webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Luapan Isi Hati Alzyas

Mata Aditya tertuju pada satu orang wanita yang sedang duduk di kursi penonton sedang bersenda gurau bersama kedua temannya. Tanpa sadar, Aditya menarik sudut bibir nya membentuk sebuah senyuman kecil.

Aditya dan tim nya pun mulai berlatih setelah Pak Bagas pelatih mereka datang, semua siswa yang menonton berterima histeris, dan kebanyakan yang menonton ada siswa wanita.

" Kak Denny semangat!!! "

" Arga..... Arga.... Arga "

" ya ampun Jo kocak banget sih "

" Sammy, ya ampun cool banget sih "

" astaga Aditya, ganteng banget sih jodoh orang "

" ya Tuhan, kak Sammy sama kak Aditya ganteng banget!!!!"

" mau dong bersihin keringat nya kak Denny "

" gue juga mau dong jadi bolanya di perebutin Aditya dan Sammy "

" kak Aditya we love you!!!!! "

Banyak nya siswa yang memuja dan memuji Aditya dan teman-temannya, Malika sangat tidak menyukai mereka yang meneriaki nama Aditya secara terang-terangan.

" lebay banget sih Lo pada " bentak Malika

" Woooooooo " sorak para siswa wanita

Narina, dan Shasa hanya tersenyum kecil saat Malika mendapatkan sorakan dari para siswa, sedangkan Alzyas hanya diam, dirinya lebih memilih tidak ikut mengeluarkan suara untuk menyoraki Malika begitu pun dengan Milly yang duduk tepat di samping Alzyas.

" Lo keren Bro!!!!!!!!! " Joko mengajungkan kedua jempol nya pada Aditya setelah latihan berakhir.

" lari Lo gesit banget " ucap Arga yang masih mencoba mengatur nafas nya.

" gue duluan ganti baju ya... gerah " ujar Sammy sambil beranjak membawa tas nya

" tunggu Sam, gue ikut "

Denny juga ikut beranjak dari duduknya lalu mengambil tas dan berjalan beriringan dengan Sammy menuju toilet pria.

" yuk cabut " ajak Sammy setelah mengganti pakaiannya.

Kelima siswa tampan itu pun berjalan bersamaan di koridor kelas, suasana sekolah kini sudah mulai sepi namun masih ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan ekstrakulikuler mereka masing-masing.

" Jo..... "

Merasa nama nya terpanggil, Joko mengehentikan langkah kakinya lalu menoleh kebelakang dan disana sudah ada Narina, Shasa dan Alzyas.

" Lah, kalian belom pulang? " tanya Joko yang membuat Aditya dan yang lainnya ikut menghentikan langkah kaki mereka dan melihat lawan bicara Joko

" ya belom lah, Lo kan pergi nya bareng gue jadi baliknya juga bareng gue, kadal burik!!!! " ejek Narina

" hahahahahaha " Sammy, Denny dan Arga tertawa.

" eeeeee kampret Lo!!! " balas Joko

" hai Shasa " Arga melambaikan tangan nya pada Shasa dan tersenyum manis pada gadis itu

" hai " balas Shasa malu-malu

" idih, sok jaim Lo.... bilang aja kalo Lo mau jingkrak habis di sapa Arga " celetuk Narina

" Narina, tu mulut tajem banget sih, kayak pisau cukur " Shasa menyikut lengan Narina tak terima atas ucapan nya.

" Alzyas, Lo pulang bareng siapa? " tanya Sammy

" gue pulang sendiri " jawab Alzyas sedikit melirik kearah Aditya yang bersikap acuh tak acuh.

" biar gue anter ya " tawar Sammy

" ciyeeeeeeeee ehem ehem ehem " ejek Narina dan Shasa

" udah terima aja, dapet tumpangan gratis, sopir nya ganteng pula " bisik Narina

" apaan sih Lo " jawab Alzyas

" udah rezeki jangan di tolak, Sammy salah satu most wanted di sekolah kita Loh " bisik Shasa.

