webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

34.

"Bagus ya, di bilang jangan capek capek. Eh, malah enak enakan makan di sawah. Apa maksudnya coba. Suruh diem di rumah kok susah bener" Seru Juno sambil berkacak pinggang dengan kemeja yang menggulung selengan.

Lily, Embun dan Bimo melongo melihat kedatangan Juno sambil mengomel. Lily mengulum senyum sedang Bimo langsung berdiri dan membungkukkan badan masih dengan nasi yang penuh di mulutnya. Sedang Embun, cuek sama sekali tidak menghiraukan kedatangan Papanya.

"Enak?" Tanya Juno pada Bimo sambil setengah melotot.

"Enak, sayang. Papa mau?" Tanya Lily pada Juno sambil tersenyum manis.

*Ah, senyum itu. Tapi tidak, kesehatan dan kandungannya lebih penting* batin Juno.

"Sini bunda suapin, Pa" Ucap Lily dengan santainya sambil mengarahkan sesuap nasi kearah mulut Juno.

Juno yang tadinya menolak, lama kelamaan tak sanggup lagi menolaknya. Juno mulai melonggarkan dasinya dan menikmati suapan demi suapan yang di lahapnya.

*Kok, enak banget gini ya?*

Flash back~

Dari mulai awal kehamilan, Juno yang berdampak paling serius. Berat badan Juno mengalami banyak penurunan. Juno sering mual di pagi dan sore hari serta kehilangan nafsu makan. Mual saat mencium bau masakan terutama bawah dan daging atau sesuatu yang amis.

Sementara Lily biasa saja dan dengan lahapanya memakan segala sesuatunya. Ayam bakar dan sate ayam adalah makanan yang bisa masuk kedalam perut Juno tanpa penolakan. Sedangkan yang lainnya harus melalui perdebatan sengit di usus dua belas jari.

Flashback off~

"Enggak mual, atau apa gitu Pa?" Tanya Lily sambil menatap wajah Juno.

Juno hanya menggeleng dan melahap lagi suapan terakhir di mulutnya. Lily tersenyum melihat Juno.

"Tumben, bisa seenak ini. Padahal menunya nasi Padang."

Sebelum sampai di sawah untuk beristirahat Lily mampir ke masjid untuk sholat Dzuhur, sementara Bimo dan Embun membeli nasi Padang di rumah makan kecil yang ada di seberang masjid. Tak ada yang mencurigakan bagi Lily karena sudah pada umumnya saat melaksanakan sholat di masjid pasti akan berbarengan dengan makmum yang lainya.

Ada seorang gadis yang banyak bertanya pada Lily. Namun Lily hanya menganggapnya biasa saja dan menanggapi dengan senang hati karena itulah Lily selalu bersikap positif kepada setiap orang. Lily malah merasa senang karena mendapat teman ngobrol.

Gadis itu bertanya tentang asal daerah Lily, dan dengan polosnya Lily membuka dan menceritakan semuanya. Seseorang mengamati kebersamaan mereka saat di sawah dari kejauhan dengan seksama. Bahkan bisa dikatakan tanpa berkedip.

🌺🌸🌼

"Udah, sekarang kita pulang. ,Embun! Nanti lagi makanya nak." Seru Juno sembari melihat Embun yang terlihat sengaja berlama lama dengan suapan terakhirnya.

"Iya papa" jawab Embun dengan bibir mannyunya.

Embun sangat menyukai makan di tepian sawah yang mana adalah merupakan rumah tinggal Lily sewaktu di desa. Karena sudah tidak ada yang menempati maka tempat itu menjadi gubuk persinggahan bagi pengurus ladang milik Lily.

Juno meminta Lily untuk meminta sesuatu sebagai hadiah pernikahan tapi Lily hanya meminta sawah dan kebun jagung. Merasa yang di minta sang istri adalah hal yang sangat mudah. Juno masih menambahkan hadiahnya kepada Lily. Sebuah toko baju beserta isinya dan sebuah toko roti.

Flashback on~

"Mau honeymoon kemana?" tanya Juno pada Lily sambil berbaring di pangkuan Lily.

"Ke Eropa yuk?" sambung Juno.

"Hhh... Ga usah jauh jauh. Abis resepsi aja aku capek banget sayang. Yang Deket aja ya, Kamu hampir setiap malam ga ada libur. Apa kabar aku kalau jauh jauh, bisa tambah remuk ni badan" Keluh Lily sambil menonton TV.

"Ya udah kita ke Singapore aja yang Deket" pinta Juno.

"Em em" jawab Lily sambil menggeleng.

"Terus?"

