webnovel

SANG RAJA DAN SANG TIKUS.

Di sebuah negeri yang terletak di antara dua sungai di antara pegunungan dan hutan, Berdiri sebuah negeri yang cukup besar disana. yang pastinya di kuasai oleh seorang raja, namun sungguh sangat disayangkan penguasanya sosok yang tamak, bahkan juga di ikuti para menteri dan bawahannya yang kejam.

Masyarakat hidup dalam ke tidak Adilan, semua hasil panen sebagian harus di berikan kepada kerajaan dengan alasan yang di tetapkan oleh sang raja untuk meningkatkan keamanan dari sinergi para pelindung untuk kehidupan mereka. Namun nyatanya sebagian hasil dari panen masyarakatnya, sang raja menikmatinya sendiri bersama para menteri, penasihat, Sedangkan para pengawal hanya di beri makanan kering seperti roti hambar dan air putih, sungguh miris nasib para pengawal, bila memberontak akan di hukum berat bila tetap setia maka akan selalu sengsara.

Bahkan bukan hanya itu, tiga bulan setelah penetapan hasil panen itu kini sang raja mengambil tindakan yang lebih memberatkan masyarakat yaitu sang raja mewajibkan pajak ke seluruh masyarakat.

Para pengawal di utus oleh sang raja untuk menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat, "dengarkan wahai masyarakat," teriak pengawal kepada masyarakat.

Lanjutnya berkata, "tuan yang mulia akan mewajibkan pajak kepada kalian semua, sesiyapapun di antara kalian menentangnya maka kalian akan di hukum seberat-beratnya."

Apa daya mereka hanya bisa mendengar tanpa bisa menolak. Tiba-tiba saja lemparan tomat tepat mendarat di wajah pengawal-pengawal itu.

"dasar tidak berguna, siyapa yang berani melakukannya."

Ketua pengawal marah kepada seluruh orang-orang yang berada di sekitaran pasar, tak tanggung-tanggung pula para pengawal memukuli siyapapun yang tak menjawab.

Pemimpin dari para pengawal berkata, "cukup, sudah jangan pukuli lagi mereka, tanpa mereka kita tidak akan mendapatkan hasil."

Para pengawal berhenti atas perintah dari pemimpinnya, namun pemimpin pengawal itu merampas hasil kerja mereka sebagai ganti rugi yang terjadi padanya. Sungguh sangat disayangkan kondisi masyarakat dan perilaku dari pelindung negeri mereka.

Ternyata yang melakukan hannyalah sekelompok anak remaja, mereka pun merasa bersalah karena tindakan mereka yang tidak bertanggung jawab membuat orang lain merasakan dampaknya. Tetapi sebenarnya orang-orang telah tahu yang melakukan itu adalah kelima remaja ini, Tetapi bukannya mereka marah malah mereka berterima kasih, karena tanpa kelima remaja ini tidak akan ada yang berani melakukan itu, mereka merasa kekesalan mereka telah diwakilkan.

Dalam sebuah gubuk tua tempat para remaja itu berkumpul, mereka sedang berdiskusi satu sama lain.

"jadi apa rencana kita selanjutnya!"

"Mereka telah menyakiti orang-orang di dipasar, maka selanjutnya kita pun akan membalas mereka."

"Jadi apa rencana mu selanjutnya xel!"

"Tunggu malam tiba."

Saat menjelang malam, kelima remaja ini secara diam-diam pergi ke gudang penyimpanan besar istana, disana mereka mendongkrak pintu besi gudang itu, pintu pun terbuka. Di dalam gudang setumpuk karung berisi padi dan gandum di dalamnya.

"Ini yang aku maksudkan."

Mereka masih bingung dengan rencana Exel sebenarnya.

"Kalian cepat lubangi semua saja isi gandum dan padi ini."

Bersama-sama mereka melubangi setiap karung gandum dan padi itu dan menyisakan lima karung gandum untuk mereka bawa keluar.

"selanjutnya apa!"

"bersama-sama kita lubangi juga karung ini, dan kita sebarkan di sepanjang jalan ini hingga ke sungai itu."

"tapi sayang loh kita buang gandum ini."

"jangan tergiur dengan barang haram, itu tidak akan pernah menjadi baik untuk mu sendiri."

Pada esok hari.

Semua masyarakat di kumpulkan tanpa satu pun yang lolos. Raja ketika itu sangat kesal dengan yang terjadi pada gudangnya, dia menyiapkan hukuman pancung bagi siyapapun yang melakukan perbuatan perusak gudangnya.

"cepat kalian semua mengaku kepada raja!"

Dengan gagah berani seseorang maju menghadapi yang mulia, yaitu bukan lain adalah Exel, "maafkan hamba tuanku yang mulia dengan sangat lancang hamba datang ke depan," ucapnya sambil menundukkan kepala. Exel melanjutkan perbincangannya, "tuanku yang mulia, bagaimana bisa Anda menyalakan selalu kami yang hanya orang-orang biasa ini, sedangkan pengawal kalian berjaga sangat ketat disana, bagaimana bisa orang-orang seperti kami sampai bisa masuk ke sana apa lagi mustahil untuk bisa lolos."

Sang raja hanya bisa mendengar dan berpikir secara logis dari setiap kata Exel.

"maaf tuanku yang mulia, hamba berpikir bila saja makhluk yang tidak di ketahui bisa masuk, mungkin saja sekelompok semut dan rubah bisa masuk karena tidak bisa di jaga dengan baik oleh para pengawal yang mulia."

"ada benarnya juga ucapan mu anak muda."

Sang raja terpengaruh oleh akal Exel yang menceritakan kebohongan kepadanya. Saat Exel melirik-lirik para pengawal, dia melihat hal yang aneh dengan mereka.

"Maaf untuk yang terakhir tuanku yang mulia, ada pepatah dahulu berkata, bila sang tuanya tidak memberikan kelayakan yang semestinya kepada singa-singa, bagaimana bisa singa-singa nya dapat melindungi tempat hidupnya, walau sang singa menurut kepada sang tuan tetapi sang tuan tidak berlaku baik."

Sang raja terbungkam karena hanya kata-kata dari seorang remaja Kepadanya. Maka hendaklah sang raja ingin mengangkatnya untuk menjadi penasihatnya.

"pada hari Ini aku akan mengangkat remaja ini sebagai penasihat kerajaan, karena aku sangat takjub akan kemampuan anak ini."

Namun Exel menolak tawaran itu, "maaf tuanku yang mulia, hamba menolak tawaran itu, hamba hanya ingin hidup bebas tanpa terikat apapun."

Karena ucapan Exel yang membangun semangat sosial dan kesadaran mereka, sejak saat itu masyarakat tidak lagi terlalu merasa takut kepada sang raja karena mereka kini telah berani berargumen untuk menolak perilaku yang memberatkan mereka. Bahkan para pengawal pun tidak lagi mengikuti perintah sang raja, bahkan di antara mereka lebih memilih menjadi petani dan pedagang, sebab hidup mereka lebih tenteram dari pada bergantung kepada sang raja saat masih menjadi pengawal.

Kini kekuasaan sang raja melemah, kini sang raja seperti hidup dalam meminta-minta, bahkan orang-orang yang dahulu berkata setia kepadanya nyatanya berkhianat kepadanya.

(Apa yang bisa kita petik dari kisah ini, coba dalamilah kisahnya.)