webnovel

Kisah Malam Itu

Matahari bersinar cerah. Embun sisa hujan kemarin malam nampak terlihat. Hari ini nuzila dan teman sekelasnya pergi ke Bogor untuk melakukan study tour. Nuzila duduk bersama febby. Rena duduk di didepan mereka bersama sinta dan gina.

"Hari ini kita akan melakukan study tour ke Bogor. Jika sudah sampai tolong ikuti petunjuk para guru. Jangan ada yang ngeloyor kemana mana. Terutama kamu Rena yang hobi shopping. " Ucap pak leo

"Iya pak ya Allah nama saya segala disebut."

Mereka tertawa.

Kali ini Raffa sudah Masuk sekolah. Dia duduk di paling belakang bersama temannya. Bermain gitar.

Mobil mulai melaju. Semua sibuk membuka tutup tasnya mengeluarkan makanan. Di perjalanan pak leo mengadakan sebuah permainan. Ia oper sebulatan kertas ke semua siswa sambil diiringi nyanyian potong bebek angsa. Ketika nyanyian berhenti operan kertas itu juga berhenti. Lalu orang yang tempat berhenti kertas itu disarankan maju ke depan.

"Ayo beri tepuk tangan semua pada rena."

Rena merasa sangat sial. Kertas itu berhenti ditempatnya. Dia merasa malu dan mulai maju ke depan.

Ia disuruh bernyanyi. Awalnya tampak malu namun setelahnya ia langsung berubah pede. Suaranya melengking, nyanyiannya mirip rocker. Semua menutup telinga. Bahkan Aqua gelas yang berdiri langsung jatuh. Gorden bergetar, kaca retak, bus oleng.

Dia nyaris memecahkan gendang telinga para penonton.

Mereka akhirnya sampai di tujuan. Semua berkumpul di depan pepohonan. "Untuk semua siswa diharapkan mempersiapkan baju ganti, karena sehabis ini kita akan bermain air." Ucap pak Leo.

Bu Mega menyuruh semua siswa mengikutinya. Jalanan mendaki dan turun. Bertanah merah. Ada yang foto, selfie, swafoto dan sebagainya. Hingga sampai air terjun mereka langsung meluncur ke air.

Nuzila tidak berkedip melihat busur pelangi diatasnya kepalanya. Takjub. Ia pandangi lama pelangi itu sambil tersenyum. Hari melihatnya. Mentari seolah ikut tersenyum dari atas. Cahayanya bersinar merona, membuat gadis manis dibawahnya itu seakan bercahaya. Hari terkesima. Ia menontonnya dari jarak yang tak terlalu jauh dan ikut tersenyum. Ia membaca semua perkataan hatinya.

Kau tahu kak… dunia ini masih terlalu indah ketika kita diperkenankan melihat hal terkecil yang selalu kita abaikan.

Tiba tiba gadis itu berhenti memandanginya dan malah beralih melihat hari.

"Hari apa kau bisa memfotoku?"

"Memegang buku saja aku tidak bisa, apalagi memfoto dirimu?"

"Hmm.."

"Kau pinta saja gadis lain untuk memfotomu?"

"Mereka sibuk."

"Bilang saja kau tak memiliki teman."

"Aku punya. Ah sudahlah, kau menyebalkan."

Nuzila beralih foto pemandangan. Pohon. Air terjun. Bebatuan. Sebuah sarang laba laba. Hari geli melihatnya segala memfoto sarang laba laba.

"Kau lucu sekali. Masa sarang laba laba difoto. Apa tidak ada yang lebih keren dikit?"

"Cerewet." Ketus nuzila.

Raffa lewat, ia melihat nuzila sedang asyik sendirian. Ia ingin menggunakan kakinya mendorong kaki nuzila. Hari melihat pikiran Raffa. "Awas nuzila dibelakangmu ada raffa!"

Nuzila langsung menghindar dan membuat Raffa hilang keseimbangan dan jatuh ke kolam. Beberapa temannya menertawakan.

"Orang itu tidak ada bosan bosannya mengerjaimu. Pantas saja kunang kunang abu abu miliknya berubah jadi hitam."

"Benarkah itu?" Tanya nuzila.

"Tentu saja. Kau harus berhati hati dengannya."

Nuzila merasa berterima kasih. "Terima kasih ya." Ucapnya sembari tersenyum.

Raffa coba bermain-main dengan seekor monyet. Ia sampai paling awal bersama teman temannya di telaga biru. Rena tertawa saat topi Raffa dicuri oleh monyet. Tawanya sangat geli sampai berulang kali ia memegang perutnya. Febby mencoba memberi makan seekor monyet, baru akan diambil makanannya oleh monyet Febby langsung kabur. Dia Ketakutan.

Rena bercerita sambil membidik foto kedua temannya.

“Ada yang bilang telaga biru terbuat dari air mata ratu prabamanah. Jika kamu menemukan dua ekor ikan merah dan hitam lompat lompat maka keinginanmu akan tercapai.” Ucap Renata.

