webnovel

PAPA MARAH

SELAMAT MEMBACA 🤗

Semoga kalian suka dengan cerita ini 😊

🍃🍃🍃

Pagi-pagi Karina terbangun karena suara gedoran pintu disertai suara teriakan papanya.

"KARINA,, BUKA PINTUNYA"

"KARINA, PAPA BILANG BUKA PINTUNYA"

"KALAU SAMPAI HITUNGAN KETIGA NGGAK KAMU BUKA PINTUNYA, AKAN PAPA DOBRAK PINTU KAMAR KAMU"

Karina sangat kaget dengan keadaan sekarang, papanya yang biasanya selalu lembut dengannya pagi ini teriak-teriak kepadanya.

"Iya pah, sebentar" jawab Karina dengan suara sedikit takut.

Pintu kamar dibuka, rasa kaget Karina berubah menjadi rasa takut. Didepannya berdiri papanya yang kelihatan sangat marah.

Karina tak berani menatap papanya dan hanya diam mematung di daun pintu sedangkan papanya sama diamnya seperti Karina hanya saja beliau kelihatan sangat murka dan menatap Karina dengan tajam.

"Pah.." Karina memberanikan diri memulai pembicaraan.

"Siapa yang ngajarin kamu jadi orang jahat?"

"Maksud papa?" bukannya menjawab pertanyaan papanya, Karina justru bertanya balik.

Bukannya menjawab pertanyaan Kirana, pak Ridwan menarik tangan putrinya menuju kamar tamu dilantai bawah yang saat ini menjadi kamar bodyguard putrinya, Kevin.

Tanpa mendapatkan kesempatan untuk mengambil nafas setelah kaki cantiknya terseok-seok mengikuti langkah papanya, Karina dipaksa masuk ke kamar itu. Penghuni kamar yang sedang berbaring sama kagetnya dengan Kirana.

"Lihat, lihat Kirana akibat perbuatan mu" kata pak Ridwan sambil menunjuk Kevin yang sedang berbaring di kasur.

Kirana hanya terdiam, rasanya dia sudah sangat lelah padahal baru bangun tidur. Pikirannya buntu, dia nggak bisa berpikir apa-apa.

"Papa nggak pernah ngajarin kamu untuk jahat sama orang lain, kenapa kamu bisa berbuat sejahat itu ke Kevin?"

"Kirana jawab papa" ucap papa Kirana dengan nada tegasnya.

"Maaf pah" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Kirana.

Kevin yang melihat Kirana dimarahi oleh pak Ridwan, merasa sakit di tubuhnya bukan apa-apa dibandingkan rasa sakit di hatinya. Ingin sekali dia menyuruh pak Ridwan untuk berhenti memarahi Kirana, dia nggak tega melihat wajah Kirana saat ini.

"Seharusnya kamu bukan minta maaf ke papa, minta maaf ke Kevin"

Karina masih terdiam membeku di tempatnya berdiri, Pak Ridwan yang melihat anaknya masih diam saja nggak mengikuti perkataannya akhirnya kembali membentak Kirana

"MINTA MAAF KIRANA, SEKARANG JUGA" suara bentakan pak Ridwan membuat istrinya dan anak laki-lakinya Langsa masuk ke kamar Kevin.

"Ada apa sih pah, kok teriak-teriak?" tanya bu Keyla mama Karina.

"Anak kamu ni ma, sudah bikin anak orang sakit nggak mau minta maaf"

Mata bu Keyla dan Reynaldi langsung menuju ke Kevin yang sedang terbaring dan berganti melihat Karina yang masih menunduk. Bu Keyla langsung mendekati Kevin dan memeriksa keadaannya.

"Emang sedikit panas, apa ada sakit di tempat lain nak?"

"Perut saya sakit Bu, mungkin magh saya kambuh"

"Kenapa bisa sampai magh kamu kambuh, kamu nggak makan?"

"Tanyakan itu ke putri mu ini" sela pak Ridwan.

"Maksud papa?" kali ini Rey yang bertanya.

"Adik kamu ini dengan jahat nya menipu Kevin, menyuruhnya menunggu karena dia sedang makan malam bersama para kru syuting" jelas pak Ridwan "Gara-gara nungguin adik kamu ada Kevin sampai nggak makan dari siang" lanjutnya.

"Benar itu Kiran?" tanya mamanya.

"Maaf mah" lagi-lagi hanya kata maaf yang keluar dari mulut Karina.

