webnovel

Episode 09 : Bai Tu Shanzhuang (Perkampungan Kelinci Putih)

Pelayan Bai Tu Shanzhuang mengantarkan Jin Shui dan kawan-kawan ke aula utama, meminta mereka menunggu disana. Dua pelayan lain datang menyediakan teh untuk mereka beserta sejumlah makanan kecil.

Shangguan Ru Yin dibawa dengan tandu oleh Xiao Hu dan Xiao Mi, keadaannya tidak baik. Sejak meninggalkan Wuzhang memang ia sudah tidak bisa bangkit dari tempat tidur, wajahnya pucat pasi dan setiap saat menahan sakit. Qin Liang Jie tidak meninggalkannya selangkah pun, sungguh khawatir sesuatu yang tidak baik terjadi pada istri atau anaknya.

Mereka tidak menunggu lama, sebentar kemudian dua orang pemuda melangkah lebar memasuki ruangan aula itu, wajah dan sosok keduanya mirip satu dengan yang lain, agaknya adalah saudara. Yang depan, yang lebih tua, tubuhnya tinggi kekar dan wajahnya nampak tenang, sementara yang belakang, yang lebih muda, hanya memiliki sebelah lengan kiri saja, wajahnya nampak terlalu tawar tanpa sinar kehidupan.

Pemuda yang depan itu langsung menghampiri Jin Shui, keduanya berdiri berhadapan beberapa saat, berusaha saling mengenali. Xu Qiao dan Liu Xin melihat keduanya nyaris tanpa berkedip. Air muka si pemuda yang baru datang sulit ditebak, sorot mata Hua Jin Shui juga tidak menyiratkan perasaan apa pun.

Xu Xiao bahkan sudah siap menggenggam senjatanya dan berwaspada ketika pemuda yang baru datang itu mengulurkan tangan, Jin Shui juga melakukan yang sama. Namun sedetik kemudian ia merasa lega. Jin Shui dan pemuda itu saling menggenggam tangan, kemudian berpelukan dan tertawa bagai dua kawan lama yang baru saja bertemu kembali.

Si pemuda yang baru datang kemudian beralih memandang dua pemuda dan satu gadis belia di sebelah kanan Jin Shui. Ia masih mengenali si misterius, pemuda bandel dan juga pemilik wajah mungil itu.

"Yu, Ji Xuan, Liu Xin Meimei, kalian juga datang?" pemuda itu menanya. Ia adalah Li Qian, pewaris Du Cao dan juga orang yang hendak ditemui Jin Shui dan yang lain di tepi Danau Dongting ini.

"Li Qian Gege apa kabar?" Liu Xin membungkukkan badannya dengan sopan. Ia tersenyum singkat. Li Qian masih mengingat senyuman ini. Liu Xin adalah seorang tuan putri yang terhormat, tetapi bagi para pewaris Yumen, termasuk diri Li Qian, ia hanyalah adik kecil yang manis.

"Masih ada Qin-xiong," kata Jin Shui, menunjuk ke arah Qin Liang Jie di belakangnya.

"Li Qian," Qin Liang Jie juga mengenalinya. "Kudengar ayahmu adalah seorang tabib yang baik, bisakah kau meminta beliau menolong istriku Shangguan Ru Yin?"

"Dimei (istri adik) kenapa?" tanya Li Qian padanya.

"Dia seharusnya sudah melahirkan, tetapi…." Qin Liang Jie juga tidak tahu bagaimana menjelaskan.

"Kebetulan ada Ye Jiuniang disini," kata Li Qian, "dia sudah biasa membantu melahirkan. Aku akan mengantarkanmu menemuinya."

Qin Liang Jie mengangguk dan berterima kasih. Xiao Hu dan Xiao Mi mengikuti Qin Liang Jie dan pelayan meninggalkan ruangan aula itu. Li Qian berpaling pada pemuda bertangan satu yang tadi datang bersamanya.

"Jue, mereka adalah kawan-kawanku para pewaris Yumen," katanya pada si tangan satu itu, "kau boleh berkenalan dengan mereka lebih dahulu, aku akan segera kembali."

Si tangan satu mengangguk saja. Li Qian meninggalkan mereka, mengantarkan Qin Liang Jie ke bagian lain Bai Tu Shanzhuang. Memang sejak lama Li Qian dan Qin Liang Jie sangat dekat, kemungkinan karena diantara delapan pewaris Yumen, mereka adalah dua yang berusia paling tua. Pada pertemuan di Danau Xuan Wu, sementara yang lain masih kanak-kanak, Li Qian dan Qin Liang Jie sudah menjadi dua pemuda tanggung.

"Li Qian adalah kakakku," si tangan satu kemudian menghampiri Jin Shui dan berkata dengan tawar saja. "Aku Li Jue."

"Hua Jin Shui," Jin Shui memperkenalkan diri, "pewaris Mo Ying."

"Aku adalah Huang Yu, pewaris Chai Lang."

"Lin Ji Xuan, putra Lin Tong Tian dari Wuling, pewaris Xie Zhang," Lin Ji Xuan sengaja menyebut nama ayahnya, agaknya ingin segera membuat seluruh dunia mengetahui bahwa putra Lin Tong Tian, orang yang selama ini memusuhi Yumen, malah menjadi salah seorang murid pelindung Yumen.

"Aku adalah Liu Xin, murid Shui Yao."

Li Jue mengangguk tanpa emosi, sepertinya tidak terlalu berminat berkawan dengan mereka atau bahkan mengingat nama mereka. Akan tetapi perhatiannya kemudian beralih pada Xu Qiao, sikap tawarnya sedikit berubah, sorot matanya penuh harap.

"Xu Guniang," ia menyapa tanpa menunggu Xu Qiao memperkenalkan diri.

"Aku sepertinya mengenalmu," Xu Qiao merasa wajah di hadapannya ini tidak asing, seperti pernah bertemu entah berapa tahun yang lalu, akan tetapi ia tidak bisa segera mengingat.

"Sudah lama tidak bertemu, sepertinya Anda sudah lupa dengan Luo Tie Yun," Li Jue membungkukkan badan, berkata dengan datar dan tanpa emosi seperti biasa, hanya saja sekali ini suaranya terdengar berat. "Hari itu kita berpisah di Jiangbei, aku juga tidak menyangka masih punya kesempatan bertemu lagi."

"Luo Tie Yun..." Xu Qiao masih ingat nama ini. "Kau... Luo Tie Yun, Luo Dage...."

Benar, Li Jue adalah Luo Tie Yun. Tiga tahun yang lalu Xu Qiao memulai perselisihan dengan Zhou San Gong dan orang Wansui Gu demi menyelamatkan Luo Tie Yun ini dan kekasihnya Nan Xing Lie, akhirnya membawa banyak masalah, termasuk perkenalannya dengan Jin Shui di Haitang Jian Pai. Luo Tie Yun sendiri waktu itu terluka parah, semua orang mengira ia sudah meninggal dunia, ternyata sekarang bisa menjadi tuan muda kedua Bai Tu Shanzhuang bernama Li Jue.

Nama aslinya memang adalah Li Jue. Empat tahun yang lalu usianya baru sekitar tujuh atau delapan belas tahunan, ia meninggalkan Bai Tu Shanzhuang atas keinginannya sendiri, hendak mencari berita mengenai kakak iparnya di ibukota. Namun Li Jue masih muda dan tidak punya banyak pengetahuan seperti kakaknya. Ia tidak sampai ke ibukota, malahan tiba di Wansui Gu, kemudian bertemu dan berkenalan dengan Nan Xing Lie disana. Nan Xing Lie waktu itu adalah murid Zhou San Gong, kedekatan mereka berlanjut pada pelarian panjang yang tidak pernah mereka harapkan sebelumnya.

Saat terpisah waktu itu Li Jue terluka parah dan sempat tidak sadarkan diri selama berhari-hari, sepasang suami istri tua menemukannya, merawat luka luarnya meskipun tidak bisa menyembuhkan luka dalam. Tangan kanannya sudah putus, ia nyaris mati kehabisan darah, namun akhirnya lolos juga dari kematian. Saat tenaganya sudah cukup kuat, ia kembali ke Bai Tu Shanzhuang. Ayahnya seorang ahli pengobatan, lukanya pun berhasil disembuhkan sepenuhnya, tetapi tangan yang putus tentu tidak bisa disambung kembali.

Sejak saat itu ia tidak pernah tahu kabar mengenai Nan Xing Lie. Ayahnya tidak memperbolehkan dirinya pergi seorang diri, hanya Li Qian yang waktu itu sempat membantunya mencari kabar. Ia sempat pergi ke Wansui Gu dan sama sekali tidak menemukan jejak Nan Xing Lie, kemudian menuju Huofeng Lou di Anhui, namun pembantaian sudah terjadi, Keluarga Xu sudah menutup diri dari dunia. Li Qian akhirnya kembali ke Bai Tu Shanzhuang dengan tangan hampa. Hingga saat ini, kedatangan Xu Qiao membawa harapan baru bagi Li Jue.

"Nan Jiejie ada di Haitang Jian Pai," Xu Qiao berkata. "Erniang mengatakan padaku, karena waktu itu erniang masih harus menemukan aku dan membawa Nan Jiejie yang terluka membuatnya tidak leluasa, maka ketika tiba di Wenhu lantas membawanya menemui Yuan Zhangmen, agar bisa berguru pada Haitang Jian Pai."

"Haitang Jian Pai," kata Li Jue. "Beberapa orang Haitang Jian Pai juga ada di Bai Tu Shanzhuang kami saat ini."

Ia tidak memedulikan Jin Shui dan yang lainnya, kemudian meninggalkan mereka, hendak menemui Yun He dan yang lain untuk menanyakan mengenai Nan Xing Lie. Xu Qiao juga ingin mengetahui kabar kakak yang diselamatkannya tiga tahun lalu itu, ia mengikuti. Jin Shui membiarkan saja, hanya Liu Xin yang kemudian menggandeng tangannya.

"Aku ikut," katanya, "orang-orang Haitang Jian Pai tidak mengenalku, aku juga tidak memiliki tenaga pelindung Yumen, mereka tidak akan tahu identitasku."

Mereka meninggalkan Jin Shui bertiga, menuju bagian lain Bai Tu Shanzhuang menemui para wanita Haitang Jian Pai. Para wanita itu ditempatkan di sebuah pondok kayu di bagian samping perkampungan, sebuah pondokan tersendiri dengan taman bunga di depannya. Sejumlah kelinci nampak berkeliaran di taman, dan dua anak perempuan kembar yang dibawa oleh Yun He dan adik-adiknya nampak berusaha menangkap mereka.

Tidak seperti rata-rata wanita Haitang Jian Pai yang mengenakan pakaian putih dengan mantel warna kayu, kedua anak perempuan kembar ini mengenakan baju warna merah dan hijau yang meski sederhana namun cukup menyolok. Agaknya mereka adalah dua anak perempuan yang belum lama diselamatkan oleh Yun He dan belum lagi dibawa menemui Yuan Wan Cui atau diangkat sebagai murid resmi Haitang Jian Pai.

"Lepaskan kelinci-kelinci itu," Liu Xin langsung menegur keduanya. Anak perempuan kembar itu satu membawa busur, seorang lagi membawa panah, dan mereka hendak memukul kelinci dengan senjata mereka.

"Siapa kau?" anak perempuan berbaju hijau yang membawa anak panah menanya dengan sengit. "Apa urusannya denganmu?"

"Kami sudah menunggu lama disini," anak yang berbaju merah menyambung, "jika tuan rumah tidak juga menemui, maka kami akan membunuh kelinci-kelinci ini satu persatu."

