webnovel

Pertemuan Sengit

.

.

.

Di kediaman Shen, ketika Shen Yiyi, Shen Haoran dan Kakek Tua sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba sesosok wanita muda datang dengan memakai baju musim panas dari desainer yang cukup ternama, tas Gucci edisi terbatas, jam tangan mewah dari Paris, dan highheels menawan yang baru saja diluncurkan oleh Jimmy Choo Lang jenis metallic strappy sandal yang memikat.

Sedikit melirik apa saja yang dipakai wanita itu, Shen Yiyi sudah bisa menebak bahwa ia adalah Wei Yuna! Mengapa tidak, seluruh barang yang dipakai oleh Wei Yuna adalah miliknya!

Shen Yiyi baru menyadari sekarang, Wei Yuna begitu licik! Wanita itu memakai semua barang bagus untuk menonjolkan tubuhnya supaya tampak mempesona dan bahkan berencana memikat Mu Shenan, sedangkan dirinya malah memakai baju usang seperti pengemis di pinggir jalan.

Mengingat itu semua, ada rasa sakit di hati Shen Yiyi, dia tidak akan membiarkan wanita ular itu menghancurkan masa depannya! Tidak akan! Bukankah untuk itu surga memberikan sedikit kemurahan hati padanya dengan memutar waktu ke masa sebelum semua bencana terjadi?!

"Oh... Wei Yuna. Kemarilah..." Suara Kakek Shen terdengar mengalun lembut meminta Wei Yuna untuk segera duduk.

"Maaf.. semuanya.. apa- apa aku mengganggu?" Wei Yuna sedikit terbata-bata karena dia melihat wanita sempurna yang ia benci itu ternyata sudah ada di kediaman Shen.

"Kira-kira apakah... dia sudah tahu kalau aku mengetahui perihal dia koma tetapi tidak menjenguknya?" Wei Yuna sedikit memikirkan kemungkinan ini di hatinya.

"Pasti Tidak!" Wei Yuna kembali menyangkal kemungkinan yang muncul di kepalanya itu. Shen Yiyi yang bodoh tidak akan mengetahui hal se-rumit itu.

"Duduklah Yuna.." Kakek Shen bergegas memberi perintah kepada seorang pelayan untuk menyiapkan satu lagi alat makan.

Mengambil kursi dan duduk diseberang Shen Yiyi, Wei Yuna berusaha untuk bersiap biasa. Dengan terus tersenyum, saat ini Wei Yuna berusaha menutupi kemarahannya karena Shen Yiyi selamat dari kecelakaan yang dirancang oleh Wei Dong dan rasa gelisah kalau-kalau ia tertangkap basah!

Tapi rasanya tidak mungkin jika Shen Yiyi mengetahui rencana jahatnya, kecuali jika Wei Yuna mengatakannya sendiri padanya. Shen Yiyi itu begitu polos dan selalu mempercayai perkataan Wei Yuna sejak Shen Yiyi masih kecil!

Tanpa Wei Yuna ketahui, Shen Yiyi sudah menghidupi masa depan yang dihancurkan olehnya, Shen Yiyi sudah tahu! sangat tahu! Dan saat ini ia datang kembali untuk membalaskan dendamnya.

"Senang bertemu denganmu Wei Yuna" Sapaan Shen Yiyi ini terasa begitu asing dan berjarak. Biasanya Shen Yiyi akan memanggilnya "NaNa" ataupun "kakak", tapi kali ini Shen Yiyi memanggil nama lengkapnya saja seakan-akan Wei Yuna bukanlah bagian dari keluarga Shen!

"Iya, adik sepupu, senang bertemu denganmu..." Wei Yuna meresponi sapaan Shen Yiyi dengan menekankan kata "adik" seolah-olah Wei Yuna ingin mengingatkan kepada Shen Yiyi bahwa ia adalah cucu tertua di keluarga mereka.

"Ayo... Ayo... Semua makan." Kakek Shen bergegas menyuruh semua orang makan karena ia tidak mau Shen Yiyi kelaparan.

Melihat kasih sayang Kakek Tua Shen pada Shen Yiyi, ia merasa begitu iri dan semakin ingin menghancurkan gadis yang usianya tiga tahun lebih muda darinya itu!

Beberapa waktu setelah alat makannya sudah siap, Wei Yuna bergegas hendak mengambil sepotong daging asap di sebelah sana. Namun sebelum sumpitnya sampai disana, Shen Yiyi telah terdengar berbicara. "Kakek, aku dengar bahwa Wei Yuna saat ini sedang menjalani sebuah diet. Katanya, ia hanya akan makan sayur berwarna hijau saja."

