webnovel

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
421 Chs

CEPATLAH

Kace menggeram mendengar informasi itu. Bagaimana si brengsek itu tahu tentang keberadaannya ?!

"Aku akan menggendongnya." Kace menggeram ketika Serefina meminta Hope dari pelukannya. Nalurinya tidak membiarkan dia melepaskan pasangannya ketika ada bahaya di dekat mereka.

Instingnya mengatakan untuk tetap bersama dengan Hope. Dia bahkan tidak mempercayakan keselamatan Hope pada Serefina di situasi seperti ini.

Dia menjadi sangat posesif dan overprotective sekarang.

"Baik!" Di sisi lain, Serefina sangat mengenal sorot mata itu. Sifat posesif yang memenuhi seluruh tubuh sang Lycan. "Jika kau tidak ingin memberikan bayinya, bangunlah sekarang. Kita harus segera pergi! "

Serefina keluar dari ruang tamu, bahkan tanpa mengucapkan selamat tinggal atau hanya sekedar 'terima kasih' untuk Alec atau Ariana.

Alec yang baru saja berhasil membujuk Arabella untuk tidur, keluar dari kamar anak mereka dan langsung merasakan ketegangan di udara.

"Apa yang terjadi disini?" Dia bertanya dengan bingung.

Di sisi lain, Ariana bangkit dan menyerbu keluar ruangan dan kembali beberapa detik kemudian dengan ransel biru.

"Bawa ini." Dia mendorong ransel biru itu ke Kace. "Aku telah mempersiapkan ini untuk Hope. di dalamnya ada semua yang dibutuhkan Hope, cukup untuk selama dua hari kedepan." Di saat yang bersamaan, Ariana berbicara dengan Alec untuk menjelaskan secara singkat tentang situasi mereka.

"Aku akan pergi untuk menghentikannya selama yang aku bisa!" Alec bergegas menemui Maximus dalam perjalanan mereka ke sini. "Biar bagaimanapun juga, ini adalah wilayah Alpha Torak, dia tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak beradab di tanah Alpha Torak!" Alec bergumam saat dia berubah menjadi wujud monsternya begitu dia menginjak teras.

Di dalam kamar, Ariana berbicara sangat cepat tentang bagaimana Kace harus merawat bayi berusia dua bulan, dia menyesal tidak menjelaskannya lebih awal dan berpikir mereka masih punya banyak waktu untuk melakukan ini.

Sekarang segalanya menjadi terburu- buru dan Ariana hampir sulit untuk memilah mana informasi yang lebih penting yang harus Kace ketahui.

"Ariana, terima kasih banyak!" Kace menggunakan tangan kirinya untuk memeluk Ariana dengan erat sambil menggendong bayi Hope, sementara itu, Hope tidur nyenyak dan aman tanpa peduli pada dunia.

"Jangan berterima kasih, kau membuatku ngeri." Meskipun itu yang Ariana katakan, tapi dia balas memeluk punggung Lycan yang besar itu.

"KACE!" dari halaman belakang, suara melengking Serefina memanggil namanya dengan tidak sabar

Kace melepaskan Ariana dan memeluk bayi itu dengan erat di pelukannya, memastikan selimut menutupi tubuh mungilnya dan membuatnya tetap hangat.

Hope menjadi sakit adalah hal terakhir yang Kace inginkan saat ini.

"Pergilah." Ariana membuka pintu belakang, membiarkan Kace melangkah ke tempat Serefina telah menunggunya dengan ekspresi muram, dia tidak suka menunggu.

Dengan anggukan terakhir, Kace dan Serefina menghilang dari halaman belakang Ariana.

==============

"Sial! dimana kita, penyihir!?" Kace mengutuk pelan.

Mereka bisa saja berhasil lolos dari kematian dan langsung pergi ke Tartarus. Yah, memang itu bukan kunjungan yang menyenangkan.

Kace segera mundur dari tepi atap gedung, salah langkah dan dia akan jatuh dari ketinggian ini.

Untuk beberapa detik, sang Lycan bertanya- tanya apakah dia bisa bertahan hidup, tapi tentu saja dia tidak ingin mendapatkan jawaban yang buruk, setidaknya saat Hope berada dalam dekapannya.

