webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Alzyas Vs Malika

" CUKUP!!!!!! "

Namun keenam wanita itu tak mengindahkan teriakan itu, Aditya menarik salah satu tangan wanita itu dan membuat mereka begitu sangat dekat, kedua bola mata mereka saling bertemu. Aditya bisa melihat dengan jelas mata biru kehijauan itu yang menyiratkan kesedihan, kemarahan dan kebencian yang mendalam.

" CUKUP!!!!!!!!!!! " kali ini pekikan Sammy berhasil membuat mereka terdiam dan menyadarkan lamunan Aditya dan wanita di hadapannya.

Malika dan kedua temannya langsung merapikan rambut dan seragam mereka, begitu pun dengan Narina dan Shasa

" kalian semua nggak malu apa ditonton banyak orang!!!! ini sekolah bukan Reng tinju!!!!!! " bentak Sammy menatap satu persatu dari mereka, kemudian terkejut saat melihat seragam Alzyas yang sudah basah dan kotor serta goresan luka di kening nya.

Malika berhasil mencakar Alzyas, namun gagal mengenai wajah Alzyas hanya kening Alzyas yang tergores dan itu terlihat sangat jelas.

" BUBAR!!!!!!!!!!!!!!! "

Suara bariton Aditya membuat mereka yang ada di kantin langsung pergi namun ada juga yang masih di kantin melanjutkan makan mereka, Milly dan kedua temannya salah satu nya.

Milly menghampiri Alzyas kemudian mengulurkan plaster luka untuk Alzyas.

Aditya, Sammy, Joko, Narina, Shasa, Malika, Mega, Rani, Farah dan Indah memandang Alzyas dan Milly secara bergantian.

" kening kak Zyas luka, kalo nggak di tutup plaster nanti bisa infeksi " ucap Milly.

" gue nggak butuh!!!!! " Alzyas langsung pergi tanpa memperdulikan mereka yang ada disana.

Aditya menatap punggung Alzyas hingga tak terlihat lagi, kemudian menatap tajam Malika dan kedua temannya.

" apa ada yang bisa jelasin semua ini ke gue? " Tanya Aditya dengan dingin

" Malika sengaja ngerebut minuman Alzyas, dan tanpa berdosa langsung numpahin tu minuman keseragaman Alzyas " jawab Narina tanpa ragu

" eh diem Lo ya " tunjuk Rani dan Mega

" Diam!! " bentak Aditya, membuat Rani dan Mega menciut.

" bener-bener Lo ya Malika, nggak ada kapok-kapok nya, gue akan laporin ini ke Bokap Lo " tunjuk Sammy pada Malika

" apa-apaan sih Lo Sam, dasar tukang ngadu " balas Malika

Sammy dan Malika adalah sepupu, Ayah Malika kakak kandung dari Mama Sammy. Sedangkan Ayah Malika adalah salah satu donatur disekolah mereka itulah yang membuat Malika sombong dan merasa paling hebat di sekolah.

Alzyas membasuh wajahnya dengan kasar, ada rasa nyeri di bagian lukanya, kejadian di kantin membuatnya muak bahkan dirinya menyalahkan sang ayah yang memasukkan nya kesekolah ini hingga bertemu Malika siswa sombong yang berhasil membuat mood nya benar-benar hancur.

Saat keluar dari toilet Alzyas terkejut melihat Aditya sudah ada di depan bersandar pada dinding dengan memegang plastik seragam sekolah yang dia beli di koperasi sekolah. Entah apa yang membuat Aditya bisa perduli pada Alzyas.

" Tunggu " Panggil Aditya, saat Alzyas beranjak pergi

" ganti seragam Lo, Lo nggak mungkin masuk kelas dengan seragam kotor "

" siapa bilang gue mau kekelas "

" terus Lo mau kemana? "

" Pulang "

Aditya mendekati Alzyas sambil berpangku tangan menatap Alzyas dengan intens.