Semua saling berlomba mencari ikan, hingga sore menjelang mereka tetap berada disana.

Malam harinya semua berkumpul di tengah api unggun. Rena memeluk jaketnya. Tangan mereka saling didekati ke api unggun. Saat itu api unggun berjumlah empat.

“Lo mau denger cerita horor nggak?”

“Apaan sih gina! Jangan! Nanti gue nggak bisa tidur!” ketus Rena Teman yang lain tertawa

“Ceritanya gini. Dulu ada anak Pramuka berkemah di sebuah hutan”

“Gina! Gua bilang berhen-“ Renata keduluan dibekap Hana. Mereka cakar cakaran.

“Di malam hari satu anak Pramuka ijin pergi dari kamp mau buang air, sampe tengah malem anak Pramuka ini nggak balik-balik ke kamp. Lantas semua pun mencari, kemanapun tapi tetap nggak ada satupun yang menemukannya. Berhari hari berlalu hingga perkemahan selesai diadakan anak Pramuka itu nggak kunjung ditemukan, hingga mereka semua menetapkan bahwa anak lelaki itu hilang. Beberapa pekan setelahnya didirikan kembali sebuah kamp di tempat yang sama. Malamnya muncul kejadian aneh, seorang pembina melihat seorang anak lelaki di dekat pohon, memakai baju Pramuka yang sama dengannya. Pembina ini menarik lelaki itu, tiba tiba saat berbalik badan pembina kaget, wajah anak Pramuka itu rusak dan matanya keluar”

Semua tertegun, Renata coba menutupi telinganya dengan jaket.

“Dia jadi hantu?”

“Iya, anak Pramuka itu ternyata adalah hantu. Jasadnya baru ditemukan setelahnya.Ia dimakan harimau”

Hana merasa ngeri dia gigit syalnya. Nuzila ikutan membayangkannya, febby semakin mengusap-usap bulu kuduknya yang berdiri.

Beberapa jam setelahnya semua sudah berada di camp masing masing. Tidur. Rena, Febby dan Nuzila satu tenda. Hana dan gina satu tenda dengan kelompok lain. Kebanyakan mereka sudah tertidur. Termasuk Nuzila dan febby. Suara jangkrik familiar ditelinga.

Rena berulangkali menutup kupingnya dengan bantal Doraemon. Bolak balik posisi ke kanan dan kiri. Ia masih terus memikirkan cerita horror yang diceritakan tadi.

Ia langsung mengambil androidnya. Dibukanya sebuah galeri foto yang berisi foto haru. Ia pandangi dengan lugu.

“Haru, hari ini aku nggak bisa tidur. Kamu gimana kabarnya, semoga kamu segera bangun dari koma mu. Oh iya kamu bisa temenin aku nggak, malam ini aku pinjam namamu ya haru, untuk menemani tidurku. Aku ketakutan haru. Sejak dulu aku memang penakut, nggak terlalu takut sih kalo pagi. Masalahnya dia ceritainnya malem, jadi kebawa pikiran deh sampe sekarang.”

Hari menggeleng dan nyaris tertawa mendengarnya. Gadis itu berbicara dengan foto.

Dua jam setelah mencurahkan isi hatinya, Rena pun tertidur. Hari merasa kesepian, ia terkejut saat melihat kunang kunang hitam terbang ke depan wajahnya. Ia keluar dari tenda, dilihatnya ke kanan dan kiri. Ia menemukan banyak kunang kunang hitam dari arah kanan.

Cepat, ia langsung masuki tenda dan membangunkan Nuzila. “Zil, bangun zil!”

Nuzila terbangun dan menguap. “Apa?”

“Aku melihat kunang kunang hitam.”

“Bohong?”

“Sungguh, diluar banyak sekali kunang kunang hitam.”

"Aku tidak pernah melihat sebanyak ini, persis ketika melihat kyle."

“Apa itu artinya Kyle ada disini?”

Febby diam diam terbangun ketika nama Kyle terdengar ditelinganya. Ia mengintip Nuzila sedang berbicara sendiri. Ia berpura pura tidur saat Nuzila memastikan semua tertidur.

“Ayo nuzila."

“Hey tunggu.”

Nuzila keluar dari tenda. Ia mengejar hari. Febby menyelinap keluar tenda. Ia mengikuti Nuzila.

###

Nuzila berjalan sampai ke tengah hutan. Namun hari berjalan terlalu cepat sampai gadis itu kehilangan jejaknya. Nuzila ketakutan dan menghentikan jalannya. Dilihatnya sekeliling arah, yang dilihatnya tak lebih hutan belantara. Ia takut ada harimau, ia tersesat.

“Hari!”

Febby bersembunyi dibalik semak semak. Ia terkejut saat melihat ada tikus besar melintas dibawah kakinya. Ia hampir ingin teriak namun ia bekap. Gerakan tangannya membuat semak semaknya bergoyang. Nuzila melihatnya dan langsung ketakutan. Ia khawatir jika itu harimau.

