webnovel

20. Pria Misterius

Pertama kali dalam hidupnya ketika ia melihat pria muda bermata biru dengan rambut blondenya yang tipis dan disisir rapi ke bagian atas itu. Pria remaja yang terlihat begitu polos dan lugu namun terlihat begitu jenius dan pendiam dengan penampilannya yang begitu lugu dan sederhana apa adanya, seorang pekerja keras ini tidak disangkat telah memikat hati wanita yang sangat berkelas itu. Wanita yang merupakan seorang pianis bertalenta yang terkenal di seluruh kalangan karena namanya yang melejit. Bertemu dengan pria muda yang merupakan karyawan paruh waktu di restoran ayahnya itu merupakan anugerah terbesar dalam hidupnya. Sejak pertama kali melihatnya ia telah merasakan bahwa pria inilah yang akan menjadi belahan hatinya yang tepat baginya. Pandangan mata biru pria tersebut yang begitu dalam ketika bertemu dengan matanya pada saat ia menangkapkan pisau belati kecil itu demi menyelamatkannya, tatapan khawatirnya ketika ia menjenguknya di rumah sakit, rasa keingintahuannya ketika bertemu dengannya di sekolah, kebersamaan yang berlanjut hingga mereka bisa melanjutkan pendidikan tinggi di universitas yang sama meskipun berbeda jurusan. Pria yang telah selama itu tumbuh bersama - sama dengannya. Tumbuh dalam kasih, cinta dan rasa sayang yang mendalam, perasaan yang semakin lama semakin tumbuh kuat hingga akarnya kokoh dan tak tergoyahkan meskipun berkali - kali diterpa oleh badai dan angin kencang, ombak yang menyambar, namun api cinta diantara mereka kian berkobar hingga mampu membakar seisi alam yang mencoba untuk memisahkan mereka. Perjuangannya yang begitu besar untuk tetap bertahan ditengah badai dan ombak mahligai cinta mereka demi menemui wanita itu meskipun telah ditentang oleh pihak keluarga, hingga akhirnya mereka direstui dan menikah, lalu hidup bahagia bersama dan melahirkan si buah hati yang mengisi kehidupan mereka yang semakin penuh dengan kebahagiaan, hidup dalam suka duka bersama selama puluhan tahun dan tidak pernah terpisahkan. Saat - saat bahagia dan bayangan kebersamaan mereka adalah kenangan yang tak akan pernah terlupakan dalam hidup Moniq dan akan selamanya melekat dalam di lubuk hatinya. Ingin rasanya Moniq tidak bangun dari mimpi ini. Karena ia takut setelah bangun ia akan kehilangan sosok pria yang begitu amat dicintainya itu. Sudah kesekian kalinya ia terbangun, namun guncangan dan gejolak batin ketika mengingat semua kejadian terakhir kali itu dan percikan darah yang masih bertebaran di pakaiannya masih membuatnya tidak stabil dan belum bisa menerima keadaan bahwa pria yang begitu amat dicintainya itu telah pergi dan meninggalkannya untuk selama - lamanya. Setiap kali mengingat kejadian itu maka selama itu pula ia akan kembali menjerit histeris dan meneriakkan nama itu berulang kali, berharap agar yang dipanggil bisa segera kembali menemuinya. Setiap kali ia menjerit dan terguncang maka ia akan kehilangan kesadarannya kembali. Hari ini apa yang dilihat Moniq di hadapannya sungguh merupakan sebuah peristiwa yang tidak pernah ia duga akan terjadi dalam hidupnya. Andai ia bisa memilih, ia ingin agar dirinya saja yang menggantikan posisi Enrique ataupun mereka bersama - sama dihantam oleh truk besar itu. Rasa sakit ketika tangannya yang berlumuran darah ketika menolong Enrique dulu ataupun ketika proses lahiran pun tidak sesakit rasa yang ia derita sekarang.

