webnovel

Nou

Lebatnya hutan Lingkar Stratus memang tidak bisa di pungkiri lagi. Pohon pohon raksasa berusia ratusan bahkan ada yang mencapai ribuan menjulang tinggi kokoh menyangga langit. Binatang binatang eksotis juga masih banyak berkeliaran bebas dengan populasi jauh dari garis kepunahan. Ekosistem nya berjalan secara alami, tak ada satupun sentuhan dari Kerajaan Langit.

Wilayah hutan bagian dalam adalah yang paling jarang bahkan hampir tidak pernah di jamah manusia langit tiga abad terakhir. Namun semua itu bukan takberalasan, masyarakat percaya dan memang begitu faktanya. Hutan bagian tengah banyak dihuni binatang binatang buas besar dan kuat, seperti Serigala Merah, Kera Bulan, Naga Angin, dan masih banyak lainnya. Tapi mitos yang paling membuat penduduk memilih tidak pernah berani berpikir masuk ke dalam hutan adalah kabar angin yang mengatakan masih ada iblis yang tersisa sejak perang besar tiga abad lalu, dan iblis iblis itu bersembunyi di hutan bagian tengah. Dan sebenarnya itu bukan kabar angin belaka.

Siang ini di salah satu ranting pohon Beringin Setengah Bulan, salah satu diantara mereka tengah mengendap diantara lebatnya daun yang bentuknya seperti setengah bulan. Dua bola mata berwarna ungu itu tengah mengintai seseorang yang tengah dengan ringannya melangkahkan kaki di wilayahnya. Kuku kuku tajamnya mencengkeram kuat kulit kayu Beringin Setengah Bulan yang di pijaknya. Ia menyeringai menunjukan barisan gigi giginya yang berderet rapi seperti jarum. Ia mengguncang ngguncangkan tubuhnya seolah menunjukan keberadaanya kepada sosok yang di bawah.

Nou sebenarnya sudah menyadari di antara lebat daun beringin sana makhluk hitam itu telah bersiap siap menerkamnya. Tapi ia tidak mempedulikannya, Nou hanya menatap datar sekilas dengan bola mata kelabunya. Laki laki berjubah kelabu itu datang bukan untuk bermain main, ia datang untuk yang lain.

SPLASH ... makhluk hitam itu melesat dari dahan beringin, dua tangan nya siap menerkam Nou dengan kuku kuku tajamnya. Tapi Nou, sedikitpun tidak berkelit menghindar. Wosh... serangan makhluk hitam itu menembus tubuh Nou, seperti menyentuh angin. Tubuh Nou yang ia sambar memudar lalu lenyap.

"Hrrrrr... jangan sombong manusia!" Kata makhluk hitam itu dengan suara serak.

Nou yang sudah berdiri di salah satu dahan pohon tetap menatap datar iblis bertubuh hitam yang menyeringai menjijikan di bawah sana, Nou tidak pernah sekalipun menganggap iblis iblis ini rekannya. Menurutnya ia bahkan lebih kuat dari mereka, jika bukan karena Master Ero ia sudah tidak menahan diri lagi untuk membantai iblis iblis ini. Seperti julukannya Nou si Kelabu Pembantai.

"Kau itu menjijikan, menjauhlah atau aku tidak akan menahan diri lagi!"

Mendengar itu makhluk hitam itu justru semakin senang, ia menyeringai tambah lebar, hingga sampai setengah lingkar kepalanya. "Baiklah baiklah baiklah, aku akan memberimu had- had- hadiah!" Ia terkekeh pelan, lalu ia membuka mulutnya lebar lebar. Di ujung pangkal lidahnya sebuah bola hitam kecil seukuran kelereng berputar putar lalu bertambah besar.

Nou memejamkan mata kelabunya lalu udara dingin mendadak muncul berputar putar kuat mengitarinya, membuat rambut putih keperakannya menari nari penuh kebebasan. "Hukuman Penguasa Langit!"

Sebuah tombak angin raksasa melayang layang tegak lurus sepuluh meter dari iblis hitam, tombak sepanjang dua puluh meter itu belum mengenai tanah saja gelombang anginya sudah memporak porandakan hutan radius seratus meter, menumbangkan pohon pohon raksasanya, membuat hewan hewan berlari menjauh.

Iblis Hitam bahkan tak mampu lagi berdiri dengan kedua kakinya yang sudah amblas tiga puluh senti ke tanah, bola energi hitam di mulutnya sudah lenyap tersedot gelombang angin dan menyatu bersama tombak besar di atasnya.

"MATILAH!"

Tombak besar itu langsung jatuh bebas ke bawah jika saja seseorang tidak datang memerintahkan Nou menghentikannya.

"Hentikan!"

Suaranya pelan namun sangat berwibawa, tombak raksasa itu gagal meluncur bebas ke kepala iblis hitam. Nou dan Iblis Hitam mendekat menunduk memberi hormat sekaligus menyadari kebodohan keduanya.

Master Ero sebenarnya bukanlah sosok bos yang akan menghukum anak buahnya jika mereka berkelahi. Tapi Nou dan Iblis Hitam sekalipun sangat menghormati Master Ero, mereka tetap meminta maaf.

"Sudahlah kalian. Aku tau kau sedang kesal Nou." Ucap Master Ero.

Pria besar berambut gimbal panjang itu tampak tersenyum penuh arti, seolah mengerti kekesalan dalam diri Nou.

"Kau kesal pada Licht dan Shierra bukan?"

"Mereka terlalu lama. Bukankah pemegang Belati Biru itu hanya gadis kecil. Cihh.." Ucap Nou kesal.

"Buhahaha ..., aku sudah menduganya."

Ero menjatuhkan enam buah selongsong besi hitam panjang yang terikat di punggungnya sebelumnya. Nou tersenyum kecil melihatnya.

"Kenapa tidak kau susul saja mereka?"

****