webnovel

bab 1 menata hati yang luka

Tangisan Lestari masih terdengar lirih, sendiri dia dalam kamarnya.

Hanya berselang waktu yang tak lama, dia merasa cinta nya terbang entah kemana, Bagas lelaki yang selama ini dekat dengan nya, telah menduakan cinta nya.

Hanya tangisan yang setia menemani, bujukan Lili sabahat nya pun tak dia hiraukan, Lestari larut akan kekecewaan dan kesedihannya.

Kenapa dia harus melihat kekasihnya jalan berdua dengan gadis lain, dan pesan putus yang di kirim Bagas, membuat dia terpuruk dalam kesakitan.

Apa salah ku, gumam Lestari.

Selama ini dia merasa tak pernah ada yang aneh dia rasakan dari Bagas, malah kekasihnya itu kerap mengirim pesan kata-kata cinta yang membuat harunya semakin berbunga.

Tapi ternyata di belakang perhatian nya yang begitu menggebu, dia berselingkuh.

Lestari tak bisa menerima penghianatan Bagas, tetapi memaksa untuk tak dibtinggalkan pun dia tak bisa

Bagas dengan tegas memutuskan cinta nya.

Tak perduli Lestari memohon untuk kembali, atau meminta Bagas untuk meninggalkan pacar baru nya

Sia sia semua yang dilakukan Lestari, hanya tangis dan kekecewaan yang dia punya

"Tari! Tari! Buka dong pintunya, mau sampai kapan kamu mengurung diri!" Gedoran dan teriakan Lili sahabatnya tak Lestari hiraukan.

Dia tetap saja terhanyut dalam tangisannya.

"Ya sudah lah, kalau kamu mau tetap seperti ini, aku tak akan mengganggumu lagi" Lili kesal dengan keadaan sahabatnya.

Seperti anak kecil saja, putus cinta sampai seperti itu.

Memang laki laki cuma di Bagas, masih banyak berjejer, dngus nya, hendak membalikan badan nya meninggalkan kamar sahabatnya itu.

Klotrek!

Pintu kamar Lestari terbuka, kepala gadis manis itu menyembul di balik pintu, terlihat matanya sembab.

Tanpa berkata sepatah kata pun, dia membukakan pintu kamarnya, dan kembali duduk di pinggir tempat tidur nya

Lili menengok ke arah pintu, dia mengangkat bahunya, berjalan memasuki kamar Lestari.

"Mata kamu sampe bengkak gitu, gak ada kerjaan lain, sayang air mata kamu habiskan cuma buat kaki laki penghianat itu!" Lili geram.

Lestari menatap sahabatnya, Isak nya masih terdengar lambat, di usapnya pipi yang basah karena lelehan air dari nertanya.

"Aku masih sakit hati Li, akunjuga takut" awab Lestari pelan.

"Takut apa sih?" Tanya Lili tak mengerti dengan apa yang sabahat ny itu ucapkan.

"Aku takut jatuh cinta lagi," jawab Lestari

di sela sela Isak tangis nya.

Lili tertawa ngakak, mendengar apa yang Lestari katakan.

Lestari bingung, melihat Lili tertawa, gadis itu tak mengerti kenapa sahabatnya malah menertawakan nya, di sedang merasa gundah gulana.

"Kamu berfikir terlalu jauh ah, kalau kamu takut jatuh cinta lagi, ya gak usah kamu pacaran " masih ada sisa tawanya dari mulut Lili.

Lestari cemberut, wajah nya di tekuk, seharusnya Lili menghiburnya, bukan malah meledeknya.

"Sekarang tambah lagi wajah mu itu di tekuk, udah lah Tari, gak usah kamu fikirkan lagi si Bagas, ingat umur neng, sedih boleh tapi jangan sampai berhari-hari gini dong kamu tangisin si Bagas!"

"Aku sangat mencintai Bagas Li" Lestari tetap tak mau mendengar usul sahabatnya itu

"Kenyataannya Pacar kamu itu sudah gak cita kamu lagi Tar! Kok mau mau nya kamu maksain perasaan dia"

Lestari terdiam.

Memang tak salah yang di katakan Lili,

Bagas sudah tak mencintainya, dia memilih pacar barunya.

Tapi hioa ingat kenangan kenangan masis bersama Bagas, Lestari tak bisa menahan air mata yang keluar dari matanya, pasti tangis itu akan pecah kembali.

"Aku harus bagai mana dong Li?" Tanya Lestari, mencoba tetap tenang walau pun suaranya masih terdengar sedikit gugup.

