webnovel

Chalissa

Devy_shandra98 · Teen
Not enough ratings
13 Chs

Curhatan Ryu

"Habis ini lo mau kemana?". Tanya Amanda sekeluarnya mereka dari kelas. Kuliah mereka hanya sampai jam dua siang setelah itu mereka free.

"Biasa ke rumah paman gua". Jawab Chalissa.

"Emang lo nggak bisa sekali bolos?". Tanya Amanda.

"Bisa sih, tapi lo mau liat gua ketiduran di kelas lagi gara-gara latihan tambahan yang dikasih paman gua?". Tanya balik Chalissa.

Amanda menggelengkan kepala. Membayangkannya saja Amanda sudah ngeri. Pasalnya sahabatnya itu tidak pernah tidur di kelas, sekalinya ia tidur di kelas kena apes, disuruh keliling lapangan fakultas dua puluh putaran. "semangat latihan". Cengir Amanda. Mereka kemudian berpisah, Chalissa menuju parkiran sepeda sedangkan Amanda pergi menemui Radit di fakultas komunikasi.

Chalissa sampai di rumah Pamannya pukul tiga sore, setelah makan siang dan istirahat setengah jam, ia memulai latihannya bersama anak pamannya yang seumuran dengannya.

"Yu, Paman Hadi mana?, nggak keliatan dari tadi". Tanya Chalissa mencari keberadaan pamannya.

"Ada urusan mendadak di restaurant". Ucap Ryu.

"Terus bibik Aiko mana?". Tanya Chalissa lagi.

"Lagi cek persiapan launching hotel yang dibogor". Jawab Ryu sambil menendang pad target di tangan Chalissa.

"Terus lo bakalan datang ke sana?". Tanya Chalissa. Melihat sudut bibir Ryu yang terangkat ke atas membuat Chalissa menyipitkan matanya. Ia mencium bau bau sesuatu yang menyusahkan. "Ogah, pokoknya gua nggak mau gantiin lo lagi". Ucap Chalissa. Kali ini giliran Chalissa yang menendang pad target. Ia tidak ingin kejadian dulu waktu peresmian hotel Aiko yang pertama harus menggantikan Ryu yang tidak bisa hadir lantaran ada acara malam keakraban kampusnya dan dia ditunjuk menjadi ketua panitia. Ryu menggunakan alasan itu untuk tidak ikut dengan orang tuanya, jadilah ia yang menggantikan Ryu.

"Sekarang lo mau alasan apalagi?". Ucap Chalissa mengarahkan tendangannya kearah wajah Ryu, namun dapat ditangkis oleh lawannya.

"Nyokap mau ngenalin gua sama anak temannya". Ucap Ryu.

"Terus?". Ucap Chalissa yang tidak mengerti arah pembicaraan Ryu.

"Lo tau gua udah punya pacar, gua nggak mau dijodoh jodohin, please bantu gua". Mohon Ryu.

"Derita lo". Ucap Chalissa acuh.

"Please, apa pun yang lo mau gua turutin". Mohon Ryu.

"Serius ni apa pun yang gua mau?". Ucap Chalissa memastikan.

"Iya". Ucap Ryu was was. Pasalnya tumben sekali Chalissa mau menerima tawaran Ryu secepat itu. Biasanya ketika Ryu meminta sesuatu dari Chalissa, Chalissa tidak pernah mempermudah Ryu seakan ia mempunyai dendam dengan Ryu. Sebulan lalu, ia mau membantu Ryu dengan balasan Ryu tidak akan menghubungi pacarnya selama dua minggu. Hal itu sukses membuat Ryu dan pacarnya perang dunia ketiga dan sekarang mereka sudah baikan setelah Chalissa turun tangan menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Gua mau lo beliin tiket ke Beijing pas liburan semester".

"Bisa nggak yang lain, lo tahu gua lagi ngumpulin uang buat beli peralatan outdor yang belum gua punya dan juga liburan semester ini rencananya gua mau ke Gunung Thrihnukagigur yang ada di Islandia. Mana cukup uang gua buat beliin lo tiket". Curhat Ryu.

"Lo kan bisa tunda pergi kesana, lagian setiap libur semester lo selalu keliling ngedaki, sekali aja lo bisa kan tunda buat pergi". Saran Chalissa yang tentunya bukan saran yang bagus buat Ryu.

"Nggak bisa Lisa, kalau gua nggak pergi nggak ada bahan vlog sama blog gua, gua dapat uang dari mana cobak untuk kelangsungan hidup gua, nggak cukup ngandalin uang dari nyokap". Ucap Ryu.

Ryu memang orang yang berselancar di dunia youtube dan blog. Yang ia lakuin adalah mengeksplor keindahan alam dunia termasuk keindahan alam Indonesia. Akan tetapi fokusnya lebih ke mendaki. Setiap libur semester ia akan pergi belahan dunia lain untuk menikmati Indahnya alam ciptaan Tuhan. Terkadang ia sering bolos kuliah sekedar menjelajah wilayah Indonesia, tentunya itu tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

"Lo masih bisa vlog dan nulis di blog lo tetang keindahan Indonesia seperti yang lo tulis sebelum belumnya". Sahut Chalissa yang tidak mau kalah.

"Nggak bisa Chalissa, liburan semester itu khusus gua gunain buat ngejelajah dunia".

"Kalau gitu ajak gua ke Islandia, sekali kali gua juga pengen keluar kayak lo".

"Lo mau gua di cincang sama Om Liu, bokap lo?". Ucap Ryu yang dibalas dengan tatapan tak peduli Chalissa. "Nggak, gua nggak mau". Ucap Ryu tidak setuju.

"Terus keputusan lo?". Ucap Chalissa. Rupanya Chalissa tidak ingin bernegosiasi lagi.