Sudah beberapa kali Moniq kehilangan kesadaran selama seharian itu. Sementara Ivory sendiri pun masih belum juga kembali dari alam bawah sadarnya. Bagaikan seorang putri yang sedang tertidur dengan begitu nyenyaknya seakan tidak akan pernah terbangun kembali. Di bawah alam sadarnya, ia melihat dimana mereka masih berkumpul bersama, hanya bertiga dan melakukan semua hal bersama dengan sosok seorang ayah yang begitu mencintai dan menyayanginya, sosok seorang ayah yang selalu menggendongnya ketika ia kecil, bermain bersama dengannya lalu akan memberikan ia mainan dan menghiburnya ketika ia menangis karena diganggu oleh James, sosok ayah yang selalu ada untuknya ketika ia merengek ataupun meminta sesuatu, sosok seorang ayah yang selalu membuatnya tertawa terbahak - bahak ketika menceritakan sebuah dongeng atau kisah - kisah lucu sebelum ia tidur. Semua kisah dan kenangan itu seolah kembali lagi dan tereka ulang terus di dalam memorinya hingga membuat ia nyaman di dalam alam tidurnya seperti tidak ada apa - apa yang pernah terjadi. Sementara Jade yang sedari tadi membawa mereka berdua ke rumah sakit sudah menunggu seharian hingga sekarang bersama dengan supir pribadi Enrique. Ia begitu khawatir melihat kondisi mereka yang belum stabil. Keadaan Ivory sendiri pun sangat tidak stabil. Tekanan darahnya semakin lama semakin menurun. Dokter menyarankan kepada Jade selaku bagian dari keluarganya untuk terus memantau kondisinya dan harus berusaha untuk mencoba terus memanggil namanya karena dikhawatirkan jika Ivory terus menerus terhanyut dalam alam bawah sadarnya akan membahayakan kondisinya dan akan membuat tekanan darahnya semakin menurun hingga akan susah untuk kembali lagi kesadarannya. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dari keluarga intinya untuk berusaha membantu Ivory agar bisa segera sadar kembali. Itu berarti Jade membutuhkan bantuan satu – satunya orang yang mungkin akan lebih mampu untuk menolong Ivory saat ini, yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Akan tetapi, Moniq sendiri pun sedang mengalami guncangan hebat atas apa yang sedang terjadi dan juga masih belum sadarkan diri setelah kembali pingsan untuk kesekian kalinya.

Jade yang sedari tadi menunggu pun merasakan suatu kesedihan yang mendalam. Tidak habis pikir mengapa kini ia harus dihadapkan pada hal beruntun yang terjadi seperti ini. Ayah angkatnya telah tiada, dan kini ia dititipkan sebuah tanggung jawab yang cukup berat untuk menjaga kedua wanita yang amat berarti dalam hidupnya itu selain adiknya Catherine meskipun ia selama ini tidak pernah bisa mengungkapkan betapa ia bersyukurnya bisa bertemu dengan dua orang sebaik mereka yang mau menerima dan merawatnya dan adiknya seperti anak mereka sendiri setelah ia kehilangan kedua orang tuanya. Belum sempat ia membalas budi Enrique yang telah dianggapnya seperti ayah sendiri, kini ia telah tiada. Ia memang tidak pernah begitu dekat dengan Enrique akan tetapi sosok Enrique sejak menerimanya dan Catherine sebagai anak angkat mereka telah terpatri dalam – dalam sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa dan telah membuatnya merasa begitu sayang kepada mereka seperti orang tuanya sendiri. Andai Enrique belum meninggal dan mengetahui mengenai perasaannya terhadap putri satu – satunya, akankah Enrique suatu hari bisa menyetujui hubungan mereka? Segera sadar bahwa ini bukan saatnya yang tepat untuk memikirkan hal ini, ia segera menghapus khayalannya itu dan segera menghubungi pihak terkait untuk mengurus jenazah di tempat kejadian serta meminta supir pribadi keluarga mereka untuk menghubungi pihak pemakaman agar jenazah ayah angkatnya itu bisa segera dimakamkan. Sebenarnya ia ingin menunggu hingga kedua wanita di hadapannya tersebut sadar terlebih dahulu dan mengurus pemakaman bersama - sama namun melihat kondisi mereka rasanya keadaan segenting itu sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ketika Jade hendak beranjak pergi, tiba - tiba tangan Ivory menarik lengannya. "Jangan pergi. Tolong jangan tinggalin aku." Ternyata ia masih belum sadar dan mengigau sambil sesenggukan. Melihat kondisi Ivory yang menyedihkan seperti itu membuat hati Jade seakan teriris. Ia kembali duduk di kursi tunggu pasien lalu mengusap pipi wanita yang sedang tertidur di hadapannya itu. Ia bisa merasakan betapa sakitnya Ivory sekarang, namun tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menemaninya. Mungkin pemakaman ini harus ditunda dulu pikirnya. Ia merasa mungkin akan lebih baik jika ia menunggu hingga Moniq dan Ivory sadar terlebih dahulu. "Iv, aku tau ini pasti bakal berat banget buat kamu. Andaikan aku bisa melakukan sesuatu untuk membuatmu merasa lebih baik, bahkan andai aku bisa menggantikan posisi papa, akan kulakukan asalkan kamu bisa kuat dan tegar menghadapi semua ini. Aku sungguh berharap agar kamu bisa bertahan dan bisa segera sadar."

