webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

IV-171. Berangsur-angsur Tenang

"Masuklah, jangan diam saja di situ," tegur tetua Wiryo. "Apakah aku pernah mengajarimu meninggalkan perempuan sakit?" nada tetua berubah total. Ada kemarahan di sana. 

Hendra terdiam saja, melanjutkan langkahnya mendekati istrinya. Pria itu mendaratkan bibirnya di pelipis istrinya sejalan dengan caranya menarik dasi biru menggunakan genggaman tangannya. 

"mandilah dulu," Hendra mendapatkan sapuan jemari Aruna di seputar dagu. 

Di sisi lain tetua Wiryo sempat bertautan mata dengan cucunya, sebelum memutuskan membalik kursi rodanya, "Opa terima kasih sudah memberiku kesempatan," Aruna melontarkan kalimat itu sebelum lelaki ini mendekati pintu, dan dengan tarikan lirih di ujung kemeja Hendra, Aruna memberi tahu suaminya untuk lekas membantu tetua membuka pintu. 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com