webnovel

Kisah Malam Itu 2

Rena tiba tiba terbangun. Ia tak mendapati Nuzila dan febby didalam tenda. Ia pun langsung keluar tenda dalam keadaan panik. Ia menghampiri tenda pak Leo. “Pak, Pak Leo!”

Pak Leo langsung terbangun dan membuka resleting tendanya. “Ada apa rena?”

“Anu, Nuzila dan febby tidak ada di tenda pak.”

“Apa? Kok bisa?”

Saya juga nggak tau pak, tadi sebelum saya tidur mereka masih ada. Tapi sekarang nggak ada.”

Bu Mega menghampiri dengan mata memicing, para siswa yang terlelap jadi terbangun dan ikut keluar dari tendanya. Raffa ikut bersuara“Halah, palingan buang air kecil. Lebay banget si Lo.”

“Heh Raffa mana mungkin ditengah hutan gini ada tempat buang air.”

“Ya dicari!”

“Kok lu nyolot sih”

Pak Leo dan Bu Mega melerai. “Udah udah.”

“Gimana kalo kita sekarang cari mereka bareng bareng. Kelompok Raffa kesana, Fani kesana, Rena kesana.”

Tunjuk pak Leo ke timur, barat dan Utara. Semua menurut dan langsung memulai pencarian menerobos hutan.

Cahaya lampu senter menyorot gelap hutan yang lembab itu. Rena beberapa kali menepuk tangan dan kakinya karena digigit nyamuk. Hana sampai tidak heran mendengar Rena sibuk sendiri. Apalagi selain tangan mulutnya juga sering nyerocos. “Han, gin udah kita balik lagi aja disini nggak ada. Lo nggak takut apa di Santok ulet atau ketemu harimau.”

“Ini pasti gegara cerita gina ya ren haha gua udah tau sifat Lo. Dasar parnoan.”

“bukan tapi panoan “

“Kurap sekalian”. Rena memeluk tangan hana. “udah ah ayo kita balik. Gue udah nggak betah nih disini.”

“Baru aja jalan renaa.”

Tiba tiba dari arah depan muncul Nuzila yang sedang berlari. Mereka terkejut melihat Nuzila yang tiba tiba muncul, mereka pun saling teriak dan akhirnya bertabrakan. Bokong mereka saling menyentuh tanah.

“Zila Lo kemana aja!”

“tau nih dicariin juga.”

Nuzila panik, “Febby!”

“Oh iya mana febby?”

“Dia kesurupan”

Rena Hana dan gina terkejut. Tiba tiba muncul sebuah asap hitam diatas kepala mereka. Nuzila semakin panik. Rena, hana dan gina cepat menyadarinya. “I,itu apa?” Tunjuk Rena ke atas.

Asap hitam itu membelah diri menjadi dua dan langsung merasuki Hana. Nuzila dan Rena tidak percaya. Hana tak sadarkan diri. Rena mengguncang bahu temannya itu. Hana bangun dan membuka mata. Ia tertawa dan matanya memerah. Rena langsung dicekik.

Nuzila langsung melawan tangan Hana dari batang leher Rena.

Nuzila menggamit tangan Rena dan membawanya pergi.

“Mereka kenapa?”

“Ceritanya panjang.”

Mereka terus berlari hingga langkah kaki menepikannya ke beberapa anak lelaki. Itu Raffa dan teman temannya. “Raffa!”

Raffa menoleh. Ia terkejut saat melihat Rena, gina dan Nuzila tiba tiba muncul. “Lah ini Nuzila.”

Rena masih cemas, ia terus melihat ke belakangnya. Sebuah asap hitam sekelebat meluncur dari satu pohon ke pohon lain. “Kita harus pergi. Ada setan, kita harus pergi!”

“Apaan sih lu ren.”

“Gue nggak bohong, serius. Setan itu ngikutin kita.”

“Heh Rena, gue tau Lo tuh penakut. Ini semua pasti gara gara cerita nggak jelas teman Lo tadi.”

“Gue nggak bercanda!”

“Haha dasar cewek penakut.” Teman lelaki Raffa menertawainya dan menjadikannya bahan ledekan.

Tiba tiba asap hitam itu masuk ke tubuh Raffa. Rena dan semua terkejut. Raffa tersenyum menyeringai, matanya memerah. Ia cekik kedua temannya hingga kedua kaki mereka mengambang.

Hari cemas. “Nuzila, cepat bacakan mantra seperti tadi.”

“Mantra?” Nuzila balik bertanya. Ia langsung paham yang dimaksud hari. Ia bacakan ayat kursi dalam hati. Tiba tiba Raffa merasa pening. Tangannya melepas cekikan itu. Rena berseru. “Cepat kalian pergi!”

Semua berhamburan. Nuzila dan Rena ikut pergi.

###

Febby berdiri di ujung jurang, semua kenangan menyakitkan merundung pikirannya. Mulai dari kedua orang tuanya yang bekerja mati matian hingga masalahnya disekolah. Ia ingin mengakhiri hidup. Ia dibawah kendali roh jahat.

Langkah demi langkah ia terus maju ke depan hingga berdiri di tanah paling ujung.

Bukan hanya Febby saja. Raffa dan Hana juga bersiap terjun ke jurang dari tempat yang berbeda. Ujung kaki mereka sudah sampai ditepian jurang.

Nuzila dan Rena terus berlari. Tiba tiba nuzila tersandung. Asap hitam itu meluncur dan ingin merasuki tubuh nuzila. Hari keduluan meninju asap hitam itu dengan tangannya. Asap hitam itu terpental.

Asap hitam itu membelah diri dan merasuki Rena. Rena mencekik nuzila hingga ia sesak.

Hari ditinju, asap hitam itu melempar, meninju dan menendang hari hingga ia nyaris tak berdaya. Hingga hari berpikiran apakah ini akan menjadi akhir untuknya? Ia kembali ditendang.

Namun tiba tiba sesuatu terjadi dengan tangan hari. Mendadak kunang kunang putih cemerlang menyelubungi tangannya. Mereka berubah jadi sebilah pedang berwarna putih. Kunang kunang putih itu berkata "Tolong kalahkan dia. Aku akan membantumu roh baik."

Nuzila kesulitan bernafas. Hana, gina dan Raffa makin mendekat ke jurang.

Hari bangkit. Ia berjalan dan langsung mengangkat pedangnya. Ia tusuk berkali kali asap hitam itu hingga asap hitamnya dimakan oleh kunang kunang putih. Semakin lama semakin termakan. Lalu asap hitam itu musnah. Rena, Hana, gina dan Raffa pingsan ditempat.