webnovel

Black Rose

Berawal dari surat ancaman tanpa pengirim, Soojung terpaksa harus menjalin hubungan pura-pura dengan Jimin yang ternyata adalah seorang vampir. Namun, apa yang ada di balik surat tersebut perlahan mulai menghancurkan keyakinannya. Ia tidak tahu, siapa kawan yang harus diwaspadai, atau lawan yang harus dipercaya. Semua seolah sama saja. Bahkan dia juga tidak tahu, kepada siapa kesetiaannya harus diberikan. Kaum kekasihnya, ataukah organisasi sahabatnya?

Astralian · Fantasy
Not enough ratings
31 Chs

Third Person among Us

Choi Inbi keluar dari ruang kelasnya terlalu larut. Sudah pasti ia tidak akan bisa mendapatkan bus untuk pulang ke rumahnya. Maka, ia pun berniat menelepon Soojung dan menginap di rumahnya. Mungkin saja sahabatnya itu bisa menjemputnya menggunakan mobil milik Jimin.

Tepat saat Inbi menemukan kontak Soojung dalam smartphonenya, teman sekelasnya yang bernama Lee Junmyung menawarinya untuk pulang bersama. Awalnya Inbi menolak dengan keras kepala. Namun Jungmyung terus saja memaksa dengan mengatakan bahwa rumahnya berada di arah yang sama.

Dengan tidak enak hati, Inbi pun menerima tawaran itu. Ia meminta temannya tersebut untuk mengantarnya ke rumah Soojung saja. Karena tidak mungkin mengantarnya pulang ke rumah orang tuanya yang sangat jauh. Sudah untung Jungmyung mau memberi tumpangan.

Setelah memasuki mobil Lee Junmyung yang super mewah, Inbi segera menelepon Soojung. Berniat memberitahunya bahwa ia akan menginap malam ini. Ternyata sahabatnya itu masih berada di restoran kekasihnya, dan menyuruh Inbi untuk datang ke restoran saja.

Dan di sinilah Inbi sekarang. Tempat parkir restoran mewah milik trio Jimin-Taehyung-Jungkook. Ia pun segera keluar dari mobil saat melihat Taehyung dan Jimin yang akan menutup restoran. "Taehyung-ah! Jimin-ah!" panggilnya. Bahkan ia lupa untuk mengatakan terima kasih pada Jungmyung.

Kedua pemuda tampan yang dipanggil sontak menoleh. "Inbi-ah?" ujar Taehyung dengan heran. Netra cokelatnya menatap si gadis dan mobil sport mewah bergantian.

"Maaf aku tidak bisa membantu kalian hari ini," kata Inbi dengan menyesal. Seharian ini dia memiliki jadwal kuliah yang cukup padat dari pagi. Apalagi dengan tugas-tugas yang seolah tak pernah habis.

"Tidak masalah," sahut lelaki bersurai abu-abu sambil tertawa. Kedua kaki Taehyung pun beranjak menghampiri Inbi yang masih berdiri di samping mobil. "Siapa yang mengantarmu?" tanyanya dengan penasaran. "Kekasihmu?" tanyanya lagi sambil mengerling jahil.

Tawa hambar yang melengking langsung keluar dari mulut Inbi. "Dia hanya temanku," jawabnya dengan senyum terpaksa.

"Ajaklah dia makan bersama kita, Inbi-ah," kata Jimin sambil mendekat.

Inbi sudah bersiap untuk protes dengan alasan bahwa sekarang sudah larut malam. Junmyung pasti lelah dan ingin segera beristirahat di rumahnya. Namun Taehyung sudah berkenalan dengan temannya tersebut. Bahkan Jimin sudah memaksanya untuk makan malam bersama.

Pemuda Lee itu terlihat bingung. Tentu saja ia lelah dan mendambakan kasur empuknya. Namun di sisi lain, ia juga merasa tidak enak untuk menolak ajakan Jimin. Akhirnya ia menatap Inbi, seolah meminta pendapat.

Inbi pun menghela napas. "Anggap saja ini ucapan terima kasih dariku," katanya sambil tersenyum. Dengan itu, akhirnya Junmyung setuju untuk bergabung.

