji Xuan juga memandang curiga pada Xu Qiao. "Apa kau sudah berjanji padanya akan memberitahukan identitas kami semua?"

Para pewaris Yumen adalah orang-orang yang cerdas. Semalam mereka sudah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Xu Qiao pada Bao Xin Fei dan juga Yuan Wan Cui, dengan mudah mereka mengaitkan pada kejadian sebelumnya saat Xu Qiao pergi bersama orang-orang Haitang Jian Pai, kemudian kembali dengan air muka dan sikap yang tidak biasa. Yuan Wan Cui sangat membenci Yumen dan ingin melenyapkan para pewaris, hanya saja tidak akan mudah menemukan semuanya begitu saja, tentu saja mereka bisa menebak bahwa perempuan tua itu berniat menggunakan siasat menggunakan wanita cantik.

"Qiao-er sudah memberitahukan semuanya padaku," Jin Shui berkata. "Aku percaya dia tidak akan mengkhianati kita, kalian semua tidak perlu khawatir."

"Jin Shui Gege pernah menyelamatkan nyawaku," Xu Qiao menyambung, "aku meski hanya seorang perempuan, akan tetapi juga selalu menjunjung tinggi sikap ksatria, tidak mungkin turun tangan pada tuan penolongku."

"Qiao-er Jiejie jika sungguh berpihak pada kami dan tidak berniat membantu orang luar, bagaimana jika menjadi istri Hua Gege saja?" Liu Xin berkata. "Dengan demikian, maka aku baru bisa percaya bahwa kau adalah orang sendiri dan tidak akan mengkhianati kami semua."

Semuanya memandang ke arah Liu Xin, tidak menyangka tuan putri kecil itu akan mengatakan dengan sedemikian tegas. Liu Xin tidak memiliki tenaga dalam pemberian pelindung Yumen, sebenarnya ia pun belum terhitung sebagai pewaris sesungguhnya. Seluruh dunia persilatan ingin membasmi para pewaris, sebenarnya tidak ada yang akan mengusiknya, akan tetapi ia ternyata juga sudah memiliki rasa persaudaraan yang tidak kurang dibandingkan yang lainnya.

Kata-kata Liu Xin dipengaruhi oleh kematian Yuan Xia di tangan Yuan Wan Cui. Yuan Xia meski hanya seorang kasim dan pelayan baginya, akan tetapi sudah mengikuti seumur hidup, kesetiaan padanya sangat mendalam. Yuan Xia tewas demi menghalangi Yuan Wan Cui membunuh Jin Shui, maka Liu Xin tidak ingin pengorbanannya sia-sia.

Xu Qiao bangkit berdiri dan hendak keluar dari dalam ruangan, kata-kata Liu Xin sungguh membuatnya merasa sangat tidak enak. Akan tetapi ia belum lagi menjauh ketika Jin Shui menangkap tangannya dan menahannya untuk tetap berada disitu.

"Qiao-er," Jin Shui memanggil dengan halus, "Aku sependapat dengan Liu Xin. Kau adalah seorang anak gadis, mengikuti aku ketua iblis ini sudah menyusahkanmu sekian lama, dan aku ingin memberimu status yang resmi, mengumumkan pada seluruh dunia bahwa kau adalah perempuan milikku dan tidak seorang pun yang bisa menggunakan dirimu untuk menghadapi kami para pewaris Yumen."

Ia bangkit berdiri dan menatap Xu Qiao dengan penuh perasaan. Semua yang ada disitu terdiam, menunggu reaksi Xu Qiao, menunggu jawabannya. Xu Qiao hanya menunduk dalam, tidak berani memandang balik pada Jin Shui, dalam ingatannya masih jelas kata-kata Yuan Wan Cui bahwa Jin Shui adalah putra mendiang ketua Yumen. Dirinya sebagai putri majikan Huofeng Lou, bagaimana bisa menjadi istri putra mendiang ketua Yumen?

"Xu Guniang, hari ini jika kau tidak bersedia, maka kami khawatir hanya bisa memberimu dua pilihan," Huang Yu berkata, sebelah tangannya meraih pedang xuanlong yang tergeletak di samping pembaringan. "Kau boleh kembali pada Bao Xin Fei dan selamanya berdiam di Huofeng Lou, atau menyelesaikan semuanya disini."

Kata-katanya mengagetkan Xu Qiao. Ia tentu saja tidak ingin begitu saja kembali ke Huofeng Lou, juga tidak berharap mengakhiri hidupnya hari ini. Terlebih ia tidak ingin meninggalkan Jin Shui, tidak ingin terjadi perubahan diantara mereka.

"Jin Shui Gege, apakah kau tidak ingin aku berada bersamamu lagi?" ia menanya pada Jin Shui dengan suara bergetar, berusaha membalas tatapannya dengan ragu.

"Aku ingin kau selamanya bersamaku," Jin Shui berkata. "Supaya aku bisa melindungimu, menjagamu dan menyayangimu tanpa ada yang menghalangi."

"Hua Jin Shui," Han Bu Dian maju dengan senjata sudah terhunus, mengarah langsung pada Jin Shui sebelum Jin Shui berkata lebih banyak. "Kau memaksa anak gadis seperti ini, sungguh sudah menunjukkan kelakuan orang aliran iblis yang sebenarnya."

"Aku tidak memaksa dia," sahut Jin Shui tajam, "Yuan Wan Cui nyonya busuk itu yang sudah membuatnya susah, bahkan Bao Xin Fei juga ikut menekannya. Qiao-er hanya seorang anak gadis, perintah seperti ini terlalu berat untuknya. Aku hanya memberinya kesempatan melepaskan diri, sepenuhnya bergabung dengan Yumen kami agar tidak perlu mengerjakan perintah Yuan Wan Cui untuk membunuhku atau mengkhianati kawan-kawanku."

"Jika kau membunuh dia hari ini, maka aku akan mengadu jiwa denganmu," Han Bu Dian kembali berkata, ditujukan pada Huang Yu, tetapi pedang di tangannya tetap terarah pada Jin Shui.

"Aku tidak akan membiarkan siapa pun membunuh dia," sahut Jin Shui. "Tetapi jika Han Shaobangzhu ingin mengadu jiwa denganku, Hua Jin Shui akan melayani setiap saat."

"Tidak ada yang boleh membunuh siapa pun di Bai Tu Shanzhuang," Li Qian menengahi. "Jin Shui, Xu Guniang mungkin perlu memikirkan permintaan ini lebih dahulu. Kau sedang terluka, dia juga dalam keadaan tidak tenang. Bagaimana jika semuanya beristirahat lebih dahulu, kemudian baru membicarakan semuanya baik-baik."

Kata-katanya cukup bisa menenangkan Han Bu Dian dan membuatnya menyimpan kembali senjatanya. Meski begitu ia masih memandang tajam ke arah Jin Shui, juga berusaha mendapat kesempatan menarik Xu Qiao menjauh darinya. Huang Yu juga meletakkan kembali pedang xuanlong, tidak ingin membuat pertumpahan darah.

"Jin Shui Gege, aku akan bersamamu selamanya sampai kau tidak menginginkan aku lagi," Xu Qiao berkata pelahan. "Hanya saja aku belum bisa menikah denganmu untuk saat ini. Jika kau ingin aku bergabung sepenuhnya dengan kalian, maka aku harus menemukan lebih dahulu pembunuh keluargaku, membalaskan dendam mereka, membayar budi erniang sudah membesarkan aku selama tiga tahun ini. Dengan demikian aku baru bisa melepaskan diri dari Huofeng Lou, juga meninggalkan status sebagai putri Xu Cheng Hai, dengan terang-terangan menjadi bagian dari Yumen."

Kata-kata Xu Qiao diucapkan dengan pelan, namun cukup jelas terdengar oleh semua yang ada disitu. Sebuah alasan yang sebenarnya bisa diterima oleh semuanya, bahkan Huang Yu juga tidak mengira Xu Qiao akan mengungkapkan sedemikian.

