webnovel

Black Rose

Berawal dari surat ancaman tanpa pengirim, Soojung terpaksa harus menjalin hubungan pura-pura dengan Jimin yang ternyata adalah seorang vampir. Namun, apa yang ada di balik surat tersebut perlahan mulai menghancurkan keyakinannya. Ia tidak tahu, siapa kawan yang harus diwaspadai, atau lawan yang harus dipercaya. Semua seolah sama saja. Bahkan dia juga tidak tahu, kepada siapa kesetiaannya harus diberikan. Kaum kekasihnya, ataukah organisasi sahabatnya?

Astralian · Fantasy
Not enough ratings
31 Chs

Obsession

Dengan lembut Junmyung berkata, "Kau akan celaka jika melompat dari sini."

"Lebih baik aku mati daripada harus menjadi istrimu!" teriak Soojung yang terus meronta tanpa kenal lelah.

Mendengar itu, Junmyung langsung naik pitam. Ia sudah melakukan apa saja untuk gadis yang ada di pelukannya saat ini. Namun dia malah lebih memilih bunuh diri. Segera saja ia menarik Soojung lagi dengan mengerahkan tenaga lebih.

"Kyaaaa!! Lepaskan! Jangan sentuh aku!" pekik Soojung sambil terus meronta.

Junmyung seolah tuli. Ia malah menggendong Soojung dan segera mendudukkannya di sebuah kursi kayu. Tak memberi kesempatan bagi Soojung untuk kabur, ia meraih kedua tangannya dan menguncinya di belakang sandaran kursi. Tentu saja Soojung langsung berteriak kesakitan.

Mungkin telinga Junmyung benar-benar sudah tuli. Karena ia tetap saja tidak menghiraukan Soojung bahkan ketika gadis tersebut berteriak kesakitan. Pemuda Lee itu malah melepas dasi di lehernya dengan sebelah tangan. Kemudian ia mengikat kedua tangan Soojung menggunakan dasi tersebut.

Setelah selesai, Junmyung memutar ke hadapan Soojung sambil menampilkan senyum miring. Seolah ingin menunjukkan bahwa dia tidak hanya bisa bersikap lembut, tapi juga bisa bersikap tegas. Dan yang terpenting, dia tidak akan pernah membiarkan Soojung kabur dari sangkar emasnya.

Si gadis Baek memang telah berhenti berteriak. Namun perlawanannya masih belum selesai. Tangannya terus berusaha melepaskan ikatan dasi Junmyung.

Rasa marah dan kesal Soojung semakin bertambah saat melihat smirk pria di hadapannya yang terlihat sangat meremehkan. Maka ia pun menendang tulang kering Junmyung tanpa perasaan. Soojung pun langsung menyeringai bahagia melihat pria di hadapannya berteriak menderita.

Masih sambil mengumpat, Junmyung pergi dari hadapan Soojung dengan terseok-seok. Beberapa saat kemudian, dia kembali dengan membawa dua buah dasi. Sepertinya pria ini tidak kehilangan akal menghadapi penolakan gadis pujaannya.

Sebenarnya Soojung tidak mengerti, kenapa pria gila bernama Lee Junmyung itu mengambil dua buah dasi lagi. Namun ia memilih untuk tidak memikirkannya lagi karena kembali merasa terancam. Soojung langsung kembali menendang saat Junmyung mendekatinya.

Namun si lelaki dapat dengan mudah menangkap tendangan Soojung. Ia pun mengikat kaki kanan gadis itu ke kaki kursi menggunakan dasi. Ternyata inilah alasan kenapa Junmyung mengambil dasi lagi.

"Berengsek!" umpat Soojung dengan kesal. Mengerti niat yang tersembunyi dalam hati Junmyung, Soojung segera menendang pemuda yang masih berjongkok di hadapannya dengan kaki kirinya.

Sayangnya, Junmyung melihat pergerakan kaki Soojung lewat ekor matanya. Dengan sigap ia menangkap kaki kiri gadis itu. Kemudian Junmyung menghisap bagian dalam paha Soojung dengan kurang ajar.

"Kyaaa! Apa yang kau lakukan sialan?" pekik Soojung dengan panik sekaligus marah. Bayangan-bayangan menjijikan mulai terbentuk dalam kepalanya. Ia langsung mengucap syukur dalam hati saat Junmyung menghentikan aksinya.

Pemuda Lee pun mendongak dengan seringaian menyebalkan menghiasi wajah tampannya. Tanpa mengatakan maaf, ia malah mengikat kaki kiri Soojung ke kaki kursi menggunakan dasi yang tersisa. Setelah itu, Junmyung bangkit dan melangkah mundur. Ia memandang hasil karyanya pada 'istri' kesayangannya dengan cengiran lebar. "Sepertinya kau benar-benar lebih suka dipaksa, Sayang," ujarnya sambil berkacak pinggang.

