webnovel

Teman

Mulai saat ini Raffa diskors selama dua Minggu. Semestinya hukuman itu bisa lebih parah karena ia kedapatan membawa kokkain ke sekolah namun kekuatan materi dari orang tuanya membuat dia lolos dari segala hukuman dan kemungkinan dikeluarkan.

Rena nampak serius memperhatikan televisi.

"Haru, artis berketerunan Jepang itu kemungkinan dipindah tempatkan ke rumah sakit di Singapura. Ini dilakukan oleh pihak keluarga mengingat beberapa hari yang lalu dokter di rumah sakit tempatnya dirawat menyatakan tidak sanggup menangani haru."

Beberapa siswi dibelakang Rena juga nampak serius menonton berita. Termasuk hari.

Nuzila baru sadar hari juga ikut memperhatikan berita, meski saat ini ia sedang duduk disampingnya. "Ada apa? Kenapa kau penasaran dengan orang itu?"

"Aku penasaran dengan orang yang mirip denganku itu."

"Jika kamu adalah dia, bagaimana?"

"Entahlah."

Tiba tiba Febby melewatinya dan memilih duduk di depan kursi nuzila. Febby melihat ke arah nuzila. Mereka saling tersenyum. Nuzila bangkit dan pindah ke tempat Febby.

"Boleh disini?"

"I,iya. Silahkan."

"Kamu pesan apa?"

"Nasi goreng."

"Sama hehe."

Berita di televisi berubah. Tentang bunuh diri lagi.

"Kemungkinan penyebabnya adalah pengguna situs voice your heart. Pemerintah menekankan kepada setiap pelajar untuk menghindari situs tersebut. Dan lebih banyak menggunakan waktu luangnya dengan belajar. Karena kebanyakan korban yang melakukan bunuh diri adalah pelajar."

Nuzila melihat ke arah febby setelah beberapa orang mulai menjadikannya pusat perhatian. "Febby anggota voice your heart juga bukan sih?" Tanya Sinta pada keempat temannya.

"Kemungkinan iya."

"Gue harap nggak ada lagi deh yang ngelakuin hal itu lagi disekolah ini. Ngeri lah."

"Iya udah dua kali loh disekolah ini ada yang niat bundir."

"Tapi kenapa itu situs masih belum bisa dihapus ya?"

"Mungkin pendiri situs itu juga jago komputer. Makanya sampe sekarang masih tetap berjaya tuh situs."

"Kenapa nggak dia aja yang duluan koit. Kenapa harus nyuruh orang lain?"

Nuzila melihat ke arah febby. Gadis itu berasa dilihat. "Kenapa?"

"Kamu anggota voice your heart?"

Febby langsung tersedak. Segera ia ambil es tehnya.

"Iya. Aku anggotanya."

Nuzila terkejut. Hari berbisik. "Dia sempat mengatakan Kyle sebelum bunuh diri kemarin."

Mereka saling berdiaman.

"Apa yang kamu ketahui tentang Kyle? Itu kan nama pendirinya ya?"

"Hmm? Iya. Pendirinya adalah Mr. Kyle. Aku lama mengenalnya sebelum dia memiliki banyak followers. Dia memberi banyak solusi. Sebenarnya yang memberiku ide untuk menjebakmu adalah dia."

Nuzila bergeming. Ia aduk teh manisnya.

"Tapi tenang saja aku sudah sadar. Apa kamu takut aku melakukan bunuh diri lagi?"

"Eh? Eh Itu.. apa kamu bisa berjanji padaku?"

Nuzila mengeluarkan jari kelingkingnya. "Janji?"

Febby tersenyum. Ia kaitkan kelingkingnya. "Janji."

###

Hari ini diadakan razia dadakan, setiap murid diperkenankan mengeluarkan ponsel yang dibawanya. Semua saling ketakutan saat Bu Mega dan pak Leo memeriksa isi riwayat browser, chat dan SMS yang masuk. Untungnya Nuzila tidak pernah membawa ponsel ke sekolah. Rena sempat ditertawai Bu Mega karena kedapatan menyimpan banyak foto haru.

Ada tiga orang gadis yang terindikasi sebagai followers voice your heart di kelas nuzila, yang pertama adalah Febby, karina dan ketiga adalah sani. Gadis bermata sayu yang kini berdiri didepan kelas.

“Aku hanya penasaran pak dengan mereka, jadi aku coba mencari tahu tentang situs online itu”

“Beneran? Atau ini Cuma akal akalan kamu aja buat menghindar? Bapak melihat ada banyak percakapan kamu dengan mister Kyle di situs online. Nama akun S-A-N13 itu kamu kan”

Sani menelan ludah. Ia merasa tersudutkan lalu mulai menunduk hingga menangis.

