webnovel

Hanya Ingin Diam

Selamat Membaca, semoga suka dengan cerita ini 🤗

🍃🍃🍃

Setelah tiga hari mendapatkan perawatan di rumah sakit akhirnya Karina pulang ke rumahnya. Luka di tubuhnya sudah mulai pulih, hanya saja jalannya masih butuh bantuan tongkat atau kursi roda karena kakinya belum pulih.

Sedangkan keadaan Kevin sudah sembuh total, demamnya sudah sembuh di hari Kirana masuk rumah sakit mungkin melihat Kirana masuk rumah sakit membuat sakit di tubuhnya hilang. Untuk sakit magh nya hanya perlu berjaga-jaga saja, dia nggak boleh melewatkan waktu makan walaupun dia hanya sedikit memasukkan makanan ke mulutnya yang penting makan.

Suasana kediaman Ridwan Eka Diningrat sangat berubah, biasanya rumah itu selalu diselimuti suasana hangat dan kasih sayang kini suasananya sangat dingin. Bu Keyla masih marah kepada suaminya, Reynaldi yang sibuk kerja dan memilih netral tidak berpihak kepada papa atau mamanya, Kevin yang hanya di rumah saja padahal dia sudah terbiasa mengikuti Kirana.

Sama seperti suasana rumahnya, suasana di kamar Kiran tak beda jauh. Setelah kepulangannya dari rumah sakit, Kiran hanya diam saja. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidurnya, dia hanya tidur, duduk atau melamun saja. Dia bahkan nggak mempedulikan penampilannya, benar-benar seperti bukan Kiran.

Kirana yang biasanya terkenal akan kepercayaan diri nya akan penampilan dan kecantikannya, yang selalu bertengkar dengan abang nya, selalu curhat apa saja kepada mamanya, yang suka marah-marah kepada Kevin karena diikuti terus, kini semua orang kangen akan diri Kirana yang biasanya bukan yang seperti saat ini.

"Kiran,, makan yuk sayang" ucap bu Keyla sambil membawa nampan berisi makanan.

Seperti biasa putrinya itu hanya diam, dia bukan kehilangan suara atau kemampuan bicaranya. Terkadang Kiran ada juga berbicara hanya sekata dua kata aja, dia sangat irit berbicara seolah kalau berbicara itu harus bayar saja.

Bu Keyla yang sudah biasa menghadapi putrinya, langsung menyuapi anaknya itu dan Kirana akan membuka mulutnya.

"Sayang, kalau ada yang mau kamu bilang, sampaikan ke mama ya nak, jangan diam aja kayak gini, mama sedih"

"Mama kangen sama sikap manja kamu, cerewet kamu, omelan kamu,, mama kangen sama kamu yang biasanya sayang"

"Kalau kamu marah sama kami, bilang nak biar kami tau. Kamu boleh marah-marah sama kami, atau minta apa aja akan kami usahakan nak"

"Mama sayang sama Kiran, mama sedih lihat putri cantik mama udah kurusan kayak gini, kembali sayang kembalilah seperti biasa ya nak" ucap bu Keyla diakhiri dengan mencium puncak kepala putrinya itu.

"Mah,," itu kata pertama yang keluar dari mulut Karina hari ini.

"Iya sayang" jawab mamanya dengan senyum yang langsung menghiasi wajahnya yang masih cantik itu.

"Maaf" ucap Kiran dengan jeda sebentar "Karin salah" lanjutnya lagi.

"Nggak nak, nggak ada yang perlu dimaafkan. Putri cantik mama ini selalu mama maafkan apalagi kalau kamu mau kembali seperti biasanya, mama nggak minta apa-apa, mama cuma minta kamu sehat nak dan kembali ceria"

"Mama" gadis cantik itu langsung ditarik ke dalam pelukan mamanya dan mereka berdua menangis hanya menangis tanpa kata.

Tanpa mereka sadari ada dua laki-laki yang menyaksikan apa yang dari tadi mereka lakukan, pak Ridwan dan Kevin ikut tersenyum melihat Kiran sudah mulai berbicara walaupun hanya beberapa kata.

~

Semua pekerjaan Kirana untuk sementara di undur dulu, yang tidak bisa di ubah jadwalnya maka terpaksa di cancel. Manager dan asistennya kalang kabut mengatur kembali jadwalnya bahkan perannya dalam sinetron yang diperankannya bersama Dirga terpaksa sedikit merubah cerita dan mencari pengganti posisinya. Yang membuat manager dan dan asistennya marah karena mereka tidak diizinkan menemui Kiran. Kirana benar-benar dijaga dengan ketat, alasan dia juga cepat keluar dari rumah sakit biar tidak ada berita yang bocor ke publik walaupun rumah sakit tempatnya berada adalah milik kakeknya. Keluarga bila sakit lebih memilih di periksa dan di rawat oleh dokter pribadi keluarga mereka, Karina malam itu dibawa ke rumah sakit karena semua panik akan keadaan Karin tanpa berpikir yang lain.

Demi kesembuhan dan pemulihan Kirana, maka keluarga memutuskan bahwa gadis itu untuk sementara harus berhenti kerja atau istilahnya cuti.

Sudah seminggu sejak kepulangannya dari rumah sakit, masih tidak ada perkembangan yang pesat pada diri Kiran. Dia masih tidak mau keluar kamar, makan bila di suruh saja, dan hanya mau berbicara dengan mamanya aja.

Melihat cucu kesayangannya masih tidak ada perubahan, eyangnya memutuskan untuk membawa Kiran berlibur agar lebih mudah bagi Kirana untuk memulihkan diri dan kembali ceria.

