webnovel

Black Rose

Berawal dari surat ancaman tanpa pengirim, Soojung terpaksa harus menjalin hubungan pura-pura dengan Jimin yang ternyata adalah seorang vampir. Namun, apa yang ada di balik surat tersebut perlahan mulai menghancurkan keyakinannya. Ia tidak tahu, siapa kawan yang harus diwaspadai, atau lawan yang harus dipercaya. Semua seolah sama saja. Bahkan dia juga tidak tahu, kepada siapa kesetiaannya harus diberikan. Kaum kekasihnya, ataukah organisasi sahabatnya?

Astralian · Fantasy
Not enough ratings
31 Chs

The Most Beautiful Gift

Park Jimin duduk di pinggir atap sebuah gedung. Matanya memang memandang lalu lintas kota di bawah kakinya. Namun sepertinya ia hanya melamun.

Bahkan lamunannya sama sekali tidak terusik oleh angin musim dingin yang membelai lehernya. Seolah Jimin tidak merasa dingin sama sekali. Setidaknya ia masih ingat untuk menenggak minuman kalengnya sesekali.

"Kau sendirian?" tanya sebuah suara dari belakang Jimin. Suara langkah kaki yang semakin mendekat, terdengar kemudian.

"Ya," jawab si pria Park tanpa menoleh. Ia tahu siapa yang datang. Karena orang inilah yang ia tunggu sejak tadi. "Jungkook di restoran," imbuhnya.

Lelaki yang baru saja datang, segera duduk di samping Jimin. Sekali lihat pun, orang akan tahu bahwa pemuda ini tidak pernah terkena sinar matahari sama sekali. Karena dia memiliki kulit kelewat putih yang cocok dengan surai biru mintnya. Meski berwajah imut, tapi entah kenapa dia malah terus saja memasang ekspresi datar.

Tanpa mengatakan apa pun, lelaki asing tersebut mengambil minuman kaleng yang berada di dekatnya. Setelah membukanya, ia pun langsung meminumnya. "Ada apa? Apa identitasmu terbongkar lagi?" tanyanya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tidak," jawab Jimin yang masih asik menatap gemerlap kota. Padahal otaknya sama sekali tidak tertuju pada hiruk pikuk di bawah sana. Malahan, pikirannya melayang pada seorang gadis yang sedang tidur saat ini.

Kemudian mereka saling diam dan hanya menikmati minuman masing-masing untuk beberapa menit. Si vampir asing seolah enggan untuk bertanya lebih lanjut. Dia lebih memilih untuk diam dan menunggu saja.

"Hyung!" panggil Jimin yang hanya dibalas gumaman oleh yang lebih tua. "Ceritakan padaku tentang kutukan bangsa vampir!" pintanya. Kali ini sambil menatap lelaki di sampingnya.

Dahi yang tertutup poni biru itu berkerut. Ia sungguh tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti ini. "Kenapa kau tiba-tiba tertarik pada sebuah dongeng?" cibirnya sambil balas menatap Jimin.

"Tolong katakan padaku bahwa itu bukanlah dongeng belaka, Yoongi Hyung!" ucap Jimin dengan nada khawatir. Bahkan kekhawatiran itu tergambar jelas di wajah tampannya.

Vampir kelewat putih yang bernama Min Yoongi, merasa semakin bingung. Pasalnya, dongsaengnya ini tidak pernah tertarik pada dongeng kutukan yang menyangkut belahan hati para vampir. Setahunya, Jimin sangat membenci hal-hal romansa. Bahkan Yoongi selalu menyebut Jimin sebagai lelaki yang alergi pada wanita. Namun, kenapa dia sekarang terlihat mengkhawatirkan sebuah dongeng?

Belahan hati para vampir memang diciptakan dalam wujud manusia. Jika sang vampir meminum darah belahan hatinya sedikit saja, maka dia akan berubah menjadi manusia. Itulah kenapa banyak vampir yang menyebutnya sebagai kutukan. Karena adanya belahan hati ini merampas kekuatan vampir dan keabadian mereka. Bahkan membuat mereka menjadi makhluk lemah, yaitu manusia.

Namun para vampir yang memiliki pemikiran lebih terbuka, menganggap hal ini sebagai anugerah. Karena menurut mereka, kehilangan kekuatan dan keabadian, sebanding dengan matahari yang tak pernah mereka lihat dan rasakan. Dan sepertinya, Jimin berdiri di antara kelompok vampir ini.

Seorang belahan hati kaum vampir ini ditandai dengan nyanyian mereka yang sanggup membuat sang vampir merinding. Seperti apa yang terjadi pada Jimin dan Soojung di tempat karaoke kemarin. Mungkin, jika mereka tidak pergi ke tempat karaoke, Jimin tidak akan pernah tahu bahwa kekasihnya adalah belahan hatinya.