"Minta maaf ke Kevin nak, bukan ke mama" ucap bu Keyla dengan lembut. Kirana yang mendengar perkataan mamanya langsung mendekati Kevin.

"Aku minta maaf, maaf karena udah jahat sama kamu"

"Iya, sudah saya maafkan non"

Sebenarnya Kevin lebih suka mendengar Karina manggilnya dengan kata "kamu" dibandingkan mendengar ucapan maaf dari gadis itu.

~

Setelah ditahan dari tadi, akhirnya air mata Karina tumpah tak dapat dibendungnya lagi. Hanya ada dia seorang di kamarnya, setelah meminta maaf ke Kevin dia langsung berlari meninggalkan kamar itu tanpa pamit.

Perasaannya hancur, laki-laki yang selalu menyayangi dan bersikap lembut kepadanya hari ini telah menyakiti nya. Papanya adalah laki-laki pertama yang akan marah bila ada yang mengganggu atau menyakitinya, tapi hari ini sosok itu bagaikan orang lain bagi Karina.

Suara panggilan orang diluar kamarnya tak dihiraukannya, suara dering Hp juga tak dipedulikannya. Saat ini keadaan Karina sangat kacau, belum mandi, rambut acak-acakan akibat jambakan tangannya sendiri, pergelangan tangan yang merah karena tarikan papanya tadi, ditambah kakinya yang berdenyut karena sempat terjatuh di tangga tadi saat berlari. Kini dirinya bagaikan makhluk tak bernyawa, hanya ada suara isakan dari mulutnya dan air mata yang keluar dari kedua matanya.

Kamarnya pun tak kalah berantakan seperti dirinya. Bantal-bantal, boneka-boneka dan barang-barang lainnya teronggok tak beraturan di lantai. Hanya selimut yang masih berada di atas kasurnya, karena selimut itu yang membungkus tubuhnya. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dialah korbannya bukan pelaku.

~

Sampai waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam Karina belum beranjak dari kamarnya. Mamanya sudah seperti orang gila yang dari tadi mondar-mandir karena sangat menghawatirkan putrinya, tetapi sang suami hanya santai saja.

"Pah, ini sudah hampir tengah malam. Mama udh nggak bisa nunggu lagi pa, kalau papa nggak mau ngedobrak pintu kamar Karin, biar mama suruh pak satpam aja"

"Biarkan aja dia mah, biar Karin sadar akan perbuatannya. Mungkin selama ini kita terlalu memanjakannya, sekarang biarkan dia introspeksi diri"

"Kirana belum makan dari pagi pah, mama yakin pasti belum ada setetes air pun yang masuk ke dalam perutnya"

"Kalau Karin kenapa-kenapa mama marah sama papa" ancam bu Keyla kepada suaminya dan langsung meminta pak satpam dan Reynaldi mendobrak pintu kamar putrinya.

Pak Ridwan sebenarnya juga khawatir kepada putrinya itu, tetapi dia coba tepis demi memberi pelajaran untuk Karina. Dari bawah dia berdiri mengawasi istri bersama putra dan satpam rumahnya mencoba mendobrak pintu kamar Karina yang terkunci. Sesaat setelah pintu kamar Karina berhasil di dobrak, suara teriakan mamanya mengagetkan semua penghuni rumah, termasuk pak Ridwan yang langsung menghampiri istrinya.

Melihat keadaan kamar putrinya yang sudah kacau balau membuat bu Keyla kaget dan langsung berteriak histeris saat melihat keadaan putrinya.

"KIRANA, KIRAN"

Begitulah suara teriakan bu Keyla memanggil nama putrinya yang tak sadarkan diri. Hati ibu mana yang nggak hancur melihat anaknya tak sadarkan diri dan terdapat beberapa memar di tubuh anaknya.

Saat pak Ridwan baru sampai ke kamar Karina, bu Keyla langsung menghampiri dan memukuli dada suaminya itu.

"Kalau sampai Kirana kenapa-kenapa, mama nggak akan maafin papa"

"Semua gara-gara papa"

Papa Kirana hanya diam saja menerima pukulan dari istrinya, dia terima kemarahan istrinya.

Kirana langsung dibawa ke rumah sakit milik keluarganya dan dijaga dengan penjagaan yang ketat agar tidak ada awak media yang tau dan membuat gosip yang tidak-tidak. Kevin yang keadaannya masih sakit memaksa diri untuk ikut mengantar Karina ke rumah sakit, dia sangat menghawatirkan gadis itu dan merasa semua terjadi karenanya.

~~

☘️ TERIMAKASIH TELAH MEMBACA ☘️