webnovel

masa lalu 3

Fire pov

Aku adalah Fire si anak api. Sejak kecil aku tak memiliki orang tua, jika bukan Karena keluarga kerajaan Algaria, aku takakan bisa menjadi seperti sekarang seorang pemuda yang banyak di sukai oleh perempuan baik dari kalangan putri maupun rakyat biasa, baik dalam negri Algaria maupun 3 negara bagian lainnya, tapi hanya satu perempuan yang selalu menjadi prioritas utamaku sejak kecil. Aku selalu hanya menatapnya, meskipun dia tidak pernah menganggap aku lebih dari seorang sahabat baginya. Ya, dia adalah sang putri raja. Kami tumbuh besar bersama Raja dan Ratu menganggap ku seperti putranya sendiri mereka memperlakukan ku sama seperti putri tercinta mereka.

Aku diperkenalkan kepada seluruh dunia sebagai Fire sang pangeran api dari Algaria, namun aku lebih memilih untuk menjadi Fire sang pelindung putri dari Algaria. Aku tak butuh nama besar, kekuasaan Harta dan lainnya yang aku butuhkan hanya bersama dengan dia.

Awalnya kupikir semua akan tetap sama, kami akan selalu bersama dan pada akhirnya dia akan menyadari perasaanku yang selalu hanya menatapnya seorang. Ternyata dugaanku salah semua ini terjadi karena penyerangan yang dilakukan oleh para Orc ke Algaria. Aku terpisah dengannya, istana hancur kota pun pora-poranda, sebelum meninggal sang raja menyuruh ku untuk selalu melindungi putri tercintanya.

Aku berlari menyusul sang putri yang pergi ke dalam hutan bersama salah satu teman kami yang berasal dari negara Elf. Aku menemukan Flower sedang di keliling oleh bunga mawar merah berduri yang mengandung racun dan beberapa hewan seperti kelinci, kupu-kupu, rusa, tupai, bahkan kijang ajaib. Aku mendekati flower dan bertanya dimana sang putri, dia hanya menujuk ke arah gunung Es yang di huni oleh para vampire. Flower sempat melempariku dengan batu karena kesal ternyata aku salah mengartikan apa yang ia tunjuk dia hanya menunjukkan ke arah puncak tertinggi gunung es itu.

Konon katanya Gunung Es disana yang hanya di huni oleh sang pangeran Es yang dikutuk oleh para vampire karena di dalam tubuh sang pangeran terdapat darah naga Es yang terkutuk semua orang yang berada di sekitarnya akan mati dan pangeran Es memang akan di takdirkan seorang diri untuk selamanya sampai ada seseorang yang bisa memutuskan kutukan tersebut.

Tanpa pikir panjang aku langsung pergi ke arah gunung Es itu. Saat di perjalanan aku banyak sekali melihat para vampire yang berburu, ada yang memakan manusia, bangkai, hewan eh, tunggu kenapa ada fairy di tempat sedingin ini. Ah, buat apa aku memikirkan peri kecil itu yang terpenting sekarang aku harus menuju ke puncak gunung itu.

Dalam perjalanan aku telah banyak membunuh para vampire yang menginginkan darahku. Sepertinya aku sudah tak kuat lagi, suhu udara di sini benar-benar tipis, semakin tinggi aku mendaki semakin tipis oksigen yang bisa ku hirup.

'sial, aku tak sanggup lagi apa mungkin kini ajalku telah tiba... ' semuanya berubah menjadi gelap.

Yang ada hanyalah suara berisik seorang wanita...

"tuan, sadarlah apa kau baik-baik saja bertahanlah aku akan menghangatkanmu".

' sial, kenapa dengan Wanita ini apa dia tak bisa membiarkan ku tidur dengan tenang setidaknya biarkan aku menemui pakduka raja dan ratu 'aku merasa ada sebuah benda kenyal dan lembut menyentuh bibirku 'apa, wanita ini mengambil kesempatan dalam kesempitan di saat seperti ini' hangat sial apa yang dia lakukan awas saja kalau tubuhku bisa digerakkan lagi akan kubakar dia.

Sementara itu

Di sebuah istana yang terbuat dari Es, dan di kelilingi oleh salju putih dimana-mana, sepanjang mata memandang hanya warna putih yang terlihat.

Seekor kelinci putih bermata merah dengan lonceng besar di lehernya sedang berjalan-jalan keluar istana dan melihat ada manusia yang tergeletak di bawah pohon pillow. Kelinci itu mendekati pohon pillow dengan hati-hati dan waspada, setapak demi setapak semakin dekat ke arah pohon pillow.

Tap

Tap

Tap

Dengan langkah mungil dan keberanian sang kelincipun akhirnya menggoyangkan tubuh manusia itu, ia menggoyang-goyangkan pelan lalu sedikit lebih keras. Tidak ada respon dari manusia itu, lalu ia rentangkan dan ternyata manusia itu adalah seorang gadis manis dengan rambut panjang berwana coklat dan berkulit kuning langsat.

Tiba-tiba tubuh kelinci tersebut bercahaya lalu muncullah seorang pemuda gagah perkasa berkulit putih bermata biru dengan rambut berwarna putih seputih salju dan terurai panjang sepanjang pinggang.

"Kasihan sekali nona ini kyuu" sang pemuda akhirnya memeriksa hidung dan nadi gadis tersebut "syukurlah, masih bisa di selamatkan kyuu tuanku akan menyembuhkanmu, bertahanlah kyuu" gumam sang pemuda sambil menggendong sang gadis masuk ke dalam istana Es yang megah.