"Kalian disini jika tidak percaya padaku, maka boleh menggunakan kemampuan kalian, memusnahkan semua ilmu aliran Haitang yang ada pada diriku hari ini," Xu Qiao kembali berkata. "Xu Qiao tidak akan menyalahkan."

"Baik sekali, Qiao-er," Jin Shui menyambut kata-katanya sambil tersenyum. "Kau tahu aku tidak bisa masuk ke duniamu, maka aku akan dengan senang hati menerimamu masuk ke duniaku. Hanya untuk memusnahkan ilmu ini, rasanya tidak perlu. San liu bao lian shu milikmu bisa dikatakan hanya kulit luar saja, meski kau menyebut diri sebagai anak murid Haitang Jian Pai juga tidak akan ada yang percaya."

"Xu Guniang, apakah kau sungguh akan menjadi istri pewaris utama Yumen?" Yue Long Dai menanya, mewakili Han Bu Dian yang menunjukkan rasa tidak puas.

"Menjadi istrinya atau tidak, kelak saja baru dibicarakan, tetapi aku sudah memutuskan seumur hidup hanya bersama Jin Shui Gege seorang dan tidak akan menikah dengan siapa pun kecuali Jin Shui Gege," Xu Qiao menyahut tanpa mengalihkan pandangan dari Jin Shui. "Jin Shui Gege, kau tidak perlu khawatir Yuan Zhangmen itu akan menyusahkan aku. Aku adalah putri majikan Huofeng Lou, ketua Haitang Jian Pai itu bukan siapa-siapa bagiku, dia tidak akan bisa membuatku mengerjakan sesuatu yang tidak ingin kulakukan."

"Xu Guniang, dia akan menyebar kabar untuk merusak nama Huofeng Lou kalian," Lin Ji Xuan berkata. "Dunia persilatan akan menyebut ayahmu tidak mampu mendidik anak menyerahkan diri pada seorang kepala iblis Yumen. Menurutmu, apakah ini tidak cukup menyusahkanmu?"

"Aku dan Huang Erge mempunyai musuh bersama," sahut Xu Qiao, "aku masih bisa mengatakan bahwa aku bersama dengan para pewaris Yumen adalah demi bekerja sama menemukan musuh keluargaku. Pada saatnya jika kita semua disini sungguh berhasil menangkap kedua orang itu dan membongkar alasan mereka, setidaknya bisa menjelaskan pada erniang siapa musuh keluarga kami. Mungkin pada saat itu, seluruh dunia juga tidak perlu lagi memusuhi kalian para pewaris Yumen."

Lin Ji Xuan terdiam sesaat. "Xu Guniang rupanya ada niat memanfaatkan kami para pewaris untuk membalaskan dendam keluarga," ucapnya kemudian. "Tetapi tidak masalah, jawaban yang bagus. Kalau begitu, aku Lin Ji Xuan mengaku kagum padamu. Hanya saja, karena kau sudah menyatakan akan bersama jiaozhu kami selamanya, bagaimana jika kau...."

"Lin Gongzi harap jangan bicara sembarangan," Han Bu Dian memotong kata-katanya. "Hua Jin Shui jika berani menyentuh Xu Guniang, maka aku Han Bu Dian yang akan menghalanginya paling dulu."

"Dia adalah perempuan milikku, aku ingin melakukan apa, tidak perlu Han Shaobangzhu ikut campur," Jin Shui memotong kata-kata Han Bu Dian. "Kami orang Yumen tidak seperti kalian yang terlalu banyak adat. Mulai hari ini Qiao-er akan bersamaku, siapa yang ingin menghalangi boleh saja mengantarkan jiwanya padaku."

"Hua Jin Shui, bicara apa kau ini?" Han Bu Dian hampir saja mencabut senjata lagi, Yue Long Dai yang lekas menahannya.

"Dia hanya mengatakan seperti itu untuk melindungi Xu Guniang, agar tidak ada yang diam-diam menyingkirkan duri dalam daging," si paman guru berkata. "Liu Xin Junzhu, benar tidak?"

Liu Xin tidak menyahut, kemudian mendahului keluar dari dalam kamar. Yue Long Dai meninggalkan Han Bu Dian, mengikutinya, berusaha meredakan kekesalan si tuan putri kecil dengan menghiburnya. Zhou Yan Zi juga menarik Lin Ji Xuan pergi. Yang lain satu demi satu kemudian juga keluar, meninggalkan Jin Shui beristirahat memulihkan luka ditemani Xu Qiao seorang.

Mereka masih tinggal di Bai Tu Shanzhang selama beberapa hari berikutnya agar Jin Shui bisa memulihkan luka lebih cepat.

Yuan Wan Cui sudah membawa pergi anak muridnya kembali ke Haitang Jian Pai, bahkan mengajak Bao Xin Fei bersama mereka. Agaknya sungguh hendak memberi kesempatan pada delapan pewaris untuk berkumpul terlebih dahulu agar identitas mereka semua bisa diketahui. Tentu saja, Yuan Wan Cui sudah meminta beberapa anak muridnya untuk tetap mengawasi siapa pun yang keluar masuk Bai Tu Shanzhuang.

Bao Xin Fei sendiri dengan sengaja meninggalkan Huang Lian dan membiarkannya berkumpul dengan Huang Yu kakaknya. Bisa jadi saat nanti Xu Qiao sungguh tidak bersedia mengkhianati Jin Shui, Huang Lian ini akan menjadi sebuah senjata yang berharga. Hanya karena Huang Lian ini adalah adik kandung Huang Yu, Bao Xin Fei tidak memberitahukan terlalu banyak padanya, semua menunggu saat yang tepat.

Kedua orang bercaping sudah menghilang sama sekali, tidak terlihat tanda-tanda keduanya. Buronan Jianyin Bang, si Yumen Mo Wang palsu juga sudah lenyap. Huang Yu belum ingin menyebut mengenai Yumen Mo Wang palsu ini pada Huang Lian adiknya, ingin menangkap terlebih dahulu.

Hari itu Han Bu Dian berpamitan pada Li Qian, kemudian bersama Yue Long Dai meninggalkan Bai Tu Shanzhuang dan menyatakan akan kembali ke markas Jianyin Bang di Wuzhang. Jin Shui dan yang lain tentu saja mengetahui bahwa keduanya hanya akan pergi menangkap buronan, jika sudah menemukan akan segera kembali lagi.

Sebelum Han Bu Dian kembali, Jin Shui dan Huang Yu sudah berpamitan pada Li Qian dan ayahnya, menyatakan mereka akan pergi menemui pewaris berikutnya yaitu Liao Xian, pewaris Bai Gu, di sebuah tempat bernama Mangren Gong (Istana Orang Buta), membawa Xu Qiao, dan Liu Xin bersama mereka serta kedua pelayan Xiao Hu dan Xiao Mi.

Di hari berikutnya, Li Jue bersama Lin Ji Xuan yang masih menahan Zhou Yan Zi bersamanya berangkat ke markas utama Haitang Jian Pai demi menemukan jejak pewaris Hu Ling, Zhu Bai Que, yang terakhir kali diketahui berada disana. Juga, untuk menemukan kekasih Li Jue, Nan Xing Lie.

Li Qian sendiri tetap berada di Bai Tu Shanzhuang menemani Qin Liang Jie yang belum bisa meninggalkan istrinya yang baru saja melahirkan. Adik Huang Yu, Huang Lian, dititipkan sementara pada majikan muda Bai Tu Shanzhuang itu.

Para pewaris sudah sepakat akan berkumpul di pinggiran Distrik Yiling, Hubei, di sebuah tempat bernama Yongshi Bei (Tugu Pejuang), tiga bulan kemudian.

Dikarenakan orang-orang Jianyin Bang dan Haitang Jian Pai sudah mengetahui identitas Jin Shui sebagai pewaris utama Yumen dan ada begitu banyak yang menginginkan kematiannya, maka Jin Shui dan yang lain tidak leluasa melewati jalan besar atau melalui kota yang ramai. Mereka menggunakan kereta kuda, dan Huang Yu meminta Xiao Hu dan Xiao Mi mendahului untuk mempersiapkan tempat istirahat dan lain sebagainya.

