webnovel

19. Kematian Enrique Smith, Ayah Kandung Ivory

Sesampainya di Bandar Udara Paris - Charles de Gaulle terminal 1 yang berdesain avant-garde yang berkontruksi elit dikelilingi oleh tujuh satelit masing - masing dengan empat gerbang dan desain interior yang begitu megah menunjukkan betapa berkelasnya kota sejuta kenangan terindah yang terkenal akan Menara Eiffelnya itu. Bahkan di tanahnya pun ditumbuhi dengan rumput hijau yang menandakan bandara ini tidak pernah kekurangan apapun dan para penumpang di sini pada satu waktu pun bisa menikmati pemandangan kelinci dan terwelu (sejenis kelinci lepas yang berbeda jenis dari kelinci biasa) yang telah dibudidayakan oleh pihak bandar udara tersebut yang telah mengatur perburuan dan penangkapan secara periodik untuk menjaga popularitasnya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Bahkan ketika berjalan keluar dari bandara sekalipun, bagi segelintir orang – orang asing pastinya akan merasa begitu bangga dan takjub begitu memasuki era elit itu. Enrique sudah mengatur dan meminta pihak villa tempat mereka akan menginap untuk menjemput di bandara sehingga mereka tidak perlu kerepotan lagi untuk mencari taksi. Mobil jemputan yang ditunggu pun tiba dan mereka disambut dengan penuh keramahtamahan dan layanan yang luar biasa baiknya. Mobil pun mulai melaju. Ketika mereka berjalan melewati tempat terjadinya kecelakaan yang dikabarkan menewaskan James dulu di dekat bandara hingga membuat Enrique yang pada saat itu segera meluncur ke TKP untuk melihat sendiri keadaan kecelakaan tersebut, tiba - tiba ia teringat akan sesuatu. Ia berpikir jika memang yang ditulis dalam surat James mengenai orang yang sedang mengincar mereka itu ada di sekitar mereka dan andaikan semua kecelakaan itu hanya sebuah rencana orang tersebut dibalik kehilangan James, maka itu berarti ada kemungkinan James dibawanya ke suatu tempat untuk dihabisi ataupun dibawa ke suatu tempat di mana tidak ada seorang pun yang mengetahuinya seperti yang disebutkan oleh James. Ia kemudian berinisiatif untuk menanyakan supir yang ditugaskan oleh pengurus villa untuk mengantar mereka apakah pernah terjadi kecelakaan hebat yang pernah terjadi di sekitar tempat tersebut yang menewaskan dua orang penumpang hingga jenazahnya habis terbakar beberapa tahun yang lalu. Ia tidak menyangka bahwa jawaban supir tersebut begitu bertolak belakang dengan apa yang ia pernah dengar. Supir yang merupakan warga lokal tersebut mengatakan bahwa apa yang ditanyakan Enrique tidak pernah terdengar sama sekali karena negara itu merupakan negara yang paling aman dengan kontruksi pembangunan jalan yang luar biasa hebatnya dengan transportasi yang memadai serta telah teruji sehingga tidak mungkin akan ada kecelakaan separah yang ditanyakan oleh Enrique tadi, bahkan sudah puluhan tahun belakangan tidak pernah terdengar lagi kecelakaan apalagi yang terjadi di sekitar area bandara ataupun penerbangan. Mendengar pernyataan supir tersebut, Enrique begitu terperanjat.

Moniq dan Ivory yang mendengarnya pun menjadi shock. Jika benar tidak pernah terjadi apa - apa di sini, lantas ke manakah James dan Nathan selama ini? Apakah mereka masih hidup atau sudah dihabisi oleh komplotan psikopat itu secara bersamaan? Semuanya masih menjadi teka teki bagi mereka. Namun untuk saat ini yang terpenting adalah mereka hanya ingin menikmati momen kebersamaan mereka selama liburan terlebih dahulu. Mereka tidak ingin masa lalu tersebut malah akan merusak rencana perjalanan mereka. Akhirnya mereka tiba di Edgar Suites Notre-Dame-Lagrange Ville. Sebuah villa luas yang berlokasi di jantung kota Paris. Sesampainya di sana, alih - alih berberes atau berbenah dan bersiap - siap untuk liburan, mereka malah sibuk dengan pikiran masing - masing mengenai kenyataan pahit yang harus mereka hadapi nantinya setelah mereka kembali ke rumah. Rasanya seperti ada sesuatu yang telah menunggu mereka, namun Enrique kembali mencoba untuk menenangkan istri dan anaknya agar mereka tidak berpikiran terlalu jauh untuk saat ini karena belum diketahui pasti juga apa yang sebenarnya terjadi. Tiba - tiba saja Ivory kembali membuka suara, "Pa, ma, jangan - jangan pria paruh baya yang kemarin aku liat di pinggir jalan itu beneran Paman James. Bisa jadi paman masih hidup lalu ditolong oleh seorang wanita yang kulihat sedang bersamanya itu." "Apa kamu yakin dia mirip pamanmu?" "Antara iya dan nggak juga sih ma, soalnya kepalanya botak dan matanya buta sebelah terus wajahnya juga terlihat sedikit hancur berlubang seperti sayatan - sayatan besar gitu dan pria itu juga lumpuh. Dia cuma bisa berjalan dengan mengandalkan kursi rodanya dan didorong oleh wanita itu. Beda jauh sih dari paman. Paman kan macho, keren, dan juga maskulin, beda jauh sih ma. Aku jadi nggak yakin kalo itu beneran paman."