Tanpa disadari oleh Jade, ternyata ada lagi seseorang yang sedang menunggu dan melihat mereka dari luar kamar pasien. Pria yang ternyata sedari tadi pun senggugukan dan merasa sakit melihat kekacauan yang telah timbul akibat kebodohannya. Apakah ia telah salah mengambil keputusan pikirnya. Ia berjanji dalam dirinya bahwa ia akan membuat psikopat tersebut membayar mahal atas semua peristiwa yang telah menimpa keluarganya, terutama atas kematian adiknya hari ini. Ternyata ia telah mengingkari janjinya. Setelah memenuhi semua permintaannya, lalu hanya karena ia tidak bisa memberikan semua akses yang dipegang oleh Enrique, lantas ia mengakhiri kehidupan adiknya dengan begitu keji. Ia tidak bisa membiarkan hal ini. Ia akan mencari cara untuk membalas semua perbuatan psikopat itu. Ketika ia melihat Jade berdiri untuk menemui dokter yang menangani mereka, James segera beranjak pergi menjauh. Ketika dilihatnya Jade sudah menjauh, ia pun segera masuk ke ruangan dan menghampiri Moniq dan Ivory. Kini ia sedang berada di antara mereka dan tetap duduk di kursi rodanya. Ia terlihat berusaha meraih kedua tangan wanita yang sedang terbaring lemah tak berdaya itu dan menatap mereka dalam – dalam. "Moniq adik iparku dan Ivory, keponakanku tersayang, ini aku James. Aku tidak tau apakah kalian bisa mendengar suaraku di alam bawah sadar kalian. Aku tau mungkin ini bukan saat yang tepat aku datang kepada kalian. Akan tetapi, aku ingin mengatakan kepada kalian bahwa aku ingin meminta maaf yang sedalam – dalamnya. Kejadian hari ini benar – benar di luar dugaanku. Aku tidak tau bahwa psikopat itu ternyata sudah menyusun rencana jahat lainnya untuk menipuku. Diriku yang sekarang sudah tidak bisa lagi seperti dulu, melindungi kalian. Bahkan hari ini aku tidak mampu melindungi adikku sendiri, Enrique. Kini ia sudah pergi meninggalkan kita semua. Bertahun – tahun aku begitu merindukan kalian akan tetapi, psikopat itu terus memburuku dan membuatku hidup dalam penderitaan seperti saat ini. Saat ini, aku ingin meminta kepada kalian, tolong, segeralah sadar dan kembali. Jasad Enrique membutuhkan kalian saat ini. Jika ia melihat keadaan kalian seperti ini, pasti ia akan sangat sedih. Setelah ini, aku janji kepada kalian bahwa aku akan membayar semua ini, mungkin bukan sekarang tapi nanti. Aku akan membantu kalian untuk membalas semua ini. Aku akan kembali lagi nanti. Sekarang, tolong sadarlah. Enrique sedang membutuhkan kalian."

Rasanya seperti mimpi akan tetapi begitu nyata. Di dalam mimpi Moniq, sosok James dengan wujudnya yang masih sama seperti terakhir kali ia temui datang menghampirinya dengan membawa Enrique. Namun Enrique hanya terlihat diam dan tersenyum dengan wajah yang begitu pucat. Moniq yang melihatnya segera memeluknya dan menangis sejadi – jadinya. Ia begitu merindukan sosok suaminya itu. Enrique hanya membalas pelukan Moniq namun tidak berkata apa – apa. "Sayang, kenapa kamu diam aja? Apa kamu sakit? Katakan padaku." "Moniq, kini Enrique akan segera pergi meninggalkan kita semua. Aku ingin meminta maaf kepada kalian karena aku yang telah menyebabkan semua ini terjadi. Tolong beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku ini. Kembalilah, aku akan tetap di sini menjaga kalian dari kejauhan." Enrique berjalan pergi dan melambaikan tangan kepada Moniq dengan sebuah senyuman penuh kasih lalu ia perlahan – lahan menghilang. "Enrique…!" Jade begitu kaget ketika melihat Moniq yang tiba – tiba sudah sadarkan diri dan menjerit dengan begitu histeris. Ia segera memanggil dokter untuk mengecek kondisi ibu angkatnya itu.

Every bitterness is sad. Every sweetness is sweet. But not all sweetness or bitterness last forever. Thank you for your support everyone ^_^

linajapardycreators' thoughts