webnovel

bab 2 siapa dia?

Tak ada lagi rasa kecewa dan sedih yang dirasakan Lestari, hatinya sudah mulai bisa melupakan Bagas, walau kadang memang selalu ada rasa rindu, geram sakit yang Lestari rasakan.

Tapi tak seperti kemarin kemarin, pertama dia menerima  kekecewaan yang di berikan Bagas.

Lestari bekerja seperti biasa, dan banyak menghabiskan waktu bersama Lili sahabatnya itu.

Rumah mereka memang berdekatan, walau pun tempat kerja mereka berbeda, tapi tak membuat hubungan kedua gadis itu menjadi jauh.

Mereka dekat sudah sejak masih kecil, sudah saling mengenal satu sama lain, di saat Lestari bersama Bagas pun, Lili masih menjadi sabahatnya.

Bila Lestari bertengkar dengan Bagas, Lili lah yang selalu menghiburnya, atau membantu nya untuk berbaikan lagi.

Tapi ketika sekarang Bagas mempunyai cinta yang lain dan memutuskan Lestari, Lili tak mau membantu Lestari untuk membuat hubungan mereka biasa lagi.

Karena Lili tau, Bagas lelaki yang di cintai sahabatnya itu, sudah berterus terang tak lagi mencintai Lestari.

Dasar laki laki buaya, sudah ada yang baru lupa yang lama.

Laki laki tak tau di untung!

Apa sih kurang nya Lestari, gadis itu cantik, kulitnya putih, senyum nya menarik, dengan rambut nya yang tergerai sebahu, menambah kemolekan paras wajah nya, ada lesung Pipit di pipi kanan nya.

Lestari sangat cantik, kadang Lili pun merasa iri pada Lestari.

Tapi, secantik Lestari tetap saja di sakiti laki laki.

Dan Lili bersyukur dia tak pernah di sakiti laki laki, karena dia belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta.

Bagi nya pacaran hanya menghabiskan waktu saja.

Padahal wajah Lili pun begitu menarik, kulit nya sawo matang, manis dan sedap dipandang, rambutnya sebahu, ada poni halus di depan kepalanya, tubuh nya tinggi semampai, lebih tinggi sedikit dari Lestari, bila tersenyum, akan nampak gigi yang berbaris putih di dalam mulutnya.

Entah mungkin Lili belum merasakan artinya jatuh cinta dan di sayangi oleh seorang laki laki makanya dia tak mau memulai hubungan dengan laki laki.

Lili memang masih polos.

Tak jauh beda usia mereka, memasuki 22 tahun saat ini

Tapi Lili memamg belum pernah tau arti jatuh cinta.

Tapi kalau Maslah menasehati, Lili memang jagonya.

Lestari sangat bersyukur mempunyai sahabat sebaik dan sangat mengerti seperti Lili.

Sore ini, Lestari mengajak Lili untuk nonton di sebuah mall di kota C,

Cuaca sore yang mendukung.

Gadis itu sudah berjanji akan menunggu sahabatnya di sebuah cafe kecil dekat mall yang akan mereka masuki.

Berkali Lestari melirik arlojinya, sudah lewat 15 menit dari waktu yang di tentukan, Lili belum juga datang.

Apa kah Lili tak bisa datang ya?

Karena kerjaan nya belum selesai?

Tapi siang tadi Lili sudah berjanji akan datang tepat waktu bertemu di cafe ini.

Sambil menunggu sahabatnya, Lestari memainkan ponselnya.

Tak ada satu pun pesan masuk dari Lili.

Rasa khawatir mulai menyelimuti Lestari, apakah Lili lupa?

Ah tak mungkin, baru saja siang tadi mereka bertemu untuk makan siang, dan  Lili sudah sepakat menerima ajakan Lestari.

Lestari mengaduk aduk sedotan minuman nya dalam gelas, tak sengaja sedotan itu mental kuat, mungkin dia terlalu keras mengaduk minuman dingin nya.

"Aduh! Hati hati dong mbak!" Bentak seorang lelaki yang melintas di meja Lestari.

Sedotan minuman yang keluar dari gelas Lestari mengenai baju putih yang dikenakan lelaki itu.

Lestari tergagap, dia membungkukkan tubuhnya, mengambil sedotan yang terjatuh di bawah kaki si empunya baju putih.

"Maaf mas, saya tak sengaja" jawab Lestari, wajah nya merah menahan malu.

Lelaki itu berlalu tergesa, entah sedang mengejar apa, Lestari menatap nya dengan sedikit geram, sudah minta maaf tapi tak ada respon dia dapat.

Lestari tak tahu sekotor apa air minum nya terkena baju si lelaki itu, dia tak melihatnya, wajah si lelaki itu pun tak jelas dia lihat, hanya suara bentakan  lantang yang tadi Lestari dengar.