" gue nggak tau masalah apa yang saat ini Lo hadapin tapi kebencian dalam diri Lo nggak akan buat hidup Lo tenang apa lagi bahagia "

" nggak usah sok tau "

Aditya tersenyum kecil lalu, kembali mengulurkan plastik seragam pada Alzyas.

" kalo Lo bisa buka hati Lo, Lo akan liat banyak banget orang yang perduli sama Lo " Aditya sedikit melirik luka di kening Alzyas.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Aditya pergi meninggalkan Alzyas tanpa menunggu komentarnya lagi. Entah mengapa kalimat yang diucapkan Aditya begitu mengena di hati Alzyas dan tanpa sadar dirinya menetes kan air mata dan dengan cepat Alzyas mengusap air matanya kemudian kembali masuk toilet untuk mengganti seragamnya.

" Alzyas..... "

Sammy sedikit berlari menyusul Alzyas yang berjalan di koridor kelas.

" ada apa? "

Sammy memandang Alzyas kemudian mengeluarkan plaster untuk menutupi luka Alzyas.

" biar luka Lo nggak infeksi " ujar Sammy, karena Alzyas menatap nya penuh tanya

" luka kecil doang kok "

" luka kecil, juga bisa jadi luka besar " sahut Sammy dengan tersenyum manis

Alzyas mengangguk " thanks, gue duluan kekelas ya, Bye "

Alzyas berjalan mendahului Sammy, sedangkan laki-laki itu diam terpaku memandang Alzyas dari belakang hingga wanita itu tak terlihat lagi di matanya.

Seseorang menyaksikan kedekatan antara Sammy dan Alzyas.

Aditya, yah siapa lagi kalau bukan laki-laki itu. Setelah memberikan seragam baru untuk Alzyas, laki-laki itu berlari dengan cepat menuju kantin untuk membeli plaster, dan setelah mendapat nya dari kejauhan Aditya justru melihat Sammy yang sudah lebih dulu menutupi luka Alzyas dengan plaster yang Sammy bawa.

" Alzyas, Lo nggak apa-apa kan " Narina langsung menghampiri Alzyas yang baru masuk kelas dan duduk di kursinya

" nggak apa-apa kok, santai " ujar Alzyas, Narina pun tersenyum dan beberapa saat kemudian guru pun masuk karena jam istirahat sudah berakhir.

" Lo dapet dari mana seragam baru? " tanya Shasa yang sedikit berbisik

" Aditya " jawabnya singkat

" Aditya nyamperin Lo? " ucap Narina dan Shasa serentak, Alzyas mengangguk tanpa ekspresi

Narina dan Shasa saling melempar senyum jahil

" tuh jidat, nggak kenape-kenape tu? " tunjuk Shasa

Alzyas meraba lukanya yang sudah tertutup plaster, dirinya baru ingat bahwa Sammy yang memberikan.

" nggak apa-apa kok "

" gila ya Malika " geram Narina

Berbeda dengan Alzyas, perasaan Milly terasa sakit karena berulang kali kebaikan nya di tolak oleh Alzyas.

" syuutttt Lo mikirin apa sih? " tegur Indah

" gue cuma mikir kenapa kak Zyas cuek banget sama gue, setiap apa yang gue lakuin buat dia selalu aja di tolak mentah-mentah " lirih Milly

" lagian Lo juga sih, udah tau orang kayak balok es gitu masih Lo deketin, udah biarin aja lama-lama cair sendiri tu orang " balas Farah

" Farah, walau bagaimanapun dia tetep kakak gue, gue nggak mungkin diem aja liat di di kerjain sama Malika and the gank " ujar Milly membuat kedua temannya memutar bola mata dengan malas

" meskipun dia bukan kakak kandung gue " batin Milly.

" Lo sebegitu nya nganggep dia saudara, lah dia? natap Lo aja, kayak natap musuh!! " sahut Farah membuat Milly terdiam

" udah jangan terlalu dipikirin " Indah menyenggol lengan Milly, mereka pun melanjutkan mengikuti pelajaran.

Bel kembali berbunyi, pertanda jam mata pelajaran berakhir, semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas mereka masing-masing. Alzyas, Narina, dan Shasa berjalan beriringan di koridor.