Meninggalkan wilayan Danau Dongting, Huang Yu membawa Jin Shui dan yang lain menuju arah barat, dan beberapa hari kemudian tiba di Anning Hegu (Lembah Kedamaian) dan berkumpul dengan Xiao Hu dan Xiao Mi disana. Di lembah itu terdapat sebuah kompleks bangunan rumah batu yang tersembunyi, dan Huang Yu menyebutnya sebagai tempat kediaman salah seorang kawan lama ayahnya, seorang pedagang tua bernama Wang Ruan Ya.

Huang Yu meminta Xu Qiao dan Liu Xin berdua menunggu di kereta kuda mereka, kemudian mengajak Jin Shui, Xiao Hu dan Xiao Mi mendahului ke tempat kediaman Wang Ruan Ya.

"Jin Shui Gege, kenapa kami mesti menunggu disini?" Xu Qiao menanya, tidak ingin ditinggal tanpa alasan jelas.

"Wang Dabo kabarnya mempunyai seorang anak lelaki yang sedikit hidung belang, jika melihat satu diantara kalian berdua maka akan membuat repot," Huang Yu berkata, entah jujur atau sedang mengarang cerita. "Kami hendak kesana lebih dahulu melihat apakah anak lelaki hidung belang itu ada disana atau tidak. Dia kerap pergi, dan kuharap dia sungguh sedang tidak ada di rumah."

"Qiao-er, tunggu disini," Jin Shui memberi perintah halus pada Xu Qiao. "Liu Xin Meimei, kau jaga jangan sampai dia meninggalkan tempat ini sampai kami kembali."

"Aku tahu," sahut Liu Xin.

Jin Shui memutar badan, menjejakkan kaki dan menyusul Huang Yu, melayang diantara pepohonan menuju tempat kediaman yang tersembunyi itu. Tidak berapa lama mereka sudah tiba disana, mendapati sebuah tembok rumah gedung yang menjulang tinggi, dibangun di bawah sebuah tebing yang curam. Sebuah tempat tinggal yang sangat tertutup, agaknya penghuninya bukan seorang pedagang biasa.

"Xiao Hu, Xiao Mi, kalian tahu yang harus dilakukan," Huang Yu tiba-tiba berkata, "satu orang pun tidak boleh dibiarkan hidup."

Kata-katanya mengagetkan Jin Shui, tidak tahu mereka mendahului kemari adalah demi membunuh orang. Ia langsung menghadang di hadapan kawannya.

"Yu, kau ingin membantai penghuni lembah?" tanyanya pada Huang Yu.

"Wang Ruan Ya bukan kawan ayahku, melainkan seorang pengkhianat," sahut Huang Yu. "Tiga belas tahun yang lalu dia yang membocorkan identitas seluruh pengikut Yumen, membuat mereka diburu dan dihabisi beserta seluruh keluarganya. Orang ini juga sudah membawa banyak harta dan benda pusaka milik aliran kita, disimpan di dalam gedung sana. Chai Lang Shifu pernah memberi pesan padaku untuk mengambil balik semuanya, dan selama beberapa tahun ini aku sudah menghabiskan banyak usaha untuk menemukan tempat kediaman tersembunyi di Anning Hegu ini."

Ia mendahului Xiao Hu dan Xiao Mi turun dari punggung kuda, menghampiri gerbang di tengah tembok tinggi itu, mengetuknya beberapa kali. Seorang pelayan tua membuka lubang kecil di pinggir gerbang dan melihat keluar, menanya dengan penuh kewaspadaan. Rupanya rumah ini selain tersembunyi, penghuninya juga begitu waspada terhadap orang asing. Sungguh menyerupai kediaman seorang pengkhianat.

"Katakan pada majikanmu, putra Huang Wei Qun, Huang Zongbiaotou dari Hailang Biaoju datang berkunjung," Huang Yu berkata dengan tenang. "Kami juga kemari untuk mengantarkan sesuatu."

"Tunggu sebentar," pelayan itu menyahut sambil menutup lubang kecil, membiarkan tamu-tamunya tetap diluar.

Huang Yu menunggu dengan sabar, meminta Jin Shui membungkus pedang xuanlong yang tergantung di punggungnya agar tidak sampai dilihat sebelum waktunya.

"Pengkhianat kau boleh membunuhnya," Jin Shui berkata, "pelayan dan orang-orang yang tidak tahu apa-apa, kau lepaskan saja."

"Supaya mereka tahu siapa yang sudah membunuh majikan mereka dan bisa memberitahukan keluar lembah bahwa para pewaris Yumen sudah datang dan mulai menagih hutang lama," Huang Yu menyahut datar. "Jika kutahu kau mempunyai pemikiran seperti ini, aku tidak perlu meminta Xu Guniang menunggu di kereta kuda, akan lebih baik jika dia ikut menyaksikan."

Mereka dibiarkan menunggu cukup lama sebelum pintu gerbang itu akhirnya dibuka, dan mereka berempat dipersilakan masuk ke dalam dan langsung diantar menuju sebuah taman air yang nampak suram. Saat itu hari sudah mulai gelap dan tidak satu orang pun yang menyalakan lentera, hanya di tengah sebuah gasebo di taman air itu terdapat sebuah lilin yang sudah menyala.

Sepanjang jalan di sekitar taman air dijaga oleh belasan lelaki berbadan kekar, dari rupa dan penampilan mereka agaknya adalah tukang pukul bayaran dan kaum penjahat yang dijadikan penjaga. Selain si pelayan kecil yang membukakan pintu dan mengantarkan mereka ke taman, tidak terlihat pesuruh lain.

Di gasebo taman air sudah duduk seorang lelaki paruh baya berbaju sutra hitam yang nampak mewah, tubuhnya tinggi kurus dan wajahnya pucat seperti orang menderita penyakit aneh. Di samping kanan dan kiri lelaki paruh baya itu berdiri dua orang perempuan berpakaian sutra tipis, agaknya adalah gundik si lelaki.

Pelayan mengantarkan Huang Yu berempat sampai ke depan gasebo saja, meminta mereka untuk tidak melangkah lebih jauh. Si lelaki tua tidak bangkit berdiri, hanya menoleh sebentar melihat kedatangan mereka, kemudian meminum arak yang dituangkan oleh salah satu gundiknya. Sebilah golok bergerigi tergeletak di atas meja, dan lelaki tua itu sudah meletakkan sebelah tangan di gagangnya.

"Putra Huang Wei Qun," lelaki paruh baya itu berkata dengan suaranya yang kasar. "Kau membawa apa untukku?"

"Wang Laobo, setiap tahun aku datang menemuimu pada hari ulang tahunmu, setiap kali membawakan benda berharga yang bisa menyenangkan hatimu," Huang Yu berkata sambil tersenyum, membawakan gaya yang sangat menarik dan bersikap akrab, sedikit pun tidak menyerupai seorang yang datang untuk membunuh. "Terakhir kali kita bertemu, kau sudah bersedia mengundangku minum bersama, bahkan memperkenalkan aku pada keponakan kecilmu, Jing Lan. Mengapa tahun ini aku datang, kau menahanku disini lagi?"

Lelaki paruh baya itu adalah majikan Anning Hegu, Wang Ruan Ya, menggelari diri sendiri sebagai Kan Mo Dao (Golok Penebas Setan). Sebagai pengkhianat Yumen, ia menikmati keuntungan yang tidak kecil selama tiga belas tahun terakhir, akan tetapi agaknya juga tidak pernah merasakan tidur nyenyak, setiap saat berwaspada dan khawatir akan ada yang datang menagih jiwanya. Kabar munculnya para pewaris Yumen tiga tahun terakhir membuatnya semakin tidak tenang, membuatnya takut salah seorang dari mereka mengetahui pengkhianatan yang dilakukan olehnya dan datang membunuhnya.