" Guys gue duluan!! " ucap Aditya dengan dingin, sedikit melirik ke arah Alzyas sebelum berjalan lebih dulu

" Yoi Bro.... hati-hati, jangan lupa nanti malam ya di cafe biasa " ujar Arga sedikit meninggi kan suaranya karena Aditya sudah melangkah jauh, Aditya hanya melambaikan tangan nya tanpa menoleh lagi.

" gimana, Lo mau kan bareng gue? " tanya Sammy lagi

" hmmmmmmm sorry Sam, lain kali aja... bye semua " Alzyas langsung pergi tanpa menunggu jawaban Sammy lagi.

" Masih ada hari esok Bro " Joko merangkul Sammy.

Milly sudah sampai di rumah, karena Alzyas menyuruh Milly untuk pulang lebih dulu setelah mobil jemputan mereka datang.

" Milly, kamu pulang sendiri sayang? Kak Alzyas mana? " Emely menuruni anak tangga menghampiri Milly.

" kak Alzyas, tadi lagi sama teman-teman nya Mom dan dia minta Milly untuk pulang duluan " jawab Milly dengan jujur

" Alzyas kan baru beberapa hari di Jakarta, nggak mungkin dia hafal dengan cepat jalanan Jakarta " batin Emely.

" Mom, are you ok? " tanya Milly melihat raut khawatir di wajah sang ibu.

" Mommy, baik-baik aja kok sayang, ya udah kamu kekamar ganti baju terus makan dan istirahat yah " Milly mengangguk lalu menuruti perintah sang ibu.

Waktu sudah menunjukkan jam tiga sore namun belum juga nampak tanda-tanda kepulangan Alzyas membuat Emely semakin khawatir.

" ya Allah, kemana Alzyas... kenapa dia belum juga Pulang "

Sedari tadi, Emely mondar-mandir di depan pintu menunggu Alzyas yang tak kunjung pulang. Beberapa saat kemudian sebuah taksi berhenti tepat di depan gerbang sosok remaja yang sedari tadi dia tunggu akhirnya sampai, Emely langsung berlari menghampiri nya.

" dari mana kamu Alzyas? " Emely tak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya

" supermarket " jawab Alzyas dengan datar kemudian berjalan meninggalkan Emely yang masih terlihat cemas.

" seharusnya kalau kamu pulang terlambat, kamu bisa menghubungi rumah ini Alzyas " Emely mengiringi langkah kaki Alzyas yang menaiki tangga

" kenapa kamu nggak pulang bareng sama Milly, padahal sopir sudah menjemput kalian "

" aku nggak biasa di jemput "

" Sekarang biasa kan Alzyas, karena kamu sudah menjadi tanggung jawab Mommy " ucap Emely dengan tegas

Alzyas tersenyum sinis menatap Emely dengan penuh kebencian " aku nggak pernah merasa jadi tanggung jawab Aunty, karena selama ini aku bisa menjaga diri aku sendiri, aku sama sekali tidak membutuhkan perhatian anda "

Tanpa menunggu jawaban Emely, Alzyas langsung masuk kekamar nya, dan terdengar suara pintu yang tertutup dengan kencang. Emely tak dapat membendung air matanya setelah mendengar kata-kata sarkas dari Alzyas yang sangat menusuk hati nya.

Hingga makan malam tiba, Raka sudah pulang jam 5 sore tadi, dan kini sudah duduk lebih dulu di kursi makan menunggu anak-anaknya, sedangkan Emely masih berkutat menyiapkan makan malam di bantu oleh Art.

" selamat malam Daddy " Milly mengecup sekilas pipi kiri Raka sebelum duduk di kursinya.

" selamat malam Milly " Raka masih menunggu Alzyas yang masih belum muncul keruang makan.

" Zyas mana? "

" kayaknya Kak Zyas masih dikamar Dad " jawab Milly

Baru saja Raka hendak beranjak dari kursi nya, Alzyas sudah menuruni tangga lalu menuju ruang makan dan langsung duduk di kursi nya tanpa menyapa mereka yang ada disana.