Ketika Inbi memasuki dapur restoran, dia sangat terkejut melihat Jungkook yang sedang duduk berdua dengan seorang gadis berseragam sekolah. Hatinya terasa sakit melihat pemandangan itu. Bahkan matanya terasa panas, pertanda akan menangis. Namun ia berusaha untuk menutupi sakit hatinya dengan bersikap biasa saja. "Waaah, ini kekasih Jungkook?" godanya dengan senyum palsu. Sepertinya gadis ini sangat pandai berakting.

Lelaki yang disindir segera mengangkat pandangan dari buku teks yang betebaran di meja. Begitu juga dengan si gadis berseragam. "Annyeong, Inbi Noona," sapa Jungkook dengan wajah polos. "Dia pekerja sambilan di sini. Aku hanya membantunya mengerjakan tugas," lanjutnya.

Gadis berseragam sekolah itu segera berdiri dan membungkuk sopan, "Annyeonghasaeyo, Ji Hyena imnida. Aku bekerja sambilan di sini mulai hari ini. Mohon bantuannya," ucapnya disertai senyum.

Inbi merasa tertohok karena telah salah paham. Namun ia segera menutupi wajah konyolnya dengan senyuman. "Halo, namaku Choi Inbi. Selamat bergabung dan buatlah dirimu nyaman di sini!" jawabnya.

Setelah Hyena mengucapkan terima kasih, Inbi mengeraskan suaranya untuk menarik atensi semua orang. "Semuanya, kenalkan! Dia adalah temanku yang mengantarku kemari," serunya sambil menunjuk Junmyung di sampingnya. "Dia akan bergabung dengan kita malam ini," imbuhnya.

"Halo semuanya!" kata lelaki bersurai cokelat pasir tersebut sambil membungkuk. Pria tampan itu pun disambut baik oleh semua orang. Namun saat ia berkenalan dengan Soojung, ia terpesona. Apalagi gadis Baek itu memperlakukannya dengan sangat baik. Sepertinya ia sedang mengalami apa yang disebut cinta pada pandangan pertama.

Setelah berkenalan dengan semua orang, diam-diam Junmyung mendekati Inbi yang sedang mencuci tangan di wastafel. "Kau kenal dengan Baek Soojung itu?" bisiknya.

"Tentu saja! Kami sahabat sejak kecil," jawab Inbi, tidak repot-repot mengecilkan suaranya. "Kenapa?" tanyanya sambil mengeringkan tangan, lantas menatap Junmyung.

Si pemuda Lee terperangah. "Kenapa kau tidak pernah bercerita jika memiliki sahabat seorang model?" desisnya dengan volume suara kecil. "Dia model dari JS agency, bukan?" lanjutnya sambil melirik Soojung.

Inbi menatap teman kuliahnya dengan aneh. "Apa pentingnya untukmu?" tantangnya. Sepertinya dia tidak berniat menjawab kedua pertanyaan Junmyung sebelumya.

Pria manusia itu langsung menunjukkan cengiran bodoh. "Karena mungkin saja aku berjodoh dengannya," jawabnya tanpa beban.

Sementara itu, Inbi langsung memutar iris matanya tidak peduli. "Asal kau tahu saja, dia sudah memiliki kekasih!" bentaknya. Untung saja suara air yang mendidih meredam suaranya. "Dan dia berada di dalam ruangan ini," lanjutnya dengan senyum meremehkan.

Kemudian gadis itu meninggalkan Junmyung yang terbelalak kaget. Pria kelewat percaya diri yang sayangnya tampan ini langsung mengamati setiap gerak-gerik ketiga lelaki di sana. Penasaran, pemuda mana yang telah berhasil memiliki hati gadis incarannya.

🌹 Black Rose 🌹

Keesokan harinya, Soojung dan Inbi disapa oleh suara husky seseorang saat keluar dari rumah, "Selamat pagi!" Seorang pria tampan sedang bersandar di body mobil sportnya. Ekspresinya sangat cerah, berlawanan dengan cuaca bersalju pagi itu.

Choi Inbi terlalu terkejut untuk menjawab sapaan tersebut. Begitu juga dengan Soojung yang terlihat sangat heran. "Junmyung?" pekik Inbi, seperti tidak percaya dengan matanya sendiri. "Apa yang kau lakukan di sini?" hardiknya.

"Menjemputmu," jawab Junmyung sambil tersenyum manis. Oh, tentu saja ini hanya bualan. Karena sebenarnya ia hanya ingin bertemu dengan Soojung. Bukannya benar-benar berniat menjemput teman sekelasnya.

