webnovel

CINTA tapi gengsi

rosasevina20 · Teen
Not enough ratings
86 Chs

Bab 59

Beberapa Bulan telah berlalu.kepergian Bulan membuat Bumi Bingung harus bersikap seperti

apa.Orang-Orang menyebutkan kalua Bulan sudah meninggal Tetapi hati kecil Bumi berkata Bulan masih hidup Namun angan itu terlalu jauh hingga tak dapat ia gapai apalagi jasad Bulan Sampai Sekarang belum di temukan Hingga Bumi tak percaya,jika Bulan benar-benar meninggal

Bumi mengusap wajahnya, Lantas berdecak Ringan Seraya memijat Pangkal hidungnya.Pening sekali kepalanya pusing memikirkan Bulan Pusing memikirkan kuliah pusing memikirkan segalanya kalua bisa ingin sekali Bumi mengulang waktu dan melarang Bulan untuk pergi ke Bangkok agar tidak mengalami kecelakaan pesawat tersebut.Baru Sekarang Bumi merasakan sakitnya kehilangan

Seseorang perihnya ditinggal tanpa mengucapkan kata-kata yang sudah ia pendam Selama ini kepada Bulan

" Gue ke kamar bentar " pamit Bulan langsung Bangkit Dari Duduknya berjalan Cepat meninggalkan Atta dan Bianca di teras rumahnya.Wajah Bumi memerah serta kedua tangannya mengepal kuat.Tiba di kamarnya Bumi langsung memekik Tertahan sambil meninju Cermin yang menempel di dinding kamar hingga serpihan kaca itu berserakan ke lantai

" ah,ha " Bumi kembali berteriak dan langsung menghantam apa pun barang yang ada sekitarnya mencengkeram kuat kepalanya dan berteriak sekeras mungkin teriakan itu mampu terdengar Atta dan Bianca hingga akhirnya dua anak itu berlarian ke lantai dua di kamar Bumi itu berada

" Bumi " Atta menggedor pintu kamar Bumi yang terkunci

" Bumi teriak Bianca "

" nggak usah Samperin gue ! Dari dalam sana Bumi berseru lantang " nggak usah Nganggu gue '

" Jangan kayak gini Bumi ! Bianca ikut menggedor berkali-kali kamar Bumi.Namun yang terdengar malah bunyi Sesuatu berbahan pecahan beling "

" Ya Tuhan....." Bumi menyentuh Dadanya terkejut

" Bumi Buka Pintu Nya " Atta berusaha menaikkan turunkan knop pintu kamar Bumi ingin membukanya namun tak bisa " Bumi "

Di dalam sana Bumi lagi-lagi melepas Rasa kesalnya yang ia telah pendam selama berhari-hari Dengan meninju tembok kamarnya sebagai bahan pelampiasannya Tidak peduli dengan Darah yang mulai mengalir di jemari tangan dan buku tangannya tidak peduli dengan telapak kakinya yang menginjak serpihan beling-beling itu.Bumi masih di selimuti amarah yang meluap tinggi tak ada hentinya menyakiti Dirinya sendiri ia berteriak menjambak rambutnya Kini wajahnya sudah semakin memerah

" Bumi Buka Pintu nya ... " Bianca melirih

" LO BEGINI GAK BAKAL BIKIN BULAN BALIK LAGI BUMI " Atta berteriak.Ucapanya mampu membuat Bumi terdiam sejenak Nafas nya terdengar berat dan memburu.Dadanya juga bergerak naik turun'

" PERGI LO ! teriak Bumi

" BUMI BUKA Pintu Nya Ya " Bianca hampir menangis ia tidak melihat Bumi yang frustasi kehilangan Bulan.Apalagi melihat Temannya sendiri terpuruk hingga menyakiti dirinya sendiri"

" GUE BILANG PERGI " Bumi menghardik kencang " TERSERAH GUE MAU NGAPAIN DI SINi LO SEMUA NGGAK BISA LARANG GUE ! "

" Bulan Pasti sedih liat Lo begini Bumi... ucap Bianca sambil menempelkan pipinya ke kamar pintu Bumi "

" kalua Lo sayang sama Bulan, nggak mungkin Lo tega bikin dia sedih Bumi " Atta berucap " Lo harus belajar mengikhlaskan kepergian Bulan Bumi Lo harus kuat Bulan sudah tenang di sana Bumi "

" GUE NGGAK PEDULI " Bumi masih bersikeras pada pendiriannya.Sebuah lukisan gambar Wajahnya yang di buat oleh Bulan yang telah ia pajang di Dinding kamarnya.Bumi menatap nyalang lukisan itu,lalu berteriak lagi dan membanting lukisan tadi hingga bingkainya menjadi Rusak"

Bianca yang bisa mendengar pekikan Bumi seketika menitihkan air mata.Tak kuasa menahan kesedihan yang sama seperti yang Bumi Rasakan, Walaupun ia baru mengenal Bulan.kehilangan seseorang yang begitu kita sayang dan berharga di hidup kita memang sangat menyakitkan.kadang efek kehilangan itu mampu membuat pribadi seseorang Berubah Bukan hanya Bianca Atta juga merasakan hal itu.Bagaimana Tidak Bulan merupakan seseorang Teman yang baik ,ceria Dan lucu kehilangan sahabat seperti dia memang bisa membuat kehilangan akal sehat bahkan frustasi

Atta yang sudah tak tahan mendengar jeritan Bumi itu kini mundur beberapa langkah ke belakang, berniat mendobrak pintu kamar Bumi hingga terbuka.pintu kamar Bumi langsung terbuka lebar pandangan Atta dan Bianca langsung tertuju pada Bumi yang terduduk lemas di lantai, bersandar pada kasur dan menunduk begitu Dalam