Selama makan malam, tak ada yang mengeluarkan suara mereka fokus pada santapan mereka masing-masing. Raka menghentikan makannya lalu beralih menatap kening Alzyas yang di tempel plaster, karena setahu nya tadi pagi tak ada kening Alzyas baik-baik saja.

" kening kamu kenapa Zyas? "

" luka "

" kok bisa luka? "

" berantem "

Uhuk Uhuk Uhuk Uhuk

Raka tersedak, saat mendengar jawaban Alzyas yang begitu santai.

" kamu berantem? "

" iya, kenapa? "

" astaga Alzyas, kamu baru saja pindah sekolah tapi sudah membuat keributan " Raka menghempaskan sendok di tangannya, membuat Emely dan Milly terperanjat.

Berbeda dengan Alzyas yang masih terlihat santai sambil menikmati makanan nya.

" kemana jalan pikiran kamu Alzyas!!!!! kamu itu seorang wanita, yang seharusnya bersifat anggun, bukannya bertingkah bar-bar seperti anak yang tidak terdidik!!!!!! " Raka tak dapat menahan emosi nya lagi.

" mas Raka tenang " Emely mencoba menenangkan Raka

" Daddy salah apa sama kamu Alzyas, kenapa kamu bersikap seperti ini!!!!! " bentak Raka

" Dad, cukup " lirih Milly

Alzyas masih santai dan masih sangat menikmati makanannya tanpa memperdulikan amarah Raka

BRAKKKKK!!!!!!!!!!

Suara gebrakan itu berhasil menghentikan tangan Alzyas untuk kembali menyuap makanan nya.

" kamu anggap apa Daddy dan Mommy kamu ini Alzyas!!!!!!! " nafas Raka sudah menggebu

Dengan berani Alzyas menatap nyalang ke arah Raka tanpa rasa takut, dirinya tidak perduli dikatakan anak kurang ajar atau pun anak durhaka, karena Alzyas sudah benar-benar muak.

" Daddy nggak tau kenapa aku berantem kan? tapi Daddy sudah menyudutkan aku seakan-akan aku melakukan kesalahan yang begitu besar dan fatal. Mungkin aku benar melakukan kesalahan, tapi aku tidak sampai menghilangkan nyawa seseorang!!!! "

Telak, Raka tak dapat berkutik mendengar kalimat sarkas yang di lontarkan putri nya dan itu kembali mengingat kan dirinya kejadian sembilan tahun yang lalu.

" Daddy mempertanyakan jalan pikiran aku, dan menuduh aku bertingkah seperti wanita bar-bar yang tidak terdidik, Daddy bertanya apa kesalahan Daddy, dan Daddy bertanya aku anggap apa Daddy dan Aunty Emely, sekarang aku akan jawab "

Dengan berani, Alzyas mendekati Raka tak ada rasa takut gugup atau pun gemetar dari diri gadis itu.

" yang pertama, aku nggak akan berbuat jahat kalo mereka tidak lebih dulu melukai aku, semut aja pasti akan mengigit kalau dia di injak, apa lagi aku!!! yang kedua, kesalahan Daddy adalah meninggalkan Mommy, lalu kembali pada cinta pertama Daddy, dan Daddy mau tau aku menganggap kalian sebagai apa? aku menganggap bahwa kalian adalah penyebab kematian Mommy " setetes air mata kembali menetes di pipi Alzyas.

" sekarang Daddy sudah tahu kan jawabannya " Alzyas melangkah dengan cepat meninggalkan ruang makan menuju kamarnya di lantai atas.

Terdengar dari bawah suara pintu yang tertutup dengan kencang, Raka mengusap wajahnya dengan kasar entah apa yang ada di dalam pikiran laki-laki paruh baya itu.

" Seharusnya, semua bisa di bicarakan baik-baik tanpa ada yang saling menyudutkan " ucap Milly, membuat Raka dan Emely menoleh ke arah nya.

" dalam hal ini kak Zyas nggak salah Dad, dia hanya melindungi dirinya dari serangan Malika yang secara brutal. Malika yang lebih dulu nyerang dan buat malu kak Zyas di depan umum " ucap Milly, membuat Raka benar-benar menyesali perkataan nya.