Fire pov

Aku melihat sebuah pantai, di sana hanya ada lautan, pasir putih pepohonan yang rindang serta suara desiran ombak dan angin menderu menjadi satu seakan menjadi melodi yang indah di telingaku.

Aku ingat tempat ini adalah tempat kenangan ku bersamanya. Waktu itu kami masih bocah dan dengan bodohnya untuk pertamakali aku membuatnya menangis, di situlah untuk pertama kalinya menyadari perasaan suka ku kepadanya, dan hal itu tak mungkin terjadi .

Waktu itu aku mengatakan kepadanya bahwa aku hanyalah anak yatim yang tak pantas berteman atau berdekatan dengan seorang putri sepertinya. Ia marah dan langsung menunju pipiku dengan keras lalu setelah itu ia menangis karena tangannya memerah. Sejak itu ia mengatakan kepadaku 'jangan pernah menggangap dirimu rendah dari pada orang lain, percaya dirilah fire... '

Fire..

Fire...

'Hangat, nyamannya aku ingin waktu tetap seperti ini'

"Tuan, kau sudah sadar baguslah suhu tubuhmu sudah mulai menghangat" kata seorang peri angin mungil dan manis dengan berpenampilan layaknya gadis ber usia 13tahun, padahal umurnya 18tahun jika di hitung menurut hitungan manusia, sedangkan jika menurut hitungan para peri sudah berusia 1195tahun(di mana saat usia ini di wajibkan untuk mencari pasangan hidup).

"Siapa?? "Tanya ku berusaha bangun dan sedikit memegangi kepalanya yang pusing . 

"Ah, anda lebih baik istirahat dulu su"

"Tidak, aku harus bergegas untuk menyelamatkannya" gumam ku tergesa-gesa ingin pergi menuju ketempat sang putri.

"Siapa??, "

"Apa maksudmu... "

"Ah, anu... Waktu aku menemukan anda, anda hanya sendirian tak ada siapapun jadi aku pikir anda... "

"Brisik, terserah apa yang telah kau perbuat untuk ku aku ucapkan teroma kasih, dan jangan halangi jalanku" usir ku sambil mengenakan jaket dan sepatunya.

"Tidak mau!!, anda masih belum sehat saya akan mengantarkan anda ke tempat dia berada kalau anda sudah sehat su"

"Apa maksud mu dengan mengantar dia, apa kau mengenal siapa yang aku maksud? " tanya ku menahan amarahnya.

Peri mungil itu tak berani menatap fire dia hanya menatap lantai  menganggukan kepalanya "saya mengetaui apapun tentang anda karena... "

"Katakan dengan jelas dan tegas" perintah ku.

"I... Iitu karena saya telah mem... Mm membagi separuh mutiara kehidupan saya kepada anda ja... Jjadi... "Jelas peri itu malu-malu.

" jadi apa maksudmu" tanya ku kesal.

"Itu anda tak boleh jauh dari saya di karenakan... Menurut tradisi peri angin jika ada seorang peri angin membagi mutiaranya kepada seorang pemuda itu berarti sang peri bersedia untuk menjadi pendamping... "

'Sial, gadis ini benar-benar menyebalkan' pikirnya " lalu langsung ke intinya saja , apa yang harus ku lakukan untuk membalas kebaikanmu"

"Eto, bawa aku kemanapun yang kau suka aku akan mengikutimu, karena kini kita terikat satu sama lain"

"ApA!!!, tidak aku taakan membawa mu, akan ku kembalikan mutiaramu nona"

"Jangan ku mohon, aku tau kau sudah memiliki seseorang yang berharga untukmu oleh sebab itu kau menolakku, aku tak peduli dengan cintamu a... Aaku hanya ingin kabur dari sini maka dari itu biarkan aku ikut denganmu, bawa aku keluar dari tempat ini ku mohon"

'Sial, ada apa dengan otaknya'

"Kumohon biarkan aku ikut denganmu tuan"

"Sial, baiklah sebagai tanda terima kasih aku akan membawamu keluar dari sini tapi setelah jauh dari sini jangan ikuti aku, untuk mutiara ini ku kembalikan kepadamu" jelasku mengambil mutiara milik peri angin itu dan mengengamnya erat agar tak tercemar oleh udara lain, karrna mutiara ini tidak boleh tercemar oleh udarah luar.

"Apa bagaimana bisa kau mengeluarkan mutiara itu dengan mudah" peri kecil itu kaget karena aku bisa mengeluarkan mutiaranya dengan mudah, dasar bodoh apa dia tidak tau kalau api dan angin itu tidak cocok. Coba lihat wajah melongonya itu 'aku seakan ingin memakannya hidup-hidup saja,  dasar bocah agresif dia sudah mencuri first kiss ku'.

" tak usah di bahas soal itu" potong ku malas "baiklah, ayo bersiaplah kita harus pergi dari sini sesegera mungkin" tegas ku.

"Hah, tapi ini sudah malam apa tidak sebaiknya besok pagi"

"Dasar bocah aku bilang sekarang ya sekarang kalau besok kau pergilah sendiri mengerti"

"Huft, aku bukan bocah asal kau tau umurku jauh lebih tua darimu su"

"Hm, memang siapa yang peduli" sial, ternyata bocah itu jauh lebih tua dariku tapi sapa yang peduli, yg menjadi prioritas ku adalah kau"

Tbc