webnovel

Kehangatan yang Kembali

.

.

.

Setelah masuk ke dalam kediaman Shen, Shen Yiyi mengarahkan pandangannya pada setiap sudut yang ada dalam rumah itu. "Sama sekali tidak ada yang berubah" batinnya.

Semua hal di sana masih terlihat sama seperti ketika ia meninggalkan rumahnya itu sepuluh tahun yang lalu, oh tidak! Lebih tepatnya dua tahun yang lalu dikehidupan ini.

Shen Yiyi melihat semua perabotannya tidak ada yang berubah! Tirai sutera berwarna coral peach yang sangat halus dan lembut itu adalah favoritnya, kursi Banqueted hitam putih karya seniman Fernando dan Humberto Campana yang menjadi kesukaannya itupun masih menghiasi ruang tamu dengan manis. Sebenarnya, semua perabot di kediaman Shen dipilih dan ditata menurut kesukaan Shen Yiyi sendiri!

Saat Shen Yiyi melihat semua itu, tiba-tiba ia merasakan sebuah kehangatan menjalar masuk ke dalam hatinya yang membuatnya seketika merasa aman dan nyaman. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasakan kehangatan seperti ini! Sebuah kehangatan keluarga yang dimilikinya sedari kecil.

Semenjak Shen Yiyi memutuskan mengejar Mu Shenan secara gila-gilaan, sebenarnya sejak saat itu pula kehangatan di hatinya mulai terkikis hari demi hari sampai tidak bersisa. Shen Yiyi sangat kesepian! Benar-benar kesepian! Bagai anak kucing yang tidak memiliki induk ataupun tuan. Ia kehilangan arahnya!

Kemudian, ia kembali mengingat sebuah memori yang telah terekam di otaknya. Di kehidupannya yang dulu, Shen Yiyi tidak pernah pulang lagi ke rumah itu selama 10 tahun! Ia begitu sibuk pulang-pergi ke dua negara hanya untuk membuntuti pria itu. Sungguh ia merasa telah menjadi anak gila yang tidak berbakti pada kepada orangtua! Bagaimana bisa ia melupakan orangtuanya hanya karena seorang lelaki brengsek?! Bodoh! Shen Yiyi merasa sangat bodoh!

"Yiyi, mengapa kamu berdiri di situ saja?" Pertanyaan Kakek Shen seketika itu juga membuyarkan lamunan Shen Yiyi.

"Oh, maaf Kakek.. Aku hanya-" Sebelum Shen Yiyi selesai berbicara, Kakek Shen telah menarik lengan rampingnya untuk menuju langsung keruang makan karena Kakek Shen telah menyuruh bagian dapur untuk menyiapkan semua makanan kesukaan Shen Yiyi.

Setelah masuk ke ruang makan itu, Shen Yiyi melihat meja makan besar itu telah dipenuhi begitu banyak makanan kesukaannya yang sangat menggiurkan! Ada kepiting mentega, udang asam manis, Kalkun bakar. Ah, semua tampak menggoda! Sesekali Shen Yiyi meneguk air liurnya sendiri karena tidak sabar untuk memakan semuanya.

"Ayo duduklah." Kakek Shen terlihat mendorong lembut tubuh cucunya itu supaya mereka dapat segera menyantap hidangan yang telah tersaji.

"Terima kasih Kakek." kata Shen Yiyi kepada kakeknya sembari duduk pada posisi yang biasa ia duduki.

Mengambil piring, mengambil sendok, Shen Yiyi semakin tidak sabar. Sudah lama ia tidak menikmati makanan se-nikmat ini. Rasanya hatinya begitu bahagia. Tapi tunggu! Sebelum Shen Yiyi selesai mengabsen makanan yang ada di meja, mata indahnya tanpa disadari bertemu pandang dengan mata tajam seorang pria paruh baya yang saat ini telah duduk diujung meja itu.

Pria itu memiliki fitur wajah yang tegas, alis tebal, mata berwarna hitam kecoklatan dan hidung mancung yang menawan. Benar-benar tampan! Tentu saja ia tidak kalah jika dibandingkan dengan suami dinginnya itu! Perbedaan keduanya hanya pria paruh baya ini terlihat sedikit lebih dewasa dan memakai kaca mata.

"Ayah..." Shen Yiyi mengulas sebuah senyuman lebar dan berlari menghampiri ayahnya yang terlihat seperti vampir tampan yang menunggu untuk menghukum bayinya. Ia kemudian memeluk leher ayahnya dan bahkan mencium kedua pipi Shen Haoran dengan kecupan manja.

"Ayah, bagaimana kabarmu?" tanya Shen Yiyi kepada ayahnya yang hanya diam itu.

"..."