Soojung melengos. Dia sangat muak dengan pria di hadapannya. Dan apa pula panggilan sayang barusan? Lee Junmyung benar-benar tidak tahu diri.

Soojung pun mulai sadar bahwa matanya terasa panas dan pedih. Bahkan kepalanya juga terasa pening. Sepertinya mata bulatnya terlalu lama terkena cahaya lampu.

Dan sekarang Soojung menyesal telah menendang Junmyung. Bukannya merasa kasihan dan bersalah. Namun kakinya tidak akan diikat jika ia tidak menendang si pria gila ini.

Si lelaki Lee tiba-tiba mendekat, lantas menghadapkan wajah Soojung ke wajahnya. Netra cokelatnya terfokus pada bibir milik 'istrinya'. "Aku sengaja tidak menyumpal bibir menggodamu ini," katanya sambil meraba bibir bawah Soojung dengan jemarinya.

"Kau tahu kenapa?" tanya Junmyung yang hanya mendapat tatapan tajam dari Soojung. Namun ia malah mengangguk sambil tersenyum, seolah mereka memiliki pemikiran yang sama. "Agar kita bisa berciuman," lanjutnya sambil mulai mendekatkan wajah.

Soojung sudah tahu bahwa ciumanlah yang ada di otak Junmyung. Namun tetap saja matanya membulat saat ia bisa merasakan hembusan napas 'suaminya'. Dengan jijik ia membuang muka untuk menghindari ciuman Junmyung.

Merasa di tolak, pemuda bersurai cokelat pasir itu marah. Dengan lebih kasar, ia mencengkeram rahang Soojung dan membuat mereka saling bertatapan. "Kenapa kau selalu menolakku?" geramnya.

Karena aku sangat membencimu! batin Soojung dengan kesal. Karena ia sudah bertekad, tidak akan berbicara pada lelaki sinting ini, maka ia hanya menjawab dalam hati saja. Biarkan tatapan tajam dari mata bulatnya saja yang menunjukkan semua perasaannya.

"Aku tidak pernah ditolak!" desis Junmyung yang mengeratkan cengkeramannya pada rahang Soojung. Tentu saja gadis tersebut langsung merintih kesakitan. "Itu sebabnya aku ingin memiliki orang yang selalu menolakku sepertimu," lanjutnya sambil mulai mendekatkan wajahnya lagi.

Soojung tidak bisa lagi menghindar karena cengkeraman kuat Junmyung pada rahangnya. Ia hanya bisa mengatupkan bibir rapat-rapat sambil menutup mata. Dalam hati, ia berdoa pada Tuhan agar menyelamatkannya dari pria sinting yang telah menikahinya ini.

Namun doa Soojung ternyata tidak bisa dikabulkan secepat itu. Karena ia telah merasakan bibir Junmyung yang meraup bibirnya. Refleks, tangan Soojung terkepal erat di balik punggungnya.

Lebih dari apa pun, Soojung sungguh ingin mencakar wajah tampan Junmyung hingga membuatnya sangat amat jelek. Andai saja tangannya tidak sedang terikat, ia benar-benar akan melakukannya dengan senang hati. Namun di sisi lain ia khawatir, jika ia memberontak lagi, lelaki gila ini mungkin akan semakin memperlakukannya dengan semena-mena.

Tak lama kemudian, Junmyung melepaskan ciuman mereka dan menarik diri. Melihat mata Soojung yang terpejam erat, ia tersenyum senang. "Kau akan lebih menikmatinya jika mau membuka bibirmu," ucapnya sambil membelai rambut Soojung.

Sepertinya Junmyung telah salah paham.

"Kau memang sangat cantik, Soojung-ah," sambung Junmyung saat Soojung perlahan membuka matanya. Dengan pandangan memuja, tangannya memainkan rambut Soojung, kemudian mengendusnya. Lalu ia membiarkan helaian-helaian rambut gadis itu jatuh melalui sela-sela jarinya.

Mengabaikan tatapan tidak suka si gadis Baek, Junmyung malah meraba pipinya. Kemudian beralih ke bibir Soojung. Setelah itu lehernya. Lalu bahunya.

Saat tangan Lee muda itu semakin turun, Soojung merasa sangat marah hingga ingin menangis. Ia pun menggigit bibir bawahnya untuk mencegah suara laknat keluar dari bibirnya. Bahkan Soojung harus kembali memejamkan mata agar tidak melihat wajah Junmyung yang sangat ia benci.