"Please bantu gua, lo satu satunya sepupu gua paling cantik yang paling dekat sama gua". Ucap Ryu.

"Iyalah, karena gua sendirian cewek". Ucap Chalissa. "Gua nggak peduli sama hidup lo. Penawaran gua Cuma dua, kalau lo nggak setuju, urus hidup lo sendiri. Gua juga nggak mau kesiksa harus makek gaun, apalagi liat mata-mata orang yang liat gua dengan mata lapar".

"Ok, guan galah". Ucap Ryu final. Percuma saja bernegosiasi dengan Chalissa. Ia tidak pernah mau rugi emang dasar keturunan China pengen untung saja. Ryu.. Ryu.. mana ada manusia yang mau rugi.

"Gua beliin lo tiket ke Beijing. Emang lo mau ngapain kesana?".

"Ketemu bokap gualah". Ucap Chalissa.

"Lo kan bisa pakek jet pribadi bokap lo". Ucap Ryu yang merasa alasan Chalissa kali ini tidak masuk akal.

"Nggak, gua nggak mau ngerepotin bokap gua".

"Terus lo maunya ngerepotin gua doang?". Ucap Ryu dengan pandangan tidak percaya.

"Gua nggak repotin lo, tapi ini imbalan dari gua gantiin posisi lo. Kenapa nggak lo aja yang pergi sih, lo bawa aja pacar lo, biar bibik Aiko nggak ngenalin lo ke anak temannya". Ucap Chalissa ia juga sebenarnya tidak ingin pergi ke acara peresmian itu.

"Udah gua bilang nggak bisa, gua nggak mau Tania dipermalukan sama nyokap gua". Ucap Ryu khawatir.

"Itu menurut pandangan lo, lagian gua yakin bibik Aiko nggak bakalan sejahat itu buat permaluin pacar lo. Coba lo mikir mana mau bibik Aiko ngerusak acara peresmian yang udah dipersiapin jauh-jauh hari buat mempermalukan pacar lo. Kalau emang lo serius sama pacar lo seharusnya lo kenalin ke orang tua lo". Ceramah singkat Chalissa.

Apa yang dibilang Chalissa ada benarnya, walaupun mamanya ingin menjodohkannya dengan anak temannya, tapi mamanya tidak pernah memaksa Ryu untuk bertemu dengan anak temannya itu. Selain itu juga hal ini bisa ia gunakan untuk menunjukan keseriusannya pada Tania. Ia akan mencoba untuk berbicara dengan mamanya. Ternyata curhat dengan sepupunya yang satu ini memang selalu memberikan solusi walaupun itu tidak gratis.

"Karena gua udah ngasih lo saran dan gua mau nampung curhatan sampah lo gua mau lo belin gua chat air sama kanvas". Ucap Chalissa melihat perubahan diwajah Ryu.

Tu kan benar, nggak ada yang gratis apa pun itu dari Chalissa dan Ryu tahu itu.

"Kanvas sama Chat air lo benaran habis ya?". Tanya Ryu.

"Kalau nggak habis gua nggak suruh lo buat beliin, lagian semua lukisan gua, gua kasih nyokap lo buat di pajang di hotel barunya". Ucap Chalissa.

"Kenapa lo nggak minta nyokap gua buat beliin". Ucap Ryu tidak terima. Pasalnya Chalissa selalu memberikan lukisannya pada kedua orang tuanya dan tidak ingin dibayar oleh mereka tetapi dengan teganya Chalissa memeras anaknya.

"Ntar gua mintain ya sama mama, lagian dia pasti minta lo ngelukis buat hiasan di hotel barunya". Ucap Ryu.

"Nggak, gua maunya dari lo". Ucap Chalissa tidak ingin dibantah. Tuh kan emang dasarnya Chalissa suka menyiksa Ryu.

"Gua nggak mau ngalah dan uang gua juga menipis, uang yang lo kasih ke gua udah gua pakek minggu lalu buat ke Lombok". Ucap Ryu.

"Lo bolos lagi?". Ucap Chalissa yang mengarah pada tuduhan. Entah sudah berapa kali ia mendengar Ryu bolos kuliah hanya untuk pergi menjelajah alam yang katanya hobinya walaupun kadang cerita dan foto hasil jepretan Ryu menjadi inspirasi Chalissa melukis. Dari hobi mereka berdua, akhirnya membuat keduanya bekerjasama untuk membuat sebuah gallery yang dimana hasilnya mereka sumbangkan semua untuk beberapa yayasan, termasuk yayasan yang dikelola oleh kakek mereka.

"Gua nggak bolos". Bantah Ryu.

"Terus itu?". Tanya Chalissa.

"Gua perginya jumat, sabtu, minggu. Berangkatnya kamis malam". Menjawab tuduhan yang dilontarkan Chalissa.

Tidak ingin berdebat lagi Chalissa memutuskan untuk percaya saja, toh semua itu merupakan hal yang wajar mengingat Ryu merupakan orang yang tidak dapat dipisahkan dari namanya alam bebas. Kadang ia iri dengan Ryu yang berani pergi kemana pun ia mau tanpa ada beban di pundaknya.

BUKSS

Sebuah tendangan mendarat di perut Chalissa. "Lo sengaja ya". Ucap Chalissa tidak terima.

"Habisnya lo ngelamun aja". Ucap Ryu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Balasannya, Chalissa menendang tulang kering Ryu brutal dan berlalu pergi meninggalkan Ryu tanpa membereskan perlengkapan yang mereka gunakan.

"Woy, bantuin gua rapiin barang". Teriak Ryu sambil mengusap kakinya yang terkena tendangan.

Tanpa mau menoleh sedikitpun Chalissa berlalu pergi.