"Kalian anak-anak kecil mengapa begitu kejam?" Liu Xin menanya, hanya karena ia adalah seorang tuan putri yang biasanya bersikap sopan dan manis, ia tidak tahu bagaimana menghadapi dua anak dusun yang kasar.

"Shuang-er, Xiu-er," Yun Xue menegur dari dalam pondok, memanggil kedua anak kembar itu. Keduanya meninggalkan kelinci-kelinci dan berlari masuk menghampiri Yun Xue dan Yun Li.

Liu Xin mengambil kelinci yang baru saja lolos dari maut, memeriksanya. Mengetahui kelinci itu baik-baik saja, ia menggendongnya untuk menenangkan. Terhadap kedua anak kembar ia hanya bisa memandang dengan tidak senang.

Li Jue menghampiri Yun He dan memperkenalkan diri dengan singkat saja.

"Kau adalah putra Li Taiyi," Yun He berkata dengan tidak sabar. "Apakah kau juga mengenal ilmu pengobatan?"

"Zaixia mengenal sedikit," sahut Li Jue singkat. "Yun He Nuxia apakah benar murid Yuan Zhangmen dari Haitang Jianpai di Wenhu?"

"Benar," sahut Yun He singkat. "Li Shaoxia apakah bisa menolong kakak keduaku? Dia terkena racun."

"Di Haitang Jian Pai kalian apakah ada seorang bernama Nan Xing Lie?" Li Jue tidak pedulikan permintaannya, ia langsung menanyakan orang yang dicarinya.

"Nan Xing Lie?" tanya Yun He.

Reaksi para wanita Haitang Jian Pai mendengar nama Nan Xing Lie tidak terduga. Yun He menanya dengan suara meninggi, kedua adik segurunya Yun Li dan Yun Xue seketika mencabut pedang dan mengarahkan pada Li Jue.

"Apa hubunganmu dengan para pewaris Yumen?" Yun Xue menanya, nada suaranya terdengar menahan rasa tidak senang dan kebencian yang mendalam.

"Zaixia Li Jue, bukan segala macam pewaris Yumen," Li Jue menyahut jujur, tidak merasa perlu menyebut bahwa kakaknya adalah salah seorang pewaris Yumen dan ia baru saja berkenalan dengan empat lainnya. "Yun He Nuxia harap bisa memberitahukan padaku dimana Nan Xing Lie, Nan Guniang. Li Jue akan sangat berterima kasih."

"Nan Xing Lie perempuan busuk itu," Yun Li berkata dengan mata memerah. "Guru kami berbaik hati mengangkatnya sebagai salah satu murid, tetapi dia… dia…."

"Dia kenapa?" Li Jue menanya, nampak cemas dan khawatir, sikapnya yang tawar sudah berubah sama sekali.

"Katanya datang kemari hendak meminta pertolongan, tetapi terhadap tuan rumah begitu galak," suara tawa seorang gadis kecil menghalangi mereka yang hampir berkelahi. "Sudah mencabut senjata segala, aku Zhou Yan Zi sungguh ingin melihat cara bagaimana kalian bisa menyelamatkan orang."

Anak perempuan yang dibawa dalam karung oleh si kembar Shuang-er dan Xiu-er itu, dia sudah dikeluarkan dari karung dan diikat di bawah meja. Seorang anak perempuan berusia tidak lebih dari empat belas tahun. Wajahnya cantik dan mungil, namun juga menampakkan kekerasan hatinya. Suaranya jernih dan tegas, sangat penuh ejekan. Ia menyebut Zhou Xiang Nu sebagai kakak saat masih berada di dalam karung tadi, artinya ia adalah putri kedua Zhou San Gong yang selama ini diketahui orang lebih banyak berdiam di dalam lembah dan tidak terkenal seperti kakaknya.

Anak perempuan itu dalam keadaan mengenaskan. Pakaiannya sudah kotor dan lusuh, sebelah matanya bengkak, pipinya lebam, agaknya sudah banyak disiksa dan dipukuli dalam perjalanan sampai kemari. Akan tetapi ia sedikit pun tidak menunjukkan sakit, malah tertawa-tawa dan dengan senang hati membuat suasana semakin keruh.

"Li Gongzi, mohon sampaikan pada ayah Anda untuk menyelamatkan kakakku lebih dahulu," Yun He berkata dengan nada suara semakin tertahan. "Mengenai Nan Guniang, aku akan menceritakan pada Anda dengan sejelas-jelasnya."

Li Jue belum lagi menyahut, dari luar pondok sudah terdengar suara kesiur angin yang cukup keras. Kelinci-kelinci putih berlarian pergi.

"Buat apa kalian meminta pertolongan pada kawanan siluman?"

Xu Qiao mengenali suara ini sebagai suara Yuan Wan Cui, si Weian Shuang Jian ketua Haitang Jian Pai dan juga guru Bao Xin Fei, bisa dikatakan terhitung sebagai nenek gurunya. Orang yang pernah menahan Jin Shui selama delapan bulan di gua bawah tanah dan memberi perintah meracuni. Entah apakah nyonya tua itu terhitung sebagai orang sendiri atau justru musuh.

Mereka yang ada di dalam pondok keluar, menemukan Yuan Wan Cui berdiri di atas sebuah gunung buatan di taman depan, kedua pedangnya bahkan sudah terhunus. Yun He langsung berlutut padanya. Si kembar Shuang-er dan Xiu-er menyeret tawanan kecil mereka Zhou Yan Zi keluar.

"Shifu," Yun He berkata dengan suara bergetar. "Ershijie terkena racun, kami tidak ada jalan lain, terpaksa membawanya kemari untuk menyelamatkannya."

"Berdiri!" Yuan Wan Cui memberi perintah padanya. "Apa kau tidak tahu siapa pemilik tempat ini?"

"Tempat kediaman Li Taiyi, seorang bekas tabib istana," Yun He bangkit berdiri dan menyahut dengan ragu, sekilas memandang ke arah Zhou Yan Zi. Agaknya ia juga hanya mendengar mengenai Li Taiyi dari anak perempuan itu.

"Bekas tabib istana?" tanya Yuan Wan Cui tidak senang. "Apa kau tidak tahu Li Taiyi itu bersaudara dengan Du Cao, satu diantara delapan pelindung aliran iblis Yumen?"

Yun He sekali ini memandang ke arah Zhou Yan Zi dengan kesal, namun juga kebingungan ketika melihat Yun Xi yang terbaring nampak bergerak dan kesakitan akibat racun yang dideritanya. Sungguh ia ingin memohon pada gurunya agar bisa menolong kakak segurunya lebih dahulu, akan tetapi permusuhan dengan Yumen juga begitu mendalam, ditambah seorang nona cilik dari Wansui Gu yang ternyata menyesatkan. Yun Li dan Yun Xue untuk sesaat juga tidak tahu mesti bagaimana.

"Siapa yang meracuni Yun Xi?" Yuan Wan Cui kembali menanya.

Yang memberikan jawaban adalah si kembar Shuang-er dan Xiu-er, bersamaan mereka menunjuk ke arah Zhou Yan Xi. Yuan Wan Cui melihat tawanan itu hanya seorang anak perempuan kecil, ia tetap berdiri di tempatnya. Kedudukannya adalah sebagai seorang ketua aliran, tidak mungkin turun tangan pada seorang anak perempuan kecil.

"Tunggu apa lagi," katanya keras, "kenapa belum turun tangan?"

Si kembar Shuang-er dan Xiu-er tidak segan melukai binatang, akan tetapi agaknya mereka belum pernah membunuh orang, maka mereka segera menyeret Zhou Yan Zi pada Yun Xue. Murid ke delapan itu sudah menyimpan kembali pedangnya, akan tetapi untuk membunuh seorang gadis kecil ia cukup memukul satu kali saja. Seketika itu tenaga dalamnya sudah terkumpul di tangan.

Liu Xin tidak mengenal Zhou Yan Zi, hanya melihatnya sebagai seorang gadis kecil yang sudah cukup kasihan, sama seperti kelinci yang tadi ditolongnya. Seketika itu ia sudah maju menghadang, bahkan Xu Qiao dan Li Jue tidak sempat menghalangi. Kedua orang itu tahu Liu Xin tidak akan mampu menerima mentah-mentah pukulan seorang murid Haitang Jian Pai, maka keduanya bersama menyerang ke arah Yun Xue, memaksanya membelokkan serangan dan menghadapi mereka.

"Xu Guniang, bukankah kau adalah murid dashijie, mengapa kau malah menyerang aku?" Yuan Xue berkata pada Xu Qiao.

"Shishu harap bermurah hati," Xu Qiao berkata, "Zhou Guniang itu masih muda, kulihat dia juga hanya nakal saja, masih bisa diajari, tidak perlu sampai dibunuh."

"Perintah guru tidak boleh dilanggar," Yun Li menyahut, "Xu Guniang jika masih menghalangi, maka kau akan menjadi musuh Haitang Jian Pai kami."

Liu Xin menarik Zhou Yan Zi menjauh dari arena, masih sempat menangkis busur dan panah Shuang-er dan Xiu-er dengan senjata pedang pendek miliknya. Dengan cepat ia juga memotong tali yang mengikat tangan dan kaki Zhou Yan Zi, melepaskannya.

Pertarungan sudah terjadi di tempat itu, membuat keributan yang tidak kecil. Shuang-er dan Xiu-er berusaha menyingkirkan Liu Xin, sementara Yun Li dan saudaranya Yun Xue terus menyerang ke arah Xu Qiao dan Li Jue. Yun He masih menjaga saudaranya Yun Xi, sedangkan Yuan Wan Cui masih berdiri di tempatnya, menunggu dengan pedang masih terhunus.

Yuan Wan Cui mendengar kata-kata Yuan Xue bahwa Xu Qiao adalah murid Bao Xin Fei, seketika perhatiannya tertuju pada gadis itu. Bao Xin Fei pernah menemuinya meminta ijin mengajarkan san liu bao lian shu pada putri termuda mendiang majikan Huofeng Lou dan ia juga sudah memperbolehkan.

Akan tetapi bukan ini yang menarik perhatiannya. Dalam perjalanan dari Wuzhang sampai ke tempat ini ia mendengar pembicaraan orang-orang bahwa pewaris Yumen sudah muncul lagi dalam dunia persilatan, dan bahkan Hua Jin Shui sudah memperkenalkan diri di hadapan orang-orang Jianyin Bang. Ia juga mendengar bahwa putri mendiang majikan Huofeng Lou ada datang menemui Zhong Shao Yan bersama seorang Hua Jin Shui.

Kabar dalam dunia persilatan terkadang tidak bisa dipercaya, terkadang tidak terlalu jelas, akan tetapi Yuan Wan Cui selama tiga tahun ini sangat penasaran dengan keberadaan Jin Shui, kabar sekecil apa pun ia akan menyelidiki sampai sejelas-jelasnya.

Ia memandang berkeliling beberapa saat, mencoba mendapati apakah ada orang lain di sekitar arena, berharap Jin Shui juga muncul disitu. Akan tetapi hanya terlihat beberapa pelayan di sekitar, maka ia kembali mengawasi Xu Qiao, siap menangkapnya.

Suara keributan sampai pada mereka yang berada di aula utama, membuat mereka menuju tempat asal suara. Huang Yu meminta Jin Shui menunggu agak jauh agar tidak sampai terlihat oleh orang-orang Haitang Jian Pai, hanya Lin Ji Xuan dan si kasim Yuan Xia yang kemudian mendatangi arena, menyaksikan yang terjadi. Yuan Xia tentu saja langsung membantu majikannya menghadapi kedua anak kembar, Lin Ji Xuan berdiri saja di pinggir arena.

"Yuan Zhangmen ternyata berada disini," Lin Ji Xuan mengenali Yuan Wan Cui sebagai salah satu kawan ayahnya. "Lin Ji Xuan memberi salam."

