webnovel

AndurA

Dua sosok berbeda dalam satu tubuh. Itulah aku! Gelap, kelam, dan tak tersentuh! Itulah sisi lain dar bayangan tergelapku. Lalu sisiku yang lain seakan tersingkir sejak aku kehilangan semua hal yang kusayangi. Mereka, para Pangeran Iblis itu, menghancurkan hidupku! Hingga aku harus melenyapkan mereka semua dalam satu sentuhan hingga lenyap bagai debu!

Ellina_Exsli · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

10. The dark Axelia III

Axelia melangkah di taman kerajaan Adromaliys. Menyentuh bunga-bunga yang tengah bermekaran. Langkah Axelia semakin pasti saat ia melihat tangga tinggi menuju gedung istana utama. Axelia menepukkan kedua tangannya saat kakinya mulai menaiki tangga. Tiba-tiba lantai tangga tersebut penuh dengan kelopak bunga mawar merah. Axelia menatap keatas saat taburan bunga mawar merah juga mengiringi setiap langkahnya. Mahkota kecil yang mulai bersinar membuat seluruh gaun Axelia berubah.

Gaun putih yang berubah menjadi merah lengkap dengan hiasan yang membuat kecantikan Axelia terpancar jelas. Perlahan mahkota Axelia menghilang dengan taburan bunga mawar yang masih mengiringi langkahnya. Axelia terus melangkah dan tersenyum saat matanya bertemu dengan Leon Arsenio Afton. Sedangkan Leon hanya diam dan terpaku melihat Axelia yang melangkah di bawah taburan bunga mawar merah. Kesadaranya seakan hilang saat matanya menatap mata Axelia.

Axelia mendekati Leon, mengelilingi tubuh Leon dan menarik baju Leon agar mendekatinya. Menatap mata Leon dalam hingga Leon semakin terhanyut akan kecantikan Axelia. Tangan Leon perlahan terulur untuk merengkuh tubuh Axelia semakin merapat pada tubuhnya. Namun Axelia lebih dulu mendekatkan dirinya dan membisikkan sesuatu yang membuat Leon membelalakkan matanya.

"Rasamu begitu menggoda, hingga aku ingin menghancurkannya."

Axelia tersenyum mendapati Leon yang masih terpaku. Axelia melangkah pelan meninggalkan Leon dengan anggun. Sedangkan Leon seakan berpikir keras untuk memecahkan kata-kata yabg Axelia ucapkan. Langkah Axelia semakin jauh untuk memasuki sebuah ruangan. Leon yang tersadar mengikuti langkah Axelia dengan cepat. Menuju ruangan dimana tubuh Ayahnya terbaring bagai manekin mati. Namun saat Leon sampai di ruangan tersebut, sosok Axelia sama sekali tak ia temukan. Leon terus mencari karena mulai merasa khawatir dengan keadaan tubuh Ayahnya.

"Sial! Siapa dia berani memasuki ruangan terlarang yang aku ciptakan!" teriak Leon gusar.

Lain halnya dengan kerajaan Zagan. Dexter Floryan Achilles tengah mengadakan pesta kecil. Dexter terlihat bahagia dikelilingi oleh beberapa wanita cantik yang tengah menuangkan minum di gelasnya. Bahkan tak jarang Dexter mengecup pipi salah satu dari mereka. Axelia yang telah sampai di kerajaan Zagan tersenyum sinis. Melihat pesta kecil tersebut dan menatap Dexter dari jauh. Axelia mendekat dan melewati Dexter dengan anggun. Berlalu dan tersenyum manis saat tatapan Dexter mengikuti langkahnya.

Dexter langsung bangun dan mengikuti langkah Axelia. Terus berlari kecil karena pergerakan Axelia yang sangat cepat. Axelia tersenyum dan terus melangkah dengan sesekali menoleh kebelakang. Memberi kode pada Dexter agar terus mengikutinya. Hingga akhirnya Axelia sampai pada sebuah kamar mewah yang indah. Axelia duduk bersandar di atas meja dan tersenyum saat Dexter menemukannya. Menyilangkan kaki jenjangnya hingga paha mulus Axelia terlihat jelas.

Dexter tersenyum melihat itu semua. Semakin mendekat dan semakin terpesona saat wajah Axelia semakin dekat dan jelas. Kecantikan yang terpancar dengan senyum menggoda dan tubuh seksi yang Axelia miliki membuat Dexter tak dapat berpikir dengan benar. Dexter semakin mendekati Axelia dan berdiri tepat di depan tubuh Axelia.

"Kau cantik," ucap Dexter pelan. Hal itu membuat Axelia semakin tersenyum manis.

Tangan Dexter terulur untuk menyentuh wajah Axelia, namun dengan cepat Axelia menahan tangan Dexter.

"Jangan menyentuhku," ucap Axelia lembut bagai bisikan. Senyum Axelia terkembang saat jari lentiknya menyentuh wajah Dexter lembut. "... karena aku datang untuk melenyapkan kalian." sambung Axelia dalam hati.

Dalam keterpesonaan, Dexter semakin hanyut akan senyum Axelia. Tak ada yang dapat menyadarkannya hingga Axelia pergi menghilang lalu Dexter terlihat begitu kehilangan. Semua hal yang Axelia lakukan seakan melekat di kepala mereka. Kecantikan, keanggunan, dan senyum manis yang menggiurkan, mampu membuat lima Pangeran iblis itu bagai tersihir dan tak dapat melupakan wajah Axelia.

Kini Axelia tengah tersenyum di kerajaan Orthon dengan Arven yang tak mengerti permainan Axelia. Axelia berbalik dan menatap Arven lama. Membuat Arven tertunduk takut dengan tatapan Axelia.

"Arven, kau tak pernah mengatakan padaku bahwa para Raja yang menghancurkan kerajaanku tak lagi mempunyai jiwa."

Arven tertunduk. "Yang Mulia, itu-"

"Katakan yang sebenarnya," potong Axelia cepat.

"Jiwa mereka, berada di tangan Yang Mulia."

"Berada di tanganku?" tanya Axelia mengulang perkataan Arven.

Arven kian menunduk. "Yang Mulia, itu semua karena Yang Mulia penguasa kegelapan."

Axelia tersenyum sinis. "Apa yang terjadi jika aku membangkitkan mereka?"

Arven cukup tercengang mendengar perkataan Axelia. Membangkitkan para Raja yang menghancurkan Orthon? Bukankah itu juga akan membangkitkan kenangan pahit? Arven kembali menatap sesaat senyum sinis yang terkembang di bibir tipis Axelia.

"Apakah Yang Mulia akan membangkitkan mereka semua?" tanya Arven pelan dengan rasa ketidaksetujuan.

"Akan sangat menyenangkan jika bermain dengan tikus sekarat lalu membangkitkan mereka hingga aku membuat mereka sekarat kembali. Aku ingin membuat mereka menderita lalu mati perlahan secara mengenaskan!" Axelia tertawa tipis hingga membuat Arven kian menunduk.

Arven bergidik ngeri mendengar perkataan Axelia. Hingga Arven memilih untuk diam dan menunggu perintah Axelia selanjutnya. Tak lama mereka kembali ke dunia manusia setelah menutupi seluruh kerajaan Orthon dengan aura kegelapan yang Axelia miliki. Kerajaan Orthon bagai lenyap hingga tak tampak sama sekali.