webnovel

Chalissa

Devy_shandra98 · Teen
Not enough ratings
13 Chs

Siaga

Alarm peringatan telah berbunyi, sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel masing-masing orang yang tergabung dalam ikatan Soldier Chalissa. Memang terlihat begitu berlebihan, namun itu bukti kesungguhan mereka dalam menjaga Chalissa. Ya, di dalam ikatan Soldier Chalissa terdiri dari para sepupu Chalissa yang terdiri dari pria tanpan aku mereka.

Narendra: CHALISSA PINGSAN

Narendra sengaja menggunakan huruf capital untuk waktu yang genting ini, ia juga menggunakan bold sebagai penambah keseriusan.

Arya: WHAT!!!

Arya terkejut membaca notifikasi grup yang masuk dalam ponselnya. Kemudian ia kembali mengetik.

Arya: Posisi objek dimana?

Ryu: Posisi objek dimana? (2)

Tarra: Bagaimana bisa?

Narendra: Posisi di rumah gua

Dae-Hyun: Bagaimana bisa? (2)

Athala: Jawab pertanyaan Dae-Hyun sama Athala bangsat.

Narendra: Ceritanya panjang, gua malas ngetik

Qixuan: VC

Arys: VC, Satoshi mana?, @Daeshim Satoshi muncul bangsat.

Tarra: Arys jaga bahasa lo

Arya: Gua Otw

Ryu: gua juga

"Ar, lo mau kemana?". Tanya Salsa melihat Arya tiba-tiba berdiri dengan wajah khawatir.

"Lissa, pingsan. Gua harus ke rumah Narendra". Jelasnya dan beranjak pergi. Namun tangannya ditarik Salsa. "Kita baru aja mau pesan makanan, masak lo tega ninggalin gua".

"Lissa pingsan". Ucapnya.

"'kan sudah ada Narendra dan yang lain".

"Nggak bisa gua harus kesana".

"Kenapa sih lo lebh mentngin Chalissa dari pada gua, lagian juga Chalissa sudah ada yang nemanin dia".

"Dia adek gua bego". Teriak Arya frustasi. Pasalnya ia sedang dikejar waktu malah Salsa mengajaknya rebut.

"Tapi gua pacar lo". Kekeh Salsa.

"Lo emang pacar gua, tapi Lissa itu adek gua, keluarga gua".Ucap Arya geram, urat lehernya terlihat jelas ditambah wajahnya sudah memerah padam.

"Lissa sudah ada yang nemenin dia Arya, disini gua sendiri". Teriak Salsa tidak mau kalah, tapi air matanya sudah berjatuhan. Menurutnya rasa khawatir Arya terlalu berlebihan, lagian Chalissa hanya pingsan dan sudah ada yang lain yang menjaganya. Dari dulu ia selalu mengalah apa pun yang berkaitan denngan Chalissa tapi kali ini ia ingin egois, ia ingin kali ini saja Arya lebih memprioritaskannya.

"Lo sehat walafiat Salsa, sedangkan Lissa disana lagi pingsan. Kenapa sih lo egois sekali. Lo bisa bayar pakek kartu gua, ntar kalau urusan Chalissa sudah kelar gua cari lo". Ucap Arya mulai melunak. Ia tidak enak dilihat oleh pengunjung lain, ia juga tidak tega memerahi seorang perempuan apalagi pacarnya.

"Gua nggak butuh kartu lo, gua masih mampu bayar yang gua butuh itu lo ada disamping gua".

"Sorry gua nggak bisa, kalau lo mau gua selalu ada buat lo sorry gua nggak bisa, prioritas hidup gua adalah Chalissa. Kalau lo nggak sanggup buat dampingin gua lebih baik kita sampai disini aja". Ucap Arya lalu pergi meninggalkan Salsa.

"Lo brengsek Arya, gua benci sama lo". Teriak Salsa tanpa mempedulikan para pengunjung yang melihatnya dengan tatapan beranekaragam.

Di lain tempat saat mengantri untuk membeli tiket, wajah Ryu langsung pias seketika. Ia melepas genggamannya pada Tania. "tan, gua harus pergi. Lissa pigsan". Ucap Ryu lembut, ia tidak mau membuat Tania kecewa apalagi ia baru saja baikan dan sekarang malah ia lebih memilih Chalissa dari pada Tania. Bisa bisa hal ini akan membuat hubungan keduanya semakin retak. Di luar dugaan. "Gua ikut". Ucap Tania sungguh-sungguh.

"Lo yakin?'. Tanya Ryu ragu.

Tania mengangguk mantap. Keduanya kemudian meninggalkan tempat antrian menuju rumah Narendra.

"Tan, lo nunggu di ruang tamu aja ya, nggak usah ikut masuk. Gua takut nanti kalau lo ikut masuk bakalan memperburuk keadaan Lissa". Ucap Ryu lalu meninggalkan Tania menuju lantai dua kamar Lissa.

Sabar Tan, jadi pacarnya Ryu mesti banyak-banyak sabar. Sabar ngehadapin orang tuanya, sabar dan berlapang dada ketika semua perhatian Ryu hilang ketika Chalissa membutuhkannya.

Saat membuka pintu dilihatnya Jiao, Narendra, Arya dan tante Nadin duduk sambil menangis. Sedang di layar monitor yang terpasang disana, muncul wajah Tarra, Qixuan, Dae-Hyun, Athala, Satoshi dan Karania pacar Tarra sekaligus dokter psikiater Chalissa saat di Beijing.

"Bagaimana keadaan Lissa?". Ucap Kara melihat tidak ada yang berinisiatif membuka pembicaraan.

"Demamnya sampai sekarang belum turun". Ucap Jiao lesu.

"Bentar lagi gua berangkat kesana, Tarra udah pesanin gua tiket. Nyokap bokap udah dikasih tahu?". Tanya Kara lagi.

Jiao menggeleng. Tidak ada yang berani memberitahu Liu keadaan Chalissa. Mereka tidak ingin kejadian dulu terulang saat Chalissa kembali trauma hingga ia koma. Ia menyalahkan semua sepupu Chalissa yang tidak bisa menjaga adiknya sehingga mereka tidak diizinkan bertemu Chalissa selama satu tahun dan yang paling aparh lagi Liu mencari tahu siapa yang menyebabkan anaknya kembali trauma dan menghukum pelaku dengan begitu kejam. Liu menyebakan perusahaan orang tua teman kelas Chalissa menjadi bangkrut dan bunuh diri. Liu tidak pernah main main dengan apa pun yang menyangkut Chalissa. Ia akan lakukan apa pun jika ada yang berani menggangu buah hatinya itu. Itulah mengapa tidak ada satu pun yang berani memberitahu Liu, mereka tidak ingin Chalissa yang mulai membuka gerbang pertemanan kembali menyendiri tidak berani berteman. Mereka tidak ingin princess mereka menjadi penyendiri, dingin dan tidak tersentuh seperti dulu.