Yuan Wan Cui hanya melihat sekilas ke arahnya, tidak memberikan jawaban sama sekali dan kembali memperhatikan pertarungan yang terjadi di taman. Ia diam-diam mengawasi setiap gerakan Yuan Xia, Liu Xin, Li Jue, dan juga Xu Qiao, mencoba mengenali apakah diantara empat orang itu ada yang memiliki tenaga dalam lebih tinggi hasil pemberian pelindung Yumen. Akan tetapi keempatnya jelas hanya anak muda biasa dengan kemampuan yang juga tidak istimewa, membuatnya merasa penasaran.

Zhou Yan Zi melihat orang berkelahi karena dirinya, sementara tangan kakinya sudah bebas, ia tidak lantas berlari pergi, malah berdiri di tepi arena itu dan tertawa-tawa sambil bertepuk tangan memberi semangat.

"Orang Haitang Jian Pai biasanya terkenal suka bersikap seenaknya, sekali ini aku Zhou Yan Zi ingin melihat bagaimana kalian mendapat pelajaran," serunya. "Kakak-kakak yang baik, Zhou Yan Zi berterima kasih atas pertolongan kalian."

Yuan Wan Cui sungguh merasa sebal dengan gadis cilik itu, hanya ia masih mementingkan reputasi, juga menganggap ada urusan lain yang lebih penting, maka tidak lantas menyerang. Lin Ji Xuan mendekati Zhou Yan Zi, menangkap tangannya, menyadari gadis kecil ini yang sudah menyebabkan keributan.

"Xiaomeimei, apa yang sudah kaulakukan?" ia menanya sambil tersenyum.

"Kakak yang baik, lelaki dan perempuan ada batasnya," Zhou Yan Zi membalas dengan senyuman yang sama bandelnya. "Kau memegang tanganku seperti ini, apa kau inginkan aku menjadi istrimu?"

"Aku Lin Ji Xuan terkenal tidak pernah sungkan pada anak perempuan," sahut Lin Ji Xuan. "Lekas beritahu, apa yang terjadi."

Zhou Yan Zi belum lagi memberikan jawaban, dari arah belakang taman sudah hadir pemilik rumah, Li Qian, sekali ini datang sambil mendorong sebuah kursi beroda dengan seorang lelaki tua duduk di atasnya. Orang tua itu nampak kurus dan pucat, akan tetapi di wajah yang kurus dan pucat itu terlihat rasa welas asih yang sangat mendalam. Rambutnya sudah putih semua, pakaiannya juga putih bersih.

Li Qian meninggalkan si orang tua di tepi arena, kemudian ia melompat ke tengah dan dengan cepat sekaligus kuat memisahkan mereka yang berkelahi. Serangkum hawa yang aneh berputaran di sekitar arena, mereka yang tengah berkelahi seketika itu mengira sudah terkena pukulan dan terluka dalam, akan tetapi tidak satu pun dari mereka yang kemudian merasakan sakit.

"Saudara sekalian, harap jangan berkelahi di Bai Tu Shanzhuang kami," Li Qian berkata dengan suara keras. Ia menggunakan tenaga dalam pemberian Du Cao yang ada pada dirinya, kemampuan ini seketika mengundang kecurigaan Yuan Wan Cui.

"Ternyata kau juga adalah salah satu dari mereka."

Ketua Haitang Jian Pai itu sangat membenci para pewaris Yumen, kebencian yang semakin mendalam sejak ia menyaksikan bagaimana sembilan tetua perguruannya tewas di tangan Jin Shui tiga tahun lalu. Maka sekali ini ia tidak lagi memedulikan kedudukannya sebagai ketua sebuah aliran dan seorang senior, ia langsung melompat dari gunung buatan, dua pedang di tangannya mengarah pada Li Qian.

Li Qian berniat melerai, akan tetapi mendapat serangan seperti ini mau tidak mau ia mesti mempertahankan diri. Ia tidak membawa senjata, maka ia lantas menghindar saja. Ia tahu menyebut diri sebagai pewaris Yumen hanya akan membuat keadaan semakin sulit, maka ia dengan sengaja tidak menggunakan kemampuan asli, hanya memanfaatkan saja pengalamannya bertarung dengan orang yang memang cukup baik.

"Yuan Zhangmen adalah seorang ketua aliran, tidak pantas bertarung dengan seorang yang lebih muda," ia masih sempat berkata. "Wanbei sudah menerima sedikit pelajaran, mohon Yuan Zhangmen bermurah hati."

Ia dengan sengaja membiarkan salah satu pedang Yuan Wan Cui menggores bahunya, membuat si ketua Haitang Jian Pai itu seketika mundur karena tidak ingin dikatakan menindas yang muda. Biar bagaimana pun ia belum bisa membuktikan bahwa Li Qian merupakan salah seorang pewaris Yumen, jika meneruskan pertarungan dan ternyata salah menduga, maka ia akan sangat kehilangan muka.

"Terima kasih Yuan Zhangmen sudah bersedia tidak membunuh," Li Qian berkata. "Wanbei Li Qian, majikan muda Bai Tu Shanzhuang. Beliau ini adalah ayahku, hanya seorang wuming laoren (orang tua tanpa nama), sudah lama mengasingkan diri di tempat ini demi ketenangan dan kedamaian di hari tua."

Ia memperkenalkan orang tua yang duduk di kursi roda. Orang tua itu sudah lumpuh kakinya, ia tidak bisa berdiri dan menyapa Yuan Wan Cui, maka hanya merangkap tangan sambil tetap duduk di kursinya.

"Nama besar Yuan Zhangmen sudah terkenal sejak lama," katanya halus. "Hari ini Anda berkunjung ke Bai Tu Shanzhuang kami, mohon maaf jika kami tidak menjamu sebagaimana mestinya."

"Kau adalah Tabib Li?" Yuan Wan Cui masih menanya dengan angkuh. "Du Cao Li Chong Xing, salah seorang pelindung Yumen, apa hubungannya denganmu?"

"Kami adalah saudara tidak salah," Li Taiyi menyahut dengan tenang dan datar. "Akan tetapi sejak lama kami sudah tidak pernah saling bertemu. Kalau tidak salah dia sudah terbunuh hampir sepuluh tahun yang lalu, akan tetapi aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tidak tahu siapa yang membunuhnya."

"Kau tidak tahu, lalu bagaimana dengan dia?" tanya Yuan Wan Cui, menunjuk ke arah Li Qian. "Kabar yang beredar dalam dunia persilatan, aliran iblis Yumen mempunyai sejumlah pewaris yang hendak membalaskan dendam musnahnya aliran. Putramu ini barusan menunjukkan kekuatan yang melebihi anak muda seusianya, apakah kau berani mengatakan dia tidak ada hubungan dengan Du Cao?"

"Kakakku sempat menjadi seorang panglima perang, pengalamannya berkelahi dengan musuh tidak kurang, tugasnya mengharuskan dia mempunyai kekuatan lebih daripada orang seusianya," Li Jue yang menyahut, sedikit emosi karena anak murid Yuan Wan Cui mengatai perempuan yang dicintainya. "Sejak kapan kemampuan seperti ini menjadi masalah?"

Yuan Wan Cui memandang ke arahnya dengan tidak senang, akan tetapi ia tidak bisa berdebat dengan orang. Urusan benar tidaknya Li Qian adalah salah satu dari pewaris Yumen bisa diselidiki pelan-pelan, menumpasnya belakangan juga tidak akan terlambat, demikian ia berpikir.

"Ini adalah putra keduaku, Li Jue," Li Taiyi kembali berkata dengan halus, menunjuk pada si tangan satu. "Jue-er, tidak boleh tidak sopan pada Yuan Zhangmen."

Yuan Wan Cui tidak menanggapi. Ia menyimpan kedua pedangnya dan memutar badan hendak berlalu.

"Yun He," ia memanggil muridnya. "Kita pergi."

"Shifu," Yun He menunjuk samar pada Yun Xi yang masih terbaring di tandu, sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Orang tidak suka menolong, buat apa kau masih disini?" bentak Yuan Wan Cui.

"Yuan Zhangmen harap tunggu sebentar," Li Taiyi berkata sebelum Yun Li dan Yun Xue kembali mengangkat tandu kakak keduanya. "Boleh kutahu murid Anda terluka karena apa?"

"Dia terkena gigitan caixue zhu," Yun He yang menjawab, "anak Wansui Gu itu yang sudah meracuninya."

Li Taiyi melihat ke arah Zhou Yan Zi, begitu juga dengan sebagian lainnya yang berada disitu. Lin Ji Xuan baru mengetahui kalau gadis kecil yang dipegangnya adalah seorang nona cilik beracun, ia menarik tangannya ke tengah taman.

"Li Taiyi, aku adalah Lin Ji Xuan, putra Lin Tong Tian dari Wuling," Lin Ji Xuan memperkenalkan diri pada Li Taiyi. "Anak perempuan ini barusan yang sudah menyebabkan keributan disini, Anda berhak menindaknya."

"Xiaoguniang, kau tahu bagaimana menawarkan racun laba-laba itu, benar tidak?" Li Taiyi menanya pada Zhou Yan Zi.

"Tentu saja kutahu," sahut Zhou Yan Zi.

Yun He dan adik-adiknya seketika melihat ke arah Zhou Yan Zi dengan jengkel bukan main. Rupanya setelah Zhou Yan Zi tertangkap meracuni Yun Xi, ia memberitahukan pada Yun He dan adik-adiknya bahwa jika ingin menyelamatkan kakak kedua mereka mesti pergi ke Bai Tu Shanzhuang menemui seorang Tabib Li, bahkan menyatakan berbaik hati akan mengantarkan sampai ke tujuan. Dalam keadaan cemas dan khawatir, Yun He dan adik-adiknya tidak lagi terpikir bahwa Zhou Yan Zi sendiri bisa menawarkan racun, mereka bersusah payah menempuh perjalanan sampai ke tempat ini, kemudian bahkan merendahkan diri memohon pada orang.

"Xiaoguniang, laofu tidak suka melihat kematian," Li Taiyi kembali berkata, "karena kau bisa menawarkan racun dan mengobati nona yang terluka itu, aku minta kau bersedia menawarkan racun dan mengobati dia."

"Sebenarnya kalau mereka meminta sejak awal, aku juga dengan senang hati akan menawarkan racun dan mengobati dia," Zhou Yan Zi berkata sambil memandang ke arah Yun He dan yang lain dengan penuh kemenangan. Apa daya nyawa Yun Xi ada di tangannya, Yun He berlima terpaksa hanya menelan kejengkelan mereka saja.

"Yuan Zhangmen, laofu tidak ada hubungan dengan aliran apa pun dalam dunia persilatan," Li Taiyi kembali berkata pada Yuan Wan Cui. "Orang-orang Haitang Jian Pai singgah di Bai Tu Shanzhuang kami, kurasa juga tidak merendahkan reputasi aliran kalian. Silakan beristirahat satu dua hari sementara nona ini mengobati saudara kalian."

"Kami tidak masalah tidur di hutan, tidak perlu merepotkan Li Taiyi," Yuan Wan Cui menyahut angkuh. Barusan ia sudah menuding Li Taiyi sebagai pengikut Yumen, maka dengan sendirinya tidak ingin sampai didengar orang kalau kemudian ia tinggal di Bai Tu Shanzhuang. "Lin Gongzi, boleh kau membantu kami mengawasi anak Wansui Gu itu."

Lin Ji Xuan barusan sudah memperkenalkan diri sebagai putra Lin Tong Tian, orang yang terkenal sangat membenci Yumen, dengan sendirinya Yuan Wan Cui menganggap sebagai orang sendiri, tidak sedikit pun terpikir untuk menanya lebih dahulu kenapa Lin Ji Xuan bisa berada di Bai Tu Shanzhuang juga.

