webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

35.

Hidangan makan malam tersaji di meja dengan tertata apik dan rapih. Mama Kim sekarang sudah menjadi pribadi yang baik. Bukan tanpa sebab melainkan karena disaat dia benar benar terpuruk dan tak dia anggap oleh siapapun termasuk putranya. Hanya Lily lah yang datang mengulurkan tangan dengan keihklasan.

Dengan kebaikan dan ketulusan Lily membuat hati Mama Kim tergetar dan tersadar. Jika apa yang sudah di lakukanya di waktu dulu merupakan deretan kesalahan yang teramat menyakitkan bagi orang di sekelilingnya. Susah payah Lily membujuk Juno yang tergolong keras kepala untuk kembali membuka hati untuk sang Mama.

Kini Juno dan Mama Kim sudah menjadi lebih dekat meski terkadang masih tersisa kecanggungan. Terkadang hanya untuk sekedar menawarkan teh hangat saja bibir Mama Kim menjadi sangat terbata bata untuk mengucapkannya. Lily yang menghangatkan hubungan keduanya jika sudah mulai mendingin.

seperti malam ini saat makan malam. Mama Kim terkesan enggan untuk duduk bersama dan menyantap hidangan. Namun Lily segera merangkul pundak Mama Kim dan mengarahkannya pada kursi.

"Mari ma kita makan bersama, Mama kan dari tadi sudah capek capek masak. Jadi ikut makan bareng kita ya" ucap Lily sambil tersenyum.

" Mama, mama merasa tak enak hati nak."

"Tak enak kenapa ma? kita ini kan keluarga" jawab Lily sambil mengambilkan ayam bakar untuk suaminya.

Juno hanya diam dengan wajah dingin yang datar. Seperti cuek dan enggan untuk memperdulikan, begitulah sikap Juno.

"Aku malu mengingat diriku yang dulu. Aku merasa tak pantas ada disini bersama kalian. Embun, maafkan Nenek mu ini ya cantik" Ucap Mama Kim pada embun sambil mengusap air matanya sendiri.

"Sudahlah, jangan merusak suasana makan malam." Ucap Juno acuh sambil melahap makanannya.

"Sudah ma, jangan nangis. Yang lalu biarlah berlalu sebagai pembelajaran untuk kita semua agar tak mengulang kebodohan yang sama. Untuk masa sekarang, kita jalani bersama sama dengan bahagia ya" Ucap Lily sambil tersenyum dan mengusap usap punggung sang Mama untuk menenangkannya.

"Nenek jangan nangis oke!" Celetuk Embun di samping Mama Kim.

Mama Kim memeluk Lily dengan bahagia yang kemudian di susul Embun. Mama Kim berbalik dan mencium pipi Embun. Juno tersenyum kecil namun menyembunyikannya dengan kembali menyantap makanannya.

*Aku tak salah memilihmu sebagai Bunda untuk Embun dan anak anakku. Kamu memang wanita baik dan istri yang patuh. Tapi, belakangan ini aku merasa kamu lebih perhatian kepada Nando setelah kepergian Tante Mella. Ataukah karena iba, Atau karena mulai tumbuh benih yang lain?* Batin Juno sambil mengaduk aduk secangkir kopi latte yang di pegangnya dan melihat kearah Lily, Embun dan Mama Kim yang tengah menonton TV bersama.

*Dia, aku dulu sangat membencinya. Tapi siapa sangka dialah penolongku di masa terburuk dalam hidupku. Dia juga yang sudah menyadarkan ku akan kesalahan dan kebutuhanku. Terimakasih Lily, harus dengan apa aku membalas Budi baikmu?* Batin Mama Kim yang sekilas menatap senyum Lily yang tengah membelai belai lembut Embun yang mulai mengantuk.

"Kalian kok senyum senyum gitu sih?" tanya Lily sambil menatap Juno dan Mama Kim secara bergantian.

🌺🌺💜💜

Ting... tung...

"Siapa itu sayang?" tanya Lily pada Juno.

"Biar saya yang buka Bu" ucap putri yang berlari dan hendak membuka pintu.

"Oh, Bapak. Mari pak silahkan masuk. Kebetulan semua sedang bersantai" terdengar suara putri mempersilahkan.

Masuklah seseorang itu, Lily tersenyum menyambutnya dan tertangkap oleh Juno. Seketika Juno langsung mematahkan kegembiraan itu.

"Eh, ga bosen kamu sering sering main kesini?" Tanya Juno ketus dan sinis.

"Hehehehe. Bosen, ya enggak dong. Aku kesepian tau di rumah sendirian." Jawab Nando sambil memberikan sekantung bubur kacang hijau kesukaan Embun.

"Wah, ini bubur yang dijual di pojokan Deket minimarket itu ya kak?" Tanya Lily dengan mata yang berbinar.

"Iya," jawab Nando sambil tersenyum dengan tatapan mata yang mengandung beribu makna.

"Makasih" Jawab Lily menirukan ucapan Embun.

"Sayang, Mama. Ayuk kita makan buburnya" Ucap Lily menawari Juno dan Mama Kim.

"Mama masih kenyang ly" Ucap Mama Kim.

"Aku enggak ah, Eneg aku liatnya aja" jawab Juno sambil menyeruput kopinya.

Berulang kali kata kata Juno terdengar sadis dan tak mengenakkan. Tapi Nando sangat mengabaikannya dan lebih fokus kepada hal lain. Nando selalu tersenyum setelah melihat Lily. Hal seperti itu semakin membuat Juno geram tetapi tidak ada hal yang mendasari secara kuat untuk satu alasan kemarahanya.

Seperti ada kelegaan dan kebahagiaan yang memenuhi dada Nando ketika melihat Lily. Lily yang menganggap semua itu biasa saja dan tidak mengartikan lain hanya membalas sewajarnya. Tapi Juno lagi lagi murung dan terlihat tak suka.

Malam berlalu dengan sangat dingin karena Juno enggan memulai percakapan. Juno lebih banyak diam dan hanya menjawab setiap pertanyaan Lily.

"Sayang, cerita geh kamu tuh kenapa sih?" tanya Lily penasaran sambil meraba raba punggung Juno yang membelakanginya.

"Enggak apa apa, lagi banyak urusan kantor aja" Jawab Juno tanpa melihat Lily.

"Oh, iya. Maaf ya aku udah ganggu kamu yang lagi capek. Aku pijitin ya?" Tanya Lily pada Juno.

Juno tak menjawab dan hanya diam saja. Lily tersenyum dan memijit punggung Juno sambil memiringkan badan. Seperti sedang di Nina Bobo kan oleh Lily, Juno terlelap dengan dengkuran khas yang mengiringinya. Lily hanya tersenyum mendengar dengkuran Juno yang tertidur di sebelahnya.

🐚🐚🌺

Di sepertiga malam..

Derrt.... dert....

Sebuah pesan masuk di ponsel Lily. Lily terbangun dan membukanya. Membaca pesan itu sambil mengusap usap perut buncitnya dan duduk bersandar di ranjang. Sesekali Lily menoleh kearah Juno yang masih terlelap. Juno terbangun namun pura pura tertidur lagi saat melihat cahaya dari layar ponsel Lily. Memicingkan sebelah mata dan memfokuskan pandangan.

Siapakah si pengirim pesan?

untuk apa malam malam mengirim pesan?

Lily kenapa seperti menyembunyikan sesuatu.