"Suasana hatiku sedang tidak baik, bersedia mengundangmu masuk adalah karena memandang mendiang ayahmu, juga karena setiap tahun kau selalu datang menemui aku dan aku cukup percaya padamu berdasarkan dua hal ini," Wang Ruan Ya berkata. "Setiap kali datang kau membawa pengawal yang berbeda, sekali ini penjahat mana lagi yang tunduk padamu?"

"Xiao Hu dan Xiao Mi ada beberapa kali mengikuti aku, masa Wang Laobo tidak ingat dengan mereka?" Huang Yu menanya. "Saudara ini adalah buronan Jianyin Bang, tetapi hari ini aku tidak akan meninggalkannya disini untuk menjadi pengawal Wang Laobo yang baru." Ia menunjuk Jin Shui. "Ilmunya cukup baik, tentu saja aku mesti menggunakan untuk melindungi diriku sendiri."

"Hari ini kau membawakan apa untukku?" Wang Ruan Ya kembali menanya, melirik ke arah Jin Shui dengan berwaspada, sekaligus berlagak tidak peduli.

"Kalau boleh tahu, mengapa suasana hati Wang Laobo sedang tidak baik?" tanya Huang Yu pula. "Apakah karena Anning Hegu sudah kehabisan arak bagus? Atau apakah karena sudah lama tidak ada wanita yang datang kemari?"

"Jing Lan sudah beberapa hari menghilang," Wang Ruan Ya berkata. "Aku sudah menyuruh orang mencarinya, akan tetapi sampai hari ini belum berhasil menemukan."

"Oh," Huang Yu berkata singkat, masih tersenyum seperti biasa.

Huang Yu memberi isyarat pada Xiao Hu dan Xiao Mi, dan kedua pelayan itu kemudian masing-masing memberikan sebuah peti kayu pada pengawal yang berdiri di samping gasebo. Si lelaki paruh baya meminta kedua pengawal untuk membuka peti kayu tanpa mendekatinya. Satu peti kayu ternyata berisi sehelai saputangan bersulam bunga anggrek biru, Huang Yu dengan santai mengeluarkan saputangan itu dan menunjukkannya pada Wang Ruan Ya.

Saputangan itu ternyata masih basah oleh darah, dan di dalam saputangan terdapat sebuah gelang manik-manik kecil, Huang Yu juga menunjukkannya pada Wang Ruan Ya. Orang tua itu nampak kaget bukan main, seketika menggenggam goloknya dan mundur dua langkah dengan ketakutan.

"Apa maksudnya ini?" ia menanya pada Huang Yu. "Saputangan dan gelang itu milik Jing Lan, bagaimana bisa ada padamu?"

Huang Yu tidak menyahut. Ia mengambil benda yang ada pada kotak yang satu lagi, sebuah gulungan lukisan, ia juga menunjukkan pada Wang Ruan Ya tanpa membukanya. Senyuman masih menghiasi wajahnya, seakan ia menikmati setiap reaksi Wang Ruan Ya.

"Lukisan ini aku mendapatkannya dari guruku," Huang Yu kembali berkata. "Ketika memberikannya, beliau mengatakan bahwa orang dalam lukisan itu sangat tidak mudah didekati, harus menemuinya beberapa kali, memberikan benda-benda berharga untuknya, dan dengan sabar mendengarkannya, pelan-pelan hingga ia percaya padamu. Saat itu, kau hanya punya satu kesempatan untuk membunuhnya."

Belum lagi kata-katanya berakhir, sebutir biji catur sudah melayang ke arah Wang Ruan Ya, seketika menotok jalan darah kakunya hingga tidak bisa lagi bergerak, dua lainnya menyusul dan melumpuhkan dua pengawal di depan gasebo. Sungguh lihai kemampuan senjata rahasia pewaris Chai Lang, bahkan Jin Shui pun tidak akan bisa melakukan dengan sedemikian cepat, tepat, dan tanpa diduga oleh lawan.

Kedua gundiknya bergerak cepat dan hendak membebaskan tuan mereka, akan tetapi sentilan biji catur tadi juga adalah isyarat Huang Yu untuk Xiao Hu dan Xiao Mi. Kedua pelayan itu sudah menyambar ke arah kedua gundik, di tangan masing-masing sudah tergenggam sebatang pisau dan langsung menggorok putus leher dua perempuan itu.

Bersamaan kedua pengawal yang berdiri di depan gasebo juga roboh dan kotak di tangan mereka jatuh ke tanah. Kedua pisau di tangan Xiao Hu dan Xiao Mi sama-sama berpindah cepat dan menempel di leher Wang Ruan Ya.

Gerakan keduanya pelayan Xiao Hu dan Xiao Mi itu sangat cepat, karena mereka sudah dilatih hanya untuk satu kesempatan ini, tidak boleh gagal. Huang Yu sungguh sudah merencanakan semuanya dengan rinci.

"Tangkap mereka!" Wang Ruan Ya masih bisa berteriak. "Siapa yang berhasil akan mendapat hadiah besar."

Belasan, bahkan puluhan pengawal yang ada disitu sudah membentuk formasi, mengepung Huang Yu dan yang lainnya, senjata mereka semua sudah terhunus, hanya mereka tidak berani lantas menyerang karena melihat musuh sudah mengancam leher majikan mereka.

"Jing Lan kecil tidak merasakan sakit," Huang Yu berkata sambil membuka gulungan lukisan di tangannya, ia masih berdiri tenang di tempat dengan penuh keyakinan, tidak terpengaruh ancaman begitu banyak senjata di sekitarnya. "Dia sebentar lagi juga akan bertemu ayah ibunya."

"Kau…." Wang Ruan Ya memandang ke arahnya dengan penasaran. Lukisan di tangan Huang Yu sudah dibuka dan menampakkan lukisan dirinya sendiri, memegang golok penebas setan yang sama dengan yang tergenggam di tangannya. Lukisan itu robek di bagian leher, dan sama seperti saputangan bersulam tadi, lukisan itu juga basah oleh darah.

"Aku adalah pewaris salah satu pelindung Yumen, Chai Lang Cai Wen Nian, Cai Shifu," Huang Yu kembali berkata, sekali ini tanpa senyum di wajahnya. "Pengawalku ini, adalah Hua Jin Shui, putra kandung mendiang jiaozhu kita, Wu You Wei, Wu Jiaozhu. Pengkhianat Wang Ruan Ya, bagaimana kau tidak mengenalinya?"

"Kau…." Wang Ruan Ya berusaha menunjuk ke arah Jin Shui, mengenali sosok dan wajah yang mirip dengan mendiang ketua Yumen. Hanya saja ia dahulu bukan anggota penting, tidak pernah secara langsung melihat pimpinan tertinggi aliran, maka barusan ketika melihat Jin Shui datang sebagai pengawal Huang Yu ia juga tidak terpikir sedikit pun.

"Sudah cukup," Huang Yu berkata, "bunuh dia."

Xiao Hu dan Xiao Mi tidak menunggu perintah kedua, langsung menggorok leher Wang Ruan Ya dan membiarkannya roboh ke lantai meregang nyawa. Bersamaan, Huang Yu juga menyebarkan sejumlah biji catur, merobohkan sejumlah pengawal Wang Ruan Ya dengan satu gerakan.

Pertarungan langsung terjadi di tempat itu. Huang Yu dan Jin Shui dikepung banyak orang, dan keduanya mesti menghadapi. Xiao Hu dan Xiao Mi sudah mengerjakan tugas mereka, lantas turun tangan membantu. Huang Yu dan kedua pelayannya ini sama keji, setiap sambaran tangan mereka merupakan maut bagi siapa pun yang mendekat. Jin Shui tahu kawannya berniat menghabisi semua pengawal Wang Ruan Ya, dan jika ia ikut mencabut pedang xuan long dan melakukan pembantaian, maka sebentar saja tempat ini akan banjir darah.

Jin Shui mengerahkan tenaga dalam milik Mo Ying yang ada padanya, dengan seluruh kemampuan berusaha melumpuhkan sebanyak mungkin pengawal Wang Ruan Ya yang berada di sekitarnya. Sepuluh orang roboh ke tanah, formasi mereka sedikit kacau, tidak menyangka yang datang adalah orang-orang yang kemampuannya begitu tinggi.