"Oh, benarkah itu Wei Yuna?" Mendengar kakek Shen bertanya, Wei Yuna ingin menjawab dengan kata tidak. Tetapi sebelum ia sempat menjawabnya, Shen Yiyi telah memperlihatkan ponselnya pada kakek Shen.

Benar, itu adalah sebuah postingan yang Wei Yuna pasang hanya untuk pamer! Sebuah postingan yang mengatakan bahwa ia hanya akan makan sayur mayur dalam hidupnya!

"Oh, bagus sekali Wei Yuna! Kakek tidak tahu kalau kau sekarang berubah menjadi seorang vegetarian. Maafkan kakek, yang telah memaksamu untuk makan." Sambil berbicara, kakek Shen mengambil beberapa piring sayuran dan meletakkannya di depan Wei Yuna.

Sayur? Benar. Itu adalah makanan yang sangat dibenci oleh iblis itu. Dan sekarang, dengan terpaksa ia harus memakannya, hanya dengan nasi dan tanpa lauk secuilpun!

"Terima kasih kakek." katanya dengan senyum palsunya yang dapat dilihat oleh Shen Yiyi.

Mengambil sayur itu perlahan-lahan, Wei Yuna mencoba memasukkannya ke mulut dengan sedikit tekanan. Ya, ia tidak bisa mengecewakan kakek Shen! Atau kalau tidak, semua upayanya untuk mendapatkan pengakuan hanyalah akan berakhir sia-sia. Sembari menyipitkan matanya, Wei Yuna terlihat sedikit jengkel! Pagi ini adalah sebuah siksaan baginya.

Melihat lawan didepannya sedang tersiksa, Shen Yiyi ingin tertawa bahagia.Hanya sayur, hanya sayur! Dan itu sudah membuat Wei Yuna merasa tersiksa. Apalagi kalau ia merasakan penderitaan yang sama dengan Shen Yiyi, apakah ia bisa menanggungnya?!

Shen Yiyi terlihat tersenyum manis sembari menutupi semua rasa kebenciannya. Beberapa saat kemudian, saat ia masih menikmati beberapa daging disana, kakek Shen tiba-tiba menyodorkan sebuah hadiah dalam paket kecil berwarna pink.

Pink?! Warna itu mengingatkan Shen Yiyi kepada sesuatu!

.

.

.

Sementara di perusahaan Mu, dibalik meja kerja mengkilap dengan beberapa dokumen yang tertata rapi di atasnya, terlihat Mu Shenan sedang memainkan pulpen Omas Phoenix Platinum Fountain yang tampak berkelas di jari-jemarinya.

Mu Shenan sebenarnya sedikit mengingat kejadian tadi pagi, bukan hanya tentang isi tulisan pada kertas berwarna pink yang berhasil menohok harga dirinya, tetapi juga keberadaan koper-koper yang berjejer di ruang tamu apartemennya.

Apakah wanita itu benar-benar ingin kabur darinya? bahkan ia sudah berkemas-kemas. Tapi mengapa ia belum juga membawa pergi barangnya? Pemikiran ini membuat Mu Shenan sedikit menaikkan salah satu alisnya yang tebal.

"Apakah wanita itu hanya ingin menggertakku?!" Mu Shenan bergumam lirih dengan senyuman yang sinis dan terdengar begitu tajam.

Tanpa Mu Shenan sadari, di balik pintu kaca kantornya, asisten Bai telah mengetuk pintu ruangannya berkali-kali namun sama sekali tidak dihiraukan oleh Mu Shenan. Sedikit mencuri pandang ke depan, asisten Bai melihat figur kokoh bak dewa itu sedang melamun, sesuatu yang belum pernah bos besarnya lakukan.

Tunggu, apakah ada yang salah dengan saham perusahaan? Asisten Bai mengira bahwa Mu Shenan sedang memprediksi saham perusahaan yang akan merosot, lalu dengan sigap asisten Bai menelepon seseorang..

"Halo, Ibu... ibu... Apakah kau sudah terlanjur memakai seluruh gajiku bulan lalu untuk membeli sedikit saham di internet? Ibu jangan lakukan itu, apakah kau mendengarnya?!" Asisten Bai tidak mau ibunya menghabiskan uang jerih payahnya itu untuk bermain saham yang tidak menentu.

Karena ingin memberikan Bos besarnya ketenangan, asisten Bai berjinjit melangkah pergi dari sana dengan diam-diam. Rasanya ada baiknya jika Bosnya melamun, jadi paling tidak ia bisa membeli secangkir kopi dan sepiring kue kacang kesukaannya di kantin perusahaan!

****