webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Surprise Lagi

Aditya dan Alzyas kini dalam perjalanan pulang, Alzyas tak henti-hentinya tersenyum melihat gelang berlian yang kini sudah melingkar dengan cantik di pergelangan tangan nya dan itu juga tidak luput dari pandangan Aditya.

" makasih " Alzyas menatap Aditya, membuat pemuda itu ikut tersenyum.

" maaf untuk sikap aku yang kurang baik "

" nggak apa-apa kok, aku yang harus nya minta maaf sama kamu dan seharusnya aku juga kasih tau kamu tentang aku dan Jassie dulu "

" iya, kamu emang seharusnya cerita sama aku supaya aku nggak salah paham dan nuduh kamu yang aneh-aneh.... apa lagi saat kamu batalin pulang bareng sama aku dan malah pulang bareng Jassie " Alzyas memanyunkan bibirnya, membuat Aditya menjadi gemas.

" iya maaf..... aku nggak akan kayak gitu lagi " Aditya mengacak rambut Alzyas

" promise? " Alzyas meng-ancung hari kelingkingnya

" promise!!!! " dan langsung disambut oleh Aditya

Aditya menghentikan laju mobilnya setelah sampai di depan gerbang besar istana orang tua Alzyas.

" makasih ya, aku bahagia banget malam ini ya meskipun tadi sempet dapet berita yang buat hati nggak enak " ujar Alzyas lagi

" maaf yah " Aditya hanya bisa mengatakan maaf, lalu di angguki oleh Alzyas.

" Alzyas tunggu " Aditya mengehentikan Alzyas yang hendak membuka pintu mobilnya

" ada apa? "

" I love you more "

Alzyas tersenyum " I love you to "

Aditya memeluk Alzyas dengan erat, seakan tak ingin ada jarak lagi diantara mereka. Pemuda itu pun mengurai pelukannya kemudian menatap kedua mata Alzyas dengan lekat. Aditya bisa melihat dirinya sendiri didalam mata Alzyas begitupun sebaliknya.

Alzyas memejamkan kedua matanya saat Aditya mengecup keningnya penuh kasih sayang dengan cukup lama.

" bye...…. "

" bye.,.... "

Alzyas melambaikan tangan nya ketika mobil Aditya kembali melaju meninggalkan area rumahnya. Dengan rasa hati yang sedang berbunga-bunga gadis itu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Gadis itu masih memegangi keningnya yang untuk pertama kalinya dikecup oleh Aditya.

Alzyas merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya berharap malam ini tak berakhir begitu saja.

" I love you Aditya... I love you so much " hati Alzyas menjerit mengatakan bahwa dia sangat mencintai Aditya.

**********

Aditya menghempaskan tubuhnya ke atas sofa di sudut kamarnya, pemuda itu terus tersenyum mengingat raut wajah bahagia Alzyas. Sungguh dia juga sangat bahagia karena sudah bisa melihat senyum gadis yang sangat dicintainya lagi.

Apa yang dikatakan oleh Sammy dan Arga adalah sebuah kebenaran, bahkan Alzyas adalah gadis yang benar-benar sudah memenangkan hatinya, meskipun dulu dia pernah dekat dengan Jassie namun perasaan nya tidak sedalam saat dirinya bersama dengan Alzyas. Meskipun Aditya sudah pernah menyatakan cintanya pada Jassie namun gadis itu justru meninggalkan nya dan apapun alasannya Jassie hanya lah bagian masa lalu dari Aditya.

" aku akan terus berusaha untuk nggak akan kecewain kamu Alzyas " batin Aditya.

Aditya merogoh kantong jeans nya mengambil ponselnya yang sedari tadi terus bergetar, terlihat no yang tidak dia kenal dilayar ponselnya, lalu beralih melihat jam yang tergantung di dinding menunjukkan pukul 23.30 malam.

" siapa yang nelfon jam segini " gumam Aditya, pemuda itu menggeser tombol hijau di layar ponselnya saat ponsel itu kembali bergetar

" Hallo " Aditya diam sejenak ketika suara seseorang diseberang sana

" apa???? " tubuh Aditya menegang setelah mendengar kabar yang membuat jantung nya berdetak lebih cepat.

Aditya langsung meraih kunci motornya di atas meja setelah sambungan teleponnya terputus, kemudian mengambil jaket yang tergeletak di dekatnya lalu beranjak dari duduknya dan keluar kamar dengan tergesa-gesa. Motor ninja milik Aditya kembali membelah jalan malam ibukota, dan sepanjang perjalanan Aditya tidak pernah berhenti berdoa agar semua baik-baik saja.

Aditya langsung memarkirkan motornya diparkir gedung serba putih, lalu dia berlari menyusuri koridor rumah sakit, seorang wanita yang mengenakan sneli dengan stetoskop di tangan nya keluar dari IGD.