Enrique yang sedari tadi mendengarkan apa yang dikatakan oleh putrinya menjadi ragu, namun ia memiliki firasat tidak enak dan kurang baik mengenai James. Ia merasa ada sesuatu yang telah terjadi pada kakaknya itu. Terlebih lagi sejak meninggalkan rumah ia merasa perasaannya begitu tidak karuan. Ia pun lalu menelepon ponsel Jade dan memintanya menyempatkan sedikit waktu untuk mengecek keadaan rumah dan kantor apakah aman terkendali. Sementara setelah mereka selesai berbenah mereka tetap kembali pada rencana awal untuk melanjutkan perjalanan ke Menara Eiffel, destinasi utama yang telah mereka tetapkan agar tidak membuang waktu kebersamaan mereka. Butuh waktu sekitar sejam juga untuk mencapai tempat destinasi hingga akhirnya mereka tiba. Inilah dia, Menara Eiffel, yang merupakan menara besi yang dibangun di tepi Sungai Seine di Paris, salah satu ikon global di Prancis, yang digunakan sebagai menara pengamatan dan penyiaran radio. Beribu – ribu bahkan jutaan pengunjung pun sedang menikmati pemandangan indah di sana. Banyak pasangan yang secara khusus mendatangi tempat itu dan berfoto bersama. Tidak mau kalah, Ivory pun segera mengabadikan momen kebersamaan keluarga mereka tersebut. Mereka begitu menikmati momen saat itu hingga ingin sekali rasanya momen itu tidak pernah berakhir karena sejak Jade dan Catherine diajak untuk tinggal di sana, Ivory merasa mereka bertiga menjadi jarang memiliki waktu untuk berkumpul bersama dan hanya bertiga saja. Sudah begitu lama ia merindukan masa – masa ini, apalagi sejak Enrique sangat sibuk dengan urusan pekerjaan setelah ditinggalkan oleh James, mereka jadi jarang memiliki waktu liburan bersama.

Namun di tengah – tengah momen kebahagiaan mereka, Jade tiba – tiba menelepon dan mengabari Enrique bahwa telah terjadi sesuatu di rumah mereka. Rumah kediaman mereka kini bagaikan kapal pecah seperti ada yang telah memasukinya. Enrique yang mendengar kabar tersebut merasa bahwa firasat buruknya tepat. Tapi ia bingung bagaimana harus memberitahukan hal tersebut kepada Moniq dan Ivory yang terlihat sedang asyik dengan momen liburan ini. Ia hanya mengabari Jade bahwa mungkin ia akan segera kembali esok. Ia meminta kepada Jade agar jangan mengosongkan rumah malam itu dan memintanya untuk tidak menginap dulu di rumah temannya dan memastikan keadaan rumah aman terkendali hingga ia kembali. Tak ingin merusak momen kebahagiaan sang istri dan putrinya, Enrique pun kembali menghibur mereka dan kembali menghabiskan waktu bersama. Ia berpikir untuk memberitahukan mereka setelah kembali ke villa nanti agar mereka bisa segera berkemas dan bisa meninggalkan kota Paris pada dini hari.