"Baiklah," Lin Ji Xuan berkata. Sejak tadi ia tidak melepaskan tangan Zhou Yan Zi, kemudian menariknya pergi mengikuti Yun He dan yang lain membawa Yun Xi meninggalkan wilayah Bai Tu Shanzhuang.

"Xu Guniang, kau adalah murid Bao Xin Fei, juga adalah orang Haitang Jian Pai," Yuan Wan Cui tiba-tiba berkata pada Xu Qiao. "Ikut denganku."

Kata-katanya membuat Jin Shui di dalam bangunan bereaksi, akan tetapi Huang Yu lekas menahannya, memberitahunya bahwa Xu Qiao akan baik-baik saja. Juga, tidak perlu khawatir karena masih ada Lin Ji Xuan yang akan menjaganya.

Yuan Wan Cui dan murid-muridnya menghentikan langkah mereka di sebuah bekas dermaga yang cukup luas. Di dermaga itu sudah menunggu sejumlah anak murid Haitang Jian Pai lainnya, dan mereka langsung menyambut Yun He dan yang lain, beberapa saat menanyakan kondisi Yun Xi dan sebagainya.

"Lekas obati dia," Yuan Wan Cui berkata.

"Aku tidak ada jarum perak," Zhou Yan Zi berkata dengan seenaknya. "Jarum dan obat semuanya ada di Bai Tu Shanzhuang sana, aku lupa mengambilnya dahulu."

"Ruo Mei," Yuan Wan Cui memanggil seorang cucu muridnya dan meminta sesuatu. Gadis muda yang bernama Ruo Mei itu mengeluarkan sebuah botol obat dan memberikan pada nenek gurunya. Yuan Wan Cui memberikannya pada Yun Xue.

"Zhaobai du," Zhou Yan Zi mengenali botol obat itu, "bagaimana kau mempunyai racun dari Wansui Gu kami? Oh, benar, aku hampir saja lupa, kau dahulu adalah kekasih gonggong, sebelum kau menikah dengan orang lain dan…."

Kata-katanya belum habis, Yuan Wan Cui sudah melemparkan botol obat di tangannya ke dalam danau, kemudian melayangkan sebuah tamparan pada Zhou Yan Zi, langsung membuat gadis kecil itu terlepas dari pegangan Lin Ji Xuan dan terlempar cukup jauh. Xu Qiao menangkapnya sebelum menghantam sebuah tonggak kayu penopang dermaga.

"Yuan Zhangmen, dia hanya seorang gadis kecil," Lin Ji Xuan berkata. "Harap bermurah hati."

"Lekas obati muridku sebelum aku mematahkan kakimu," Yuan Wan Cui tidak memedulikan Lin Ji Xuan dan berkata pada Zhou Yan Zi dengan tidak sabaran.

"Obati ya obati saja, tidak perlu begitu galak," Zhou Yan Zi berkata, kemudian dengan setengah hati mengeluarkan tiga buah jarum perak dari balik bajunya dan menghampiri Yun Xi, menggunakan tiga buah jarum itu untuk membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuhnya.

Kelihaian orang Wansui Gu dalam meracuni orang sudah terkenal sejak lama, kemampuan mereka menawarkan berbagai jenis racun pun tidak diragukan. Zhou Yan Zi meski masih muda belia, agaknya juga mempunyai bakat ini.

Tidak berapa lama racun dalam tubuh Yun Xi sudah dikeluarkan. Zhou Yan Zi mengatakan perlu memberikan obat padanya untuk memulihkan keadaannya, dan Yuan Wan Cui meminta Lin Ji Xuan mengantarkannya kembali ke Bai Tu Shanzhuang mengambil obat, menahan Xu Qiao agar tetap berada disitu.

Lin Ji Xuan baru saja menarik tangan Zhou Yan Zi pergi ketika dua orang perempuan nampak melangkah datang dari arah utara, menghampiri dermaga. Satu berusia di atas tiga puluhan, satu lagi masih remaja. Yang masih remaja langsung berlari menghampiri Xu Qiao dan memeluknya dengan erat.

"Shijie," demikian gadis remaja itu memanggil.

"Lin Gongzi, kakakku memerlukan obat itu," Yun He berkata pada Lin Ji Xuan, membuatnya terpaksa pergi meninggalkan mereka.

Yang datang adalah Bao Xin Fei dan muridnya Huang Lian, adik kandung Huang Yu yang sejak tiga tahun lalu dibawa ke Huofeng Lou dan Xu Qiao tumbuh bersama Xu Qiao menjadi dua gadis remaja di bawah bimbingan Bao Xin Fei.

Bao Xin Fei langsung menghampiri gurunya dan berlutut memberi hormat, meminta Huang Lian berlutut bersamanya dan memanggil nenek guru. Yuan Wan Cui menanggapi dengan singkat saja, bahkan tidak memberi kesempatan pada Yun He dan yang lain memanggil dashijie pada Bao Xin Fei, keadaan kaku terjadi beberapa saat.

"Shifu, aku mendengar bahwa Anda dan beberapa saudara berada di sekitar Danau Dongting, lalu datang kemari menemui Anda," Bao Xin Fei berkata kemudian.

"Kau bagaimana bisa berada disini?" Yuan Wan Cui bertanya sambil tetap mengawasi Xu Qiao. Nada suaranya terdengar dingin, rupanya meski ia sudah menerima keputusan Bao Xin Fei meninggalkan Haitang Jian Pai demi menikah dengan seorang yang sudah berkeluarga beberapa tahun yang lalu, ia masih menjaga jarak dan bersikap asing.

"Dizi mendengar bahwa Xiao Qiao sudah meninggalkan markas Jianyin Bang di Wuzhang, tetapi tidak lekas kembali ke Huofeng Lou," Bao Xin Fei menunjuk ke arah Xu Qiao, "maka menyusul sampai kemari untuk menjemputnya."

"Putri majikan Huofeng Lou," Yuan Wan Cui menatap tajam pada Xu Qiao. "Kabar yang beredar di Wuzhang, putri majikan Huofeng Lou datang bersama Yumen Mo Wang Hua Jin Shui ke markas Jianyin Bang, kemudian pergi begitu saja. Xu Guniang, apakah Hua Jin Shui juga ada di sekitar sini?"

"Xiao Qiao," Bao Xin Fei meraih tangan Xu Qiao dan menggenggamnya. Kabar ini juga yang membawanya sampai kemari, ia sungguh berharap kabar itu tidak benar. "Shifu, aku akan membawa dia kembali ke Huofeng Lou, menjaganya baik-baik disana."

"Siapa suruh kau menjaga dia baik-baik?" Yuan Wan Cui menyahut dengan nada suara berbeda. "Kalian berdua ikut denganku."

Ia mendahului melangkah ke tepian danau yang lain, tempat yang lebih terbuka. Bao Xin Fei terpaksa mengikuti, menggandeng Xu Qiao bersamanya, memberinya isyarat untuk tidak mengatakan apa-apa. Xu Qiao tahu Bao Xin Fei akan melindunginya, paling banyak akan membawanya ke Huofeng Lou, akan tetapi sesaat itu ia merasa sangat cemas. Jin Shui berada tidak jauh, enam dari delapan pewaris semua berada di Bai Tu Shanzhuang, ia tidak ingin kehadiran mereka sampai diketahui.

Yuan Wan Cui berdiri memandang ke arah luasnya danau beberapa saat, menarik nafas dalam beberapa kali, nampaknya berusaha menenangkan diri dan berpikir dengan jernih, tidak ingin menggunakan emosi dalam menangani masalah para pewaris Yumen. Xu Qiao adalah sebuah kunci dan ia ingin menggunakan kunci ini baik-baik.

"Xu Guniang, apakah benar kau mengenal pewaris utama Yumen, Hua Jin Shui?" ia memutar badan menghadapi Xu Qiao dan menanya beberapa saat kemudian, nada suaranya jauh lebih halus, sikap angkuhnya yang biasa sudah ditinggalkan.

"Aku mengenalnya," Xu Qiao menyahut jujur.

"Bagaimana kau mengenal dia?" tanya Yuan Wan Cui pula.

"Dia pernah menolong aku," sahut Xu Qiao singkat, berhati-hati agar jangan sampai menyebutkan yang tidak perlu.

"Dia pernah menolongmu," Yuan Wan Cui melihat Xu Qiao sebagai seorang nona muda yang cantik, ia menyentuh pelahan wajah Xu Qiao, air mukanya menyembunyikan sebuah rencana keji. "Kalau begitu, dia sangat peduli padamu, benar tidak?"

"Shifu," Bao Xin Fei menegur, "dia hanya seorang gadis kecil."

"Gadis kecil," Yuan Wan Cui berkata aneh. "Gadis kecil ini rupanya bisa memikat raja iblis aliran Yumen."

"Yuan Zhangmen, dalam dunia persilatan, hutang budi dibalas dengan budi, ini adalah hal yang utama," Xu Qiao berkata. "Aku dan Jin Shui Gege tidak melakukan apa pun yang melanggar adat, juga tidak mencelakai siapa pun. Aku juga tidak akan membuat malu nama Huofeng Lou atau Haitang Jian Pai."

"Kau ingin membalas budi pada Hua Jin Shui, aku tidak akan menghalangimu," Yuan Wan Cui berkata. "Kau balaslah budi dia sudah menolongmu. Sesudah itu, antara kalian tidak ada hutang, aku ingin meminjam tanganmu untuk membalaskan kematian sembilan tetua Haitang Jian Pai kami tangannya tiga tahun yang lalu. Kau bisa mendekatinya, dengan sendirinya bisa membunuhnya, benar tidak?"

"Apa?" Xu Qiao menanya. Ia tidak mengetahui mengenai kematian sembilan tetua Haitang Jian Pai di bawah pedang xuanlong tiga tahun lalu.

"Yumen Jiao sudah hancur, tetapi para pelindungnya ada meninggalkan delapan pewaris," kata Yuan Wan Cui lagi. "Hanya delapan orang anak muda, mereka tidak akan cukup untuk membangkitkan kembali aliran yang sudah musnah. Para pelindung memberikan tenaga dalam mereka juga bukan demi mengembalikan kejayaan Yumen, akan tetapi demi mengacaukan dunia persilatan, demi membalas dendam."

"Membalas dendam apa?" tanya Xu Qiao. "Para pelindung bahkan tidak membiarkan mereka menyaksikan bagaimana kalian orang-orang yang mengaku dari aliran lurus bersih membantai mereka orang Yumen Jiao, tidak pernah menanamkan kebencian pada mereka, tidak berharap mereka menyimpan dendam."

Yuan Wan Cui tertawa serak. "Kau tahu siapa mereka," ia berkata dengan dalam, "jika kau tidak mampu membunuh tuan penolongmu, boleh kau beritahukan siapa saja delapan pewaris itu, aku akan menggunakan kemampuan sendiri untuk menghabisi mereka."

"Aku tidak tahu," Xu Qiao berkata.

"Kau tidak tahu, atau belum ingin memberitahukan padaku?" tanya Yuan Wan Cui pula. "Tidak apa, nanti juga kau akan memberitahukan padaku. Jika kau sudah tahu seperti apa sebenarnya delapan pewaris Yumen, dengan sendirinya kau akan menyadari bahwa mereka tidak boleh dibiarkan tetap hidup di dunia."

Xu Qiao menggenggam kedua tangan erat-erat, sungguh ingin berlari pergi dari tempat itu, hanya ia tidak yakin mampu menjauh seorang diri.

"Xu Guniang, apakah kau tahu siapa Hua Jin Shui itu?" Yuan Wan Cui berkata lagi. "Hua Jin Shui itu adalah anak haram ketua Yumen sebelumnya, iblis Wu You Wei."