Ia memundurkan kedua kakinya, lagi dan lagi. Tiba tiba ia menjerit saat kepalanya menyentuh ranting pohon. “Ampun ampun tolong jangan makan saya! Saya masih mau hidup!”

Hari mengikik melihat Nuzila parno. “Mana ada harimau yang mau makan kamu, daging kamu pait”

“iih kamu nih! Kemana aja sih! Bikin orang ketakutan aja!”

“Makanya jangan parnoan jadi orang”

“Resek!”

Febby mengintip nuzila, ia berulang kali mengucek matanya. Nuzila sedang berbicara dengan siapa!

Dan bukankah tadi ia berteriak hari?

Mungkinkah Nuzila sedang berbicara dengan hantu?

Febby mengikuti Nuzila, jalannya kali ini terlihat lebih lambat. Ia seperti sedang dituntun seseorang. Dan lucunya orang itu tidak terlihat.

Nuzila akhirnya menepi didepan sebuah pohon besar. Disana terduduk seorang pria bertopi hitam yang terlihat bersemedi. Gadis itu menunduk dan bersembunyi dibalik semak semak.

Febby Ikut bersembunyi. Ia menggeleng saat mengetahui pria itu adalah Kyle.

Sebuah asap hitam melayang layang diatas lalu turun ke atas kepala Kyle. Pria itu membuka matanya.

Asap hitam itu berbicara “Kau kekurangan tiga orang lagi, setelah ini kau akan bisa menghidupkan kembali istrimu.”

“Aku akan segera menyelesaikannya.”

Nuzila menggeleng, ia membekap mulutnya.

“Baik.”

“Ada penyusup, apa kau mau aku membunuhnya?”

Kyle langsung melihat sekeliling. Ia tak menemukan. Nuzila dan febby tiba tiba didorong keluar oleh sebuah asap hitam.

Kyle terkejut saat melihat dua gadis berdiri lima ratus meter didepannya. Nuzila tak percaya saat melihat ada Febby disampingnya. “Febby.”

“Maaf, mengikutimu.” Ucap Febby.

“Febby, tidak seharusnya kamu berada disini” ucap Kyle kesal

“Paman juga ngapain ada disini? Apa ini semua masih tentang penyesalan paman terhadap Tante Kinara?”

“Ini semua bukan urusanmu!”

“Paman, paman orang yang baik. Tolong jangan ikuti perkataan setan itu.”

Asap hitam itu tertawa dan langsung menyelubungi Kyle dengan kunang kunang hitam.

Hari merasakan kedahsyatan anginnya. Kunang kunang hitam itu memakan kunang kunang abu abu yang berada disekitar.

"Aku? Baik? Hahaha kata siapa aku orang baik? Dunia mengajarkanmu tentang kepahitan hidup. Apa yang melarang seseorang untuk berbuat jahat dan menjadi seorang penjahat?" Ucap Kyle.

"Paman, aku mohon. Jangan."

"Menurutmu ide yang kemarin aku berikan menjebak? Salah. Kau yang terlalu bodoh dalam melaksanakannya. "

"Cukup."

"Jika saja kamu tetap melakukan hal itu dan tidak memaafkan kesalahan mereka, mereka akan menderita melihatmu mati. Hari itu kau lebih baik mati. "

"Hentikan!"

Hari seperti berdiri diantara badai. Hal itu hanya berlaku di dunia roh saja. Di dunia nyata tidak ada efek. Nuzila dan Febby terlihat baik baik saja karena ia bukan roh seperti hari.

"Kita harus pergi nuzila. Kekuatan mereka sangat kuat."

Asap hitam itu melihat hari. "Jadi ada roh penasaran disini." Asap hitam itu membelah diri menjadi dua. Ia tabrakkan dirinya ke hari. Hantu itu terpental hingga jauh.

"Kau kehilangan tubuhmu, kau berada didua dunia."

Asap hitam itu mengubah jadi bayangan hitam. Ia tarik hari dan lempar hingga jatuh. Hantu itu kesakitan.

"Cukup, tolong jangan sakiti hari. Dia tidak bersalah"

Febby hanya bisa melihat asap hitam itu kesana kemari, namun hari tidak bisa. Apa yang nuzila maksud dan apa yang asap hitam itu lakukan?

Asap hitam itu mendekati Febby. "Aku akan merasuki mereka dan membuat mereka mati"

"Jangan!" Teriak hari, langsung dihadiahi tendangan oleh asap hitam itu. Ia terpental.

Febby dirasuki dan matanya berangsur merah. Sekarang giliran nuzila. Asap hitam itu coba merasuki nuzila namun justru terpental. Gadis itu membacakan ayat kursi didalam hati.

"Nuzila! Ayo kita pergi!"

Nuzila memanggut. Mereka berdua kabur meninggalkan Kyle dan asap hitam.