webnovel

bab 3 perhatian Rizal

Menyebut nama lelaki itu tak begitu susah buat Lestari.

Rizal.

Lelaki yang di kenal nya di mall bersama Lili itu, memang kerap kali mengirim pesan padanya.

Sekedar bertanya sedang apa.

Sudah makan apa belum.

Atau yang lain nya.

Lestari memang memberikan no ponsel nya, untuk permohonan maaf nya, karena sudah mengotori baju putih yang di pakai nya.

Tapi gadis itu tak menyangka bila Rizal begitu sering menghubunginya.

Lestari memang agak sedikit terganggu.

Bila dia sedang sibuk dengan pekerjaan nya, lelaki itu selalu saja mengganggu dengan pesan pesan yang dikirim nya.

Beberapa kali Rizal mengajaknya brtemu.

Tapi Lestari selalu menolak nya.

Alasan sibuk selalu dia berikan pada Rizal.

Padalah dia masih saja belum melupakan bayangaan Bagas dalam ingatan nya.

Kalau saja bukan Lili yang selalu menghibur dan menemaninya, mungkin saja luka Lestari belum juga sembuh.

{Hai Lestari, hari ini mungkin ada waktu kita makan yu}

Pesan Rizal baru saja diterima Lestari.

Untuk kesekian kali nya lelaki bertubuh atletis itu mengajak nya bertemu.

Rizal sangat manis, kulitnya yang agak gelap justru menambah karisma wajahnya.

Tapi Lestari seprtinya belum bisa untuk menemui seorang laki laki yang baru dia kenal, walau pun hati nya ingin mengobati ingatan nya pada Bagas.

Lili selalu memaksa Lestari, agar sahabat nya itu menerima ajakan Rizal, untuk bertemu, Lestari mau menemui Rizal tapi dengan syarat Lili mau ikut dengan nya.

Gadis berambut sebahu itu hanyq tertawa.

Di katakan nya bila Lestari kekananakn, pacaran aja harus di antar.

Lestari tetap belum bisa menerima ajakan Rizal

{ Hari ini aku lembur, mas} ketik Lestari.

Terkirim dan langsung Rizal membacanya.

{Kapan dong, ada waktu nya?}

Balas Rizal.

{Nanti ya mas, pasti deh di kasih tau}

Lestari membala cepat pesan Rizal.

Kalau saja Lili mau menemaninya, tentu saja dia akan menerima ajakan Rizal.

Rizal tak pernah lelah terus berusaha membujuk Lestari, keinginan nya untuk bertemu kembali dengan gadis itu begitu besar.

Lestari pun menyembunyikan di mana tempat kerja nya, begitu juga alamat rumah nya.

Tak ingin Sampai Rizal tahu dan laki laki itu mendatangi.

{Kalau sudah tak ada lemburan, pasti kita bisa bertemu mas, maaf ya}

Lestari terus menolak dengan alasan kerjaan yang dia andalkan.

{ Ya sudah, jangan lupa makan ya}

Aku balas dengan emot dua tangan menempel.

**

Sore yang cerah, kebetulan sekali hari ini Sabtu, Lestari membereskan pekerjaan nya dengan agak tergesa, gadis itu ingin segera menemui Lili sahabat nya.

Mereka berjanji bila malam nanti akan menonton film yang belum sempat mereka lihat karena kehabisan waktu.

Lili rupanya sudah ada di depan kantor Lestari, menunggu sahabat nya di pelataran parkir.

Lestari akhir nya bisa menyelesaikan pekerjaan nya, dan bergegas keluar menuju parkiran, di mana sahabatnya itu sudah beberapa saat yang lalu menunggu nya.

Kantor Lili memang berada satu gedung dengan Lestari, tak saling menunggu lama mereka bisa langsung menuju tempat yang sudah di sepakati

Mall yang seminggu lalu di datangi ya, mall yang menjadi awal nya perkenalan Lestari dengan Rizal.

Tanpa banyak waktu yang terbuang,. Kedua gadis cantik itu menuju loket dan memesan dua lembar karcis.

Menuju kabin bioskop dengan judul yang memang sedang booming saat ini.

Seorang pegawai cantik mengantar kan Lestari menuju nomor kursi yang tertera di tiket yang di belinya.

