webnovel

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
421 Chs

BERHENTI

"Kau hanya meminta aku untuk mengemudi ke utara! Tapi, Kau lupa menyebutkan kemana tepatnya tujuan kita sekarang!" Kace menggerutu.

Dia memandang bayi yang sedang mengisap botol susunya, meminum susunya dengan tenang tanpa peduli pada dunia saat dia bermain dengan ujung selimutnya dan sesekali menoleh untuk melihat Kace dan menggumamkan kata- kata khas bayi, yang hanya dirinya saja yang tahu.

Ahhh… bagaimana hati sang Lycan tidak meleleh dengan pemandangan itu?

"Utara… utara…" Kace bergumam saat dia berbelok ke kiri, memasuki pompa bensin. "Ganti denganku, giliranku untuk memeluknya."

Kace telah mengemudi selama lebih dari lima belas jam sekarang, dia tidak tidur, tidak makan dan tidak bisa menggendong bayi Hope.

Dia tidak keberatan untuk mengemudi lebih lama lagi, tetapi melihat bagaimana Hope yang menatapnya dengan rasa ingin tahu dari waktu ke waktu, membuat jantung Kace berdegup kencang, dia ingin bermain dengan bayi itu.

Kace menepikan mobil di dekat mini market, setelah dia mengisi bahan bakar dan mematikan mesinnya, lalu dia membuka pintu penumpang dan mengambil alih bayi itu dari tangan Serefina dengan hati- hati.

Hope bersuara dan mengulurkan tangan kecilnya untuk menyentuh Kace sambil memberinya senyuman manis.

"Hai, little baby…" Kace menundukkan kepalanya agar Hope dapat menarik rambutnya dengan gembira. Bayi itu tampak senang bisa melakukan itu.

Dan Kace tidak bisa menahan senyumnya juga, senyumnya begitu cerah sehingga membuat matahari di atas mereka menjadi malu.

Sensasi yang terasa kedekatan mereka, membuat bayi itu terkikik. Kace juga merasakannya. Jadi, seperti inilah percikan dari ikatan batin di antara pasangan jiwa… yang dirasakan saat pasanganmu menyentuhmu…

Kace tidak akan pernah merasakan hal ini pada makhluk lain kecuali belahan jiwanya sendiri.

Perasaan yang telah membuat Kace menunggu selama berabad- abad untuk bisa merasakannya, dia membungkukkan badannya dan mengambil botol susu dari Serefina.

"Aku harus pergi ke kamar mandi." Penyihir itu menggerutu saat dia meninggalkan keduanya.

Hope adalah bayi yang sangat manis dan tidak menyusahkan, saat ini dia tengah bermain dengan botol susunya dan meminumnya tanpa kesulitan, mengedipkan matanya dengan penasaran ke sekelilingnya.

Dari pengamatan selama tiga hari ini, Kace tahu, Hope mudah ditangani, karena dia hanya akan menangis jika lapar atau perlu dibersihkan setelah dia menyelesaikan urusan 'bayi- nya'. Sebagian besar waktu dia akan tidur atau mengamati sekelilingnya dalam diam.

Hal lain yang dipahami Kace adalah; Hope menyukai sensasi yang dia rasakan ketika dia menyentuh Kace, oleh karena itu dia akan selalu mengulurkan tangan kecilnya untuk menyentuh wajahnya.

Tentunya si bayi belum tahu konsep dari pasangan jiwa untuk para lycan, dia hanya menikmati sensasi sentuhan di antara mereka berdua, seperti halnya Kace.

Sang Lycan tidak memiliki pemikiran aneh tentang bagaimana ikatan ini akan terjadi, dia menikmati setiap momen dengan baby Hope.

Faktanya, Kace merasa sangat bersyukur karena dia memiliki kesempatan untuk melihatnya tumbuh. Kesempatan yang tidak datang ke setiap Lycan karena mereka akan mulai menemukan pasangan mereka ketika mereka berusia tujuh belas tahun, kebanyakan dari mereka akan mulai mencari pasangan mereka dan menemukan mereka di sekitar usia itu.

Tapi tidak demikian halnya dengan para Donovan.