Kata-kata terakhir ini seketika mengagetkan Xu Qiao. "Jin Shui Gege anak apa?" ia menanya dengan bergetar.

"Rupanya dia tidak pernah memberitahukan padamu," Yuan Wan Cui berkata sambil mengeluarkan sebuah belati keperakan dari balik lengan bajunya dan memberikannya pada Xu Qiao. "Kau boleh tanyakan sendiri padanya. Jika dia sudah mengakuinya, kau tahu apa yang harus dilakukan."

Xu Qiao tidak menerima belati itu, ia langsung memutar badan dan berlari menuju Bai Tu Shanzhuang. Bao Xin Fei memanggil dan hendak menghalangi, akan tetapi Yuan Wan Cui lekas menahan.

Lin Ji Xuan dan Zhou Yan Zi baru saja kembali, melihat Xu Qiao berlari meninggalkan Yuan Wan Cui dan Bao Xin Fei, keduanya hanya saling pandang dan tidak terlalu peduli, kemudian kembali ke dermaga untuk memberikan obat pada Yun Xi.

Xu Qiao langsung mencari Jin Shui di Bai Tu Shanzhuang, seorang pelayan Li Qian memberitahukan padanya bahwa Li Taiyi tengah mengobatinya dari sisa racun yang sudah lama merusak tubuhnya. Kata-kata ini mengingatkan Xu Qiao bagaimana Jin Shui menyelamatkan nyawanya tiga tahun yang lalu, bahkan hampir kehilangan nyawa sendiri dalam prosesnya.

Ia menghampiri pondok tempat Jin Shui dan yang lain berada, tidak langsung masuk dan hanya berdiri di depan saja. Pembicaraan mereka yang di dalam terdengar olehnya. Rupanya barusan melihat Xu Qiao ikut dibawa pergi oleh Yuan Wan Cui, Jin Shui hendak menyusul dan merebut balik, akan tetapi Huang Yu masih bisa menahannya, kemudian mengajaknya menemui Li Taiyi dan meminta bantuan mengobati bekas racun zixie dan zhao bai.

"Aku tidak perlu lagi repot memindahkan racunmu pada orang lain dan membuat kematian yang tidak perlu," kata-kata Huang Yu terdengar cukup jelas oleh Xu Qiao, sekali lagi mengagetkannya. "Kau juga tidak perlu lagi merasa berdosa pada kekasihmu itu karena sudah menyebabkan kematian banyak orang."

"Hua Gege punya tugas penting di masa depan, orang yang mati karenanya bisa dikatakan sudah mendapat penghormatan sendiri," sahut Liu Xin. "Ayahku mengatakan, tugas besar perlu pengorbanan."

"Liu Xin Junzhu, laofu seumur hidup menjadi tabib demi menolong orang, bisa menyelamatkan nyawa maka akan menyelamatkan nyawa," sahut si tabib tua. "Qian-er, kuyakin saudaraku Du Cao sudah mengajarkan padamu untuk menggunakan tenaga wuqing xue, mengumpulkan racun dalam darah agar lebih mudah dikeluarkan," ia berkata pada putra pertamanya, "boleh kaubantu Hua Shaoxia ini sementara aku membuat obat?"

"Aku akan memberitahukan padanya," sahut Li Qian. "Hanya saja racun itu sepertinya sudah lama bersarang di tubuh Jin Shui dan sudah merusaknya terlalu banyak, cara ini tidak akan berguna banyak, obat akan lebih membantu dalam penyembuhannya."

Ia mengajak Jin Shui ke bagian lain ruangan. Huang Yu menghampiri Li Taiyi, membantunya mengambil obat dari rak.

"Li Taiyi apakah masih ingat, hampir sepuluh tahun yang lalu pernah mengantarkan seorang kakek yang terluka ke Yi Wangfu, tempat ayahnya Liu Xin Meimei," Huang Yu berkata pada si tabib tua. "Bolehkah memberitahukan padaku siapa kakek itu?"

"Yu Gege," Liu Xin memprotes.

"Ah, orang itu," Li Taiyi menyahut dengan tenang seperti biasa. "Aku hanya bisa menyelamatkan nyawanya, tetapi tidak bisa memulihkannya, dan dia sendiri meminta aku membawanya ke tempat yang paling aman."

"Liu Xin tidak bersedia memberitahukan identitasnya dan membuatku sangat penasaran," sahut Huang Yu. "Li Taiyu apakah bisa menyebutkan namanya, Huang Yu akan sangat berterima kasih."

"Aku sudah tua, ingatan tidak baik," sahut Li Taiyi. "Urusan pengobatan aku bisa ingat dengan jelas, akan tetapi nama orang aku tidak pernah menyimpannya dalam hati, lewat setahun dua tahun juga sudah melupakan."

Xu Qiao tidak jadi menemui Jin Shui, tidak ingin mengganggu proses pengobatannya, seorang diri kemudian pergi ke bagian belakang Bai Tu Shanzhuang dan menyembunyikan diri disana, menangis hingga hari gelap, kemudian baru menuju ke kamar yang disediakan untuk dirinya dan Liu Xin, langsung menyelinap ke balik selimut tanpa mengatakan apa pun.

Istri Qin Liang Jie, Shangguan Ru Yin, melahirkan seorang putra di pagi berikutnya, ibu dan anak sama-sama sehat.

Para pewaris berkumpul di sebuah pondok kayu tersembunyi di tepi sebuah teluk kecil selewat siang itu. Li Qian mengajak adiknya Li Jue ikut serta, Liu Xin juga mengajak Xu Qiao bersamanya, kemudian ditambah Zhou Yan Zi yang datang dibawa oleh Lin Ji Xuan. Total ada sembilan orang.

"Lin-xiong, kenapa kau masih membawa Zhou Guniang ini?" Li Qian bertanya pada Lin Ji Xuan.

"Karena dia mengetahui mengenai pewaris Yumen, dan aku tidak ingin dia sembarang bicara pada orang-orangnya Yuan Zhangmen," sahut Lin Ji Xuan.

"Xiaoguniang, apa yang kautahu?" tanya Huang Yu pada Zhou Yan Zi.

"Yumen aliran iblis itu sudah dimusnahkan, tetapi para pelindungnya sudah mendapat perintah mempersiapkan para pewaris, yaitu kalian," Zhou Yan Zi asal menunjuk saja. "Pewaris utama bernama Hua Jin Shui, dan dia berniat membangkitkan kembali aliran bersama saudara-saudaranya."

"Siapa yang memberitahukan hal ini padamu?" tanya Huang Yu lagi.

"Siapa lagi kalau bukan gonggong (kakek)?" Zhou Yan Zi balas menanya.

"Siapa gonggong?" tanya Huang Yu pula.

"Gonggong ya gonggong," sahut Zhou Yan Zi seenaknya.

"Gonggong itu apakah majikan besar Wansui Gu yang juga kakek gurumu, Lao Du Xie Zeng Bai Feng, Zeng Laoguzhu?" tanya Lin Ji Xuan.

"Benar, bagaimana kau tahu?" Zhou Yan Zi balik menanya.

Huang Yu melihat sekilas ke arah Liu Xin. Liu Xin mengaku beberapa waktu yang lalu ada dilukai oleh majikan Wansui Gu hingga kehilangan penglihatan sementara, sekali ini mendengar nama Zeng Bai Feng juga langsung berubah air mukanya.

"Xiaoguniang, kau kenal dia tidak?" Huang Yu menanya pada Zhou Yan Zi sambil menunjuk ke arah Liu Xin.

"Dia jiejie yang kemarin menolong aku saat anak kembar yang jahat itu hendak menyuruh bibi guru mereka membunuh aku," sahut Yan Zi jujur.

"Kakek gurumu hampir saja membunuh dia, hanya saja aku sedikit penasaran mengenai alasannya," kata Huang Yu. "Apakah kakek gurumu, gonggong, pernah datang ke ibukota dan pergi ke tempat bernama Yi Wangfu."

"Mungkin pernah pergi dahulu sebelum aku lahir," sahut Zhou Yan Zi, "tetapi selama belasan tahun ini gonggong selalu berada di lembah, tidak pernah keluar. Pernah sekali, sekitar tiga tahun yang lalu, mencari obat untuk aku, tetapi hanya sebentar sudah kembali lagi, katanya belum sempat membunuh orang atau bahkan melukai siapa pun."

Huang Yu kembali memandang ke arah Liu Xin. Pernyataan Zhou Yan Zi membingungkan Liu Xin. Jika bukan majikan Wansui Gu yang datang ke ibukota dan mencari orang yang dilindungi olehnya, lalu siapa?

"Li-xiong, ayahmu Li Taiyi, sekitar sepuluh tahun yang lalu pernah membawa seorang kakek yang terluka ke ibukota dan diserahkan pada ayah Liu Xin," Huang Yu berkata pada Li Qian, "apakah kau tahu siapa?"

"Seorang kakek yang terluka?" tanya Li Qian. "Kapan ayahku menyerahkan orang pada ayah Liu Xin Meimei?"

"Rupanya kau tidak mengetahui urusan ini," kata Huang Yu. Ia penasaran, tetapi cukup yakin bisa mengorek keterangan lain hari. Maka ia berpaling pada Qin Liang Jie. Mereka hari ini berkumpul adalah atas permintaan Qin Liang Jie.

"Jin Shui, Qin-xiong mempunyai keinginan untuk melepaskan diri selamanya dari tugas sebagai pewaris Yumen," ia berkata pada Jin Shui. "Katanya, karena istrinya baru saja melahirkan seorang putra, dan dia ingin menjalani kehidupan sebagai orang biasa, menjadi suami dan ayah yang baik."

"Menjadi pewaris Yumen memangnya tidak bisa tetap menjadi suami dan ayah yang baik?" tanya Lin Ji Xuan, "aku memang tidak berencana menjadi suami dan ayah yang baik, tetapi tidak pernah mendengar ada aturan seperti ini."

Qin Liang Jie berlutut di depan Jin Shui. "Aku bersedia memberikan tenaga dalam milik Meng Gui pada orang lain," katanya, "kau pilihlah pengganti untuk menjalankan tugas ini. Aku dan Ru Yin, kami akan kembali ke kampung halaman dan menjalani hidup sebagai orang biasa saja."

"Para pelindung memilih masing-masing dari kita dengan perhitungan dan pertimbangan sendiri," kata Lin Ji Xuan, "mana bisa menganti orang begitu saja?"

"Qin-xiong, bisakah kau memikirkan kembali?" tanya Li Qian.

"Jin Shui, bagaimana pendapatmu?" Huang Yu menanya pada Jin Shui.

"Aku tidak berencana menggantikan Qin-xiong dengan siapa pun," Jin Shui menyahut dingin. "Jika Qin-xiong bersedia meneruskan tugas sebagai pewaris, pembicaraan hari ini aku bisa melupakan. Akan tetapi aturan Yumen sudah jelas, hukuman bagi pengkhianat adalah mati. Anakmu tidak tahu apa-apa aku masih bisa melepaskan, akan tetapi kau dan istrimu bisa saja membocorkan identitas kita semua disini. Demi melindungi semuanya, maka jika kau sungguh ingin pergi, maka aku akan memberimu kesempatan mengakhiri semuanya hari ini berdua dengan istrimu."

Qin Liang Jie nampak kaget hingga tubuhnya gemetar, yang lain juga seketika memandang ke arah Jin Shui, tidak menyangka dia akan mengeluarkan kata-kata sedemikian. Bahkan Xu Qiao tidak berani mendekat atau mengatakan apa pun, menyadari aturan dalam Yumen yang demikian ketat dan Jin Shui mulai menerapkan kebiasaan yang serupa.