"Setelah apa yang terjadi pada Seokjin Hyung, aku yakin itu bukan lagi sebuah dongeng," jawab Yoongi. "Lalu kau dan Jungkook tidak mungkin mendapat tugas untuk menjaga Taehyung jika kutukan yang mereka sebut-sebut, hanyalah dongeng," sambungnya. Jimin langsung terlihat menghela napas lega.

"Ada apa? Apa kau telah meminum darah belahan hatimu tanpa sengaja?" tanya Yoongi penasaran. Netra cokelatnya mengamati adiknya dari atas sampai bawah. Seperti mencari perubahan fisik pada tubuh Jimin.

Si vampir yang lebih muda menampakkan cengiran lebar. Refleks ia mengingat kejadian saat Soojung mengalami kecelakaan mobil. Darah gadis tersebut berlumuran di baju dan tangannya yang membuatnya hampir saja khilaf. "Hampir. Baunya sangat harum," jawabnya. Melihat Yoongi yang terlihat akan marah, ia buru-buru berkata, "Tenang saja, Hyung. Aku masih seorang vampir."

"Benarkah?" Yoongi terlihat sangat tidak yakin. Bahkan matanya memicing ke arah Jimin dengan tatapan tajam.

"Apa sekarang aku berbau seperti manusia?" tantang Jimin sambil terkekeh geli. "Lagi pula, aku tidak keberatan menjadi manusia," lanjutnya dengan kekehan yang sama.

Namun hal itu sukses membuat Yoongi terbelalak kaget. "Apa?" serunya. Bagaimana dia tidak terkejut jika seorang Park Jimin yang sangat menikmati hidupnya sebagai vampir, kini tiba-tiba mengatakan bahwa ia tidak keberatan menjadi manusia? Telinganya tidak salah dengar, 'kan?

Jimin malah terus terkekeh-kekeh. Sepertinya ia sangat menikmati kebingungan hyungnya. "Bagiku, itu bukanlah kutukan Hyung. Melainkan sebuah anugerah," katanya.

Si vampir bermarga Min semakin terkejut. Ia pun menggaruk sisian kepalanya yang tak terasa gatal. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Jimin?" tanyanya. Apakah pemuda yang lebih muda 200 tahun darinya ini baru saja mengalami benturan di bagian kepala? Karena jalan pikirannya sungguh berbeda dengan Park Jimin yang selama ini ia kenal.

Si vampir Stroumer mengedikkan bahu sambil tersenyum sinting. "Aku hanya sangat mencintai belahan hatiku," jawabnya.

Yoongi kembali dibuat terkejut. "Kau? Jatuh cinta?" semburnya tak percaya. "Akhirnya kau sembuh dari alergimu," imbuhnya yang langsung mendapat tatapan malas dari Jimin. "Bagaimana bisa?" tanyanya.

Senyum Jimin pun kembali merekah saat mengingat gadisnya. Ia pun mulai bercerita, "Aku mengenalnya karena dia mendapat surat ancaman tanpa pengirim yang-"

"Tunggu." Yoongi menginterupsi. "Apakah dia gadis yang kau ajak berkencan di restoran Seokjin Hyung?" tanyanya sambil melirik ke arah restoran Seokjin di hadapan mereka.

Kali ini Jimin-lah yang terkejut. "Apa Seokjin Hyung menceritakannya padamu, Hyung?" tanyanya yang langsung diangguki lawan bicaranya. Ya, Yoongi sudah mendengar semuanya dari Seokjin mengingat setiap malam mereka selalu bertemu.

Jimin pun kembali tersenyum, "Sepertinya, aku benar-benar harus berterima kasih pada si pengirim surat sebelum membunuhnya suatu saat nanti."

Wajah datar Yoongi akhirnya tersenyum kecil. Dongsaengnya ini ternyata sudah banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu. Mungkin inilah mengapa ia selalu mendengar bahwa cinta dapat membuat orang menjadi gila. "Kalian belum menemukan siapa pelakunya?" tanyanya.

Jimin menggeleng dengan muram. "Maka dari itu, aku berencana untuk menjadi manusia setelah membunuh istri sialanku itu," ujarnya setelah terdiam cukup lama. Jimin tentu membutuhkan kekuatan Stroumernya untuk melindungi Soojung, sekaligus mencari si pelaku. Ia tidak akan bisa melakukannya jika berubah menjadi manusia saat ini juga.

Min Yoongi hanya mengangguk menanggapinya. "Maka, kau harus berhati-hati. Jangan sampai kau meminum darah kekasihmu sebelum membunuh si pengirim surat," nasihatnya.

"Aku mengerti," jawab Jimin disertai anggukan. "Apa tidak ada cara lain untuk berubah menjadi manusia selain dengan meminum darah Soojung, Hyung? Aku hanya takut kelewatan dan malah membunuhnya," ucapnya kemudian.