Sebelumnya, mereka di kutuk oleh Selen, sang dewi bulan untuk tidak memiliki pasangan selama sisa kehidupan mereka yang abadi. Namun dewi bulan mengangkat kutukan tersebut dan memberi mereka kesempatan untuk merasakan perasaan bahagia ini.

Kace tidak bisa mengerti, mengapa Jedrek lebih memilih untuk tidak merasakan perasaan ini, dan menderita karena kehilangan pasanganya. Dia tahu bahwa Jedrek masih mencari pasangannya sendiri untuk dibunuh dan Maximus lah yang akan melakukan perintah itu.

Tapi, itu bukan urusannya sekarang, karena untuk saat ini, Kace perlu makan sesuatu karena sekarang saat perutnya telah menggerutu.

Dengan baby Hope dalam pelukannya dan ransel biru di punggungnya, Kace meninggalkan mobil sambil bersiul gembira, memasuki mini market untuk membelikan sesuatu untuknya dan Serefina.

Tidak banyak orang disana saat ini, beberapa dari mereka sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran, di bagian belakang mini market tersebut. Kebiasaan orang- orang pada umumnya.

Kace mengambil empat sandwich dan dua soda, beberapa makanan ringan dan satu lagi susu formula bayi dan popok untuk Hope, hal- hal yang disiapkan Ariana untuknya hampir habis sekarang dan mereka masih jauh dari tujuan mereka.

Sebenarnya Kace tidak tahu kemana Serefina akan membawa mereka, tapi selama itu adalah tempat yang aman untuk Hope, dia tidak keberatan mengikuti ide gila penyihir itu.

"Apakah kau menginginkan sesuatu sayang?" Kace menyentuh hidung kecil Hope saat bayi itu melepaskan botol susunya dan tertawa.

Setelah Kace selesai mengambil semua snack dan makanan untuk perjalanan panjang mereka nanti, sambil bersenandung riang, dirinya pergi ke kasir dan membayar semuanya.

Kace tidak tahu apa yang Serefina inginkan untuk di makan, mungkin nanti penyihir itu bisa memilih sendiri apa yang ingin dia makan, sementara itu, Kace akan menunggu di mobil dan menikmati waktunya dengan Hope.

"Dia sangat cantik ..." gadis, di belakang meja kasir, yang sedang memeriksa semua barang yang akan dibeli oleh Kace, menatap Hope sambil tersenyum manis.

Mata hitam dan rambut Hope yang kontras dengan kulitnya yang putih, bibirnya yang cemberut dan pipinya yang tembam adalah hal lain yang membuat orang- orang akan menyukainya dalam sekejap begitu mereka menatapnya.

"Siapa namanya?" Gadis itu menghentikan apa yang dia lakukan dan mengulurkan tangannya untuk membelai pipi merah Hope.

Namun, bayi itu cemberut dan menoleh, meringkuk lebih dekat ke dada Kace sambil memeluk botol susunya. Hope tidak pernah bertindak seperti ini sebelumnya, dia selalu ramah pada siapapun dan akan tertawa.

Tapi, sekali lagi, dia hanyalah bayi yang masih belum mengerti apapun.

"Oh, dia malu dengan orang asing." Gadis itu tidak terlihat kesal dan terus memeriksa barang di depannya, tetapi matanya sesekali akan melirik bayi Hope dalam dekapan Kace.

"Sepertinya begitu." Kace menjawab tanpa emosi, mendekap Hope dengan lembut di dadanya.

"Dia sangat imut dan lezat…" Mata gadis itu berkedip dan seketika itu juga, matanya yang hitam berubah menjadi warna keemasan saat dia melirik Hope lagi, ketika dia telah selesai memasukkan semuanya ke dalam tas belanja.

Kilatan warna emas di mata gadis itu adalah tanda bagi Kace untuk mundur dua langkah dan menjadi sangat waspada dengan situasinya.

Tubuhnya menjadi kaku dan matanya berubah menjadi sewarna langit malam dan geraman keras bergemuruh di dadanya. Matanya yang hitam menatap gadis itu dengan penuh permusuhan.

Keadaan akan menjadi buruk kalau dibiarkan begitu saja.