Sikap Jin Shui agaknya dipengaruhi kemunculan Yuan Wan Cui dan orang-orang Haitang Jian Pai di hari sebelumnya. Kebencian nyonya tua itu terhadap Yumen sangat mendalam, Jin Shui menyadari ia juga menyimpan dendam yang sama. Diantara delapan pewaris baru enam yang berkumpul, perjalanan dan perjuangan mereka masih jauh. Jika ada pengkhianat maka akan mengakhiri semuanya, dan pengorbanan para pelindung akan sia-sia. Tentu saja, sebagai pewaris utama ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi.

Akan tetapi tentu saja Huang Yu, Lin Ji Xuan, Li Qian dan juga Liu Xin tahu sebenarnya Jin Shui mengucapkan kata-kata ini hanya demi menakuti Qin Liang Jie saja, tidak mungkin sungguh akan membunuh Qin Liang Jie suami istri dan hanya menyisakan putra mereka yang baru saja lahir.

"Jin Shui, hal ini bisa dibicarakan," Li Qian berkata. "Mungkin, memberi kesempatan Qin-xiong tiga bulan atau setengah tahun lagi."

"Tiga bulan atau setengah tahun lagi, jika dia, atau siapa pun yang ingin meninggalkan tugas sebagai pewaris Yumen, maka kata-kataku hari ini tetap berlaku," sahut Jin Shui tegas. "Kalian jangan lupa bagaimana para pelindung, guru-guru kita, memberikan tenaga dalam hasil latihan mereka selama berpuluh tahun pada kita, membuat mereka tidak bisa membela diri sendiri saat bertemu musuh, orang-orang yang membenci Yumen kita. Bagaimana kematian para pelindung kita semua tidak ada yang melihat sendiri, tetapi kita tahu, mereka sampai mati pun menyimpan rapat mengenai keberadaan kita, agar pada saatnya nanti kita bisa memenuhi harapan mereka untuk membangkitkan kembali Yumen Jiao dan membawanya berjaya seperti masa lalu."

"Benar," sahut Huang Yu, "siapa pun yang mengkhianati Yumen, hukumannya adalah mati. Aturan ini sudah ada sejak dulu dan tidak akan berubah. Saudara disini jika masih ada yang tidak bersedia bergabung atau mendukung kami, silakan katakan saja, daripada esok hari kami mengetahuinya dan harus mengotori tangan dengan tidak perlu."

"Aku mendukung," sahut Lin Ji Xuan, "sejak awal aku sudah jelas mendukung."

Ia meletakkan tangan di bahu Zhou Yan Zi, diam-diam mengerahkan tenaga dalam kesana, memberi isyarat untuk tidak macam-macam.

"Aku adalah orang Wansui Gu, tidak ada permusuhan dengan Yumen kalian," gadis kecil itu berkata. "Tidak ada untungnya bagiku membocorkan identitas kalian, kalian jangan khawatir." Kata-katanya mirip dengan yang pernah dikatakan oleh Lao Feng, orang tua di atas gunung yang ditemui oleh Jin Shui dan Xu Qiao tiga tahun yang lalu, seketika itu membuat keduanya seperti menyadari sesuatu.

"Guruku Du Cao adalah juga pamanku, dan kami sekeluarga sejak dahulu memang adalah bagian dari Yumen Jiao," kata Li Qian, "aku, juga Li Jue, kami akan mendukung Jin Shui sepenuhnya."

"Hua Gege, kau juga tahu Liu Xin akan selalu menyayangi kalian semua," sambung Liu Xin.

"Xu Guniang, bagaimana denganmu?" Huang Yu menanya pada Xu Qiao.

"Aku kenapa?" tanya Xu Qiao. "Aku bukan salah seorang dari kalian, mengenai ini Jin Shui Gege cukup jelas."

"Pengkhianat tidak akan dibiarkan hidup," kata Huang Yu. "Xu Guniang adalah putri mendiang majikan Huofeng Lou yang punya hubungan baik dengan Jianyin Bang dan semua aliran lurus bersih. Jika tidak yakin dengan prinsip aliran kami, Anda mungkin masih punya kesempatan."

"Aku tidak akan mengkhianati Jin Shui Gege," Xu Qiao menyahut singkat.

"Qin-xiong, bagaimana denganmu?" Li Qian menanya pada Qin Liang Jie sambil menariknya berdiri.

"Kalian tahu istri dan anakku," Qin Liang Jie terpaksa berkata, "aku Qin Liang Jie terpaksa tidak mempunyai pilihan lain kecuali tetap bersama kalian, semuanya demi keselamatan mereka."

Seorang pelayan shanzhuang datang mendekat dan langsung melapor pada Li Qian. "Shaoye, ada tamu yang datang, mengaku bernama Huang Lian, mencari Xu Guniang. Katanya, dia adalah adik segurunya."

Kata-kata si pelayan itu langsung mengagetkan Xu Qiao, karena sama saja memberitahu pada Jin Shui dan Huang Yu, bahwa Bao Xin Fei juga ada datang. Pertemuan kemarin Xu Qiao belum membicarakan dengan siapa pun, ia juga tidak ingin sampai ada yang mengetahui pembicaraannya dengan Yuan Wan Cui.

"Ohya, kemarin memang ada seorang bernama Bao Xin Fei yang datang sampai kemari, bertemu dengan orang-orang Haitang Jian Pai itu," Zhou Yan Zi berkata tanpa ditanya. "Dia adalah kakak pertama Yun He mereka, mereka akrab sekali. Xu Guniang sepertinya juga sudah menemuinya dan gurunya, entah membicarakan apa tidak jelas."

Lin Ji Xuan menendang kakinya untuk memintanya tidak asal bicara. Huang Yu langsung memandang ke arah Xu Qiao untuk menanya, Jin Shui nampak tenang sekaligus khawatir. Xu Qiao tidak mengatakan apa pun, air mukanya memberitahu Jin Shui dan yang lain bahwa sesuatu sudah terjadi, akan tetapi tidak seorang pun yang lantas menanya. Li Qian tahu Huang Lian adalah adik kandung Huang Yu, maka ia meminta pelayan membiarkan masuk.

Huang Lian hadir disitu beberapa saat kemudian, Xu Qiao menyambutnya agak jauh. Mereka sudah bertemu di hari sebelumnya dan sekali lagi Huang Lian memeluknya sambil memanggil dengan ceria.

"Shijie, shifu mengatakan, kau tidak perlu mengerjakan perintah Yuan Zhangmen," Huang Lian berbisik pada Xu Qiao, "jika kau sudah tidak ada urusan, pulang saja bersamaku ke Huofeng Lou, kita berdiam disana, tidak ada yang akan mengganggumu."

"Aku tahu," kata Xu Qiao. "Shimei, kakak keduamu ada disini," katanya kemudian. "Kau pasti merindukannya."

Ia mempertemukan Huang Lian dengan Huang Yu, kemudian juga memperkenalkan semuanya, tentu saja tanpa menyebut mengenai para pewaris Yumen. Huang Lian tidak tahu mengenai urusan itu dan tidak perlu tahu.

"Jin Shui Gege," Xu Qiao menarik Jin Shui kemudian. "Aku ingin bicara berdua denganmu."

Jin Shui mengikuti Xu Qiao meninggalkan wilayah Bai Tu Shanzhuang, berjalan berdua menyusuri tepian danau sampai ke sebuah hutan kecil, tentu saja cukup jauh dari tempat orang-orang Haitang Jian Pai berada. Xu Qiao tidak mengucapkan sepatah kata pun, Jin Shui juga tidak tahu bagaimana membuatnya membuka suara.

"Qiao-er," Jin Shui akhirnya menegur, "kau ingin mengatakan apa padaku?"

"Jin Shui Gege," Xu Qiao meraih tangannya dan menggenggam dengan erat. "Tiga tahun yang lalu kau pernah menyelamatkan aku, tanpa dirimu waktu itu saat ini di dunia sudah tidak ada lagi Xu Qiao. Katakan padaku, kau inginkan aku membalas budi dengan cara bagaimana. Xu Qiao akan berusaha dengan sepenuh hati."

"Aku tidak pernah inginkan kau membalas budi," Jin Shui menyahut. "Kau lihat, bahkan ayah Li Qian sudah memberikan obat padaku. Tidak lama lagi, bekas racun itu akan hilang seluruhnya, dan kita juga bisa melupakan urusan tiga tahun yang lalu."

"Kau bisa melupakan, tetapi aku tidak bisa," sahut Xu Qiao, "aku sudah menyusahkanmu selama tiga tahun, jika tidak diberi kesempatan membalas kebaikan ini, maka aku selamanya tidak akan tenang."

"Qiao-er, ada kau bersamaku disini, aku sudah merasa senang sekali," Jin Shui berkata. "Jika sungguh kau ingin membalas budi, maka aku mengharapkan bersama selamanya, bisakah kau melakukan ini?"

"Jin Shui Gege, tentu aku ingin bersama denganmu selamanya, menjadi pelayan pun aku rela, hanya saja… hanya saja…."

"Hanya saja apa?" Jin Shui sebenarnya mengetahui jawabannya, hanya ia tidak mampu mengucapkan sendiri.

"Jin Shui Gege, erniang memintaku kembali ke Huofeng Lou, dan aku juga ingin kembali ke Huofeng Lou bersamanya," Xu Qiao berkata. "Bisakah kau ikut bersamaku?"

"Qiao-er, kau tahu aku tidak bisa."

"Aku tahu, tentu saja aku tahu," kata Xu Qiao. "Kau ingin bersama Huang Erge mengumpulkan delapan pewaris, kemudian membangun kembali aliran kalian, meneruskan tugas yang ditinggalkan oleh… oleh gurumu."

"Benar."

"Aku juga tahu tidak bisa menghalangi," kata Xu Qiao, "aku hanya seorang gadis kecil, aku tidak punya kemampuan sebesar itu."

"Bao Xin Fei sudah tahu kau pergi bersamaku," kata Jin Shui. "Dia mengatakan apa padamu?"

"Erniang tidak mengatakan apa-apa," sahut Xu Qiao. "Aku juga sudah mengatakan padanya, aku hanya ingin membalas budi padamu."

"Yuan Wan Cui memintamu membunuh aku, benar tidak?" nada suara Jin Shui berubah. Yuan Wan Cui terus mengawasi Xu Qiao sejak kedatangannya kemarin, ia bisa menebak bahwa kabar bahwa putri majikan Huofeng Lou ada bersama pewaris utama Yumen sudah sampai ke telinga ketua Haitang Jian Pai itu. Yuan Wan Cui kemudian meminta Xu Qiao pergi bersamanya, akan tetapi kemudian Xu Qiao masih bisa kembali lagi ke Bai Tu Shanzhuang, sikapnya aneh dan gerak geriknya berbeda, Jin Shui langsung bisa menebak si nenek busuk tidak melepaskannya begitu saja. Ditambah kehadiran Bao Xin Fei, agaknya sudah mempengaruhi Xu Qiao dengan dalam.

"Jin Shui Gege, kau tahu aku tidak akan melakukannya," kata Xu Qiao. "Aku juga tidak akan membocorkan identitas kalian para pewaris pada siapa pun, terutama pada orang-orang yang tidak menyukai kalian."

"Aku tahu, aku percaya padamu," kata Jin Shui, nada suaranya kembali melembut. "Jangan khawatir, tidak akan sampai pada tahapan aku harus membunuhmu karena dianggap mengkhianati kami para pewaris Yumen."

Xu Qiao menggigit bibir sendiri untuk menahan emosi. Jin Shui memeluknya, dan mereka kemudian duduk di atas bongkahan batu besar, melewatkan waktu dengan menikmati pemandangan berdua. Beberapa lama kemudian barulah mereka kembali ke Bai Tu Shanzhuang dengan bergandengan tangan.