"Hentikan!" Jin Shui tiba-tiba berteriak keras, ditujukan pada Huang Yu dan kedua pelayannya. Ia juga merebut satu orang yang hampir dicekik putus lehernya oleh Huang Yu dan mendorongnya ke samping. Orang itu memegangi leher, baru sesaat kemudian ia menyadari bahwa nyawa masih melekat di tubuhnya.

Pertarungan terhenti, teriakan Jin Shui membuat telinga semua orang terasa sakit. Sebagian pengawal Wang Ruan Ya langsung menyadari bahwa Jin Shui tidak ingin membunuh mereka, sebagian lagi hendak menyerang tetapi menunggu kawan-kawannya.

"Jangan membunuh lagi," Jin Shui berkata pada Huang Yu. "Melakukan pembantaian seperti ini bukan kerjaan orang Yumen kita."

"Mereka adalah pengikut seorang pengkhianat, sudah sepantasnya ikut mati," Huang Yu menyahut tajam, kebencian terlihat jelas di wajahnya.

"Pengkhianat itu sudah mati," kata Jin Shui pula, "sudah cukup."

Dua orang dari para pengawal mendekati Jin Shui dan Huang Yu. Keduanya sama lelaki berusia sekitar tiga atau empat puluh tahunan, satu orang sebelah matanya buta, kawannya buntung kaki kanannya. Meski sama mempunyai cacad, akan tetapi wajah mereka sangat bersemangat dan berusaha tidak terpengaruh oleh kekurangan fisik mereka.

"Kalian siapa?" si buta sebelah menanya. "Mengapa membunuh tuan kami?"

"Kami adalah para pewaris Yumen," Huang Yu yang menyahut, menghindari Jin Shui dan agaknya mencari kesempatan hendak membunuh orang lagi. "Majikan kalian mengkhianati jiaozhu kami belasan tahun yang lalu, dan sungguh sayang kalian juga harus dikubur bersamanya."

Tenaga dalam milik Chai Lang sudah terkumpul di kedua tangannya, dan langsung diarahkan pada kedua orang cacad. Kedua orang itu cukup gesit untuk menghindar ke belakang, akan tetapi Huang Yu lebih cepat dan langsung memburu mereka.

Jin Shui tentu saja tidak membiarkan, ia melompat mendahului kawannya, mendorong kedua orang cacad itu ke samping, dan menyambut serangan Huang Yu, dua orang seketika beradu tenaga di tengah taman.

"Kenapa kau membela mereka?" Huang Yu berteriak marah.

"Aku bukan membela mereka, aku hanya tidak suka melihat kekejaman."

Tenaga dalam pemberian Mo Ying bagaimana pun lebih kuat dibandingkan yang pernah dimiliki oleh Chai Lang. Jin Shui berhasil mendorong Huang Yu, tidak sampai melukai hawa murni kawannya itu, akan tetapi pedang xuanlong tiba-tiba sudah terhunus dan menempel di leher Huang Yu, mengagetkan semua orang.

"Jika kau masih membunuh orang, aku tidak akan sungkan," Jin Shui berkata tegas.

"Kau akan membunuh aku?" tanya Huang Yu.

"Aturan Yumen cukup jelas," sahut Jin Shui, "melanggar perintah ketua, hukumannya adalah mati."

"Apa katamu?"

Jin Shui menyimpan kembali pedangnya, kemudian melayang ke atas jembatan yang ada di taman itu, gayanya indah dan nampak sangat mengagumkan. Ia berdiri di atas jembatan, menghadapi semuanya dengan sorotan mata tajam.

"Saudara semuanya, aku adalah Hua Jin Shui, putra mendiang ketua Yumen Jiao generasi ke sebelas Tong Jian Lei Shen Wu Yao Wei," ia berkata dengan suara yang tenang namun terdengar sangat jelas. "Hari ini aku datang kemari sebagai pewaris utama Yumen dan sekaligus ketua generasi ke dua belas. Majikan kalian Wang Ruan Ya adalah pengkhianat ayahku dan sudah menyebabkan kematian banyak saudara kami beserta keluarganya, sebuah kejahatan yang tidak cukup hanya dihukum dengan satu kali kematian."

Kata-katanya membuat semua orang yang ada disitu terdiam, bahkan Huang Yu seketika melupakan niatnya membantai semua penghuni lembah. Si mata satu dan si kaki satu juga mendengarkan dengan penuh perhatian.

"Saudara yang ada disini, jika hari ini ada yang bersedia bergabung dengan Yumen kami, maka aku Hua Jin Shui akan menerima dengan senang hati," Jin Shui melanjutkan. "Yang tidak bersedia, silakan pergi dan aku tidak akan mempersulit."

Para pengawal Wang Ruan Ya saling pandang dan sebentar kemudian saling berbisik. Huang Yu dan kedua pelayannya menunggu perkembangan situasi, mereka sama tidak menduga Jin Shui akan mengambil alih dan merubah keadaan sedemikian.

"Kabar yang beredar dalam dunia persilatan bahwa Yumen Jiao sudah mempersiapkan pewarisnya ternyata benar," seseorang terdengar berkata.

"Sudah hadir disini," seorang lain berbisik.

"Reputasi Yumen kami di masa lalu, kuyakin Saudara disini sudah pernah mendengar," Jin Shui berkata lagi. "Tujuan kami, perjuangan kami, aku tidak perlu lagi menjelaskan disini. Aku Hua Jin Shui berniat membentuk kembali Yumen, mengembalikan kejayaannya seperti dahulu tanpa ada kekejaman dan ketidak adilan. Saudara semua jika bersedia mendukung, maka Hua Jin Shui akan sangat berterima kasih."

Semua yang ada disitu sungguh terpengaruh oleh kata-kata Jin Shui, beberapa orang langsung bersorak dan menyatakan akan menjadi pengikut Yumen yang baru. Si mata satu dan si kaki satu, agaknya adalah dua yang paling berpengaruh diantara para pengawal Wang Ruan Ya, saling menganggukkan kepala dan merangkap tangan pada Jin Shui.

"Reputasi Yumen di masa lalu kami tahu dengan cukup jelas," si kaki satu berkata, "Yumen di bawah Tong Jian Lei Shen Wu Yao Wei dibentuk demi menghadapi kekejaman aliran iblis yang sesungguhnya, dan kami sangat menghargai tujuan ini. Kami disini sebagian besar adalah bekas anggota kawanan perampok dari Lushan, bekerja pada Wang Ruan Ya karena mengira dia adalah sisa anggota Yumen yang terpaksa mesti mengasingkan diri."

"Tetapi kalian barusan mengatakan beberapa kali bahwa dia adalah pengkhianat, kami juga baru tahu bahwa sudah salah menilai orang," saudaranya si mata satu menyambung. "Kami meskipun adalah anggota rimba hijau, akan tetapi kami sangat menjunjung tinggi persaudaraan dan memandang rendah kaum pengkhianat. Terlebih, kami juga sangat menghargai orang yang menentang kekejaman dan bahkan berani melawan saudara sendiri demi membuktikannya."

Perkataan kedua orang cacad itu jelas ditujukan pada Huang Yu, dan seketika disambut sorak sorai oleh kawan-kawan mereka. Huang Yu tersenyum sendiri, emosinya sudah mereda, dan ikut terpengaruh oleh kata-kata Jin Shui barusan sehingga menyadari dirinya nyaris membuat kesalahan.

Wang Ruan Ya mempunyai empat puluh delapan orang pengawal, diantara mereka enam sudah terbunuh oleh Huang Yu dan kedua pelayannya, belasan terluka. Ketika Jin Shui menyatakan bersedia menggantikan Huang Yu menerima pembalasan, si mata satu dan si kaki satu hanya meminta agar diijinkan menguburkan kawan mereka baik-baik dan mengobati yang terluka.