Lestari membetulkan duduk nya, tak ada lagi harapan Lili untuk datang, mungkin sahabat nya  itu terlupa.

Baru saja Lestari bangkit dari duduk nya.

Seorang wanita muda berlari ke arahnya.

" Tari! Tunggu!"

Lestari menoleh ke arah suara itu, ternyata Lili, sahabatnya.

Di hempaskan bokong nya di bangku cafe, dia menunggu sahabat nya mendekat.

"Maaf Tari, aku kerjaan yang belum selesai, mana ponsel ku mati, aku jadi tak bisa ngabarin kamu" Lili meraih minuman ku dia meneguk nya dengan tergesa.

"Kirain aku, kamu lupa" jawab Lestari menatap sahabatnya.

"Ayo kita beli tiket nya, nanti keburu mulai film nya" ajak Lili cepat, dia melirik arlojinya.

"Yakin mau terus monoton?" Tanya Lestari.

Lili mengangguk, dia berdiri dan menarik tangan Lestari masuk kedalam mall mencari gedung bioskop.

Antrian memag tak terlalu panjang, tapi ternyata film yang akan mereka lihat sudah mulai semenjak 15 menit yang lalu.

Lestari duduk di bangku ruangan tunggu, diikuti Lili.

"Gimana mau nonton film yang lain, apa mau nunggu jam berikut nya?" Tanya Lestari.

Lili diam, wajah nya terlihat kecewa, dia menoleh ke arah sahabatnya.

"Maaf ya Tari, kamu gak jadi nonton filmnya"

"Gak apa apa Li, kan masih ada waktu yang lain, kalau kamu mau, kita bisa lihat di jam berikutnya" usul Lestari, mungkin harus menunggu sekitar 2jam kedepan untuk bisa melihat film yang sedang boming saat ini.

"Aku sih terserah kamu, kalau mau nunggu hari ini aku ayo aja, kalau lain waktu juga gak apa apa" jawab Lili, nafas nya masih terdengar memburu, mungki dia  berlari untuk bisa menjumpai sahabatnya.

"Lain waktu aja ya Li, sekarang kita cari makan aja, aku lapar " usul Lestari.

"Ok!" Jawab Lili.

Pandangan Lestari tertuju pada sosok lelaki, memakai baju kaos putih, yang berdiri tak jauh dari tempat nya duduk.

Ingatan nya kepada laki laki yang membentak karena baju nya tanpa sengaja dia kotori oleh sedotan minuman nya.

Di cafe kecil tadi.

Lelaki itu terlihat sangat gelisah, mungkin dia menunggu seseorang di bioskop ini, atau menunggu pacarnya.

Lestari tidak begitu jelas wajah lelaki itu, tapi dia ingat baju yang dikenakan nya.

Lili menarik tangan Lestari mengajak sahabatnya itu keluar dari tempat itu.

"Tunggu Li, aku mau minta maaf sama cowok yang berdiri di depan itu" pandangan Lili mengikuti arah telunjuk Lestari.

"Minta maaf apa?" Tanya Lili heran.

"Tadi minuman ku kena baju dia, tapi pas aku mau minta maaf dia sudah pergi, tergesa gesa, rupanya dia sama mau nonton juga"jelas Lestari.

Berjalan ke arah lelaki berbaju putih itu.

Lili hanya diam, dia mengekor di belakang sahabatnya.

"Maaf mas, apa mas yang tadi baju nya kotor kena minuman ?" Tanya Lestari memberanikan diri menegur lelaki itu.

Lelaki itu menoleh ke arah Lestari, menatap nya seakan mengingat wajah gadis itu.

Lestari melihat noda di baju lelaki itu, benar dia orang nya.

Lelaki itu belum menjawab pertanyaan nya, dia hanya tetap menatap wajah Lestari juga Lili bergantian.

"Oh, yang di cafe bawah tadi ya?" Tanya lelaki itu.

Lestari mengangguk.

"Gak apa apa mbak, maaf tadi saya bentak mbak, saya terburu buru" ramah lelaki itu menjawab anggukan Lestari.

"Sekali lagi maaf ya mas!" Gadis itu menangkupkan kedua tangan nya di depan dada.

Lalu membalikan tubuh nya, Lili hanya mengikuti apa yang di lakukan sahabatnya itu, dia berjalan beriringan di samping  Lestari.

"Mbak! Tunggu!" Teriak lelaki itu, menghentikan langkah Lestari.

"Boleh saya minta no ponsel nya?"

Lili memandang wajah Lestari.

Dia tak heran, Lestari memang cantik, siapa pun pasti ingin berkenalan dengan nya.

***-