webnovel

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
421 Chs

FAIRYTALE

"Kau mengatakannya sebelumnya," Serefina memotong pernyataannya dengan dingin dan ini membuat gadis itu menatapnya dengan cemberut, namun dia tidak mengatakan apa-apa.

"Lalu." Kace menghela napas dengan lelah. Serefina adalah salah satu sosok yang sangat sulit untuk dihadapi bila menyangkut sesuatu yang tidak disukainya, tetapi jika gadis itu memiliki kepribadian yang sama seperti sang penyihir, Kace khawatir tentang bagaimana Hope akan tumbuh nanti dengan diasuh oleh dua orang ini.

Meskipun Lana cemberut pada Serefina, tapi gadis itu tetap melanjutkan ceritanya, mengabaikan penyihir itu sepenuhnya. "Kawananku diserang oleh vampir pada suatu hari. Ayahku adalah Gamma dari kelompok itu dan menyuruh ibuku, saudara laki- lakiku dan aku untuk meninggalkan rumah. "

Suara Lana menghilang. Dia menatap ke luar jendela saat penjelasan selanjutnya berubah menjadi seperti suara orang yang tengah bergumam.

"Saudaraku adalah seorang warrior dalam kawanan kami, jadi ketika dia menyadari situasinya semakin tidak terkendali, dia berlari ke dalam pertempuran dan terbunuh." Suaranya menjadi lebih suram saat cerita itu mengungkapkan kisah pilu hidupnya. "Ibuku menyembunyikanku di dalam tong anggur, jadi vampir itu tidak akan bisa mencium aromaku."

Keheningan semakin terasa di dalam mobil dan kali ini Serefina tetap fokus pada jalan dan tidak repot- repot untuk memikirkan lebih jauh mengenai cerita yang Lana tuturkan.

Hal ini merupakan pertanda baik, jauh lebih baik daripada membuatnya bicara.

"Aku tidak tahu berapa lama aku di sana, tetapi ketika aku tidak bisa lagi mendengar apa pun, aku mengumpulkan keberanian dan mencoba keluar dari dalam tong anggur itu."

Lana berhenti bercerita lagi saat Serefina mengemudikan mobil keluar dari jalan raya.

"Yang bisa aku lihat hanyalah darah di mana- mana dan mayat. Itu adalah sebuah pembantaian." Suara Lana terdengar mantap, namun ada riak amarah yang dia coba tekan.

"Aku tidak berani mencari ibu dan ayahku, karena beberapa vampir masih di sana, oleh karena itu aku segera melarikan diri."

Lana menjilat bibir keringnya saat jari- jarinya terkatup dengan rapat. Dia terlalu muda untuk mengalami kenangan mengerikan itu, tapi begitulah hidup. Dibutuhkan suatu pengalaman yang keras dan tidak menyenangkan untuk membentuk dirimu menjadi sesuatu yang baru, demi untuk bertahan hidup.

Apakah Kau akan hancur atau menjadi sosok yang lebih kuat.

Syukurlah, Lana memilih opsi yang terakhir.

"Sudah berapa lama kau melarikan diri?" Kace membungkuk dan menyenggolnya dengan sebotol air mineral.

Lana menunduk dan tidak mengucapkan terima kasih, tetapi begitu dirinya berhasil membuka tutup botol tersebut, dia menenggak setengah dari air di botol itu, menunjukkan betapa dia sangat membutuhkannya.

"Serangan itu terjadi tiga minggu lalu." Lana menjawab Kace setelah dia menarik napas dalam- dalam dan merasa segar kembali. "Sejak itu, aku bertemu dengan beberapa makhluk jahat. Untungnya, aku berhasil melarikan diri dari mereka. "

"Kawanan Lock heart", kata Serefina dengan mata masih terpaku ke jalan. "Kawananmu sebelumnya adalah Lock heart pack."

Ada desahan pelan yang keluar dari bibir Lana. "Bagaimana Kau tahu mengenai hal itu?"

"Kudengar ada kawanan yang dihancurkan oleh serangan vampir." Serefina kemudian menatap Kace melalui kaca spion. "Kakakmu sangat marah karena hal ini."

Kerutan kecil di antara alis Lana berubah menjadi ekspresi mengerti saat dia menutup mulutnya dengan terkejut dan berbalik untuk melihat Kace di belakang kursinya.