Diam. Ayahnya hanya terdiam dan tidak ada satu kata-pun yang terucap dari mulutnya. Dengan tatapan tajam lurus ke depan, Shen Haoran seakan tidak mendengar suara dari Shen Yiyi yang terus memanggil namanya.

"Ayah...." Shen Yiyi kembali terdengar merajuk sembari menyandarkan dagunya pada pundak pria paruh baya itu.

"Ayah, bagaimana kabarmu?" Shen Yiyi mulai mengurai pelukannya perlahan.

"Apa Ayah makan dengan baik?" Shen Yiyi sekilas melihat tubuh ayahnya yang sepertinya sedikit kehilangan berat badan.

"Tunggu.. Apa ayah masih marah padaku?" Shen Yiyi terus berbicara tanpa henti meskipun tidak ada satupun pertanyaan yang di jawab oleh Shen Haoran.

Shen Haoran kali ini terlihat sangat marah dengan putri tunggalnya itu, benar-benar marah! Dia bersumpah tidak akan luluh begitu saja! Shen Haoran mengeraskan hatinya mengingat bahwa gadis kecilnya menikah tanpa seijinnya!

Pernikahannya tidak dirayakan dan bahkan Mu Shenan belum pernah sama sekali berkunjung ke Kediaman Shen untuk menunjukkan rasa hormatnya! Namun gadis kecilnya ini masih berani bersikeras untuk meninggalkan rumah, dan itupun juga tanpa se-ijinnya! Benar-benar anaknya yang manis telah diracuni oleh Mu Shenan!

Jika orang lain, seperti Kakek Tua Shen yang bertemperamen sanguinis mutlak, memahami kesibukan Mu Shenan dan menganggapnya hal sepele, tetapi tidak dengan Shen Haoran yang bertemperamen koleris melankolis itu!

"Ayah..." Sekali lagi Shen Yiyi merajuk manja dan memperlihatkan kedua biji mata cantiknya yang berkedip-kedip bagai se-ekor anak anjing pudel dihadapannya.

"Ayah..."

Awalnya, Shen Haoran berfikir bahwa dia akan bisa menggertak Shen Yiyi dengan memasang wajah garang dan mendiamkannya. Namun, Shen Yiyi terus berbicara tanpa henti! Suara anak perempuannya itu benar-benar terasa seperti madu yang menghancurkan benteng pertahanan dirinya!

"Sudahlah.. Ayo makan." Suara serak akhirnya terdengar keluar dari mulut Shen Haoran dengan lembut.

Setelah melihat Shen Yiyi duduk di sebelahnya, Shen Haoran benar-benar merasa lega, seakan-akan sekarung batu telah terangkat dari bahunya yang lelah. Ia kemudian mengambil sepasang sumpit dan memberikan beberapa lembar daging asap dan sayur hijau ke mangkuk Shen Yiyi yang masih kosong.

"Makanlah yang banyak..." Shen Haoran berujar dengan penuh perhatian sambil terus menerus mengambilkan potongan demi potongan makanan sampai ia sendiri lupa untuk mengisi mangkoknya sendiri!

Benar, Shen Haoran tidak pernah mampu memahami mengapa ia selalu kalah dengan anak gadisnya yang sedang manja itu. Semarah apapun Shen Haoran pada Shen Yiyi, Shen Haoran akan terus memaafkannya, ya memaafkannya begitu saja. Dia berfikir apakah dia adalah pria terlemah di dunia ini?

Melihat Shen Yiyi yang terus lengket dengan Shen Haoran, sang kakek rupanya merasa sedikit cemburu! Semalam, ia sudah menyuruh Shen Haoran untuk menghubungi Shen Yiyi, tetapi anaknya itu menolaknya. Sekarang, saat Shen Yiyi sudah datang, dia seenaknya saja merebut perhatian dari cucunya itu!

Tidak terima! Tentu kakek Shen merasa tidak terima dengan semua ketidak-adilan yang didapatkannya.

"Ehem...!" Berdeham, kakek Shen ingin mengalihkan perhatian Shen Yiyi padanya.

"Uhuk!!" Dia menambahkan adegannya dan rupanya itu berhasil!

Melihat kakeknya yang saat ini tengah terbatuk-batuk, Shen Yiyi tidak bisa untuk tidak memperhatikannya. Sehingga dengan cepat, ia kemudian mengambil mangkuknya dan bergeser duduk untuk mendekat ke arah sang kakek yang saat ini sepertinya telah tersenyum penuh kemenangan.

"Ha..ha..ha! Rasakan kau Haoran." batin kakek Shen senang sambil melirik putranya yang saat ini terlihat menyipitkan matanya karena bayi kecilnya telah dicuri begitu saja.

****