Dahi Yoongi mengerut sejenak. Ia tahu, adiknya yang bermarga Park ini memang memiliki nafsu makan yang besar. Wajar jika ia takut membunuh kekasihnya karena nafsunya sendiri. "Ada satu cara. Melakukan ritual seperti apa yang dilakukan Seokjin Hyung dan Minkyung Noona," jawab Yoongi dengan pandangan menerawang pada Sky Rose Garden. Seolah ia bisa melihat si pemilik dari sini.

"Aku tidak perlu meminum darah Soojung sama sekali, bukan?" tanya Jimin yang terlihat tertarik.

"Tenang saja, kau hanya boleh meminumnya beberapa tetes saja. Bahkan kau tidak boleh menyentuh belahan hatimu selama ritual berlangsung," jelas si vampir kelewat putih.

"Lalu bagaimana caraku mendapatkan darahnya?" tanya Jimin dengan bingung.

"Darah pacarmu harus diteteskan pada bunga mawar putih. Kemudian kau harus memakan bunga itu," jawab Yoongi.

Jimin pun mengangguk-angguk paham. "Apa kau melihat proses ritual Seokjin Hyung?"

Yoongi menggeleng, "Namun aku membantunya menyiapkan segala hal. Lagi pula, tidak ada yang boleh melihat proses ritual. Karena itu termasuk ujian bagi kaum vampir, untuk melihat apa kau sanggup menahan diri dari bau darah belahan hatimu. Dan juga untuk melihat seberapa kuatnya niatmu untuk menjadi manusia. Kalian akan dikurung di dalam sebuah ruangan selama setengah hari."

Si lelaki bersurai hitam kembali mengangguk paham. Sepertinya ia harus mulai belajar mengekang nafsunya mulai sekarang, agar ia dan Soojung dapat melakukan ritual dengan lancar. Karena ia tahu, jika sang vampir tidak bisa menahan nafsunya sendiri, maka belahan hatinya akan mati.

"Apa kekasihmu itu sudah mengetahui identitasmu?" tanya Yoongi yang segera mendapat gelengan dari Jimin. "Kau harus memberitahunya. Karena dia harus menerimamu dengan hati yang tulus," sarannya kemudian.

Raut wajah vampir yang lebih muda tiba-tiba berubah cemas, "Bagaimana jika dia pergi meninggalkanku saat tahu bahwa aku adalah seorang vampir? Dia pasti akan ketakutan dan menganggapku seorang monster."

Yoongi menghela napas panjang. "Aku mengerti. Namun aku tidak bisa memberikan nasihat apa pun tentang hal itu," ucapnya menyesal. "Kau bisa berkonsultasi pada Seokjin Hyung. Dia pernah mengalami hal ini. Dia pasti tahu apa yang harus dilakukan," lanjutnya.

Jimin mengangguk sambil menerawang ke gedung seberang, "Aku akan menemuinya nanti."

Yoongi balas mengangguk. Kemudian menatap dongsaengnya dengan serius, "Apa kau sangat mencintai kekasihmu hingga rela mengubah dirimu menjadi manusia?"

Kedua sudut bibir Jimin otomatis terangkat. Menjadikan mata tajamnya hanya terlihat seperti dua garis melengkung. "Jika menua dan mati sebanding dengan hidup bersamanya selamanya, aku rela," jawabnya dengan tegas.

Sang vampir bersurai mint ikut tersenyum. Tangan putihnya menepuk bahu Jimin dua kali. Ia merasa puas dengan jawaban tersebut. Adiknya telah berubah menjadi seorang vampir yang lebih baik. Dan ia bangga atas hal itu.

"Ngomong-ngomong, apa organisasi vampire hunter benar-benar sudah musnah, Hyung?" tanya Jimin, mengalihkan pembicaraan.

"Kau tidak perlu khawatir. Sejauh ini tidak ada kabar apa pun tentang mereka," Jawab Yoongi. Kemudian ia menghabiskan minuman kalengnya.

"Syukurlah," balas Jimin sambil meletakkan kaleng minumannya yang telah kosong. Kemudian ekor matanya menangkap pergerakan jarum jam tangannya. Sudah terlalu lama ia pergi meninggalkan Jungkook menjaga Taehyung seorang diri. "Aku harus kembali ke restoran," katanya.

Min Yoongi mengangguk, "Sampaikan salamku untuk Jungkook!"

Jimin balas mengangguk. "Terima kasih, Hyung! Sampai jumpa!" ujarnya yang kemudian menghilang.

Yoongi hampir saja tersedak ludahnya sendiri. "Dia mengatakan terima kasih?" gumamnya dengan heran. "Dia benar-benar telah berubah," sambungnya.

To be continued...

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Astraliancreators' thoughts