"Salah tempat." Serefina berkata dengan acuh tak acuh saat dia mulai berjalan dan memerintahkannya untuk mengikutinya.

Dengan terengah- engah, Kace mengikuti penyihir itu.

Kace menggerutu dan memeriksa Hope, bayi itu telah bangun dari tidurnya dan tengah bermain dengan ibu jari kecilnya.

"Di mana kita?" Kace bertanya lagi pada Serefina saat mereka menuruni tangga dan keluar dari pintu darurat.

"Masih dalam kawanan Alec." Dia menjawab dengan menggerutu.

Dengan kata lain, Serefina menteleportasi mereka, tidak terlalu jauh dari rumah sang Alpha.

"Mengapa kau tidak membawa kita keluar dari tempat ini?" Kace memprotes. Dia masalah apabila dirinya harus berkelahi dengan Maximus dan orang- orang yang dibawanya, tetapi dengan Hope di dekatnya, itu bukan pilihan yang baik.

"Aku terlalu lelah membawanya ke sini." Serefina menatap bayi itu. "Kita akan pergi ke kota lain, kupikir akan memakan waktu lebih dari dua hari dengan mobil," dia bergumam pada dirinya sendiri sambil mengeluarkan kunci mobil dari sakunya.

Bulan bersinar terang di langit malam seolah- olah dewi bulan menyambut mereka dan bayi dalam dekapan Kace mengedipkan matanya perlahan.

Sangat menakjubkan cara Hope mengerjapkan matanya dan membuat suara- suara lucu khas bayi, di mata Kace. Segala sesuatu tentang dia begitu murni dan suci.

Walaupun Serefina tidak sependapat dengan Kace, karena menurutnya bayi itu menyusahkan dan berisik.

Berat Hope praktis bukan apa- apa dalam gendongan Kace, dia begitu kecil dan berharga, membuat Kace bertanya-tanya lagi; bagaimana monster dengan jiwa yang busuk seperti dia bisa disandingkan dengan kemurnian seperti ini.

Kace bertekad untuk melindungi Hope. Bukan karena pikiran itu tidak pernah terlintas dalam benaknya, tapi kali ini pikiran itu lebih kuat dari sebelumnya.

Semua kebingungan tentang apakah dia pantas mendapatkan pasangan atau tidak, telah lama sirna. Kace tahu sejak pertama kali dia melihatnya bahwa hidupnya baru saja dimulai.

Segala yang Kace inginkan sudah ada di sini, dalam sosok mungil di pelukannya ...

"Berikan aku bayinya," Serefina memotong pikiran Kace saat dia akan merebut bayi itu dari sang Lycan.

Secara naluriah, Kace menggeram ke arahnya.

"Berhentilah mencoba menggigitku!" Serefina balas membentaknya dengan gelisah. "Kau yang mengendarai mobil itu." Dia memberikan kunci mobil padanya dan mengulurkan tangannya, tidak ingin memprovokasi Kace lebih jauh saat mata sang lycan menjadi gelap.

Meskipun di kesehariannya Kace akan tampak seperti sosok yang selalu ceria dan tidak punya masalah, tetapi penyihir itu tahu lebih baik untuk tidak memprovokasi monster yang tinggal di dalam dirinya.

Kace bukanlah seorang Alpha, tapi seperti dua saudara laki- lakinya yang lain, makhluk buas dan sisi manusianya lebih kuat dibandingkan dengan para shifter normal.

"Berikan padaku Hope." Serefina memelototi Kace dengan tidak sabar.

Dengan napas berat, sang Lycan menyerahkan bayi itu dan mengambil kunci mobil dari tangan Serefina dan dia mulai masuk ke belakang kemudi dan menyalakan mesin.

"Pegang dia dengan kuat, tapi jangan terlalu erat, kau akan menyakitinya!" Kace memperingatkan Serefina saat dia memelototi dari kaca spion.

Mata birunya bersinar karena khawatir dan cemas dengan cara Serefina menggendong Hope dengan sembarangan.

Serefina mengerutkan kening dan mengertakkan giginya, bayi ini tampak baik- baik saja dengan cara dia menggendongnya.

Tapi, kenapa sang Lycan menjadi sangat menyebalkan sekarang.

"SUDAH! JANGAN BANYAK BICARA! CEPAT MENGEMUDI!" Geram Serefina dengan tidak sabar.