"Kita di hotel Deket sini aja udah."

"Sayang kamu bercanda ya, Apa Kata orang? Seorang Juno Mahendra tidak ada melakukan bulan madu? Ayolah Lily ku sayang!" bujuk Juno pada Lily yang terkesan acuh tak acuh.

Melihat reaksi Lily yang terlihat benar benar lelah, akhirnya Juno pun mengalah dan berinisiatif lain untuk membahagiakan istrinya itu.

"Ya udah, kita ke pegunungan Deket sini aja terus nyewa villa ya. Gimana? Terus sebagai hadiah dari aku kamu mau apa?" Tanya Juno pada Lily yang sedang mengambil es krim.

"Sawah, sama ladang jagung juga bagus." jawab Lily sambil memilih es krim strawberry kesukaannya.

"Sawah? ladang jagung?" Juno mengulangi perkataan Lily sambil menggaruk garuk tengkuknya.

"Tas mahal, Mobil, jam tangan mewah atau apa gitu?" Juno menawarkan hal lain sebagai hadiah.

"Enggak ah aku nggak tertarik. Aku lebih suka sawah atau berkebun. Bisa menenangkan pikiran duduk berdiam di suatu tempat atau meluapkan amarah pada orang yang sangat kita benci dengan.." Lily berhenti pada kata katanya yang tanggung.

"Dengan apa?" sambung Juno yang penasaran.

"Dengan mengambil sabit atau parang lalu menebas bebas rerumputan" Jawab Lily yang terdengar sedikit sadis.

" Oke, aku paham. mungkin maksud kamu kamu hobi berkebun kan?" Tanya Juno sembari ikut melahap es krim Lily.

"Em, benar" jawab Lily sambil mengulum es krimnya.

Flashback off~

💮🌺🌺💜

"Papa kenapa pulang cepet?" Tanya lily pada Juno yang masih mengemudi.

"Klien mengundur jadwalnya mendadak. Jadi aku pulang duluan, tapi di rumah kalian enggak ada. Terus Mama Kim laporan sama aku katanya kamu pergi makan di sawah" Ucap Juno dengan nada datar.

Lily mengangguk angguk mendengar ucapan Juno.

"Kamu tadi kemana aja sayang?" Tanya Juno penuh selidik.

"Ke makam kak Namira, makam si Mbah dan makam..." Ucap Lily penuh keragu raguan pada kata terakhir.

"Makam siapa lagi?" Tanya Juno sedikit keras dan penuh penekanan dengan mata tajam yang menatap Lily.

"Makam tante Mella" Jawab Lily yang tak berani menatap Juno.

"Sudah berapa kali aku bilang, kamu itu jangan terlalu Deket dan sering ajak Embun untuk ketemu Nando" Ucap Juno tegas.

"Iya, sayang maaf aku tau. Tapi tadi ini Embun yang ngajak. Embun cuman pengen mendoakan orang yang sudah tiada." jawab Lily sambil menunduk.

"Pokoknya aku enggak suka ya kamu itu Deket Deket Nando. Kamu inget gimana dulu dia suka setengah mati sama kamu?" Ucap Juno mulai bersungut sungut.

"Sayang, itukan dulu udah lama banget. Lagian aku juga ga ada perasaan gimana gimana sama dia. Kamu dan dia juga berteman lama kan? Ga mungkin lah dia mau ngerusak atau yang aneh aneh sama istri sahabatnya sendiri." ucap Lily memberi penjelasan yang cukup masuk akal dari segi positif.

Tapi....

"Sayang, kamu tau perasaan seseorang itu ga bisa di pilih dan di kendalikan begitu aja. Siapa yang bisa sangka kalau rasa cinta seseorang itu masih tumbuh atau sudah mati?"

"Aku dan dia itu sama sama lelaki, kita bisa mengerti apa yang ada di pikiran kita hanya dari tatapan mata. Terlebih aku dan dia sudah dekat cukup lama" Ucap Juno yang mematahkan pendapat positif Lily.

*Idih, ni bapak bapak satu ini ya. Berlebihan banget. Siapa juga gitu perjaka yang mau ngejar ngejar wanita hamil tujuh bulan gini? Mana ada? heran deh.. Cemburunya itu loh berlebihan* Batin Lily mendengus kesal dan memutar bola matanya sambil memanyunkan bibirnya.

"Gitu kalau di bilangin langsung gitu. Manyun manyun ga jelas!" cletuk Juno melihat ekspresi Lily.

Apakah karena pengaruh ngidam atau ada sesuatu yang lain yang membuat Juno terlalu cemburu?