“Mister Kyle sebenarnya orang yang baik. Dia juga orang yang pernah terluka karena dunia, aku suka curhat tentang kehidupanku dan mister Kyle ada disana. Mendengarku.”

Sani masih menangis lalu dengan tegas mengusapnya saat semua menyorakinya.

“Tapi Sani, Kyle salah. Pemahamannya melenceng dari jalan lurus”

“Iya Bu saya sadar semenjak berita bunuh diri banyak merebak akhir akhir ini. Saya sadar, tolong maafkan saya.”

Bu Mega memeluk Sani dan mengusap-usap punggungnya. Ia menangis dalam pelukannya.

Setelah razia dadakan usai, tercatat ada lima belas dari seluruh kelas yang terkena doktrin voice your heart. Mereka yang terdoktrin pun berakhir di ceramahi dan diberi saran oleh guru BK.

Nuzila sibuk mencari buku di perpustakaan. Satu persatu rak ia kelilingi dengan mata mencari. Ia sedang mencari buku paket IPA. Ternyata menyelip di paling atas rak. Ia coba menjangkaunya berulang kali hingga memakai ujung sapu hingga pundaknyapegal terus-terusan mendongak.

“Sudah terima saja bahwa kau pendek”

Hari berkacak pinggang, nuzila meniup poni kerudungnya. “Melihatmu seperti melihat Monas kau tahu. Lebih enak menjadi pendek, nggak banyak disiksa cahaya matahari saat apel”

Nuzila menjingkat-jingkat, berusaha keras mengambil buku dengan ujung sapu. Ia menarik bukunya berulang kali dengan ujung sapu namun yang dikenai justru tumpukan buku besar yang bersiap menjatuhi kepalanya.

“Awas.” Hari reflek ia berusaha menangkis buku itu dengan tangannya namun tembus. Nuzila kejatuhan tiga buku besar ke kepalanya.

“Adeh, deh sakit”

Hari cepat mendekatinya “Hey cepat katakan satu tambah satu?”

“Sebelas!”

“Kau amnesia.”

Nuzila mengabaikan candaannya, ia usap dan pijat kepalanya berulang kali.

Hari tiba tiba mendengar sesuatu dan langsung melihat sekeliling arah. Nuzila terkejut dengan perubahan sikapnya. “Ada apa?”

“Aku mendengar suara hati.”

“Siapa?”

“Febby.”

“Dimana? Apa yang dia katakan?”

“Diary, waktu itu aku bertemu dengan Kyle lagi. Dia tampan seperti kataku. Dia misterius dan keren. Aku tidak pernah menyangka bisa bertemu dengannya lagi. Tante Kinara sangat beruntung memiliki suami seperti mister Kyle”

Nuzila langsung melotot saat didengarnya ucapan hati Febby yang di ucapkan ulang oleh hari.

“Hari! Dimana menurutmu seseorang menulis buku diary?”

“Kelas!”

Nuzila dan hari berlari hingga sampai menuju ruang kelas 2B. Mereka menemukan Febby disana, ia kedapatan sedang menulis sesuatu. Namun buku bercover biru itu langsung ditutup dan ia sembunyikan ke dalam tas saat melihat ada nuzila.

“Kamu, Febby!”

Nuzila langsung mendekati. “A, ada apa?”

“Aku ingin bertanya sesuatu denganmu.”

“Apa?”

“Jawab yang jujur.”

“Apa?”

“Apa hubungan kamu dengan mister Kyle”

Febby tersontak. Ia hampir tidak bisa mengeluarkan kata kata.

“Apa hubungan mu dengannya selain hubungan antara idola dan followersnya?”

“Maaf aku nggak bisa jawab." Ia menunduk.

"Aku mohon jawab pertanyaanku."

Gadis itu menatap Nuzila. “Dia, pamanku”

Nuzila melotot, ia tak sanggup mencernanya.

“A, apa?”

“Hanya kamu saja yang tahu, kumohon jangan beritahu siapapun tentang hal ini. Aku percaya padamu.”

“T,tapi dia.. dia penjahat, dia pendiri voice”

“Aku nggak tahu banyak hal tentang dia bahkan keberadaannya. Dia sering pindah dari satu tempat ke tempat lain. Dan kurasa dia..”

“Apa.. apalagi yang kau tahu tentangnya”

“Dia pengikut aliran sesat.”

“Pfft.”

“Apanya yang lucu”

"Eh, enggak. Maksudmu aliran sesat? "

"Iya. Dia sering meminum darah seekor kambing hitam."

Hari berbisik. "Kubilang juga apa, dia punya aura jahat."

"Tapi kau suka.. maksudku kau mengaguminya?"

"Iya aku mengaguminya."

"Apa yang kau kagumi darinya?"

"Sejak kecil aku mengenalinya. Aku terbiasa dengannya."

"O,oh.."

"Jangan kasih tau siapa siapa ya."

"Iya feb."