"Jin Shui Gege, bagaimana selanjutnya?" Xu Qiao menanya. "Aku ingin tetap bersama denganmu menemukan pewaris berikutnya, sampai yang terakhir, juga menemukan orang yang sudah membunuh keluargaku dan orang tua Huang Erge. Setelah dari Bai Tu Shanzhuang, kita akan menemui siapa?"

"Aku belum tahu," sahut Jin Shui jujur, "Huang Yu yang mengatur semuanya. Hanya tinggal dua orang lagi, aku juga tidak tahu apa yang mesti dilakukan sesudahnya."

"Hua Jin Shui!"

Suara teriakan terdengar dari arah danau. Jin Shui dan Xu Qiao bersamaan melihat kesana, mendapati dua orang yang menggunakan rakit, berkejaran di danau seakan hendak memburu sesuatu. Jin Shui berdua segera mengenali orang di rakit yang depan, yang barusan berteriak, sebagai murid utama Jianyin Bang, Han Bu Dian. Orang yang berada di rakit yang satu lagi tidak lain adalah adik seguru Zhong Shao Yan dan paman guru Han Bu Dian. Murid ke enam Liang Tian Jian Shen yang setengah sinting, Yue Long Dai.

Han Bu Dian segera menjejakkan kaki ke darat, tidak menyerang ke arah Jin Shui akan tetapi pedangnya langsung menuding. Yue Long Dai ikut melayang ke darat, akan tetapi ia tidak membawa senjata dan tidak berniat berkelahi dengan orang, kelihatannya hanya ikut-ikutan saja.

"Han Dage," Xu Qiao menyapa. "Kalian bagaimana bisa sampai kemari?"

"Xu Guniang, kau bersama orang ini sejak datang ke markas Jianyin Bang kami tempo hari," Han Bu Dian langsung berkata, "apakah kau tahu siapa dia?"

"Tentu aku tahu," sahut Xu Qiao, menghadang di depan Jin Shui.

"Qiao-er, dia sudah tahu," Jin Shui berkata, mendorongnya ke samping. "Han Shaobangzhu barusan memanggilku, tidak tahu ada urusan apa."

"Kau sudah menyebutkan diri sendiri sebagai pewaris utama Yumen Jiao," Han Bu Dian berkata padanya dengan tegas, "Yumen Mo Wang palsu itu apa ada hubungannya juga dengan Yumen kalian?"

"Yumen Mo Wang palsu itu adalah Huang Zhe, putra pertama Keluarga Huang dari Hailang Biaoju," Jin Shui berkata. "Aku sudah membantu menangkap dan menyerahkan dia pada pengikutmu beberapa hari yang lalu. Yang terakhir kutahu, dia sudah dibawa kembali ke markas Jianyin Bang kalian di Wuzhang."

"Orang Wansui Gu, perempuan yang membawa cambuk itu, datang dan membuatnya melarikan diri," Yue Long Dai yang menyahut. "Dia lari ke arah sini dan seharusnya berada tidak jauh."

"Kami sudah berada disini cukup lama, tidak melihat orang lain," sahut Xu Qiao.

Ia baru saja menyelesaikan kata-katanya ketika mereka melihat satu sosok bayangan manusia melesat di antara pepohonan, menuju ke kegelapan hutan. Sosok bayangan itu seperti menggendong dua orang anak kecil, dan dengan sengaja memperdengarkan suara tawa untuk memancing Han Bu Dian dan yang lain. Han Bu Dian lekas melesat mengejar, Yue Long Dai mengikuti.

"Lekas kembali ke Bai Tu Shanzhuang, tunggu aku kembali," Jin Shui berkata pada Xu Qiao, kemudian melompat menyusul. Xu Qiao belum lagi memutuskan akan ikut mengejar atau mengikuti permintaan Jin Shui, suara keributan sudah terdengar dari arah gerbang Bai Tu Shanzhuang, membuatnya lekas berlari kesana.

"Yuan Zhangmen, kemarin kami sudah mengundang Anda baik-baik untuk beristirahat di Bai Tu Shanzhuang, akan tetapi Anda sudah menolaknya," terdengar suara Li Qian, "sesuatu terjadi pada orang-orang Anda diluar wilayah kami, maka bukan menjadi tanggung jawab kami."

"Aku tahu Hua Jin Shui berada di tempat kalian," suara Yuan Wan Cui yang menyahut. "Dia tahu aku sudah menemui Xu Guniang, dan dia membalas dengan melukai beberapa orang kami dan membawa pergi dua orang. Lekas serahkan dia."

"Berdasar apa kau mengatakan Hua Jin Shui sudah melukai dan menculik orangmu?" tanya Li Jue. "Apakah kau melihat sendiri?"

"Penculik itu menggunakan wuqing xue, menggunakan sebilah pedang bersarung hitam," Yun He yang menyahut. "Siapa lagi kalau bukan Hua Jin Shui."

Rupanya orang-orang Haitang Pai di bawah pimpinan Yuan Wan Cui, mereka berdiri di depan gerbang Bai Tu Shanzhuang mencari orang, yang menghadang mereka adalah Li Qian dan Li Jue, ditemani para pelayan mereka dan juga Lin Ji Xuan berdua Zhou Yan Zi. Hanya karena Yuan Wan Cui adalah seorang ketua aliran dan tidak mau mendahului menyerang sekumpulan anak muda maka belum terjadi perkelahian. Li Qian dan yang lain juga tidak ingin membuat ribut, maka mereka masih beradu mulut saja.

"Orang itu berlari kesana," Xu Qiao langsung berteriak memberitahu, "Han Dage sudah pergi memburunya."

"Han Bu Dian? Dia pasti mengejar buronan Jianyin Bang itu." Bao Xin Fei juga ada diantara orang-orang Haitang Jian Pai, mendengar kata-kata Xu Qiao ia langsung melesat ke arah yang ditunjuk. Yun He mengikuti bersama Yun Li dan Yun Xue, Yuan Wan Cui tetap berada disitu mengawasi Li Qian.

"Yuan Zhangmen, orang itu apakah membawa dua orang anak perempuan kecil?" Xu Qiao menanya pada Yuan Wan Cui.

"Benar," Yun Xi yang menyahut, ia baru saja sembuh dari racun dan masih lemah sehingga tidak bisa ikut mengejar. "Shuang-er dan Xiu-er kedua anak itu yatim piatu dan sanshimei hendak mengangkatnya sebagai murid. Tidak disangka mereka malah diculik orang."

"Kau lihat wajah penculik itu tidak?" Yuan Wan Cui menanya pada Xu Qiao.

"Yang pasti bukan Hua Jin Shui," sahut Xu Qiao singkat.

"Yuan Zhangmen jika menganggap Bai Tu Shanzhuang ada menyembunyikan orang, silakan masuk dan menggeledah tempat kami," Li Qian berkata, membiarkan para pelayan membuka pintu gerbang lebar-lebar.

Li Qian sudah membuka pintu, Yuan Wan Cui tentu saja tidak akan menerjang masuk ke Bai Tu Shanzhuang begitu saja karena khawatir tidak menemukan sesuatu di dalam sana dan membuat diri sendiri mendapat malu karena sudah salah menuduh. Maka ketua Haitang Jian Pai itu kemudian memutar badan, kembali ke dermaga tempat ia dan anak muridnya bermalam, Yun Xi dan yang lain mengikuti.

"Xu Guniang, dimana Jin Shui?" Li Qian menanya pada Xu Qiao.

"Pergi mengejar orang," sahut Xu Qiao. "Kabarnya ada seseorang yang sudah melatih wuqing xue kalian dengan cara sesat, kemudian menggunakan penampilan serupa dengan Jin Shui Gege dan membunuh orang, sudah berapa lama ini menjadi buronan Jianyin Bang, dan sekarang dia mengacau disini."

"Li Qian, aku akan membantu Jin Shui," Lin Ji Xuan berkata.

"Biar aku saja," kata Li Qian, "kau disini jaga jangan sampai ada yang mengusik ketenangan ayahku."

Jin Shui mengejar sosok yang berlari membawa dua anak kecil ke arah hutan, belum jauh ia melihat satu jenasah murid wanita Haitang Jian Pai tergantung di dahan pohon dengan sebelah tangan hancur. Akan tetapi ia belum lagi mendekati jenasah itu ketika melihat satu sosok tubuh tinggi besar dengan kepala tertutup caping lebar sudah berdiri di atas dahan pohon yang lain yang tidak jauh.

"Lagi-lagi kau," sosok itu masih mengenali Jin Shui sebagai orang yang pernah mengikuti ia dan kawan kurusnya saat di Wuzhang. "Hua Jin Shui, putra mendiang ketua Yumen Jiao, Tong Jian Lei Shen Wu Yao Wei."

Ia menyebut nama Wu Yao Wei dengan kekaguman dan sekaligus kebencian, Jin Shui sungguh tidak bisa menebak apakah orang ini kawan atau musuh bagi Yumen, atau hanya seorang lain yang tidak ada kaitan sama sekali.

"Kau mengenal mendiang ketua Yumen?" Jin Shui menanya pada sosok tinggi besar itu.

"Aku pernah bertemu dengannya," sosok itu memberi jawaban singkat saja.

"Kenapa kau membunuh orang Haitang Jian Pai?" Jin Shui menanya lagi.

"Bukan aku yang membunuh," sosok itu menyahut dingin.

Jin Shui tahu kemampuan si tinggi besar bercaping tidak rendah, maka ia segera mencabut pedang dan menerjang ke arahnya sambil mengerahkan tenaga dalam pemberian Mo Ying, tidak ingin sampai dikalahkan seperti tempo hari. Tidak dilihatnya sosok si kurus, tetapi belum tentu si tinggi besar itu datang seorang diri.

"Bocah, kemampuanmu lumayan juga," si tinggi besar berkata dengan suara menggetarkan, "masih muda sudah menguasai wuqing xue sampai tingkat keempat. Sepertinya aku harus membunuhmu sebelum kau membangkitkan kembali Yumen Jiao."

"Kau ada permusuhan apa dengan Yumen kami?" Jin Shui kembali memancing, ia memainkan jurus tipu dari wuqing xue dan pedang xuanlong di tangannya hampir berhasil merobek ujung baju lawan. Hanya si tinggi besar itu keburu menghindar ke samping.

"Tidak ada permusuhan apa pun. Siapa pun tahu Yumen adalah aliran iblis."

Si tinggi besar itu tiba-tiba sudah menggenggam sebilah golok besar di tangannya, digunakan untuk menghadapi pedang xuanlong. Dua orang sama beradu jurus di atas dahan pohon, suara denting senjata terdengar memekakkan telinga, daun-daun berguguran, dan kesiur angin di sekitar sangat riuh.

Jin Shui merasakan tenaga lawannya sangat kuat, bahkan tenaga dalam milik Mo Ying yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasinya. Orang bercaping itu juga sangat kejam, setiap serangan goloknya mengincar bagian penting dan mengandung niatan membunuh. Bukan hanya itu, pengalaman bertarung orang itu juga jauh lebih baik, membuat Jin Shui tidak mempunyai sedikit pun kesempatan mengenali ilmu yang digunakannya.

Belasan jurus berlalu dengan cepat, Jin Shui terpaksa hanya bisa menghindar dan bertahan saja, orang itu menyerang dan menyambarkan goloknya tanpa ampun, sekali hampir saja memutuskan leher Jin Shui.

"Hua Jin Shui!"

Bao Xin Fei sudah tiba disitu, diikuti Yun He, Yun Li dan Yun Xue serta beberapa anak murid Haitang Jian Pai lainnya. Mereka tidak pedulikan si orang bercaping, Bao Xin Fei begitu mengenali Jin Shui langsung menyerang ke arahnya, dua helai kain panjang langsung terulur ke arah lawan, hendak melilitnya lebih dahulu demi menghalangi melarikan diri.