Si mata satu itu bernama Lao Diao Yan atau si mata elang, sedang si kaki satu adalah Lao Gui Shou atau si tangan setan. Lao Diao Yan merupakan bekas kepala kawanan perampok, sedangkan Lao Gui Shou merupakan seorang pencopet ulung. Akan tetapi sesuai yang mereka katakan, sejak dahulu kawanan mereka mempunyai semacam kode etik sendiri seperti rasa persaudaraan yang kuat, tidak sembarangan melukai atau membunuh korban, dan beberapa aturan lain yang menunjukkan bahwa mereka pada dasarnya adalah orang-orang berjiwa ksatria.

Sementara jenasah di kediaman Wang Ruan Ya dikuburkan dan bekas pembunuhan dibersihkan, maka Huang Yu meminta Xiao Hu dan Xiao Mi menemui Xu Qiao dan Liu Xin dan mengantarkan mereka masuk ke dalam gedung. Sebuah kamar disiapkan untuk gadis-gadis itu agar mereka bisa beristirahat.

Xu Qiao tidak bisa tidur malam itu, ia merasakan ada sesuatu yang tidak sewajarnya dengan tempatnya berada. Huang Yu mengatakan akan mengunjungi seorang kawan ayahnya, akan tetapi ia tidak yakin si pewaris Chai Lang itu mengatakan yang sebenarnya. Xiao Hu dan Xiao Mi meminta Xu Qiao dan Liu Xin tetap berada di kamar mereka dan tidak perlu menemui Jin Shui atau Huang Yu, ini juga adalah keanehan yang lain. Ditambah lagi para pelayan yang mengurus keperluan mereka semuanya tidak banyak bicara dan seolah nampak ketakutan, sungguh membuat Xu Qiao khawatir sesuatu sudah terjadi.

Ia kemudian meminta Xiao Hu memberitahukan pada Jin Shui bahwa ia ingin bertemu, akan tetapi Xiao Hu memintanya menunggu sampai esok hari. Xu Qiao kemudian menyelinap keluar dari kamar saat Liu Xin sudah terlelap, seorang diri pergi menuju ruangan utama, satu-satunya tempat di dalam gedung itu yang nampak masih terang.

Dilihatnya sejumlah orang keluar masuk ruangan utama itu, hanya ia tidak lantas mendekat karena tahu jika Jin Shui berada di dalam maka bisa mendengar kedatangannya. Beberapa orang nampak mengangkat sejumlah peti kayu, membawanya masuk ke dalam ruangan utama.

Kemudian ia juga melihat dua orang membawa sebuah tandu yang ditutup kain putih, jelas sekali di tandu itu terbaring sesosok jenasah manusia, sekali ini mengagetkannya. Tanpa banyak berpikir, ia lantas masuk ke ruang utama itu, tidak memedulikan pengawal yang hendak menghalanginya.

Di dalam ruangan nampak belasan peti kayu, sebagian besar terbuka dan menampakkan isinya berupa uang emas dan perak, bahkan perhiasan, sebagian lain juga berisi benda-benda berharga dan bahkan karya seni bernilai tinggi. Dua orang cacad, Lao Gui Shou dan Lao Diao Yan, sedang mengawasi pengikutnya yang menghitung isi masing-masing peti dan mencocokkan dengan catatan yang sudah ada. Huang Yu berdiri di pinggir didampingi kedua pelayan setianya, menyaksikan saja. Jin Shui duduk di kursi utama, air mukanya nampak dingin.

"Jiaozhu, semua masih lengkap," si kaki satu Lao Gui Shou berkata.

"Jiaozhu?" Xu Qiao menanya, ia lekas menghampiri Jin Shui. "Jin Shui Gege, kalian sedang mengerjakan apa?"

"Qiao-er," Jin Shui menyambutnya dengan tenang saja. "Kenapa kau belum pergi tidur?"

"Kalian sedang mengerjakan apa?" tanya Xu Qiao lagi. "Mengapa dia memanggil jiaozhu padamu?"

"Hanya mengambil kembali benda-benda milik Yumen," sahut Jin Shui halus. "Nanti aku akan menjelaskan semuanya padamu."

"Barusan aku melihat ada yang membawa jenasah keluar dari tempat ini," Xu Qiao kembali berkata. "Siapa yang terbunuh?"

"Hanya anak seorang pengkhianat," sahut Jin Shui, "dia membunuh diri, kami juga tidak sempat menghalangi."

"Pengkhianat?" tanya Xu Qiao.

"Jika kau ingin menunggu disini, duduklah," Jin Shui berkata padanya, menarik tangannya agar duduk di sisinya. Xu Qiao menyingkir dan mengambil kursi yang lain. Jin Shui mengawasi saja, air mukanya tetap tenang.

"Bagikan isi peti ini pada semuanya," Huang Yu berkata pada si mata satu dan si kaki satu, menunjuk salah satu peti berisi uang emas. "Kirim beberapa orang meninggalkan lembah, sebarkan kabar bahwa para pewaris Yumen Jiao sudah mulai mengumpulkan orang dan membuat pergerakan. Juga, biarkan orang-orang mengetahui bahwa Hua Jin Shui sudah diangkat menjadi ketua generasi ke dua belas. Tidak perlu menyebut tempat ini, dan usahakan memulai semua kabar ini di Kota Nanyang. Aku ingin Huan Jiao Zheng dari Yongjun Hui juga mendengarnya."

Kedua orang itu mengiyakan, kemudian meminta salah seorang pengikut mereka untuk membawa pergi peti kayu yang ditunjuk. Satu pengawal lain masuk ke dalam ruangan membawa sebuah peti kayu yang lebih kecil, langsung memberikannya pada Lao Diao Yan.

"Peti ini ditemukan di kamar nyonya ketiga, disembunyikan di dalam lubang rahasia di dinding," pengawal itu berkata.

"Apa isinya?" tanya Lao Diao Yan. Ia tidak menunggu jawaban dan langsung membuka penutup kotak sebentar, kemudian lekas menyerahkan pada Huang Yu. "Huang Gongzi, benda itu sudah ditemukan."

Huang Yu menerima kotak itu dan menyerahkan pada Jin Shui. Jin Shui mengeluarkan sebuah plat besi berwarna hitam dari dalam kotak, dibuat dari bahan yang khusus dan sangat halus ukirannya. Di satu sisi terukir huruf Yumen, di sisi lain terukir tanda perintah, agaknya sebuah tanda perintah yang sangat penting.

"Tidak disangka pengkhianat itu juga mengambil tanda perintah ketua dan berani menyimpannya disini." Huang Yu berkata. "Apakah ada mendapati tanda perintah yang lainnya?" ia menanya pada pengawal yang membawakan tanda perintah tadi.

"Tanda perintah dua wakil ketua, empat ketua balai, lima ketua elemen dan enam tetua divisi semuanya ada di peti besi di sebelah sana," Lao Gui Shou yang menjawab. "Hanya tanda perintah milik delapan pelindung yang tidak ada."

"Tanda perintah milik delapan pelindung, dengan sendirinya ada pada para pelindung dan kini dipegang oleh kami para pewaris," Huang Yu berkata.

"Jin Shui Gege," Xu Qiao menegur Jin Shui. "Kau… kau sungguh akan membangkitkan kembali Yumen Jiao?"

Jin Shui mengangguk. "Tanda perintah ketua sudah ditemukan," ia berkata sambil mengawasi tanda perintah di tangannya, tidak memandang ke arah Xu Qiao. "Delapan pewaris hanya kurang dua orang. Semuanya sudah bisa dimulai."

"Masih ada waktu," sahut Huang Yu. "Kita bisa tinggal disini beberapa hari, kemudian baru pergi ke Mangren Gong menemui Liao Xian. Xu Guniang, disini semua adalah orang sendiri, dan kau juga sudah mendengar mereka menyebut Jin Shui sebagai jiaozhu. Jika kau ingin sekalian menjadi jiaozhu furen, aku akan membantu mengatur semuanya."