"Lupain Bagas, cari cowok lagi hahaha" Lestari tertawa di akhir kata yang di ucapkan.

Lestari memukulnya dengan bantal yang dia peluk sedari tadi.

Susah bicara sama Lili, dia bawaan nya selalu bercanda.

Tak pernah dia merasakan bagai mana sakitnya di hianati dan di putusin sama pacar.

Pantas dia jomblo terus mungkin dia tak mau patah hati atau di tinggal pacar nya pergi.

Lestari menggeser duduk nya mendekati Lili, dia ingin memeluk tubuh sahabatnya itu, berterimakasih bila selama ini hanya Lili yang tau dan mengerti keadaan hatinya

Dia tak menceritakan pada ibu atau adiknya, malu rasanya kalau mereka tau, pasti mereka mengatakan, kaya anak kecil saja putus cinta harus di tangisi.

Lili menoleh ke arah Lestari, rupanya dia faham apa yang di inginkan sabahatnya itu

Di peluk nya tubuh Lestari, dibherinya kenyamanan, dia tau Lestari sangat mencintai Bagas, tapi mau apa lagi, bila lelaki berhidung bangir itu lebih memilih pacar barunya,

"Sabar ya Tari, pasti masih banyak cowok yang lebih sayang sama kamu, yang tak menghianati kamu, lagian untung saja kamu pacaran sama si Bagas kan belum terlalu lama!"

Lili mengusap lembut punggung sahabatnya itu.

Lastari mengangguk, tak ayal air matanya kembali membasahi pipi mulusnya.

Lestari melepaskan pelukan nya, mengusap air matanya, dia pasti lebih sedih bila tak ada Lili di sampingnya,

Sahabatnya itu memang dari dulu paling mengerti keadaan nya.

"Tak usah ingat Bagas lagi, kamu harus bisa menilai, laki laki seprti dia itu tak baik buat kamu, buktinya dia tak bisa setia"

"Iya Li, gak nyangka aja Bagas kok tega, nyakitin aku ya, padahal kamu tau sendiri gimana sayang nya dia sama aku"

"Sayang kalau selingkuh buat apa, pasti nya dia kan sudah lama punya pacar baru, kamu nya aja yang gak sadar!"

"Bagas gak pernah berubah, cuma hari itu aja, kok bisa aku bertemu Bagas lagi sama perempuan, aku tak menyangka kalau itu pacar barunya".

"Syukur kamu ketemu dia nya sekarang, kalau kamu di khianati nya sudah menikah gimana? Sakit nya tuh disini!" Lili menunjuk dada dan kepala nya lalu tertawa ngakakak.

"Ih ... Kamu ngeledek terus, awas ya kalau ki nanti putus cinta, aku bakalan ngetawain kamu tiap hari!" Ancam Lestari.

"Aku gak punya pacar, lagian aku tak mungkin di sakiti, gak tau kalau aku yang nyakiti pacarku hahahaha" Lili tak berhenti tertawa, mau tak mau Lestari pun ikut tertawa, walau masih ada rasa sakit dalam hatinya.

"Kubur Bagas dalam dalam, biar lebih cepat melupakan, kamu tinggal cari ganti nya aja" Lili berkata tanpa beban.

"Emang mudah nyari cowok! Kan harus pake perasaan' jawab Lestari mencibir.

"Perasaan no dua, yang penting dapet pacar dlu!" Lili menimpali.

"Dasar kamu, so tau!" Bentak Lestari.

Terlihat ada senyum di bibirnya, walau hanya sedikit tersungging.

Menata hati itu tak mudah, tapi memang apa yang di katakan Lili benar.

Kenapa tidak mencari pengganti Bagas agar bisa cepat melupakan lelaki bangir itu.

"Cepat kamu mandi, kita jalan jalan cari angin!" Titah Lili, dia melangkah keluar meninggalkan kamar Lestari.

"Mata kamu sembab Li!" Jawab Lestari

"Pake kacamata hitam hahahaha, biar di sangka tukang pijit!"

"Lili! Awas ya kamu!" Teriak Lestari.

"Ada apa sih teriak teriak Lestari"tanya  ibu nya dari arah dapur.

"itu Lili Bu, bikin aku kesel terus!" Jawab Lestari, berjalan ke arah kamar mandi, usul Lili itu perlu di pertimbangkan, apa salahnya sore ini dia akan pergi mencari suasana baru.

Mencoba menata hati yang luka, siapa tau ada pengganti Bagas.

***