Betapa kagetnya mereka setelah mendengar alasan Enrique akan kembali pada saat dini hari nanti karena kondisi rumah dan kantor yang sedang tidak baik. Bagaikan disambar petir, Moniq dan Ivory pun terperanjat tak karuan dan terlihat begitu gusar. Rasanya mereka sudah tidak sabar menunggu hingga dini hari nanti agar bisa segera kembali ke rumah dan mencari tahu apa yang telah terjadi. Sementara itu, Jade yang sedari sore sudah sampai di rumah pun menjadi sedikit khawatir. Ia tidak mengerti perampok sejenis apa yang telah begitu beringas menghancurkan segala isi rumah yang tadinya terlihat begitu indah bagaikan istana kini menjadi seperti sebuah kapal pecah ataupun gubuk yang terlihat penuh dengan kotoran dan sampah tidak berarti. Barang – barang berharga mereka pun habis. Jade merasa sedih dan iba atas kejadian ini, ia takut hal ini akan menyebabkan Ivory dan keluarganya menjadi trauma. Ia mencoba untuk menelepon Ivory dan menanyakan kabar gadis itu. Rasanya sudah beberapa hari ini ia tidak mendengar suaranya yang lembut. Alih – alih bisa mendengar suaranya yang lembut, ia malah mendapatkan suara Ivory yang ketika mendapat panggilan masuk dari Jade langsung menyerangnya dengan berbagai pertanyaan yang bertubi – tubi mengenai apa yang sebenarnya terjadi di rumah. Jade tahu bagaimana perasaan gadis itu saat ini. Pasti saat ini ia begitu ketakutan. Ingin sekali rasanya Jade berada di sampingnya untuk menghibur, memeluk dan menenangkan gadis itu. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain berusaha mengatakan bahwa semua baik – baik saja dan aman terkendali. Ivory bahkan sempat menanyakan kabar Jade apakah pasca kejadian ia baik – baik saja. Merasa diperhatikan, Jade hanya bisa tersenyum sendiri dan hanya menjawab bahwa dirinya pun baik – baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan olehnya.

Waktu pun tiba dan Enrique sekeluarga pun kembali. Ia sengaja memilih jadwal tersebut karena perjalanan pesawat akan menempuh selama lebih kurang 18 jam sehingga mereka harus berangkat dini hari dan bisa segera tiba pada petang hari menuju malam. Mobil dengan supir pribadi pun telah diutus oleh Enrique untuk menjemputnya di bandara agar mereka langsung bergerak menuju ke rumah. Hari sudah hampir gelap setelah mereka tiba, lalu mereka pun segera meluncur untuk kembali ke rumah namun sayangnya, di tengah perjalanan, mobil yang mereka tumpangi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Setelah dicek, supir pribadi Enrique mengatakan bahwa converter dan baut mesin mereka rusak dan kendor. Tidak punya pilihan lain, Enrique terpaksa turun dari mobil untuk menelepon dan memanggil supir kantor untuk membawa salah satu mobil kantor mereka untuk menjemputnya. Moniq dan Ivory yang sudah merasa gerah di dalam pun segera turun. Naasnya, ketika Enrique hendak memutari mobil tersebut untuk berjalan ke arah mereka, tiba – tiba ada sebuah truk pengangkut kontainer - kontainer berat yang berukuran besar datang dari arah berlawanan dengan laju yang sangat cepat dan berkelok - kelok tidak jelas arah lalu menghantam keras Enrique yang tidak sempat berlari lagi dan mobilnya yang sedang berada di pinggir jalan. Darah yang memuncrat dan terpercik ke wajah bahkan tubuh dan maju Moniq, Ivory dan supir yang sedari tadi sudah berdiri di atas trotoar rumput, mendadak mematung dan tidak bisa bergerak. Menatap kejadian tersebut lekat – lekat dengan mulut menganga, bahkan sang supir sendiri pun tidak mampu berkata apa – apa melihat tuannya telah tergeletak dalam kondisi badan yang cukup hancur dalam waktu hitungan detik itu. Moniq yang setelah sadar akan apa yang terjadi setelah melihat potongan tubuh yang hancur tergeletak di jalan itu tiba – tiba menjerit sejadi – jadinya hingga akhirnya tidak mampu menahan tangis dan gejolak dalam hati lalu mendadak kehilangan kesadaran yang akhirnya disusul oleh Ivory yang sedari tadi berdiri diam terpaku dengan tatapan mata yang kosong. Supir tersebut lalu segera menelepon ambulans dan mengabarkan Jade mengenai kejadian yang menimpa keluarga tersebut agar Jade pun bisa segera mengunjungi TKP.

It's almost 20. Please feel free to leave any comments if there's any. Thank you for your support ^_^

linajapardycreators' thoughts