Xu Qiao bangkit berdiri dan langsung melangkah keluar, tidak ingin mendengar ocehannya. Jin Shui mengikuti, menemaninya berjalan-jalan di sekitar lembah dan kemudian duduk di sebuah dahan pohon besar yang sudah mati, memandang bintang-bintang di langit. Jin Shui kemudian memberitahukan bahwa kedatangan mereka ke Anning Hegu ini sebenarnya adalah demi menemukan seorang pengkhianat Yumen, dan bahwa pengkhianat itu sudah tewas.

Xu Qiao hanya mendengarkan saja, pikirannya sedikit kacau menyadari para pewaris Yumen bukan lagi sekelompok anak muda yang berkawan dekat dan menjalin persaudaraan, melainkan sejumlah orang yang sungguh akan melakukan sesuatu dan bisa saja akan membawa perubahan besar dalam dunia persilatan.

"Jin Shui Gege, mengapa kau tidak pernah memberitahukan padaku siapa orang tuamu?" Xu Qiao tiba-tiba menanya, ia penasaran mengenai asal usul Jin Shui sejak Yuan Wan Cui menyebutkannya sebagai anak haram ketua Yumen terdahulu. Ia ingin menanyakan, tetapi tidak tahu bagaimana memulai, hingga hari ini kata-katanya keluar begitu saja.

"Aku tidak pernah bertemu dengan mereka," sahut Jin Shui. "Ibuku meninggal saat melahirkan aku, maka dia juga tidak pernah memberitahukan siapa ayahku."

"Yuan Wan Cui, Yuan Zhangmen ada mengatakan padaku, bahwa ayahmu adalah ketua Yumen yang sebelumnya, Tong Jian Lei Shen Wu Yao Wei," kata Xu Qiao pula. "Benarkah?"

"Saat masih kanak-kanak aku ingat hanya ada kakek luarku," Jin Shui tidak langsung menjawab pertanyaannya. "Kemudian aku baru bertemu dengan Mo Ying Shifu, mempelajari ilmu bela diri darinya, hingga kemudian kami melarikan diri dari orang-orang yang bahkan tidak kuketahui siapa, kemudian kami pergi ke Danau Xuanwu dan hari itu aku baru pertama kalinya bertemu dengan Huang Yu dan yang lain."

Ia memberitahukan pada Xu Qiao sejauh yang diingat olehnya. Pertemuan dengan para pewaris lain yang sungguh sudah merubah hidupnya, juga bagaimana Mo Ying kemudian memberitahukannya mengenai tugas di masa depan.

"Setelah Mo Ying Shifu memindahkan tenaga dalamnya padaku, barulah dia memberitahu, bahwa ibuku dahulu adalah pelayan istri ketua Yumen terdahulu, dan melahirkan aku karena pengaturan jiaozhu furen itu," Jin Shui menjelaskan sesuai yang diketahuinya dari Mo Ying. "Aku tidak tahu lebih banyak, tidak pernah memberitahukan padamu juga karena aku tidak pernah bertemu orang tua kandungku, tidak tahu seperti apa rupa mereka, dan bahkan masih sangat asing rasanya ketika menyebut ayah."

"Mo Ying Shifu tidak ada memberitahukan mengapa kau tidak dibesarkan oleh ayahmu, malah tinggal bersama kakek luar di tempat yang begitu jauh?" tanya Xu Qiao.

"Tidak," sahut Jin Shui jujur. "Dari analisaku selama ini, ketua Yumen terdahulu, dan semua anggota mereka, tidak ada yang mengetahui keberadaanku kecuali jiaozhu furen itu dan Mo Ying Shifu. Kutahu Mo Ying Shifu kemudian memberitahukan pada para pelindung lain sehingga Huang Yu mereka juga mengetahuinya, akan tetapi aku tidak tahu apakah Mo Ying Shifu sempat memberitahukan pada ketua Yumen."

"Setahuku Tong Jian Lei Shen Wu Yao Wei, Wu Jiaozhu tidak mempunyai putra atau putri," kata Xu Qiao. "Lalu kau menggunakan marga Hua ini, apakah marga ibumu?"

"Aku mengikuti marga kakek luarku, marga ibuku," Jin Shui berkata, "juga tidak tahu mengapa sejak awal tidak ada yang memintaku menggunakan marga Wu. Aku sendiri juga belum cukup yakin untuk mengganti marga ini. Qiao-er, mengenai ayah kandungku, sungguh aku juga tidak yakin sepenuhnya."

"Akan tetapi kau akan tetap mengikuti perintah dari Mo Ying Shifu, dan dengan sendirinya akan tetap menjadi ketua Yumen generasi ke dua belas."

"Benar." Ia memandang Xu Qiao dengan lebih tegas. "Reputasi Yumen kau sudah tahu dan biar bagaimana pun tidak bisa mengabaikan. Qiao-er, jika kelak kau lebih memilih menjadi Nona Besar Keluarga Xu yang tidak berurusan dengan orang aliran iblis, maka... maka setiap saat kau boleh meninggalkan aku."

Kata-katanya sangat jelas dan tajam, membawa pengaruh yang besar pada Xu Qiao. Perasaan kecilnya mengatakan, kata-kata ini di masa depan akan membawa masalah yang tidak sedikit.

"Jin Shui Gege...."

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan," Jin Shui meraih tangannya lagi, berusaha tetap tersenyum padanya. "Aku tidak berharap kau bersusah hati karena masalah ini. Kita ikuti takdir saja. Kau tidak perlu memutuskan sekarang atau besok, aku juga tidak memberikan batas waktu padamu."

Dua hari kemudian, mereka semua melanjutkan perjalanan dan membiarkan Lao Diao Yan dan Lao Gui Shou berdua mengurus tempat kediaman Wang Ruan Ya di Anning Hegu, mempersiapkannya menjadi markas pertama bagi aliran Yumen yang baru.

Tujuan selanjutnya adalah Mangren Gong, tempat kediaman pewaris Bai Gu, Liao Xian. Huang Yu menyebut bahwa Mangren Gong berada di sekitar Wushan, letaknya lebih tersembunyi dibandingkan tempat kediaman Wang Ruan Ya di Anning Hegu.

Malam itu mereka menghentikan perjalanan dan beristirahat di sebuah perkampungan nelayan sungai di pinggiran Sungai Yangzi, dan pelayan Huang Yu sudah mengatur agar mereka bisa menempati rumah kosong milik seorang wanita setengah tua pemetik daun teh. Wanita itu bahkan bersedia membantu Xiao Hu dan Xiao Mi membeli beberapa perangkat pakaian dan alat penyamaran.

Di pagi hari Xu Qiao dan Liu Xin berganti pakaian dan menyamar menjadi wanita desa, Xiao Hu dan Xiao Mi juga merias wajah mereka agar lebih nampak seperti gadis kampung biasa. Jin Shui memang berpenampilan sederhana dan kerap mengenakan baju kasar, ia tetap menggunakan penampilan yang sama. Huang Yu tidak bersedia mengganti jubah panjang biru yang menjadi ciri khasnya, ia hanya mengawasi mereka yang baru saja mengganti pakaian sambil duduk di bangku kayu di pekarangan, memainkan biji catur di tangannya.

"Yu Gege, mengapa kau tidak berganti pakaian?" Liu Xin menanya padanya. "Bukankah kau sendiri yang mengatakan kita semua perlu menyamar demi mengelabuhi orang-orang Haitang Jian Pai?"

"Aku rasa aku tidak perlu," Huang Yu berkata, menyerahkan sehelai kain panjang pada Jin Shui. "Jin Shui, pedang xuanlong bisa dikenali orang, kau sebaiknya membungkusnya seperti dahulu."

Jin Shui menerima kain panjang itu dan membungkus pedangnya dengan hati-hati, sama seperti ketika dahulu Mo Ying membungkusnya. Kain pembungkus pedang sebelumnya sudah robek ketika berkelahi dengan kedua orang bercaping di Wuzhang beberapa waktu yang lalu, dan sekali ini barulah Jin Shui membungkusnya lagi.