" kita liat, anak-anak basket latihan yuk? " ajak Shasa

" yuk, lagian gue juga males pulang kerumah, nyokap sama bokap gue pasti juga nggak ada di rumah jam segini " balas Narina.

" gimana, Lo kan Alzyas? " tanya Shasa, Alzyas tak bergeming

" ayolah..... " bujuk Narina dengan memelas, Alzyas tersenyum lalu mengangguk

" yeeeeeeeeeeeee " seru Shasa dan Narina antusias.

Dilapangan basket, Aditya beserta tim nya sudah mengganti seragam mereka, dan saat ini sedang melakukan pemanasan sebelum memulai latihan. Tim cheerleader juga sudah ada disana untuk berlatih, ternyata masih banyak siswa yang belum pulang untuk melihat tim basket dan tim cheerleader latihan.

Milly dan kedua temannya sudah lebih dulu duduk di kursi penonton saat Alzyas, Narina dan Shasa datang.

" syuutttt, ada kak Alzyas tuh " bisik Indah

Milly langsung menoleh ke kursi penonton di belakangnya, benar saja Alzyas ada disana.

" Lo mau kemana? " Farah menahan Milly saat hendak beranjak dari duduknya

" gue mau nyamperin kak Zyas "

" udah, Lo di sini aja... dari pada Lo di kacangin sama tu cewek balok es " ucap Farah dengan kesal

" cewek yang Lo bilang balok es itu kakak gue Farah " balas Milly

" yes, I know!! " Farah menghela nafas kasar.

Milly masih tetap bersikeras menghampiri Alzyas yang duduk tak jauh dari dirinya, membuat Farah dan Indah benar-benar geram.

" ya ampun, Milly keras kepala banget sih di bilangin " gerutu Farah

" udahlah, kita lihat aja ending nya " sahut Indah.

Di tempat yang berbeda, Aditya masih fokus pada game di ponselnya. Sammy dan Joko menghampiri nya dengan membawa air mineral untuk laki-laki itu.

" Nih... " Joko melempar botol air mineral itu pada Aditya, dan di tangkap oleh Aditya tanpa menoleh ke arah Joko.

" wihhhhhh " ujar Joko penuh semangat.

" Lawan kita tahun ini nggak biasa Bro " ucap Sammy

" tul banget nyet.... kalian tau sendiri kan gimana SMA Garuda ngalahin lawannya " sambung Joko

" mereka main nya kasar " ucap Denny

" iya, gue inget, waktu mereka lawan SMU Bakti, capten nya aja di buat sampe keseleo sama mereka " balas Arga.

" kita liat aja nanti, apa mereka masih bisa main curang " ujar Aditya tanpa ekspresi membuat ke empat laki-laki tampan itu menoleh padanya.

" hai Aditya "

Malika menghampiri Aditya dan langsung bergelayut manja, membuat Sammy dan yang lain nya menjadi risih.

" Lo apaan sih, lepasin tangan Lo " ucap Aditya dengan dingin

" kenapa sih, nggak apa-apa kali " Malika masih bergelayut manja pada lengan Aditya

" gue bilang lepas " ujar Aditya yang sedikit meninggi kan suaranya.

" susah di bilangin sih " gumam Joko dengan raut wajah mengejek

Malika terdiam, hatinya terasa sakit saat Aditya meninggikan suaranya dan itu pun tepat di hadapan semua teman-temannya.

" Malika, mendingan Lo balik deh ke tim Lo... jangan buat moodnya Aditya jelek " pinta Denny

" bener, lagian Lo nggak malu apa, nempel mulu kayak benalu " sambung Arga

" diem Lo berdua!!!! " bentak Malika

" syuutttt " Joko menempel kan jari tunjuk nya ke bibir " sumpah suara Lo cempreng banget, kuping gue sampe sakit " ejek Joko

Sammy, Denny dan Arga menahan tawa mereka saat Joko berhasil membuat raut wajah Malika yang kesal sedangkan Aditya membuang pandangannya ke arah kursi penonton.