" dokter!!!!! " Aditya langsung menghampiri dokter itu

" saya Aditya yang baru saja di hubungi oleh pihak rumah sakit "

" maaf kan kami karena menghubungi anda larut malam seperti ini " Aditya hanya mengangguk mendengar penjelasan dari seorang dokter

" saya temannya, jadi bagaimana keadaan nya sekarang dok? "

" pasien masih belum sadarkan diri, dan kami akan segera memindahkan pasien ke ruang rawat, tolong segera hubungi orang tua pasien karena ada yang harus kami sampaikan pada mereka " lagi-lagi Aditya hanya mengangguk lalu menoleh kearah pintu IDG yang kembali terbuka

" Jassie " gumam Aditya

Beberapa suster mendorong bed ranjang pasien keluar dari IGD.

Yah, pasien yang dimaksud oleh dokter itu adalah Jassie. Beberapa orang menemukan Jassie yang pingsan di trotoar dan langsung membawa Jassie kerumah sakit terdekat, sesampainya disana mereka tidak tahu harus menghubungi siapa, lalu seorang suster membuka tas Jassie mengambil ponsel milik Jassie dan untungnya ponsel itu tidak terkunci sehingga dia dapat menemukan no ponsel yang bisa segera dihubungi dan ternyata no Aditya dengan emoticon senyum terletak paling atas di kontak ponsel milik Jassie.

Aditya mendudukkan p***** nya di atas kursi tepat di sebelah Jassie yang terbaring lemah diatas ranjang, karena saat ini Jassie sudah berada dikamar rawat, wajah cantik Jassie terlihat sangat pucat.

" A-dit-ya "

Aditya langsung menoleh mendengar suara lemah Jassie yang memanggil nama dirinya, pemuda itu tersenyum hangat pada gadis itu.

" gu-e di-ma-na? "

" Lo dirumah sakit, sekarang Lo istirahat yah, jangan banyak bicara dulu ... bentar lagi nyokap bokap Lo dateng " Jassie sedikit tersenyum dengan mengangguk lemah kemudian memejamkan matanya untuk kembali tertidur.

Aditya mengusap wajahnya yang terlihat juga sangat lelah.

********

" Milly aja yang bawa kue nya ya "

Milly berlari menghampiri Raka, Emely Larasati, dan juga Herman yang akan menuju kamar Alzyas

" boleh kan? " Milly sedikit memelas pada Raka yang sedang membawa kue

" tentu sayang " Raka memberikan kue itu pada Milly, dengan senangnya gadis itu membawa kue menuju kamar Alzyas di lantai dua

Dengan hati-hati Raka membuka pintu kamar Alzyas, karena pukul baru menunjukkan 02.00 dini hari dan dapat dipastikan Alzyas masih terlelap di alam mimpinya.

" syuuuutttt pelan-pelan jangan sampe Alzyas nya bangun " bisik Emely

Perlahan-lahan, Raka duduk di pinggir ranjang mengusap wajah Alzyas dengan lembut yang masih memejamkan mata

" hey princess Daddy.... " bisik Raka

Gadis itu bergerak karena merasa tidurnya terusik, dia berusaha membuka mata nya yang masih terasa sangat berat.

" happy birthday my sweet girl " ujar Raka dengan tersenyum

" Daddy... " ucap Alzyas dengan suara serak khas bangun tidur

" ini jam berapa.... " Alzyas mengucek matanya, dan beralih untuk duduk

" jam 2 pagi sayang " sahut Larasati

" selamat ulang tahun cucu Oma dan Opa " Herman mengecup puncak kepala Alzyas diiringi oleh Larasati

" terimakasih Oma-Opa " Alzyas memeluk Larasati dan Herman secara bergantian

" Kak Zyas..... happy birthday " Milly duduk disamping Alzyas lalu mengecup pipi sang kakak dengan gemas " Sekarang kak Zyas, make a wish terus tiup lilin nya "

Alzyas tersenyum lalu melakukan apa yang dikatakan oleh Milly.

" thanks " Alzyas tersenyum ramah pada Milly

" selamat ulang tahun yah nak.... sekarang umur Alzyas sudah genap 17 tahun, semoga apapun yang Alzyas inginkan diijabah oleh Allah " ujar Emely dengan menahan tangisnya

" thank you Aunty " Alzyas tersenyum

Emely tertegun melihat Alzyas yang tanpa ragu-ragu merentangkan kedua tangannya.

" aunty nggak mau peluk aku? "

Kedua bola mata Emely sudah mengembun menahan agar butiran bening itu tidak menetes dirinya pun mendekati Alzyas lalu memeluknya. Sudah lama, bahkan sangat lama sekali Emely menginginkan agar bisa memeluk putrinya seperti saat ini.

Mereka semua yang melihatnya pun turut bahagia, terlebih lagi Raka bahkan dia yakin bahwa Alzyas akan menerima status Emely yang sebenarnya setelah melihat perlakuan baik Alzyas pada Emely.

" Mommy I Miss you.... sekarang umur Zyas udah 17 tahun seharusnya mommy ada disini bareng Zyas " batin Alzyas, entah mengapa Alzyas merasa begitu nyaman didalam dekapan Emely.