Si wanita setengah tua pemilik rumah datang membawakan teh yang baru saja diseduh untuk mereka, dengan ramah meminta mereka meminumnya selagi hangat, kemudian pergi meninggalkan mereka. Bau teh sangat harum, maka Liu Xin lantas menuang secangkir teh untuk dirinya dan juga Xu Qiao, dan kedua gadis itu sama meminumnya.

"Jin Shui Gege, teh ini sangat harum dan segar," Xu Qiao berkata. "Kau juga minumlah secangkir."

Jin Shui mengambil satu cangkir dari tangannya dan hanya minum seteguk. Huang Yu meminta Xiao Hu dan Xiao Mi menyiapkan kereta kuda. Sebentar kemudian mereka semua sudah meninggalkan perkampungan nelayan itu dan pergi melalui jalan-jalan di sepanjang aliran sungai panjang, menuju Wushan.

Selewat tengah hari Liu Xin tiba-tiba merasakan kepalanya pusing, Xu Qiao juga mengalami yang sama, membuat mereka menghentikan perjalanan di tepian sungai. Huang Yu lekas menyadari bahwa teh yang diminum oleh Liu Xin dan Xu Qiao di pagi hari mengandung racun.

Jin Shui dan Huang Yu membantu Xu Qiao dan Liu Xin turun dari kereta kuda, duduk berlindung di bawah sebatang pohon besar di tepian sungai itu. Jin Shui memeriksa keadaan Xu Qiao, mendapati racun sudah menyebar cukup jauh.

"Hua Gege, apakah perempuan pemilik rumah itu yang sudah meracuni kita?" tanya Liu Xin. "Kalau begitu apakah dia juga akan segera mengejar sampai kemari?"

"Dia memberikan racun yang baru bereaksi setelah lewat begitu lama, jika tujuannya adalah aku, seharusnya dia sudah tiba disini dan memastikan aku tidak akan melewati hari ini," kata Jin Shui.

"Sepanjang jalan tidak ada tanda-tanda orang yang mengikuti kita," sahut Huang Yu.

"Apa mungkin ada orang yang hanya usil saja?" tanya Xu Qiao.

"Tidak mungkin," sahut Jin Shui. "Apa pun alasannya, yang paling penting adalah menyingkirkan racun itu lebih dahulu."

Tidak ada pilihan lain, Jin Shui segera duduk di belakang Xu Qiao, mengerahkan tenaga dalam pemberian Mo Ying, sama seperti tiga tahun yang lalu, menggunakannya untuk menyingkirkan racun dari tubuh Xu Qiao dengan menyedotnya ke dalam diri sendiri. Huang Yu memberi perintah pada Xiao Hu dan Xiao Mi untuk berjaga, kemudian menggunakan tenaga dalam pemberian Chai Lang untuk mengambil racun dari tubuh Liu Xin.

Dua jam kedua pewaris utama Yumen itu berjuang menyingkirkan racun, nyatanya tidak ada orang lain yang datang. Xiao Hu dan Xiao Mi berjaga dengan penuh kewaspadaan, dan bahkan tidak melihat tanda-tanda seseorang ada mengintai mereka.

Jin Shui dan Huang Yu kemudian membantu Xu Qiao dan Liu Xin bersandar pada batang pohon. Xiao Hu dan Xiao Mi membagikan makanan kering pada mereka agar bisa memulihkan tenaga lebih cepat. Jin Shui dan Huang Yu bersemedi sebentar dan berusaha menyingkirkan racun yang sudah berpindah ke dalam tubuh mereka. Pada saat itu, sungguh keduanya sudah memeras banyak tenaga.

Sampai sejauh itu masih belum ada tanda-tanda seseorang yang mengikuti mereka atau hendak mengambil kesempatan pada saat mereka sedang lengah, malahan sebuah kapal nampak bergerak di antara aliran sungai sana, dan mereka mengenali kapal itu sebagai kapal milik Lin Ji Xuan. Setahu mereka, kapal itu membawa Lin Ji Xuan bersama Li Jue sedang dalam perjalanan menuju Wenhu.

"Ershaoye, kami akan memberitahukan pada mereka untuk menjemput kalian disini," Xiao Hu berkata.

"Biar aku saja," sahut Huang Yu. Ia belum lagi selesai memulihkan tenaga, akan tetapi mengetahui kawan sendiri sudah datang dan khawatir akan kedatangan musuh membuatnya tidak peduli terlalu banyak, kemudian melangkah ke tepian sungai dan berusaha mengenali kapal lebih jelas. Bendera Keluarga Lin ada pada kapal, membuatnya yakin tidak salah.

Huang Yu berusaha memanggil, namun untuk beberapa saat tidak ada seorang pun yang terlihat di atas geladak. Jin Shui menghampirinya dan mendahului melompat ke arah kapal, Huang Yu terlambat untuk menghalanginya, maka ia kemudian ikut melesat melewati aliran sungai, segera menapakkan kaki di atas geladak kapal.

Jin Shui sudah lebih dahulu mencapai kapal itu, mendarat di hadapan seorang anggota Keluarga Lin tapi bukan Lin Ji Xuan. Belum lagi mengenali si pemilik kapal itu, lantai di bawah kakinya terbuka, bersamaan dengan turunnya sebuah jala dari atas dan sejenis asap bius menyebar ke sekitar. Jin Shui baru saja menggunakan tenaga dalam untuk mengatasi racun di tubuh Xu Qiao dan sisa racun masih ada dalam tubuhnya sendiri, ia tidak berdaya menghadapi jebakan dan asap bius itu.

Huang Yu menyusul, masih sempat menyaksikan Jin Shui terdorong ke bawah kapal. Ia baru akan menghalangi dan menarik kawannya, dua buah golok sudah menyambar ke arahnya, memaksanya menghindar ke samping, tubuhnya menghantam dinding kapal dan hampir terlambat memberikan perlawanan. Sama seperti Jin Shui, tenaganya belum lagi pulih, dan dengan terpaksa ia menyerah.

Xiao Hu dan Xiao Mi melihat majikan mereka tiba-tiba diserang, keduanya berpikir cepat dan memilih lebih dahulu mengamankan Xu Qiao dan Liu Xin yang masih lemah, dengan segera menggendong mereka meninggalkan tempat itu, menyembunyikan diri ke dalam hutan yang tidak jauh.

Dua orang membawa Huang Yu ke dalam kabin kapal, ke sebuah ruangan yang gelap, mengikatnya ke dinding dengan rantai yang kuat. Ketika mata keduanya mulai bisa menyesuaikan diri dengan kegelapan, Huang Yu mendapati Jin Shui juga dirantai di ruangan yang sama, masih sadar namun dalam keadaan lemah karena asap bius barusan.

Dua orang yang merantainya keluar. Tidak berapa lama beberapa orang lainnya melangkah masuk ke ruangan itu, dari pakaian mereka yang hitam abu-abu gelap jelas sekali adalah orang-orang Keluarga Lin, sebagian malah adalah orang-orang yang tempo hari dibawa oleh Lin Ji Xuan, wajah mereka nampak pucat, hampir menolak ketika diperintahkan menyiram wajah Jin Shui dengan air.

Episode ini melanjutkan konflik yang muncul antara Jin Shui dengan Xu Qiao dan kemungkinan mereka akan berdiri di dua pihak yang berbeda, serta reaksi dan pendapat para pewaris lain. Han Bu Dian juga diam-diam menyukai Xu Qiao, tidak berharap Xu Qiao bersama Jin Shui. Tentunya, masalah belum berakhir. Bagaimana kelanjutannya?

Sedikit drama dilanjutkan dengan perjalanan ke tempat kediaman seorang pengkhinat. Kekejaman dan kelihaian Huang Yu terlihat disini, akan tetapi ketegasan Jin Shui mengatasi sifat "sesat" aliran mereka.

Di akhir episode Liu Xin dan Xu Qiao terkena racun, sementara Jin Shui dan Huang Yu tertangkap oleh musuh? Siapakah yang meracuni dan siapakah musuh yang menangkap? Apakah mereka satu kelompok atau berbeda? Tunggu episode berikutnya ya.

Xiaodiandiancreators' thoughts