Gadis Baek itu harusnya bersyukur saat baru siuman dan mendapati bahwa dirinya berada di sebuah ranjang mewah. Lihat saja dia sekarang! Dilecehkan dengan kondisi berantakan dan terikat tanpa daya di sebuah kursi. Jangan lupakan juga gaun pengantin yang awalnya sangat indah, kini sudah robek di sana-sini.

"Sepertinya kau menikmatinya," bisik pemuda sinting itu di telinga Soojung setelah sadar bahwa gadis pujaannya ini sedang memejamkan mata. "Dan jangan gigit bibirmu, Sayang. Aku ingin mendengar desahanmu," lanjutnya dengan suara rendah.

Salah paham. Lagi. Junmyung pikir, Soojung sangat menikmati sentuhannya hingga memejamkan mata. Padahal tidak sama sekali!

Alasan utama gadis bermata bulat itu memejamkan matanya adalah karena indra penglihatannya yang terasa semakin sakit. Sedangkan alasan keduanya adalah karena ia tidak ingin melihat orang gila yang sedang meraba setiap bagian tubuhnya. Bukannya menikmatinya!

"Bisakah tolong kau matikan lampunya?" pinta Soojung dengan mata terpejam. Ia tidak peduli jika terdengar mengemis. Bahkan ia juga tidak peduli jika gengsinya meluncur turun ke dasar jurang. Cahaya lampu kamar Junmyung benar-benar menyengat matanya! Ia tidak tahan lagi!

Entah kenapa, Junmyung menyeringai lebar. "Dengan senang hati," jawabnya yang kemudian pergi mematikan lampu.

Saat berbalik untuk menghampiri 'istrinya', pria bersurai cokelat pasir itu melepas tuxedo hitamnya. Kemudian melemparkannya dengan asal ke sofa. "Jadi kau lebih suka melakukanya dalam kegelapan, Sayang?" tanyanya sambil melepas dua buah kancing paling atas kemeja putihnya.

Soojung diam tak menjawab. Ia langsung merasakan firasat buruk saat melihat apa yang dilakukan Junmyung, mengingat ia bisa dengan jelas melihat dalam kegelapan. Apalagi melihat smirk lelaki itu saat mengangkat dagunya. Soojung benar-benar merasa marah dan juga takut.

"Buka mulutmu!" perintah Junmyung yang terdengar bagai desisan ular. Tidak mendapat respon apa pun dari Soojung, ia mengancam, "Buka mulutmu, atau kupaksa kau meminun obat perangsang!"

Mata bulat Soojung terbelalak ngeri. Dia benar-benar ingin menangis saat ini juga. Namun ia tidak memiliki pilihan lain selain menurut. Setelah menelan ludah dengan susah payah, ia perlahan membuka mulutnya sedikit.

Melihat itu, Junmyung langsung tersenyum senang. Untuk kedua kalinya, ia meraup bibir merah milik Soojung. Bedanya, kali ini lidahnya menyusup masuk untuk merasakan setiap hal yang ada di dalam mulut Soojung.

Sementara itu, Soojung hanya bisa terdiam kaku dengan air mata yang telah berkumpul di pelupuk matanya. Dan liquid bening itu langsung jatuh deras saat Junmyung akhirnya duduk di pangkuannya. Bahkan tangan pria sinting ini terus saja menjelajahi setiap inchi tubuh Soojung.

Meski begitu, samar-samar Soojung mendengar gedoran keras dari luar. Mata bulatnya melirik ke arah sana penuh harap. Karena mungkin saja orang yang menggedor pintu itu adalah utusan Tuhan yang dikirim untuk menyelamatkannya.

Junmyung tentu juga mendengar gedoran keras itu. Ia pun langsung melepas pagutannya dan berdecak kesal. "Jangan hiraukan!" larangnya dengan nada jengkel yang kentara. Kemudian si pemuda gila mulai menciumi leher putih susu Soojung. Dalam hati, ia bersumpah akan memecat siapa pun pelayan yang sedang menggedor pintu kamarnya saat ini.

Tiba-tiba suara berdebum keras terdengar. Lewat ekor matanya, Soojung bisa melihat bahwa pintu kamar sudah terlepas dari engselnya dan tergeletak di lantai marmer. Detik berikutnya, Junmyung tertarik dari pengkuan Soojung.

"Jangan pernah menyentuh milikku!!" geram orang yang menarik Junmyung sambil melayangkan kepalan tangannya ke wajah si pemuda Lee.

Sementara itu, Soojung seperti tidak percaya dengan matanya sendiri. "Jimin," lirihnya dengan penuh syukur.

To be continued...

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Astraliancreators' thoughts