Lily mengikuti di belakangnya, tangan nya sudah siap dengan bungkusan cemilan dan dua buah minuman dingin.

Film belum mulai, masih terang dan siapa pun  bisa menyusuri sekeliling  dalam ruangan bioskop itu.

Begitu pun Lestari dan Lili, bola mata mereka masih saja menyusuri kursi kursi yang berjejer di hadapan  atau pun di belakang kedua gadis itu.

Duduk tak terlalu depan atau pun belakang mereka kira sudah  pas untuk menikmati film yang memang sudah lama mereka nantikan.

Tiba tiba lampu mulai padam, iklan terpang pang di layar lebar di hadapan penonton yang begitu berharap film segera di putar.

Tapi masih banyak acara yang harus di perlihatkan sebelum memang yang ditunggu  di mulai.

Lestari berbisik, di telinga Lili.

" Aku ke toilet dulu ya Li"

Sahabat nya itu langsung mengangguk.

Namun dia mencekal tangan Lestari seolah menahan gadis itu untuk pergi.

"Aku antar jangan" itu yang di ucapkan Lili.

"Gak usah Li, aku sendiri saja, toh film nya masih lama kan di mulainya" jawab Lestari.

Lili melepaskan cekalannya.

Membiarkan Lestari menyusuri tangga menuju bawah.

Mencari cari di mana toilet gedung itu, Lestari menahan langkah nya.

Dia hafal betul lelaki yang berdiri di dekat pintu masuk toilet ladies.

Tak berniat untuk menegurnya, Lestari masuk ke salah satu pintu yang dia yakin itu kosong.

Rizal, ada di gedung ini, siapa yang dia tunggu di toilet ladies.

Tak mungkin Lestari salah melihat, lelaki itu Rizal.

Apakah dia bersama pacarnya?

Menunggu pacarnya di depan toilet.

Padahal baru saja beberapa menit yang lalu lelaki itu mengirimkan pesan padanya.

Bila dia sedang kesepian, di sabnyu mal ini.

Dodol!

Lelaki pembohong!

Nyatanya dia ada di dal gedung yang sama dengan nya.

Dan entah bersama siapa dia datang ke tempat ini.

Tak mau terburu buru Lestari keluar dari toilet, dia tak mau bila nanti dia bertemu dengan lelaki yang sudah beberapa hari ini mengganggu lewat pesan pesan nya.

5 menit mungkin cukup Lestari mengurung di dalam ruangan sempit itu.

Tak ada siapa siapa di luar, tak terlihat sosok Rizal.

Lestari menarik nafas lega, lelaki itu sudah tak nampak lagi.

Gadis itu melenggang menuju pintu masuk gedung di mana Lili pasti menunggunya, atau mungkin film nya sudah di mulai.

Langkah Lestari terhenti seketika, lutut nya lepas, detak jantung nya terdengar tak karuan.

Bingung dengan yang dia rasakan, Lestari memilih diam dari langkahnya.

Kemeja kotak kotak coklat muda yang di pakai Rizal tadi, kini terlihat di hadapan Lestari  tak jauh dari tempatnya dia berdiri.

Di depan nya dia melihat  Rizal masuk ke dalam gedung itu, seorang wanita berjilbab berjalan di samping nya, tangan Rizal melingkar di pinggangnya.

Apa salah Rizal sebenarnya, dia bukan siapa siapa Lestari, dengan siapa pun lelaki itu bersama, tak seharus nya membuat Lestari menjadi teringat kisah nya dengan Bagas.

Lelaki yang mendua hati dan memilih cinta nya yang baru.

Rizal menduakan perasaan dari wanita berjilbab itu.

Apa maksud dari perhatian nya, mengirimkan beribu ribu pesan puitis dan selalu mengajaknya bertemu.

Lestari menepis semua fikiran tentang Rizal, dia memasuki gedung bioskop itu, mencari kursi Lili, dan menghempaskan bokong nya di samping sahabat baik nya,

Tak ada yang membuat curiga dari Lestari terlihat oleh Lili.

Dia mengira Lestari menikmati film yang sudah beberapa menit lalu berlangsung.

Andai saja Lili tahu, ada butiran bening meleleh dari netra gadis cantik itu.

***