webnovel

Bab 4

Usai melaksanakan ijab kabul, Caroline di bawa ke Brescout, atas perintah Rama.

Tak ada yang dapat menandingi kecepatan Malik ketika tuanya meminta melakukan tugas. Caroline mengikuti langkah Malik. Tanpa bertanya atau berpamitan pada Rama yang baru saja berstatus suaminya.

Di perjalanan terlihat kemacetan akibat kecelakaan. hal ini membuat Malik terjebak diantara kendaraan lainya.

"ini jalanan kawasan elit, kenapa se macet ini." gumam caroline.

"Apa kau akan baik baik saja." Caroline membuka pembicaraan. Malik tersenyum tanpa bicara.

"Ada apa dengannya.? Caroline kesal karena tak ada jawaban.

"Aku tidak bisa menolongmu, kalau bos mu mengamuk." dengan sedikit rasa canggung Caroline mencairkan suasana.

"Ini pertama kalinya aku terlambat." Sahut Malik spontan.

"Apa maksudnya." dengan suara kecil dan curiga. "Apa dia merasa sial? Heh seharusnya itu aku." dengan lirikan malas.

Malik terlihat tenang. namun tak memberikan jarak antara mobil lainya denganya karena memburu waktu.

Benar benar situasi sialan.

Saat langit hampir gelap, mereka baru memasuki area Brescout yang sangat luas. Perumahan elit kelas bisnis VVIP yang menjadi salah satu usaha dari ASTON GRUP dan COMPANY YUAN GRUP. Jumblah terbatas dengan nilai jual yang tinggi menjadi incaran para artis dan beberapa pengusaha bidang properti. Namun hanya beberapa kalangan yang bisa menempati.

dari kejauhan nampak sebuah Helikopter, yang terparkir.

"Em maaf, kita di perumahan mana." Caroline sangat penasaran. bukanya mendapat jawaban lagi lagi hanya sebuah senyuman.

"Apa dia bisu." Caroline benar benar sangat kesal. "Aku harap bisa meleweti nya, aku mau melihat lebih dekat Helikopter itu." dengan rasa kagum dan tak sabar.

Mencoba menyepitkan matanya, agar melihat lebih tajam bentuk nyata Helikopter.

"wah besar juga," Dengan takjub memperhatikan. "Eh, lho kita berhenti si sini." Caroline bertanya dengan heran.

Malik lebih dulu keluar dari dalam mobil. Dirinya tahu sudah melakukan kesalahan! Yaitu membuat tuan bosnya menunggu hingga kesal.

"Apa dia mencoba kabur." Rama menyalakan sebatang rokok. Berjalan turun dari Hellikopter. Dirinya melewati Malik yang berdiri tak jauh dari mobil setelah bertanya tanpa menunggu jawaban.

Tangan Rama membuka pintu mobil jok penumpang. Pemandangan aneh, gadis itu tertidur.

"Kau boleh pergi." Rama berkata. Malik segera meninggalkan tempat itu dengan menaiki Hellykopter. Angin menerpa kuat namun tak ada pergerakan yang terjadi pada Rama.

Wow setegar batu karang bukan.

Rama mengangkat tubuh Caroline memasuki rumah megah itu dengan desain mewah dan elegan.

Seperti rumah kastil.

Pintu terbuka ketika ia berjalan, Aksesnya sangat cangih.

"Baru kali ini aku mengangkat seorang wanita." Berkata dengan suara lantang.

Ketahuan kalau dirinya hanya berpura pura tidur.

Perlahan membuka matanya. tersenyum gerakannya melunak agar segera lepas dari pelukan Rama.

"Kenapa." Suara yang membuat bulu kuduk merinding.

"Aku berat." Caroline merasa tak enak.

"Tidak sama sekali." Suara masih terdengar lantang.

"Tapi aku mau turun." Caroline memaksa.

"Maaf aku tidak berniat menyusahkanmu." dengan suara rendah sedikit ragu.

"Minta maaf, itu memang harus, kau sudah banyak salah." Rama berjalan dengan angkuh. "Selain kakak mu yang merepotkanku, sebaiknya kau jangan coba coba." Rama dengan gaya memperingati.

"Apa dia pikir dia adalah anak kecil." Caroline menatap bingung. Sedikit mengamati dengan rasa penasaran. "Apaan dia ini." Masih mengamati dengan rasa heran.

Guys lahan parkir oke jangan lupa yah