Padahal semalam Junmyung sudah mengetahui siapa kekasih Soojung. Bahkan berkali-kali melihat adegan romantis diantara Jimin dan Soojung. Namun sepertinya pria tampan ini tidak berniat untuk menyerah mendapatkan Soojung. Pertanyaannya adalah, dari mana dia mengetahui rumah Soojung?

Inbi mendengus sebal. Ia seolah mengetahui niat terselubung Junmyung. Matanya tidak buta untuk melihat tatapan memuja temannya pada sahabatnya. "Aku tidak memintamu untuk menjemputku. Lagi pula aku akan berangkat bersama Soojung," jawab Inbi dengan sinis.

Dahi Junmyung berkerut. "Soojung-ssi juga kuliah di kampus kita? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?" tanyanya dengan pandangan memuja pada Soojung.

Si gadis model tersenyum manis. Sepertinya ia sama sekali tidak menyadari tatapan sinting dari pria di hadapannya. "Aku tidak kuliah. Namun aku memiliki jadwal pemotretan hari ini," jawabnya.

"Kau model JS agency, bukan? Aku adalah penggemarmu, Soojung-ssi. Boleh aku berfoto denganmu?" tanya Junmyung dengan mata berbinar.

Mendengar modus itu, langsung membuat Inbi memutar bola matanya jengah. Sedangkan Soojung, segera mengangguk mantap. Lagi pula ia harus bersikap baik pada fansnya, bukan? Kemudian mereka berdua pun berfoto bersama dengan Inbi yang menjadi fotografernya. Yah, meskipun gadis Choi itu melakukannya dengan setengah hati hingga membuat hasil fotonya miring dan sedikit blur.

Lee Junmyung sebenarnya kesal dengan hasil foto tersebut. Namun ia memilih mengucapkan terima kasih saja pada Inbi. Mungkin nanti ia memiliki kesempatan untuk berfoto sendiri dengan Soojung.

Kemudian Junmyung membuka pintu mobil dan mempersilahkan kedua gadis cantik di sana untuk masuk. Awalnya Inbi dan Soojung sama-sama menolak. Meski berpikiran sama untuk menolak, tapi mereka memiliki alasan masing-masing. Soojung yang takut, Junmyung dan Inbi akan terlambat karena harus mengantarnya terlebih dahulu. Dan Inbi yang ingin menjauhkan Soojung dari Junmyung.

Namun akhirnya, mereka naik juga ke dalam mobil. Karena berdebat tidak penting seperti itu malah akan membuang waktu dan bisa membuat mereka semua terlambat. Meski begitu, Inbi berjanji dalam hati, akan mengomeli Junmyung setelah mengantar Soojung nanti.

🌹 Black Rose 🌹

Senja itu, Soojung baru saja menyelesaikan sesi pemotretannya. Ia sangat terkejut mendapati Junmyung tengah bersandar di mobilnya. Persis seperti apa yang dia lakukan pagi tadi di depan toko bunganya. "Junmyung-ssi?" sapanya dengan heran.

Pria yang dipanggil tersenyum tampan. "Kau sudah selesai, Soojung-ssi?" tanyanya sambil menegakkan badan.

"Ya, tapi apa yang kau lakukan di sini?" tanya Soojung dengan dahi berkerut. Bahkan ia sadar, kalimat ini jugalah yang Inbi ucapkan pagi tadi. Ia pikir, lelaki bermarga Lee ini menyukai sahabatnya, karena dia terlihat sangat perhatian. Namun kenapa dia malah berada di sini?

"Menjemputmu," jawab si pria sambil mengangkat bahu. Seolah menjemput Soojung adalah kegiatan rutinnya yang tidak perlu dipertanyakan lagi. "Ayo!" ajaknya sambil membukakan pintu depan mobil.

Soojung pun melongok ke dalam mobil mewah tersebut. "Apa Inbi juga ada di dalam?" tanyanya, berpikir bahwa Junmyung menjemput dirinya bersama dengan Inbi.

Namun pria bersurai cokelat pasir tersebut malah mendorong Soojung masuk ke mobilnya dengan paksa dan langsung menutup pintunya. Setelah itu, Junmyung segera duduk di balik kemudi. "Aku sudah mengantarkan Inbi pulang ke rumahnya," jawabnya yang terus saja mengumbar senyum tampan.