"Girl! Duduklah dengan benar! " Serefina menggerutu karena gerakan tiba- tiba itu.

Namun, Lana mengabaikan seruan amarah sang penyihir sepenuhnya saat dia mengamati Kace dengan cepat dan bertanya. "Kau adalah salah satu dari Donovan !?" dia mencicit dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Sungguh reaksi yang dramatis…" Serefina mendengus dan memutar matanya dengan putus asa, namun Kace juga tidak merasa nyaman, untuk dipanggil dengan sebutan seperti itu.

"Oh! benar!" Ekspresi dingin dan tegas Lana dari sebelumnya, serta kesedihannya, kini telah menghilang. "Warna serigalamu adalah putih!"

"Kalau suaramu yang keras sampai membangunkan bayi ini maka aku tidak akan segan- segan untuk melemparmu keluar dari mobil." Kace mengancam Lana, kini dia mulai menyesali keputusannya untuk mengajak gadis ini bersama mereka.

Dari kaca spion, Serefina menatapnya dengan tatapan yang mengatakan; Sudah kubilang dia akan merepotkan.

"Tapi kau adalah legenda yang sering dikatakan orang tuaku sebelum kami tidur." Tidak peduli seberapa keras sikapnya sebelumnya, Lana tetaplah seorang gadis kecil, yang belum kehilangan sisi kekanak-kanakan dan kepolosannya sama sekali. Reaksinya sekarang membuktikannya.

"Wow! Legenda… " Serefina hampir tertawa saat mendengarnya. "Bolehkah aku tahu cerita seperti apa yang orang tuamu ceritakan mengenai Donovan?" suara sang penyihir kental dengan sarkasme.

"Kau tidak tahu?" Lana menoleh kepada mereka berdua, bingung. "Tidak ada yang tahu?"

"Girl, orang tuaku tidak pernah mendongeng tentang mereka untuk membantuku tidur." Serefina memutar matanya lagi. "Mereka memiliki cerita yang jauh lebih menarik daripada kehidupan para Donovan."

"Ya, tapi kau tidur dengan salah satu dari tiga Donovan ini." Kace berkomentar sambil mengangkat alisnya dengan menantang, menantang penyihir itu untuk membalas kata- katanya. Tentu saja yang Kace maksud adalah Jedrek.

Ketika mendengar komentar Kace yang tanpa pertimbangan itu, Serefina menginjak akselerasi lebih dalam, seraya sebuah geraman bergemuruh di belakang tenggorokannya.

Lana pasti akan terlempar ke dasbor jika bukan karena sabuk pengamannya yang menyelamatkannya. Dia menatap marah pada Serefina dan penyihir itu sama sekali mengabaikan tatapan tersebut.

Namun, mata Lana kembali bersinar ketika dia berbicara tentang cerita yang akan diceritakan ibunya sebelum dia tertidur.

"Cerita itu menceritakan mengenai perang besar. Bagaimana mereka telah membawa orang- orang mereka keluar dari pertempuran dengan kemenangan. Pertempuran antara Lycanthropes dan iblis."

Cara Lana menceritakannya untuk mereka, membuat Donovan terdengar begitu agung sehingga orang yang mendengarnya akan berasumsi kalau hasil akhir dari perang besar yang mereka menangkan adalah tidak tidak lain selain kegembiraan dan kebanggaan.

Meskipun kenyataannya tidak seperti itu…

Kace mengalami semua itu secara langsung dan dia tahu bagaimana perasaan putus asa yang memenuhi udara setelah perang berakhir.

Cerita itu terdengar sangat indah, hanya karena cerita tersebut dimaksudkan untuk diceritakan sebagai dongeng, sehingga mereka menggunakan bahasa- bahasa yang jauh lebih baik.

"Aku yakin tidak ada seorang pun dari saudara- saudaramu yang tahu tentang kisah manis mereka ini." Serefina berkomentar.

"Aku pikir mereka juga tidak akan peduli tentang itu." Kace menjawab sambil memeluk Hope dengan lebih erat dan memandang ke langit yang telah berubah menjadi warna emas. "Kenapa kau tidak pergi ke kawanan lainnya?" dia bertanya pada Lana lagi untuk mengganti topik.

Lana mengertakkan giginya. "Mereka juga menyerang kawanan terdekat."