Atta masuk ke dalam kamar Bumi diikuti Bianca yang mengekor di belakangnya Dua Orang itu berjalan dengan hati-hati saat melewati pecahan kaca yang berserakan di lantai saat tiba di dekat Bumi, Atta berjongkok di sampingnya dan Bianca berdiri menyerong ke arah mereka

"Bumi " panggil Atta

Bumi masih pada posisi yang sama, menekuk lututnya dan menunduk menatap terdengar isakan pendek dari hidung Bumi disertai bahunya bergerak naik-turun namun lambat.untuk pertama kalinya Bumi menangis dalam diam hanya karena Seorang cewek.Semenjak kabar tentang Korban yang meninggal pada kecelakaan pesawat yang Bulan ditumpangi Bumi tak pernah sekalipun menunjukkan rasa kehilangannya terhadap sosok Bulan ia hanya memendam , memendam dan terus Memendam hingga akhirnya sesuatu yang ia pendam itu membuncah dengan dahsyat hingga pertahanannya Runtuh seketika

dahulu Bumi menangis akan kepergian ayahnya beberapa Tahun yang lalu.dan sekarang ia menangisi Bulan

Atta menyentuh bahu Bumi menyalurkan kehangatannya pada Bumi ia mengusap Perlahan Atta mencoba menenangkan Bumi melihat Bumi seperti itu Atta maupun Bianca merasa semakin terpukul

" Bulan pernah bilang ke gue dia suka banget liat Lo kalua lagi senyum.Katanya senyuman Lo itu manis banget " Atta berujar sambil mengenang Bulan " Dia itu Seneng Banget bisa ketemu sama Lo apalagi bisa jadi temen Lo " Atta melanjutkan " Walaupun Lo sering marahin dia bentak-bentak Dia bikin Dia bete Bulan nggak pernah marah-marah sama Lo Bumi Dia malah suka sama Lo Bumi "

Bumi terdiam enggan mengubah posisinya

" Apalagi waktu Lo ngajarin dia belajar Lo hajar Dave demi dia.lo peluk dia waktu di Bali...." Atta menjeda " Lo tahu gak impian Bulan itu ngeliat sunset bareng orang yang dia sayangi Dan dia bahagia banget pas impiannya terkabul Dia bisa liat Sunset bareng Lo Bumi"

Atta menarik nafas Sesaat, merasakan pengap di dadanya seperti tertekan beton hingga membuatnya Sesak " Bulan mulai suka sama Lo pas pertama kali liat Lo di toilet waktu itu.... Bulan Bilang Lo itu kayak pangeran yang tuhan kirimkan untuk dia "

Bianca yang mendengar cerita Atta tak lagi mampu menahan desakan air matanya Walau saat itu ia belum mengenal Bulan Bianca bisa merasakan hangatnya sosok Bulan lewat cerita yang Atta sampaikan

" Bulan selalu curhat ke gue Tentang Lo ! ucap Atta " dia curhat segalanya Tentang Lo Dari ketawa Sampe nangis pokoknya gue selalu Dengerin apa pun yang dia ceritain Dan semuanya selalu Tentang Lo Bumi " Atta menatap Bumi yang kini mengusap matanya namun tetap menunduk " Dia sayang banget sama Lo Bumi Bumi "

Butuh beberapa detik agar Atta melanjutkan mengucapkannya tetapi ia harus melakukannya agar Bumi tahu semuanya tentang perasaan Bulan kepada dirinya selama ini " Lo pernah ngomong ke dia pake bahasa spanyol yang artinya Lo mulai Suka sama dia kan ? ucapan Atta membuat Bumi tersentak kaget " Bulan sebenernya tahu arti kalimat itu tapi dia berharap Lo mau jelasin maksud dari kalimat itu apa Sayangnya setiap dia nanya Soal itu. Lo selalu punya alasan buat menghindar "

Bumi kini memejam erat kedua matanya, keningnya mengerut rahangnya mengeras dan giginya beradu Di dalam sana Bumi membenci dirinya sendiri, benci di mana rasa gengsi menguasai perasaannya mulut yang selalu membohongi pikirannya

" Bulan nggak pernah berharap lebih.Dia Cuma mau Lo lebih peka sama perasaan dia, dia Cuma mau Lo tahu kalau dia sayang banget sama Lo Bumi ! tutur Atta " sekarang Bulan udah nggak ada di sini dia udah tenang di surga Sekarang udah Saatnya Lo harus merelakan Bulan Lo harus kuat Bumi "

Bianca menutup mulutnya air matanya masih mengalir membasahi pipinya begitu juga Bumi yang sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang semakin menjalar Di Dadanya ia menengadah dengan mata tertutup dan menarik nafas dalam-dalam

" Kenapa sampe sekarang gue nggak bisa ikhlasin Dia ! Bumi berujar lirih " sampe sekarang gue ngerasa Bulan sebenernya masih ada "

" itu karena Lo belum rela Bulan pergi "kata Atta " Lo sayang sama Bulan kan makanya Lo ngerasa dia masih ada di sekitar Lo lagian, Bulan pergi baru beberapa Bulan belum cukup buat ikhlasin Dia "

Sampai akhirnya, Atta merangkul Bumi seraya menepuk bahunya.lalu mendekatkan tubuh Cowok itu ke badannya sahabat yang baik selalu mengulurkan tangannya saat sahabat terjatuh mampu melewati Banyak rintangan bersama, Tanpa meninggalkan yang sahabat terpuruk ia pasti selalu siap menyediakan bahu untuk Sahabatnya seseorang Sahabat tahu apa artinya kesetiaan