Tentu saja Soojung kaget sekaligus tersinggung mendapat perlakuan seperti itu dari Junmyung. Ia pikir, teman Inbi ini adalah lelaki baik yang lembut. Namun ternyata ia salah besar! Soojung pun segera membuka pintu mobil dengan kesal untuk keluar.

Namun lengan Junmyung dengan sigap menggapai pintu melewati tubuh Soojung dan kembali menutupnya dengan keras. Kemudian lelaki itu menarik sabuk pengaman di atas kepala Soojung dan memasangkannya ke tubuh gadis pujaannya. "Kau sangat cantik, Soojung-ssi," katanya tepat di depan wajah Soojung.

Si gadis Baek hanya diam dengan rahang mengeras. Benar apa yang sempat dikatakan Inbi tadi pagi. Pria yang sedang mengendarai mobil di sampingnya ini memang menyukainya. Namun Soojung tidak suka dengan sikapnya yang pemaksa seperti itu.

Lagi pula ia sudah memiliki Jimin yang jauh lebih baik daripada pria sinting ini. "Apa maumu?" tanya Soojung dengan datar. Masa bodoh dengan sikap buruknya. Lagi pula jika fansnya sesinting ini, dia bisa membela diri, bukan?

Junmyung menatap Soojung sekilas dengan wajah ceria. Kemudian pandangannya kembali ke jalanan. "Hanya ingin mengantarmu pulang. Ah ya, kau pasti lapar. Bagaimana jika makan di restoran hotel depan sana?" tawarnya.

"Tidak, terima kasih. Aku masih kenyang," jawab Soojung sambil memandang keluar jendela. Moodnya seketika menjadi buruk karena tingkah menyebalkan lelaki aneh ini.

Menangkap nada ketus dalam suara Soojung, Junmyung pun mengalah, "Baiklah, tapi lain kali kita harus makan bersama."

"Kita sudah melakukannya semalam," jawab Soojung yang masih tidak sudi untuk menatap lawan bicaranya.

Si pria menghela napas, berusaha sabar menghadapi Soojung yang tiba-tiba cuek. "Maksudku, hanya kita berdua," katanya penuh penekanan.

"Bertiga dengan Inbi," sahut Soojung.

Junmyung tersenyum tipis, "Soojung-ssi, aku hanya ingin makan malam berdua denganmu."

"Aku tidak akan pergi berdua denganmu!" bentak si gadis bersurai cokelat madu.

Junmyung kembali menghela napas. Sepertinya gadis di sampingnya ini sangat kuat pendirian. "Baiklah. Kita pergi bertiga dengan Inbi," putusnya dengan berat hati.

Tidak menanggapi lebih lanjut, Soojung malah berkata, "Turunkan aku di restoran saja!" Karena untung saja mereka sudah dekat dengan restoran.

Lee Junmyung sebenarnya ingin membantah dan mengantarkan Soojung langsung ke rumahnya. Namun segera ia urungkan. Karena ia tidak ingin meninggalkan kesan buruk pada gadis incarannya. Padahal Soojung sudah tidak menyukainya sejak beberapa menit yang lalu.

Mobil yang terlampau mewah itu akhirnya tiba di tempat parkir restoran milik trio Jimin-Taehyung-Jungkook. Namun saat Soojung membuka pintu mobil, Junmyung langsung memegang pergelangan tangannya. Membuat Soojung refleks menatap si pelaku dengan tatapan galak. "Apa kau sangat mencintai kekasihmu itu?" tanya Junmyung tiba-tiba.

Soojung sudah mengira akan mendapat pertanyaan ini. Ia pun tersenyum miring, "Tentu saja."

"Maka aku akan membuatmu jatuh cinta padaku," kata si lelaki Lee dengan serius.

Soojung otomatis tertawa jengah. "Lakukan saja jika kau bisa! Karena aku tidak akan pernah jatuh cinta pada orang sepertimu!" serunya. Gadis itu segera melepas cengkeraman Junmyung dan secepat kilat keluar dari mobil. Tidak lupa, ia membanting pintu mobil sekeras-kerasnya sambil berharap pintu itu akan lepas dari engselnya.

To be continued...

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Astraliancreators' thoughts