Jin Shui terpaksa melompat turun dari atas pohon menghindari serangan lawan baru, meninggalkan orang bercaping lawannya. Yun He dan yang lain mengira dirinya adalah yang barusan menculik orang di dermaga, sebagian berusaha menemukan kedua anak kembar Shuang-er dan Xiu-er di sekitar, yang lain sudah menghunus senjata dan mengepung Jin Shui.

"Bai Shimei! Dashijie, orang itu sudah membunuh Bai Shimei!" satu orang dengan segera mendapati jenasah di atas pohon dan berseru pada Bao Xin Fei.

Jin Shui baru sempat menarik setengah nafas, Bao Xin Fei sudah menyerang ke arahnya bersama Yun He bertiga, ia terpaksa menghadapi. Si orang bercaping juga sudah menyiapkan senjata rahasia, menyebarkan ke arena tanpa memedulikan siapa yang menjadi lawan Jin Shui. Dua anak murid Haitang Jian Pai langsung jatuh ke tanah, Jin Shui sendiri masih keburu menjatuhkan satu senjata rahasia.

Li Qian sudah datang menyusul mereka, melihat Jin Shui kerepotan menghadapi Bao Xin Fei dan adik-adiknya, ia tidak lantas turun tangan membantu, menyadari bahwa jika secara langsung membantu Jin Shui maka sama saja akan membenarkan identitas dirinya sebagai pewaris Yumen yang lain. Ia bukan tidak ingin membuka identitas ini, hanya ia tahu waktunya belum tepat.

"Kewei, aku melihat Shuang-er dan Xiu-er dibawa kesana!" ia berteriak. "Lekas tolong mereka!"

Teriakannya hanya berpengaruh pada Yun He dan yang lain, seketika mereka semua mengikutinya mengejar ke arah yang ditunjuk. Bao Xin Fei tidak mengenal Shuang-er dan Xiu-er, ia juga berniat menghabisi Jin Shui agar Xu Qiao tidak perlu bersama kepala iblis itu dan mencemari nama Keluarga Xu. Si orang bercaping juga masih tetap disitu, sudah turun dari atas dahan pohon dan bersama Bao Xin Fei menyerang ke arah Jin Shui, agaknya ingin membunuh Jin Shui karena khawatir identitasnya sudah diketahui oleh si pewaris utama Yumen.

Jin Shui menghadapi dua orang sekaligus, dan keduanya sama berilmu tinggi, sungguh merepotkannya. Satu kali ia terkena sambaran golok si tinggi besar, satu kali ia terkena hantaman pukulan san li bao lian milik Bao Xin Fei.

"Xu Furen, orang ini adalah orang yang sudah membunuh Huang Wei Qun suami istri, aku melihat sendiri," Jin Shui memaksakan diri berkata, sebelah tangannya menyambut serangan si orang bercaping, pedang dan golok saling beradu. "Dia juga yang sudah membunuh suami Anda, Xu Cheng Hai, Xu Louzhu."

"Apa katamu?" tanya Bao Xin Fei. Baru sekali ini perhatiannya tertuju pada si orang bercaping. Ia seperti pernah melihat sosok itu, hanya separuh wajahnya tertutup topeng perunggu dan juga caping lebar, meski seorang yang dekat pun tidak akan bisa mengenali begitu saja.

Si orang bercaping masih menahan Jin Shui dengan golok di tangannya, sebelah tangan yang lain sudah mengumpulkan tenaga dan menghantam ke arah Bao Xin Fei. Bao Xin Fei terpaksa menghindar, dan orang bercaping itu meninggalkan Jin Shui untuk mengincarnya. Jin Shui menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya, kembali merapal tenaga dan menyerang ke arah si orang bercaping.

Pertarungan segitiga terjadi diantara mereka, si orang bercaping memperkuat serangan dan sungguh berniat menghabisi kedua lawannya. Bao Xin Fei berusaha bertahan dan penasaran mengenali identitas si orang bercaping, sekaligus juga ingin membunuh Jin Shui. Jin Shui tidak ingin melukai Bao Xin Fei, akan tetapi ia juga tidak ingin mati begitu saja. Keadaan sungguh kacau.

Di tengah keadaan yang kacau itu mendadak satu orang bercaping lainnya muncul dari arah Bai Tu Shanzhuang, menggendong satu sosok tubuh di bahunya. Di belakangnya nampak berlari mengejar dua orang, yang satu adalah Huang Yu, seorang lagi adalah si kasim Yuan Xia. Huang Yu berhasil menghadang si kurus itu, dan bersama Yuan Xia berusaha merebut orang yang digendong oleh si kurus, yang tidak lain adalah Liu Xin.

Perkelahian baru saja bertambah, di tempat itu juga sudah hadir satu orang lagi, yaitu Yuan Wan Cui. Karena Yuan Wan Cui tidak mengenal kedua orang bercaping, maka perhatiannya langsung tertuju pada Jin Shui, seketika melompat dan membantu Bao Xin Fei mencecar Jin Shui dengan dua pedang kembar di tangannya yang sangat berbahaya.

Huang Yu melihat keadaan Jin Shui sangat tidak baik, ia melepas beberapa buah biji catur ke arah si tinggi besar dan juga ke arah Yuan Wan Cui, kemudian melompat cepat melewati kepala si kurus, dengan sekali sentak merebut Liu Xin dari tangannya. Ia baru akan menyerahkan Liu Xin pada Yuan Xia, si kasim muda itu sudah ikut terlibat dalam pertarungan antara Jin Shui dan lawan-lawannya.

Pada saat itu Yuan Wan Cui masih mencecar Jin Shui dengan kedua pedang di tangannya. Jin Shui menghindar dengan susah payah, terdengar suara pakaiannya yang robek sesaat sebelum ia merasakan cairan hangat mengalir di pinggangnya. Belum lagi ia menarik nafas ketika pukulan si tinggi besar bercaping sudah berada di depan dadanya, kemudian memukulnya dengan telak, membuatnya terhuyung sesaat. Pedang xuanlong ditangannya terkena lilitan selendang Bao Xin Fei, dan si tinggi besar berusaha merebutnya.

Li Qian kembali ke tempat itu bersama Yun He dan yang lain, mereka sudah menemukan Shuang-er dan Xiu-er dalam keadaan utuh, kemungkinan berhasil merebut dari penculiknya dan si penculik sudah lari entah kemana.

Si kurus bercaping melihat sekelompok orang lain datang, entah apa yang ada dalam pikirannya, seketika itu ia menyambar Shuang-er, kemudian melemparkannya ke arah Jin Shui. Badan pedang xuanlong masih terlilit selendang Bao Xin Fei, sedangkan tangan Jin Shui masih digenggam oleh si tinggi besar. Tubuh Shuang-er seketika tertancap di pedang itu tanpa ada yang bisa menghalangi, mengagetkan semua yang menyaksikannya.

Selendang Bao Xin Fei robek, si tinggi besar melepaskan Jin Shui. Tubuh Shuang-er hanya bergerak sebentar, kemudian diam sama sekali, saudaranya menjerit ngeri. Jin Shui tidak berani menarik pedang. Di saat itu jika si tinggi besar, Yuan Wan Cui atau Bao Xin Fei, atau siapa pun menyerang, maka akan dengan mudah mengambil nyawanya.

Yuan Wan Cui yang mengambil kesempatan paling dulu, melompat dan hendak menghantam kepala Jin Shui. Yuan Xia berada di dekatnya, berusaha menghalangi karena ia tahu Jin Shui adalah kawan majikannya, dan pedang di tangan Yuan Wan Cui langsung menebas kasim muda itu hingga hampir terbelah.

"Jin Shui Gege!"

Xu Qiao hadir bersamaan ketika tubuh Yuan Xia roboh ke tanah. Li Jue dan Lin Ji Xuan serta Zhou Yan Zi mengikut bersamanya. Han Bu Dan dan Yue Long Dai datang dari arah lain, semua rupanya mendengar suara pertarungan yang ramai dan teriakan Xiu-er, kini menyaksikan yang terjadi, Jin Shui berdiri di tengah arena dengan pedang di tangannya menusuk tubuh seorang gadis kecil.

Xu Qiao langsung menghampiri Jin Shui, tidak peduli apa yang sedang terjadi. Ia tahu ibu mudanya dan orang-orang Haitang Jian Pai ingin membunuh Jin Shui, dan mereka akan tidak akan membiarkannya lolos.

Melihat kedatangan Xu Qiao, si tinggi besar bercaping nampak kaget, kemudian langsung membalik badan dan melesat pergi. Kawannya si kurus mengikuti. Huang Yu menyerahkan Liu Xin pada Zhou Yan Zi, kemudian mengejar keduanya.

"Erniang, aku sudah berjanji padamu," Xu Qiao berkata dengan suara bergetar. "Kumohon, kalian memberi aku waktu."

Xu Qiao menarik tubuh Shuang-er dari pedang xuanlong, kemudian memberikan jenasahnya pada Yun He. Xiu-er melihat saudara kembarnya tewas begitu saja, ia sudah jatuh tidak sadarkan diri.

"Xiao Qiao," Bao Xin Fei berkata, "lekas bunuh dia."

"Jin Shui Gege terluka, aku tidak akan turun tangan padanya hari ini," Xu Qiao menyahut dengan dingin dan tegas, pelan namun membawa pengaruh pada siapa pun. "Siapa pun yang ingin turun tangan padanya, aku akan menghadapi dengan seluruh kemampuanku. Kehilangan nyawa bagi Xu Qiao tidak ada artinya, anggap saja untuk membalas budi padanya."

Ia mengambil juga pedang xuanlong dari tangan Jin Shui, mengembalikan ke sarungnya, kemudian memapah Jin Shui meninggalkan tempat itu. Jin Shui tahu dirinya dalam keadaan terluka parah, tidak akan bisa bertarung lagi, juga masih sangat dipengaruhi oleh kematian seorang gadis kecil di ujung pedangnya barusan. Bahwa ia bisa bertahan tetap sadar saja sudah luar biasa.

"Kita pergi," Yuan Wan Cui berkata pada para pengikutnya. Tentu saja ia masih ingat permintaannya pada Xu Qiao untuk memberitahukan siapa saja delapan pewaris Yumen, dan ia berharap bisa menemukan semua. Membunuh Jin Shui seorang hari ini tidak cukup, ia sudah mencurigai beberapa orang lain dan ia ingin sungguh bisa menghabisi semuanya.

Kita bertemu lagi dengan Li Qian, si pewaris Du Cao alias rumput racun. Du Cao terkenal kejam dan pernah meracuni sisa jagoan Yongjun Hui dan membuat mereka cacad. Li Qian pernah menjadi seorang pemimpin pasukan sebelum mengikuti ayahnya menyepi di perkampungan di tepian danau. Li Qian adalah yang paling tua diantara para pewaris.

Di episode ini juga ada konflik lanjutan dengan perempuan2 Haitang Jian Pai, ditambah dua anak perempuan kembar yang hendak menjadi murid baru.

Karakter baru yang diperkenalkan : Zhou Yan Zi, nona cilik putrinya Zhou San Gong dari Wansui Gu yang bandel bukan main, pintar dan suka bermain racun.

Si tinggi besar bercaping dan kawannya yang kurus juga hadir kembali, menambah kekacauan dan ingin membunuh Jin Shui. Siapa mereka sebenarnya?

Di episode ini Yuan Wan Cui mengagetkan Xu Qiao dengan memberitahu identitas asli Jin Shui sebagai putra kandung ketua Yumen terdahulu, kemudian memberi perintah membunuh Jin Shui. Bagaimana perintah ini akan mempengaruhi Xu Qiao?

Xiaodiandiancreators' thoughts