"Sebenarnya papa mau bawa Kiran kemana sih pah?" tanya bu Keyla.

"Kemana saja yang penting Kiran keluar dari rumah ini"

"Emang kenapa dengan rumah ini pah, kan masih seperti biasa" kini pak Ridwan yang bertanya.

"Rumah ini memang seperti biasanya, tapi suasana di sini bikin sesak, terutama bagi Kiran yang sudah kamu sakiti"

"Papa nggak mau tau, Karin tetap ikut papa. Papa takut Karin akan makin tertekan kalau disini terus apalagi setelah papa tau kalau kamu Ridwan penyebab Karin sakit"

"Maaf pah" kata pak Ridwan sambil menunduk.

"Kalau papa bawa Kirana, aku harus ikut, kemampuan itu" pendapat bu Keyla.

"Nggak, kalian semua disini aja"

"Tapi pah,, ak..."

"Nggak ada tapi-tapi, keputusan papa sudah bulat" potong eyang memotong perkataan pak Ridwan.

"Maaf bolehkah saya ikut non Kirana?" kata Kevin menyela pembicaraan mereka bertiga.

"Tidak boleh, saya akan mencari bodyguard baru untuk cucu saya"

"Gara-gara kamu cucu saya sakit, padahal kamu ini udah besar kok bisa menyalahkan Kiran karena tidak makan"

"Itu emang salah Kiran pah"

"Salah apanya, dia udah besar soal dia makan nggak makan bukan urusan Kiran, kalau dia lapar ya tinggal makan, papa yakin Kiran nggak mungkin melarang dia makan, benar bukan?"

"Benar pak, ini salah saya. Saya yang teledor lupa makan, maafkan saya"

"Kamu dengar sendiri kan Ridwan? jadi jangan salahkan cucuku lagi" pak Ridwan hanya mengangguk.

"Karena kamu menyadari dan mengakui kesalahan kamu, kamu saya izinkan tetap menjadi bodyguard Kiran, kalau sampai lain kali kamu membuat Kiran kesusahan maka saya nggak akan segan-segan memecat kamu"

"Baik pak"

"Berarti saya boleh ikut non Karin pak?"

"Boleh"

Kevin sangat senang bisa ikut Kirana kemana wanita itu akan dibawa eyangnya. Rasanya dia bisa stres kalau lama-lama jauh dari gadis cantik itu.

~

Sungguh pemandangan yang indah, hamparan bunga-bunga yang bermekaran dan udara yang segar menenangkan siapapun yang berada disini. Disini, di pulau Jeju yang merupakan salah satu pulau indah di negara Korea Selatan.

"Kamu suka sayang?" tanya eyang kepada Kiran dan hanya direspon anggukkan oleh Kiran.

"Kamu pernah bilang ke eyang kalau kamu pingin ke pulau Jeju, jadi eyang bawa kamu kesini. Eyang harap cucu cantik eyang ini kembali ceria, apapun yang kamu mau eyang akan usahakan untuk memberikan nya"

"Eyang" panggil Kiran.

"Iya sayang, ada yang kamu perlukan?"

"Boleh tinggalkan Kiran sendiri?"

"Nggak bisa, eyang akan temanin kamu disini"

Karin langsung membalikkan badannya ke belakang dan menatap eyangnya dengan penuh permohonan, melihat wajah cucunya itu membuat eyang mengalah.

"Ok, tapi jangan lama-lama ya sayang. Disini dingin nggak baik untuk kesehatan mu" nasihat eyang dan di balas anggukkan oleh Karina.

~

Sudah ada setengah jam sejak Karin duduk terdiam di atas kursi rodanya, dia mulai merasa kedinginan namun dia masih betah menikmati pemandangan dan udara yang segar ini. Sampai tiba-tiba ada seseorang yang memakaikan jaket kepadanya dan membuat hangat tubuhnya. Seseorang itu langsung menjauh setelah dia memastikan gadis itu tidak kedinginan lagi.

"Mendekatlah" perintah Karin pada seseorang itu.

"Aku minta maaf, pasti kamu kesusahan gara-gara ulah ku" akhirnya Karina mulai banyak berbicara, apakah suasana baru emang seefektif ini? pikir seseorang itu.

"Aku ini jahat ya?"

"Tidak, dan tidak ada yang perlu di maafkan"

"Kamu boleh marah sama aku, boleh maki-maki aku juga tapi jangan bikin aku dibenci papa, aku mohon"

"Nggak ada niat saya untuk membuat tuan Ridwan membenci non, kenapa non Karin bisa berpikiran seperti itu?"

"Papa nggak pernah kasar sama aku Kevin, tapi papa bisa se marah itu sama aku karena kamu, sesuka itukah papa sama kamu? atau kamu yang menjelek-jelekkan aku di depan papa?" ya seseorang itu Kevin, dia yang dari tadi menerima Karina dari jauh. Mana mungkin dia meninggalkan gadis itu sendirian di luar yang dingin ini.

"Buang jauh-jauh pikiran jelek itu non, saya nggak ada kepikiran seperti itu" ucap Kevin dengan nada sedikit naik, sebenarnya dia sudah berusaha menahan emosinya. Dia nggak habis pikir, bisa-bisanya gadis itu berpikir senegatif itu kepadanya, sejelek itukah dia di mata Karina?.

~~

Siapa disini yang ingin ke pulau Jeju yang sangat terkenal akan keindahannya?

☘️ Terimakasih Telah Membaca ☘️